TUGAS 01
PEMBUATAN DESAIN KERANGKA :
KDH DAN KDV DI TPST SARIMUKTI
JADWAL PELAKSANAAN
PEMBAGIAN TUGAS
ESTIMASI BIAYA
METODOLOGI
Survei penyuluhan (reconnaissance)
merupakan survei yang ditujukan untuk
pengumpulan informasi untuk menunjang
kegiatan survei dan pemetaan. Survei ini
biasanya dilakukan langsung ke lapangan untuk
melihat situasi dan kondisi baik topografi,
penempatan titik kerangka dasar, dan
Survei pendahuluan (preliminary survey) bertujuan untuk menganalisa kondisi lokasi berdasarkan
hambatan dan rintangan yang ada di lapangan sehingga mempermudah keberlangsungan kegiatan
pengukuran.
Karena situasi pandemi saat ini, kegiatan survei pendahuluan dilakukan dengan menggunakan citra
satelit dengan perangkat lunak Google Earth Pro. Kegiatan survei pendahuluan ini mencakup:
· Perencanaan posisi benchmark
· Perencanaan desain kerangka dasar
· Perencanaan metode dan pengolahan data yang digunakan sesuai dengan wilayah yang ingin
dipetakan
Berdasarkan hal tersebut, maka diperoleh model desain kerangka untuk wilayah TPST Sarimukti,
Bandung Barat terdiri atas 2 kring utama, 25 titik kerangka, dan 3 benchmark.
Benchmark ini akan diikatkan kepada titik dari CORS BIG ID CJUR yang berjarak 23 km dari lokasi
pengukuran. Pengikatan titik ini menggunakan alat GPS dengan metode statik radial untuk
menghasilkan titik kontrol dengan orde 0. Selain itu, pemetaan wilayah ini dilakukan secara terestris
dengan metode poligon dan metode polar untuk detail situasi.
KONDISI LOKASI PENGUKURAN
METODE GPS STATIK
Dalam penggunaannya, GPS dapat digunakan
secara absolut, yaitu metode penentuan posisi
dengan hanya menggunakan satu buah receiver
GPS/GNSS. Namun metode ini hanya
memberikan ketelitian dengan kisaran 3-10 m.
Kelemahan:
Umumnya menghasilkan tingkat ketelitian
posisi yang rendah bila dibandingkan dengan
moda jaringan.
Moda Jaringan dan Moda Radial
Tahapan 1.Berdirikan alat GPS pada statif di sebuah titik yang akan
Pengukuran
dijadikan titik kontrol
2.Lakukan centering dan levelling pada alat GPS
Titik Kontrol
3.Nyalakan alat GPS, pastikan sudah benar-benar
menyala, biasanya ditandai dengan lampu hijau di
tombol on/off alat.
4. Hubungkan alat dengan aplikasi menggunakan
1. Berdirikan alat ETS dan prisma reflektor pada titik BM. Kemudian lakukan centering
dan levelling pada alat ETS dan prisma reflektor.
2. Ukur bacaan sudut dan jarak horizontal pada kedua titik dengan membidik titik
pertama dalam keadaan biasa.
3. Catat bacaan sudut dan jarak horizontal untuk keadaan biasa. Dalam membaca sudut
dan jarak horizontal, garis bidik pada ETS harus berimpit dengan garis bidik pada prisma
reflektor.
4. Lakukan hal yang sama pada titik kedua.
5. Bidik titik kedua dalam keadaan luar biasa dengan memutarkan alat sebesar 180ᵒ pada
sumbu horizontal, kemudian catat bacaan sudut dan jarak horizontal untuk keadaan luar
biasa.
PROSEDUR PENGUKURAN KDH
KERANGKA DASAR
VERTIKAL
Kesalahan Garis Bidik (KGB) merupakan Dirikan dua rambu saling berjauhan pada
kesalahan yang diakibatkan oleh
tempat yang relatif stabil.
pembacaan yang tidak baik. Sebelum dan
Untuk stand pertama, dirikan alat sipat
sesudah melakukan pengukuran,
diharuskan melakukan pemeriksaan datar dekat dengan rambu
kesalahan garis bidik. Prosedurnya adalah Bidik kedua rambu, catat bacaan benang
sebagai berikut tengah, benang atas, dan benang bawah.
Antar satu titik kerangka dengan titik Dirikan rambu ukur pada dua titik yang akan
kerangka berikutnya disebut dengan seksi, diukur beda tingginya. Jika diperlukan,
dimana satu seksi, slag harus berjumlah gunakan straatpot.
genap, tujuannya untuk mereduksi
Letakkan alat sipat datar di antara titik rambu
kesalahan sistematik dari rambu ukur.
didirikan.
Adapun prosedurnya adalah sebagai
Tempat alat tidak harus pada garis lurus atau
berikut
sejajar dari kedua rambu.
Tempatkan sedemikian rupa, dengan kira-kira
jarak ke rambu belakang dan depan sama.
Setelah alat sipat datar didirikan, atur
menggunakan statif terlebih dahulu untuk
menempatkan gelembung nivo mendekati
lingkaran tengah.
Gunakan bantuan kiap untuk menempatkan
gelembung nivo tepat pada lingkaran tengah.
PEMBACAAN RAMBU UKUR
Dalam metode sipat datar, alat yang Pastikan nilai orde desimeter (dm) pada
digunakan adaah sipat datar atau pembidikan, yaitu nilai yang ditunjukan
waterpass. Alat tersebut akan membaca
dengan angka
beda ketinggian dengan menggunaan
istilah benang atas, benang bawah dan Tentukan nilai orde centimeter (cm),
benang tengah dengan melihat posisi benang tengah
pada kotak merah ke berapa.
Tentukan nilai orde millimeter (mm),
dengan memperkirakan posisi benang.
Ulangi untuk pembacaan benang atas
dan bawah.
Lakukan dengan satu kali pembidikan.
PEMBACAAN RAMBU UKUR
Dalam metode sipat datar, alat yang Pastikan nilai orde desimeter (dm) pada
digunakan adaah sipat datar atau pembidikan, yaitu nilai yang ditunjukan
waterpass. Alat tersebut akan membaca
dengan angka
beda ketinggian dengan menggunaan
istilah benang atas, benang bawah dan Tentukan nilai orde centimeter (cm),
benang tengah dengan melihat posisi benang tengah
pada kotak merah ke berapa.
Tentukan nilai orde millimeter (mm),
dengan memperkirakan posisi benang.
Ulangi untuk pembacaan benang atas
dan bawah.
Lakukan dengan satu kali pembidikan.
SKEMA
PENGUKURAN
KDV
JARING KERANGKA
DASAR
KESIMPULAN