Citra Satelit perlu untuk dikoreksi dahulu dengan Titik GCP dan DEM.
Mengapa harus menggunakan GPS Geodetik?
Citra Satelit dalam kenyataannya tidak presisi koordinatnya, bisa bergeser lebih dari
2,5 meter bahkan bisa lebih dari 10 meter dari koordinat aslinya di lapangan.
Skala 1:5.000 membutuhkan Citra Satelit Resolusi Tinggi, dengan resolusi kurang
dari 0,65 meter (65 cm) lebar per pixelnya.
Akurasi koordinat titik ikat (GCP) untuk mengikatanya, harus lebih teliti dari lebar
nilai pixel tersebut, yang dibutuhkan yaitu sampai ketelitian kurang dari 20 cm.
Diperlukan GPS Geodetik, yg mampu menghasilkan ketelitian sampai 20 cm tsb.
GPS Smartphone, GPS Navigasi, GPS Handheld sampai saat ini belum bisa
mencapai ketelitian tersebut, hanya bisa digunakan untuk penunjuk jalan / asosiasi
lokasi sekitar, bukan untuk presisi akurasi (akurasi lebih dari 5 meter).
Mengapa perlu Penegakan (Orthorectification) menggunakan Data DEM?
Citra Satelit dalam kenyataanya dapat rebah / miring disaat proses diambil
gambarnya, perlu untuk ditegakkan.
MACAM-MACAM RECEIVER GNSS
Tipe Navigasi
Tingkat ketelitian posisi 3 sampai 6
meter
Tipe Pemetaan
Tingkat ketelitian posisi sekitar 1-2
meter
Tipe Geodetik
Tingkat ketelitian posisi relative tinggi
dari cm sampai mm,
PENGUKURAN (I) SPESIFIKASI GNSS YANG DIGUNAKAN DALAM
PENGUKURAN TITIK KONTROL TANAH UNTUK PETA RDTR
Tipe Geodetik
GNSS yang dapat menghasilkan akurasi horizontal tiap titik ≤ 0.2 m
Dapat menerima sinyal satelit GPS dan atau Glonass.
Antena GNSS harus mempunyai sensitivitas yang tinggi untuk dapat mendeteksi sinyal GNSS yang
relatif lemah.
Antena GNSS harus dapat mengamati sinyal GNSS yang datang dari semua arah dan ketinggian
dengan baik.
Sesuai dengan GNSS receiver yang dipakai
PENGUKURAN (II) METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GNSS
Pelaksanaan survei titik kontrol tanah (Titik Kontrol Tanah) dalam rangka koreksi geometrik CSRT dilakukan
dengan menggunakan metode differential yaitu metode penentuan posisi yang memerlukan minimal 2 buah
receiver, 1 buah receiver ditempatkan pada titik stasiun referensi dan 1 buah receiver digunakan sebagai rover.
Metode differential yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
a. Static Relative GNSS positioning (static differential) yang terikat kepada titik kontrol geodesi nasional.
b. Real-Time Kinematic Differential GPS (RTK-DGPS), mengunakan koreksi dari stasiun pengamatan geodetik
tetap/kontinyu atau CORS (Continuously Operating Reference Station).
Sistem RTK
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam proses penentuan posisi adalah sebagai berikut
Receiver dan antena GNSS berikut peralatan lengkapnya minimal 2 set.
Receiver tipe Navigasi (Handheld), sebagai alat bantu navigasi menuju titik yang akan dilakukan pengamatan.
Alat komunikasi, untuk sinkronisasi pengamatan antar titik.
Penunjuk waktu (jam)
Laptop, digunakan untuk pengolahan data di lapangan.
Kamera, digunakan untuk dokumentasi.
Kendaraan bermotor untuk mempermudah pergerakan alat dan personil
Menyiapkan formulir survei
PENGUKURAN (VI)
BAIK: Objek di citra dan di lapangan jelas, BURUK: Objek di citra dan/atau di lapangan tidak jelas,
Peletakan alat tepat pada objek, pendapat siapapun seharusnya sama. Berbeda orang, akan berbeda pendapat peletakan alat ukur.
KETELITIAN ALAT GPS GEODETIK AKAN PERCUMA, TELITI SAMPAI MILIMETER PUN TIDAK
BERGUNA,
PENGUKURAN (VII) LANJUTAN
Telp/Fax: 021-8764613
Email: tataruang.big@gmail.com