A. Citra Multispektral
Citra multispektral adalah salah satu yang menangkap data citra pada frekuensi
oleh filter atau dengan penggunaan instrumen yang sensitif terhadap panjang
informasi tambahan mata manusia gagal untuk menangkap dengan yang reseptor
untuk merah, hijau dan biru . Ini pada awalnya dikembangkan untuk pencitraan
berbasis ruang.
Citra multispektral adalah jenis utama dari gambar yang diperoleh oleh
total radiasi yang jatuh pada setiap pixel . Biasanya, satelit memiliki tiga atau lebih
digital (dalam penginderaan jauh, yang disebut 'adegan') di sebuah band kecil dari
spektrum yang terlihat, mulai dari 0,7 pM sampai 0,4 um, yang disebut merah-hijau-
biru (RGB) wilayah, dan pergi ke panjang gelombang inframerah dari 0,7 pM sampai
10 atau lebih pm, diklasifikasikan sebagai inframerah dekat (NIR), tengah inframerah
(MIR) dan far infrared (FIR atau termal). Dalam kasus Landsat, tujuh adegan terdiri
dari tujuh-band citra multispektral. pencitraan spektral dengan banyak band lainnya,
resolusi yang lebih baik spektral atau cakupan spektral yang lebih luas dapat disebut
Teknologi ini juga telah membantu dalam interpretasi papirus kuno , seperti
inframerah (1000 nm). Seringkali, teks pada dokumen tampaknya seperti tinta hitam
di atas kertas hitam dengan mata telanjang. Pada 1000 nm, perbedaan reflektifitas
cahaya membuat teks jelas dibaca. Hal ini juga telah digunakan untuk gambar
nm, dan kemudian menggunakan teknik pengolahan citra digital yang canggih untuk
Band Spektral:
mendalam, dan dapat mencapai hingga 150 kaki (50 m) jauh di air jernih.
2
Dekat inframerah, 750-900 nm, digunakan terutama untuk pencitraan
vegetasi.
Radar dan teknologi yang terkait berguna untuk medan pemetaan dan untuk
3
jauh satelit masih berupa citra tercetak (hard copy) yang diinterpretasi secara visual
atau manual. Teknik interpretasi semacam ini telah berkembang pesat dalam
penginderaan jauh sistem fotografik, dan hingga saat ini merupakan teknik yang
satelit yang telah dicetak, dan memberikan banyak informasi mengenai fenomena
spasial di permukaan bumi pada skala regional. Citra-citra satelit yang telah tercetak
ini memberikan keuntungan terutama dalam hal (a) kemudahan analisis regional
secara cepat (karena dimungkinkannya synoptic overview pada satu lembar citra
banyak lembar dengan skala yang berbeda-beda dan mempunyai distorsi geometri
Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer yang semakin pesat dewasa ini
--di mana banyak perusahaan telah melakukan downsizing (beralih dari komputer
mainframe ke komputer mini, dan dari komputer mini ke komputer mikro/PC) maka
akses berbagai kelompok praktisi dan akademisi ke otomasi pengolahan citra digital
pun semakin besar. Semakin banyak paket perangkat lunak pengolah citra digital dan
SIG yang dioperasikan dengan PC dan bahkan komputer jinjing (laptop). Di sisi lain,
berbagai jenis PC dan laptop saat ini ditawarkan dengan harga yang semakin murah
namun dengan arsitektur prosesor yang semakin canggih dan kemampuan pengolahan
4
Teknologi SIG sebenarnya telah dimulai pada akhir tahun 1960-an, antara lain
oleh Tomlinson (Marble dan Pequet, 1990). Kemudian pada dekade 1970-an
beberapa negara bagian di Amerika Serikat telah memulai untuk menerapkan SIG
dalam pengelolaan sumberdaya lahan dan perencanaan wilayah. Pada sekitar tahun
1979, Jack Dangermond mengawali pengembangan paket perangkat lunak SIG yang
sangat terkenal, yaitu Arc/Info untuk mengisi pasar komersia (Rhind et al., 2004).
Setelah itu, puluhan --bahkan ratusan macam paket perangkat lunak SIG, yang
Kebutuhan akan fasilitas pengolahan citra digital yang sekaligus dilengkapi dengan
spasial. Sistem pengolah citra satelit dapat memberikan masukan pada SIG berupa
peta-peta tematik hasil ekstraksi informasi dari citra digital satelit. Di sisi lain,
penglohan citra, terutama dalam hal pemanfaatan data bantu untuk meningkatkan
B. Citra Hiperspekteral
band panjang gelombang yang terukur antara 100 – 500, dengan perbedaan panjang
spektral berkaitan dengan panjang gelombang, dan energi, serta satuan panjang
5
Gambar Spektrum Elektromagnetik
Sumber Lapan
memiliki panjang gelombang lebih dari gelombang tampak. Setiap materi memiliki
identitas yang unik akibat pola reflektasi dan absorbsi dari gelombang
sempit dan kecil sekali, maka akan terjadi kontinuitas pada piksel yang merekam
Citra hiperspektral seperti yang terlihat pada Tabel 2-1, kesemuanya mengukur
radiasi pantulan dalam satu seri panjang gelombang yang sempit dan kontinu,
bila perbedaan panjang gelombangnya kurang dari 5 nm, aplikasi materi yang sejenis
secara spektral dapat dibedakan dan informasi berskala sub piksel dapat diekstraksi,
hal ini perlu dikembangkan teknik pengolahan citra yang baru. Sensor hiperspektral
6
telah dikembangkan oleh sejumlah negara, dengan karakteristik jumlah spektral dan
SWIR2 (2.0 –
2.5) µm
SWIR2 (2.0 –
2.5) µm
7
µm
TIR (8-12.3) µm
AISA(Airbone Imaging
Spectrometer) Spectral Imaging Up – 288 0.43 -1.0µm
VNIR 420-1030
nm (92 band)
SWIR 950-2450
GFZ Postdam Keyser nm (108 bands)
EnMap Threde Up – 200
5. Pemetaan penetrasi jalur dan tingkat kehancuran untuk lebih baik meredakan
8
10. Pengkajian kualitas tanah dan pemantauan pengaruh praktek pertanian.
protokol Kyoto).
perencanaan kota.
20. Untuk mendeteksi status nutrisi dan air dari gandum pada sitem irigasi