Anda di halaman 1dari 9

Nama: La Ode Leo Fandri

NIM: R1B1 18 036

CITRA MULTISPEKTRAL DAN HIPERSPEKTRAL

A. Citra Multispektral

Citra multispektral adalah salah satu yang menangkap data citra pada frekuensi

tertentu di seluruh spektrum elektromagnetik . Panjang gelombang dapat dipisahkan

oleh filter atau dengan penggunaan instrumen yang sensitif terhadap panjang

gelombang tertentu, termasuk cahaya dari frekuensi di luar jangkauan cahaya

tampak , seperti inframerah . pencitraan spektral dapat memungkinkan ekstraksi

informasi tambahan mata manusia gagal untuk menangkap dengan yang reseptor

untuk merah, hijau dan biru . Ini pada awalnya dikembangkan untuk pencitraan

berbasis ruang.

Citra multispektral adalah jenis utama dari gambar yang diperoleh oleh

penginderaan jauh (RS) radiometers . Membagi spektrum ke banyak band,

multispektral adalah kebalikan dari pankromatik , yang mencatat hanya intensitas

total radiasi yang jatuh pada setiap pixel . Biasanya, satelit memiliki tiga atau lebih

radiometers ( Landsat memiliki tujuh). Masing-masing memperoleh satu gambar

digital (dalam penginderaan jauh, yang disebut 'adegan') di sebuah band kecil dari

spektrum yang terlihat, mulai dari 0,7 pM sampai 0,4 um, yang disebut merah-hijau-

biru (RGB) wilayah, dan pergi ke panjang gelombang inframerah dari 0,7 pM sampai

10 atau lebih pm, diklasifikasikan sebagai inframerah dekat (NIR), tengah inframerah

(MIR) dan far infrared (FIR atau termal). Dalam kasus Landsat, tujuh adegan terdiri

dari tujuh-band citra multispektral. pencitraan spektral dengan banyak band lainnya,
resolusi yang lebih baik spektral atau cakupan spektral yang lebih luas dapat disebut

itt atau ultraspectral.

Teknologi ini juga telah membantu dalam interpretasi papirus kuno , seperti

yang ditemukan di Herculaneum , berdasarkan pencitraan fragmen dalam kisaran

inframerah (1000 nm). Seringkali, teks pada dokumen tampaknya seperti tinta hitam

di atas kertas hitam dengan mata telanjang. Pada 1000 nm, perbedaan reflektifitas

cahaya membuat teks jelas dibaca. Hal ini juga telah digunakan untuk gambar

palimpsest Archimedes dengan pencitraan daun perkamen dalam bandwidth 365-870

nm, dan kemudian menggunakan teknik pengolahan citra digital yang canggih untuk

mengungkapkan undertext Archimedes kerja.

Ketersediaan panjang gelombang untuk penginderaan jauh dan pencitraan

dibatasi oleh jendela inframerah dan jendela optik .

Band Spektral:

Panjang gelombang adalah perkiraan; nilai yang tepat tergantung pada

instrumen satelit tertentu:

 Biru, 450-515..520 nm, digunakan untuk pencitraan air atmosfer dan

mendalam, dan dapat mencapai hingga 150 kaki (50 m) jauh di air jernih.

 Hijau, 515..520-590..600 nm, digunakan untuk pencitraan vegetasi dan air

dalam struktur, hingga 90 kaki (30 m) di air jernih.

 Red, 600..630-680..690 nm, digunakan untuk pencitraan objek buatan

manusia, dalam air hingga 30 kaki (9 m) dalam, tanah, dan vegetasi.

2
 Dekat inframerah, 750-900 nm, digunakan terutama untuk pencitraan

vegetasi.

 Mid-inframerah, 1550-1750 nm, digunakan untuk vegetasi pencitraan, kadar

air tanah, dan beberapa kebakaran hutan .

 Mid-inframerah, 2080-2350 nm, digunakan untuk pencitraan tanah,

kelembaban, fitur geologi, silikat, tanah liat, dan kebakaran.

 Inframerah termal , 10.400-12.500 nm, menggunakan memancarkan radiasi

bukannya tercermin, untuk pencitraan struktur geologi, perbedaan termal

dalam arus air, kebakaran, dan untuk studi malam.

 Radar dan teknologi yang terkait berguna untuk medan pemetaan dan untuk

mendeteksi berbagai benda.

Software Analisis Data Multispektral

 MicroMSI didukung oleh NGA .

 Opticks adalah open-source jauh aplikasi penginderaan.

 Multispec adalah freeware perangkat lunak analisis multispektral didirikan.

 Gerbil adalah open source multispectral visualisasi dan analisis perangkat

lunak yang terbilang masih baru

2.3 Perkembangan Teknik Analisis Dari Manual ke Digital

Ketika berbagai negara berkembang masih memiliki akses terbatas ke sistem

komputer untuk pengolahan citra digital, pemanfaatan produk penginderaan

3
jauh satelit masih berupa citra tercetak (hard copy) yang diinterpretasi secara visual

atau manual.  Teknik interpretasi semacam ini telah berkembang pesat dalam

penginderaan jauh sistem fotografik, dan hingga saat ini merupakan teknik yang

dipandang mapan.  Prinsip-prinsip interpretasi fotografis dapat diterapkan pada citra

satelit yang telah dicetak, dan memberikan banyak informasi mengenai fenomena

spasial di permukaan bumi pada skala regional.  Citra-citra satelit yang telah tercetak

ini memberikan keuntungan terutama dalam hal (a) kemudahan analisis regional

secara cepat (karena dimungkinkannya synoptic overview pada satu lembar citra

berukuran 60 km x 60 km sampai dengan 180 km x 185 km), dan (b) kemudahan

pemindahan hasil interpretasi (plotting) ke peta dasar, karena tidak memerlukan

banyak lembar dengan skala yang berbeda-beda dan mempunyai distorsi geometri

yang relatif lebih rendah dibandingkan  foto udara.

      Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer yang semakin pesat dewasa ini

--di mana banyak perusahaan telah melakukan downsizing (beralih dari komputer

mainframe ke komputer mini, dan dari komputer mini ke komputer mikro/PC) maka

akses berbagai kelompok praktisi dan akademisi ke otomasi pengolahan citra digital

pun semakin besar.  Semakin banyak paket perangkat lunak pengolah citra digital dan

SIG yang dioperasikan dengan PC dan bahkan komputer jinjing (laptop).  Di sisi lain,

berbagai jenis PC dan laptop saat ini ditawarkan dengan harga yang semakin murah

namun dengan arsitektur prosesor yang semakin canggih dan kemampuan pengolahan

maupun penyimpanan data yang semakin tinggi. 

4
         Teknologi SIG sebenarnya telah dimulai pada akhir tahun 1960-an, antara lain

oleh Tomlinson (Marble dan Pequet, 1990).  Kemudian pada dekade 1970-an

beberapa negara bagian di Amerika Serikat telah memulai untuk menerapkan SIG

dalam pengelolaan sumberdaya lahan dan perencanaan wilayah.  Pada sekitar tahun

1979, Jack Dangermond mengawali pengembangan paket perangkat lunak SIG yang

sangat terkenal, yaitu Arc/Info untuk mengisi pasar komersia (Rhind et al., 2004). 

Setelah itu, puluhan --bahkan ratusan macam paket perangkat lunak SIG, yang

sebagian besar di antaranya dioperasikan untuk PC, membanjiri pasar dunia. 

Kebutuhan akan fasilitas pengolahan citra digital yang sekaligus dilengkapi dengan

fasilitas SIG telah membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam analisis data

spasial.  Sistem pengolah citra satelit dapat memberikan masukan pada SIG berupa

peta-peta tematik hasil ekstraksi informasi dari citra digital satelit.  Di sisi lain,

fasilitas analisis spasial dari SIG mampu mempertajam kemampuan analisis

penglohan citra, terutama dalam hal pemanfaatan data bantu untuk meningkatkan

akurasi hasil klasifikasi multispektral (Jensen, 2005).

B. Citra Hiperspekteral

Menurut (Erick JB, 2002), pengertian hiperspektral adalah banyaknya jumlah

band panjang gelombang yang terukur antara 100 – 500, dengan perbedaan panjang

gelombang 5nm<Δλ Keuntungan yang diperoleh citra hiperspektral, harus didasari

dengan sejumlah konsep spektral yang digunakan di penginderaan jauh. Terminologi

spektral berkaitan dengan panjang gelombang, dan energi, serta satuan panjang

gelombang adalah micron.

5
Gambar Spektrum Elektromagnetik
Sumber Lapan

Gelombang tampak terletak di 400 nm-700 nm sedang gelombang radio

memiliki panjang gelombang lebih dari gelombang tampak. Setiap materi memiliki

identitas yang unik akibat pola reflektasi dan absorbsi dari gelombang

elektromagnetik yang menimpanya. Bila delta nilai pantulan panjang gelombangnya

sempit dan kecil sekali, maka akan terjadi kontinuitas pada piksel yang merekam

pantulan objek, itu terjadi di hiperspektral.

Citra hiperspektral seperti yang terlihat pada Tabel 2-1, kesemuanya mengukur

radiasi pantulan dalam satu seri panjang gelombang yang sempit dan kontinu,

dibanding dengan multispektral. Dikatakan kontinu dan disebut data hiperspektral

bila perbedaan panjang gelombangnya kurang dari 5 nm, aplikasi materi yang sejenis

secara spektral dapat dibedakan dan informasi berskala sub piksel dapat diekstraksi,

hal ini perlu dikembangkan teknik pengolahan citra yang baru. Sensor hiperspektral

6
telah dikembangkan oleh sejumlah negara, dengan karakteristik jumlah spektral dan

selang spektral yang berbeda, Tabel 3.

Tabel Jenis Citra Hiperspektral


Sensor Pesawat Pabrik Jumlah Band Selang Spektral

AVIRIS (Airbone Visible


Infrared Imaging NASA Jet Propulsion 224
Spectrometer) Lab 0.4 – 2.5 µm
HYDICE (Hyperspectral
Digital Imagery) Naval Researching Lab210 0.4 – 2.5 µm
PROBE-1 Earth Search
Science Inc 128 0.4 -2.5µm
CASI (Compact Airbone ITRES Researching
Spectrographic Imager) Limited Up – 228
Visible – thermal
Hymap Integrated Spectronic 100-200 infrared
VIS/NIR (0.43 –
1,05) µm
SWIR1 (1.5 –
1.8) µm

SWIR2 (2.0 –
2.5) µm

EPS-H (Enviromental VIS/NIR (76), SWIR1 (32), TIR (8-12.5) µm


Protection System) GER Corporation SWIR(32),TIR (12)
DAIS 7915 (Digital Airbone GER Corporation VIS/NIR (32), SWIR1 (8), VIS/NIR (0.43 –
Imaging Spectrometer) SWIR(32), MIR (1) TIR (6) 1,05) µm
SWIR1 (1.5 –
1.8) µm

SWIR2 (2.0 –
2.5) µm

MIR (3.0 – 5.0)

7
µm

TIR (8-12.3) µm

AISA(Airbone Imaging
Spectrometer) Spectral Imaging Up – 288 0.43 -1.0µm
VNIR 420-1030
nm (92 band)
SWIR 950-2450
GFZ Postdam Keyser nm (108 bands)
EnMap Threde Up – 200

Menurut Wiweka (2006), aplikasi dan kapabilitas citra hiperspektral berdasarkan

sejumlah referensi adalah :

1. Melengkapi peta lahan basar untuk memantau lokasi yang menarik.

2. Meningkatkan pemetaan spesies vegetasi.

3. Mengidentifikasi dan memantau rumput yang berbahaya.

4. Meningkatkan pemantauan kuantifikasi biomassa dan evolusi.

5. Pemetaan penetrasi jalur dan tingkat kehancuran untuk lebih baik meredakan

serangan spesies yang beracun.

6. Pemantauan wilayah yang terkontaminasi dan rehabilitasi tambang logam.

7. Mendeteksi kontaminasi hidrokarbon terhadap tanah dan air yang

dihubungkan dengan aktivitas industri dan pemantauan pipa hidrokarbon.

8. Mengukur pengaruh industri dan pertanggungjawaban manejemen sebagai

garis dasar lingkungan.

9. Memodelkan dan memantau kualitas air dari garis pantai.

8
10. Pengkajian kualitas tanah dan pemantauan pengaruh praktek pertanian.

11. Mendukung perhitungan karbon melalui inventarisasi hutan (komitmen

protokol Kyoto).

12. Pemantauan kelautan.

13. Deteksi marijuana dan ganja.

14. Deteksi polutan pada sistem air.

15. Eksplorasi geologi.

16. Pemantauan lingkungan.

17. Precision Farming.

18. Identifikasi mineral campuran.

19. Pemanfaatan untuk membangun sistem pengawasan jalur, pertanian,

pertanahan tanah air, pemantauan lingkungan, pengintaian militer dan

perencanaan kota.

20. Untuk mendeteksi status nutrisi dan air dari gandum pada sitem irigasi

Anda mungkin juga menyukai