Anda di halaman 1dari 59

PERPETAAN TAMBANG STP3119

MS-06
Pemetaan Dijital – GNSS#2
nurhakim@ulm.ac.id

Program Studi Teknik Pertambangan


FT Universitas Lambung Mangkurat
Metode & Penentuan Posisi
nurhakim@ulm.ac.id

Langley 1998, dalam Abidin 2002


Metode & Penentuan Posisi
Berdasarkan sistem pengikatannya, secara garis besar metode penentuan posisi dengan
GNSS dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu : (1) absolute / point positioning ; dan (2)
differential / relative positioning.
nurhakim@ulm.ac.id
Metode & Penentuan Posisi
1. Metode Penentuan Posisi Absolut (Point Positioning)
 Hanya diperlukan satu receiver, yaitu tipe navigasi atau tipe genggam.
 Posisi dapat diperoleh secara instan (seketika).
 Minimal diperlukan pengamatan ke empat buah satelit.
 Tidak dimaksudkan untuk penentuan posisi yang teliti.
 Akurasi penentuan posisi metode absolut sebesar 15 meter.
 Aplikasi utama adalah untuk keperluan navigasi
atau keperluan-keperluan lain yang memerlukan
informasi posisi yang tidak terlalu teliti, seperti
keperluan reconnaissance dan ground truthing.
nurhakim@ulm.ac.id
Metode & Penentuan Posisi
2. Metode Penentuan Posisi Diferensial (Relative Positioning)
 Diperlukan minimal dua receiver, yaitu tipe pemetaan atau tipe geodetik.
 Posisi dapat diperoleh secara instan (seketika) atau melalui post-processing.
 Dimaksudkan untuk penentuan posisi yang teliti.
 Akurasi penentuan posisi metode relatif sebesar beberapa millimeter hingga cm.
 Aplikasi utama adalah untuk keperluan
pekerjaan yang membutuhkan informasi
posisi teliti, seperti keperluan pengukuran
titik-titik kontrol.
nurhakim@ulm.ac.id
Metode & Penentuan Posisi
2. Metode Penentuan Posisi Diferensial (Relative Positioning
nurhakim@ulm.ac.id
Metode & Penentuan Posisi
nurhakim@ulm.ac.id
Metode & Penentuan Posisi

Metode Pengukuran Statik


Pada metode pengukuran ini titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak,
pengamatan yang dilakukan bisa secara absolute maupun diferensial, data pengamatan bisa
menggunakan pseudorange dan/atau phase yang selanjutnya dilakukan pengolahan data
nurhakim@ulm.ac.id

setelah pengamatan (post process), keandalan dan ketelitian yang diperoleh cukup tinggi
yaitu di orde milimeter sampai centimeter, dan biasanya digunakan untuk penentuan titik-
titik kontrol survey pemetaan maupun survey geodetik
Metode & Penentuan Posisi
Metode Pengukuran Statik
nurhakim@ulm.ac.id
Metode & Penentuan Posisi

Metode Pengukuran Kinematik


Pada metode pengukuran kinematik ini titik-titik yang akan ditentukan posisinya bergerak
(kinematik), selain untuk posisi, GNSS juga bisa digunakan untuk menentukan kecepatan,
percepatan dan altitude. Pengamatan ini bisa dilakukan secara absolute maupun diferensial
dengan menggunakan data pseudorange dan/atau phase. Hasil penentuan posisi nya bisa
diperlukan saat pengamatan (real-time) ataupun sesudah pengamatan (post-processing), untuk
nurhakim@ulm.ac.id

pengamatan diferensial secara realtime diperlukan komunikasi data antara stasiun referensi
dengan receiver yang bergerak. Penentuan posisi kinematik secara teliti memerlukan penggunaan
data phase dengan penentuan ambiguitas phase secara on-the-fly. Penggunaan metode kinematik
biasanya dilakukan untuk navigasi, pemantauan (surveilance), guidance, fotogrametri, airborne
gravimetry, survei hidrografi dan lain-lain.
Metode & Penentuan Posisi
Metode Pengukuran Kinematik
nurhakim@ulm.ac.id
Metode & Penentuan Posisi

Metode Pengukuran Stop and Go


Pada metode pengukuran ini dilakukan pergerakan alat GNSS sebagai rover dan stop selama
beberapa puluh detik dari titik ke titik, dinamakan juga survey semi kinematik, mirip dengan
pengukuran kinematik, hanya titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak dan alat
nurhakim@ulm.ac.id

GNSS diam beberapa saat di titik tersebut. Perlu diperhatikan ambiguitas phase pada titik
awal harus ditentukan sebelum alat GNSS rover bergerak, untuk mendapatkan tingkat
ketelitian berorde centimeter.
Metode & Penentuan Posisi

Metode Pengukuran Stop and Go


Karakteristik : Rover bergerak dan stop (beberapa saat = puluhan detik) dari titik ke titik. Nama Lain = Survei
semi kinematik, mirip kinematik hanya posisi titik yang akan ditentukan posisinya diam dan receiver diam
beberapa saat. Ambiguitas fase pada titik awal harus ditentukan (Inisiasi) sebelum receiver bergerak, untuk
mendapatkan ketelitian sampai fraksi cm. Selama pergerakan antar titik, receiver harus selalu mengamati sinyal
GNSS (tidak boleh loose). Jika selama pengukuran terjadi cycle slip, receiver harus kembali ke titik sebelumnya
nurhakim@ulm.ac.id

untuk inisialisasi lagi kemudian baru bergerak. Dasar Penentuan Posisi : Differensial Positioning. Trajectori dari
moving receiver antar titik tidak diperlukan meskipun teramati. Diperlukan Software khusus untuk pengolahan
datanya. Untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik maka : Geometri satelit harus baik, tingkat bias dan
kesalahan rendah dan tidak ada/dihindari multipath. Penentuan posisi bisa dilaksanakan secara real time atau
post prosessing. Cocok untuk penentuan posisi yang memiliki jarak relatif dekat contoh : Persawahan,
perkebunan dan padang peternakan.
Metode & Penentuan Posisi
Metode Pengukuran Stop and Go
nurhakim@ulm.ac.id
Metode & Penentuan Posisi

Metode Pengukuran RTK (Real Time Kinematic)


Survei metode RTK terdiri atas base dan rover station, dengan receiver yang ada base station
tidak berubah posisi antenanya selama melakukan pengukuran sedang receiver yang
berfungsi sebagai rover dipindah-pindahkan sesuai untuk positioning yang direncanakan.
nurhakim@ulm.ac.id

Receiver yang ada di base dan rover station harus selalu memperoleh signal GNSS selama
melakukan pengukuran, korekasi diferensial dipancarkan dari base station ke rover station
menggunakan fasilitas RTCM. Survei GNSS untuk pengamatan RTK sangat sering digunakan
untuk pekerjaan mapping hingga saat ini,
Metode & Penentuan Posisi
Metode Pengukuran RTK (Real Time Kinematic)
nurhakim@ulm.ac.id
Survei Dengan GNSS
nurhakim@ulm.ac.id
Survei Dengan GNSS
PERENCANAAN (Peralatan survey, geometri dan strategi pengamatan)
nurhakim@ulm.ac.id
Survei Dengan GNSS
PERENCANAAN (Peralatan survey, geometri dan strategi pengamatan)
nurhakim@ulm.ac.id
Survei Dengan GNSS
PERENCANAAN (Peralatan survey, geometri dan strategi pengamatan)
nurhakim@ulm.ac.id
Survei Dengan GNSS
PERENCANAAN (Peralatan survey, geometri dan strategi pengamatan)
nurhakim@ulm.ac.id
Survei Dengan GNSS
PERENCANAAN (Peralatan survey, geometri dan strategi pengamatan)
nurhakim@ulm.ac.id
Survei Dengan GNSS
PERENCANAAN (Peralatan survey, geometri dan strategi pengamatan)
nurhakim@ulm.ac.id
Survei Dengan GNSS
PENGUMPULAN DATA SURVEY GNSS (Persiapan, pengukuran, pasca pengukuran)
nurhakim@ulm.ac.id
Survei Dengan GNSS
PENGOLAHAN DATA SURVEI (Pengolahan baseline, perataan jaringan, transformasi datum & koordinat)
nurhakim@ulm.ac.id
Beberapa kelebihan GNSS Geodetik
1. Tingkat Ketelitian Tinggi.
2. Mempunyai Sistem Koordinat
3. Penentuan Lokasi Lebih Cepat
4. Mekanisme Kerja Tersistematik
5. Dapat dilaksanakan stiap waktu tanpa tergantung pada cuaca dan waktu
6. Posisi yang ditetakan oleh GNSS / GNSS mengacu pada suatu datum global yang
relative sangat cermat (WGS84)
7. Gratis
nurhakim@ulm.ac.id

8. Celah untuk memanipulasi data / informasi pengukuran GNSS / GNSS lebih susah
disbanding dengan cara teresteris
9. dll
Keterbatasan,Kesalahan, Bias
Keterbatasan
1. Tidak boleh ada penghalang antara receiver dengan satelit
2. Komponen tinggi yang dihasilkan adalah tinggi dengan acuan ellipsoid
3. Perlu proses yang relative tidak mudah untuk menganalisa data

Kesalahan dan Bias


Dalam perjalanannya, sinyal GNSS dari satelit sampai pengamat pasti tidak terlepas dari
berbagai kesalahan dan bias, antara lain :
1. Terkait dengan Satelit, seperti kesalahan ephemeris, jam satelit dan Selective
nurhakim@ulm.ac.id

Avaibility (SA) – Sejak 2 Mei 2000 kebijakan SA sudah dinonaktifkan


2. Terkait dengan Medium propagasi, seperti bias ionosfer dan bias troposfer
3. Terkait dengan Receiver GNSS, seperti kesalahan jam receiver, kesalahan yang
terkait antenna dan noise (derau)
4. Terkait dengan Data Pengamatan, seperti Ambiguitas fase dan cycle slips
5. Terkait dengan Lingkungan Sekitar GNSS Receiver, seperti Multipath dan imaging
GNSS RTK Terdiri atas apa saja?
Setiap pengukuran koordinat menggunakan metode RTK, harus
menggunakan minimal 2 buah alat GNSS yang memiliki fungsi sebagai :
 BASE
 ROVER
nurhakim@ulm.ac.id
GNSS RTK Terdiri atas apa saja?
Setiap pengukuran koordinat menggunakan metode RTK, harus
menggunakan minimal 2 buah alat GNSS yang memiliki fungsi sebagai :
 BASE
Alat GNSS Tidak digerakkan posisinya (diam). Base didirikan diatas titik yang sudah
diketahui secara pasti nilai koordinatnya (misal: didirikan diatas titik Orde 0 BIG) dan
koordinat titik bakosurtanal tersebut diinputkan dalam alat GNSS base.
 ROVER
nurhakim@ulm.ac.id
GNSS RTK Terdiri atas apa saja?
Setiap pengukuran koordinat menggunakan metode RTK, harus menggunakan
minimal 2 buah alat GNSS yang memiliki fungsi sebagai :
 BASE
 ROVER
Pada alat GNSS yang berfungsi sebagai Rover, Posisi GNSS dapat digerakkan sesuai
dengan detil yang diinginkan oleh surveyor (misal pada pengukuran persil tanah, maka
rover didirikan pada pojok pojok bidang tanah) Yang menghubungkan antara base dan
rover adalah SInyal radio. Sinyal radio berfungsi untuk memancarkan nilai koreksi dari
base ke rover. Saat ini, sinyal radio bisa dipancarkan menggunakan berbagai macam
cara yaitu menggunakan Antena radio, GSM, ataupun sinyal internet.
nurhakim@ulm.ac.id

Jika menggunakan Antena radio, maka diusahakan sebelum pengukuran, frekwensi radio
di base dan rover sudah disamakan terkebih dahulu. Antenna radio hanya mampu
memancarkan sinyal sejauh 3 km saja (Jika lebih jauh maka bisa digunakan alat
repeater)
GNSS RTK Terdiri atas apa saja?
Setiap pengukuran koordinat menggunakan metode RTK, harus menggunakan minimal 2
buah alat GNSS yang memiliki fungsi sebagai :
 BASE
Alat GNSS Tidak digerakkan posisinya (diam). Base didirikan diatas titik yang sudah diketahui secara pasti
nilai koordinatnya (misal: didirikan diatas titik Orde 0 BIG) dan koordinat titik bakosurtanal tersebut
diinputkan dalam alat GNSS base.
 ROVER
Pada alat GNSS yang berfungsi sebagai Rover, Posisi GNSS dapat digerakkan sesuai dengan detil yang
diinginkan oleh surveyor (misal pada pengukuran persil tanah, maka rover didirikan pada pojok pojok
bidang tanah) Yang menghubungkan antara base dan rover adalah SInyal radio. Sinyal radio berfungsi
untuk memancarkan nilai koreksi dari base ke rover. Saat ini, sinyal radio bisa dipancarkan menggunakan
berbagai macam cara yaitu menggunakan Antena radio, GSM, ataupun sinyal internet.
nurhakim@ulm.ac.id

Jika menggunakan Antena radio, maka diusahakan sebelum pengukuran, frekwensi radio di base dan
rover sudah disamakan terkebih dahulu. Antenna radio hanya mampu memancarkan sinyal sejauh 3 km
saja (Jika lebih jauh maka bisa digunakan alat repeater)
GNSS RTK Terdiri atas apa saja?
 BASE
 ROVER
nurhakim@ulm.ac.id
GNSS RTK Terdiri atas apa saja?
 3. Tribrach (penyangga base)
 4. Handle Data Collector
 5. Meteran
 6. Booster
 7. Baterai
 8. Data Collector
 9. Antena Internal
 10. Antena Eksternal
 11. Kabel Antena
 12. Kabel Power booster
nurhakim@ulm.ac.id

 13. Tripod
 14. Tiang Antena
 15. Tiang Rover
 16. Aki
Catatan : bentuk fisik dari peralatan / perengkaan GNSS / GNSS Geodetik (tergnatung Merek dan Tipe)
Beberapa ‘Pemain’
• Leica Geosystems : https://leica-geosystems.com/products/gnss-systems
• NavCom Technology : https://www.navcomtech.com/en/

• NovAtel : https://novatel.com/
• Septentrio : https://www.septentrio.com/en

• Sokkia : https://eu.sokkia.com/products/gnss-systems
• Topcon : https://www.topconpositioning.com/gb/gnss-network-solutions

• Trimble : https://www.trimble.com/
nurhakim@ulm.ac.id

https://www.gim-international.com/content/article/geodetic-GNSS
Pengenalan Unit
Contoh : Trimble GNSS Geodetik R4
nurhakim@ulm.ac.id
Pengenalan Unit
Fitur Trimble GNSS Geodetik R4
Receiver Trimble R4 memiliki fitur sebagai berikut :
 Memiliki teknologi yang dinamakan Trimble R-track technology, yang
mengkombinasikan Trimble Maxwell 6 Custom Survey GNSS chip dengan 220
channels dan memungkinkan receiver untuk melacak sinyal satelit sebagai berikut :
 GNSS: L1 C/A, L1C, L2C, L2E
 GLONASS: L1 C/A, L1P, L2 C/A, L2P, L3 (optional)
 Galileo: E1, E5A, E5B (optional)
nurhakim@ulm.ac.id

 BeiDou (COMPASS): B1, B2 (optional)


 SBAS: QZSS, WAAS, EGNOS, GAGA
Pengenalan Unit
Fitur Trimble GNSS Geodetik R4
Receiver Trimble R4 memiliki fitur sebagai berikut : (Lanjutan)
 Centimeter-accuracy, untuk kegiatan pengukuran dengan metode real-time positioning
dengan RTK/OTF data, dimana rate bisa di up hingga 10 Hz.
 Submeter-accuracy, untuk kegiatan pengukuran dengan metode real-time positioning
menggunakan koreksi pseudorange .
 Automatic OTF (on-the-fly) initialization pada saat bergerak.
 Single Lithium-ion rechargeable battery
nurhakim@ulm.ac.id

 Menggunakan Bluetooth untuk komunikasi dengan Trimble Controller (Trimble Slate


Controller).
Pengenalan Unit
Fitur Trimble GNSS Geodetik R4
Receiver Trimble R4 memiliki fitur sebagai berikut : (Lanjutan)
 Memiliki dua tipe RS-232 serial ports, yang berfungsi untuk :
Trimble Format (CMR, CMR+ and CMRx) input and output
RTCM SC-104 input and output (RTCM 2.1, 2.3, 3.0, 3.1)
23 NMEA outputs
GSOF, RT17, and RT27 outputs
Supports BINEX and smoothed carrier
nurhakim@ulm.ac.id

 Memiliki satu buah port TNC untuk konektor antenna radio.


 Memiliki Internal memory untuk penyimpanan data.
 Memiliki Internal 450 MHz radio dengan pilihan transmisi GSM/GPRS.
Pengenalan Unit
Spesifikasi Trimble GNSS Geodetik R4
nurhakim@ulm.ac.id
Pengenalan Unit
Spesifikasi Trimble GNSS Geodetik R4
nurhakim@ulm.ac.id
Pengenalan Unit
Spesifikasi Trimble GNSS Geodetik R4
nurhakim@ulm.ac.id
Metode Pengukuran PPP
PPP (Precise Point Positioning)
Pada metode pengukuran ini menggunakan teknologi dengan menggunakan satu alat
receiver yang mempunyai kemampuan menerima data koreksi secara realtime dari
satelit komunikasi L-Band, pengamatan secara statik dilakukan dengan initialisasi awal
sekitar 30 menit di tempat yang relatif terbuka, dan selanjutnya ketelitian akan berada
pada titik temu (konvergensi) atau tetap sekitar dibawah 10 centimeter, kemudian
selanjutnya bisa dilakukan metode pengukuran kinematik.
nurhakim@ulm.ac.id
Metode Pengukuran PPP
nurhakim@ulm.ac.id
Metode Pengukuran PPP
Teknologi untuk metode pengamatan data phase Precise Point Positioning secara
realtime bisa dilakukan, yaitu dengan menggunakan informasi satelit yang presisi dari
orbit satelit, jam satelit, bias satelit dan informasi tambahan lainnya yang diperoleh dari
stasiun referensi secara global dan dikirim ke server pusat untuk dilakukan pengolahan
data yang kemudian dikirimkan kembali melalui satelit komunikasi L-Band dalam format
koreksi realtime CMRxe kepada pengguna.
nurhakim@ulm.ac.id
Metode Pengukuran PPP
Informasi dari satelit yang diperoleh stasiun referensi secara global
nurhakim@ulm.ac.id
Metode Pengukuran PPP
Menggunakan prinsip penentuan posisi secara Absolut. Data penentuan posisi : jarak
one way fase dan Pseudorange dalam bentuk kombinasi bebas atmosfir.
Dioperasionalkan dalam metode statik. Memerlukan data GNSS dua frequensi dengan
receiver tipe Geodetik. Proses pengolahan data menggunakan soft ware ilmiah untuk
mendapatkan ketelitian yang tinggi.
Software pengolahan data PPP ada juga yang dapat diakses dengan gratis di internet.
Contoh : CSRS – PPP Service (buatan Kanada) dan AUTO Gypsy PPP Service (buatan
USA). Ketelitian yang diperoleh : 2 – 3 cm untuk komponen Planimetris dan 2 dm untuk
komponen tinggi.
nurhakim@ulm.ac.id
Metode Pengukuran CORS
CORS pada umumnya digunakan untuk berbagai kepentingan praktis (engineering
purposes). Teknologi CORS berkembang mengingat keperluan positioning metode RTK
terkendala kualitas koreksi diferensial yang semakin menurun terhadap jangkauan jarak
dan juga waktu yang digunakan untuk akuisisi data terutama setting up receiver di base
station.
Maunder (2007) mengemukakan bahwa pengoperasian CORS bisa menggunakan satu
atau beberapa stasiun referensi GNSS yang beroperasi secara terus menerus (24 jam
tidak terputus).
Sistem CORS terdiri atas satellite navigation positioning technology, modern computer
management technology and internet technology. Sistem ini akan melangkapi secara
otomatis dengan diversifikasi data pengamatan satelit GNSS (Carrier phase dan
nurhakim@ulm.ac.id

Pseudo-range), koreksi diferensial, status informasi dan hal-hal yang berhubungan


dengan informasi GNSS (Roberts, dkk, 2004).
CORS
Teknologi CORS secara diagramatis dapat dilihat seperti pada gambar berikut
nurhakim@ulm.ac.id
Metode Pengukuran CORS
, sebagai base station terdiri atas (Maunder,2007):
a. Fixed station
b. Temporary station.
Fixed station pada umumnya diinstall di suatu bangunan yang secara permanent dapat
difungsikan dan memenuhi syarat sebagai stasiun aktif CORS.
Sedangkan temporary station pada umumnya tempatkan bangunan yang dalam jangka
waktu tertentu akan dipindah atau tidak difungsikan lagi sebagai base station karena
berbagai pertiimbangan teknis dan administratif. Teklnologi CORS
nurhakim@ulm.ac.id
Metode Pengukuran CORS
Teknologi CORS terdiri atas 2 sistem utama, system yang ada di base station sebagai stasiun
referensi dan system yang ada di rover station sebagai user. Koneksi antara base staion dan
rover station menggunakan jaringan internet tanpa kabel.
Kedudukan base station sebagai fixed station, beroperasi selama 24 jam dan memperoleh
koneksi jaringa internet secara terus menerus. Fungsi base station adalah menangkap
gelombang satelit GNSS, menyimpan raw data gelombang satelit GNSS ke dalam server dan
memberikan koreksi diferensial kepada setiap user yang login dengan server yang ada di
base station.
Sedangkan rover station melakukan akuisisi data satelit GNSS dan melakukan login
menggunakan GPRS/CDMA, akses via jaringan internet ke base station untuk memperoleh
korekasi diferensialnya.
nurhakim@ulm.ac.id

Hasil positioning di setiap rover station akan dapat diperoleh secara real time maupun post
processed
InaCORS
Indonesia Continuously Operating Reference Station
adalah Continuously Operating Reference Station (CORS) yang dikelola oleh Badan
Informasi Geospasial sebagai stasiun pengamatan geodetic tetap/kontinu.
Berkembangnya CORS di Indonesia tidak lepas dari usaha Badan Informasi Geospasial
(dahulu bernama Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional atau
BAKOSURTANAL) untuk mendefinisikan dan memelihara referensi geospasial yang
menjadi acuan dalam kegiatan survei, pemetaan, serta penyelenggaraan IG lainnya.
nurhakim@ulm.ac.id

https://www.rsgis.info/2019/04/inacors-big-buku.html
InaCORS
Merupakan jaring kontrol geodetik aktif di Indonesia berupa stasiun Global Navigation Satellite
System (GNSS) permanen dipermukaan bumi yang dilengkapi dengan alat perekam sinyal
satellite GNSS, antena, dan sistem komunikasi data. Stasiun tersebut dapat menerima sinyal
dari satelit GNSS secara terus menerus selama 24 jam setiap hari dan bisa memberikan
layanan koreksi posisi pada pengguna.
Dalam pelaksanaannya, Ina-CORS bisa dimanfaatkan oleh pengguna untuk berbagai tingkat
kebutuhan mulai dari kebutuhan praktis hingga saintifik. Dalam hal keperluan praktis, Ina-
CORS dapat dimanfaatkan untuk keperluan survei, pemetaan, bahkan untuk keperluan
navigasi teliti. Hal ini dikarenakan kemampuan Ina-CORS dalam memberikan layanan koreksi
posisi berupa koreksi Real Time Kinematic (RTK) untuk pengguna yang membutuhkan hasil
nurhakim@ulm.ac.id

penentuan posisi secara seketika. Dalam hal keperluan lain yang tidak membutuhkan hasil
penentuan posisi seketika, pengguna bisa mendapatkan hasil penentuan posisi secara post-
processing. Contoh kegiatan penentuan posisi banyak dilakukan pada kegiatan seperti:
pemetaan dasar rupa bumi, survei rekayasa engineering, penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Pendaftaran Tanah Sistematik
Langsung (PTSL), dan pekerjaan terkait konstruksi.
InaCORS
nurhakim@ulm.ac.id

Alur Pengelolaan InaCORS


InaCORS
Tampilan awal InaCORS
nurhakim@ulm.ac.id

http://nrtk.big.go.id/SBC/User/Shop
InaCORS
nurhakim@ulm.ac.id

http://nrtk.big.go.id/SBC/User/SiteMap/SiteMap
InaCORS
nurhakim@ulm.ac.id

http://nrtk.big.go.id/SBC/User/RealTime/RoverStatus
InaCORS
nurhakim@ulm.ac.id

http://nrtk.big.go.id/SBC/User/Xpos/CoordinateComputationRequest
nurhakim@ulm.ac.id

InaCORS
Terima kasih

Materi ini dapat diunduh di SIMARI ULM


Ver 1: 20210810
nurhakim@ulm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai