Anda di halaman 1dari 33

KELOMPOK 4

1. MUHAMMAD ANDHIKA PRATAMA - 15119028


2. NIKITA VERONICA - 15119029
3. MOHAMMAD MUZAMIL - 15119044
4. KURNIA PUTRI ADILLAH 15119063
5. TITUS ARYA BIMANTORO - 15119083

TUGAS 01
PEMBUATAN DESAIN KERANGKA :
KDH DAN KDV DI TPST SARIMUKTI

GD3101 - Pemetaan Terestrial


Pada kesempatan kali ini, akan dibuat kerangka desain
pengukuran baik horizontal maupun vertikal yang
berlokasi di TPST Sarimukti, Bandung Barat. Karena tidak
memungkinkan diadakannya survei secara langsung,
Deskripsi maka akan dilaksanakan survei secara online . Survei
pendahuluan akan dilakukan menggunakan platform
Kegiatan Google Earth Pro mulai dari perencanaan posisi
benchmark, perencanaan desain kerangka dasar,
perencanaan metode dan pengolahan data yang
digunakan sesuai dengan wilayah yang ingin dipetakan.
Titik BM akan diukur menggunakan GPS dan diikatkan ke
CORS terdekat yakni CORS Cianjur.

Rompi Helm Rambu


Statif Waterpass Nivo
Praktikum Praktikum Ukur

ALAT YANG DIGUNAKAN

GPS Pita Ukur Prisma ETS


Tujuan
Membuat desain kerangka
pengukuran KDV dan KDH
pada TPST Sarimukti,
Bandung Barat

JADWAL PELAKSANAAN
PEMBAGIAN TUGAS
ESTIMASI BIAYA
METODOLOGI
Survei penyuluhan (reconnaissance)
merupakan survei yang ditujukan untuk
pengumpulan informasi untuk menunjang
kegiatan survei dan pemetaan. Survei ini
biasanya dilakukan langsung ke lapangan untuk
melihat situasi dan kondisi baik topografi,
penempatan titik kerangka dasar, dan

Reconnaissance penentuan titik detail yang akan dipetakan.


Hasil dari survei penyuluhan ini digunakan
untuk mengambil keputusan untuk
menentukan metode pendekatan yang
digunakan, peralatan yang dibutuhkan untuk
memenuhi akurasi sesuai spesifikasi teknis yang
ditentukan dan dapat dilakukan sesuai dengan
waktu yang disediakan.
Preliminary Survey

Survei pendahuluan (preliminary survey) bertujuan untuk menganalisa kondisi lokasi berdasarkan
hambatan dan rintangan yang ada di lapangan sehingga mempermudah keberlangsungan kegiatan
pengukuran.

Karena situasi pandemi saat ini, kegiatan survei pendahuluan dilakukan dengan menggunakan citra
satelit dengan perangkat lunak Google Earth Pro. Kegiatan survei pendahuluan ini mencakup:
· Perencanaan posisi benchmark
· Perencanaan desain kerangka dasar
· Perencanaan metode dan pengolahan data yang digunakan sesuai dengan wilayah yang ingin
dipetakan
Berdasarkan hal tersebut, maka diperoleh model desain kerangka untuk wilayah TPST Sarimukti,
Bandung Barat terdiri atas 2 kring utama, 25 titik kerangka, dan 3 benchmark.
Benchmark ini akan diikatkan kepada titik dari CORS BIG ID CJUR yang berjarak 23 km dari lokasi
pengukuran. Pengikatan titik ini menggunakan alat GPS dengan metode statik radial untuk
menghasilkan titik kontrol dengan orde 0. Selain itu, pemetaan wilayah ini dilakukan secara terestris
dengan metode poligon dan metode polar untuk detail situasi.
KONDISI LOKASI PENGUKURAN
METODE GPS STATIK
Dalam penggunaannya, GPS dapat digunakan
secara absolut, yaitu metode penentuan posisi
dengan hanya menggunakan satu buah receiver
GPS/GNSS. Namun metode ini hanya
memberikan ketelitian dengan kisaran 3-10 m.

Pengukuran Pada penentuan posisi secara diferensial, posisi


suatu titik (rover) ditentukan relatif terhadap titik

Titik Kontrol lainnya yang telah diketahui koordinatnya


(stasiun referensi/base). Dalam metode
diferensial, minimal digunakan 2 receiver GNSS
yang ditempatkan pada titik referensi dan titik
yang akan ditentukan posisinya.
METODE GPS STATIK

Konsep metode statik dengan moda radial


adalah membuat baseline langsung darititik
referensi ke titik yang akan ditentukan
posisinya.

Kelebihan: Waktu yang dibutuhkan dalam


pengamatan tidak telalu lama karena satu
titik hanya diukur satu kali sehingga tidak ada
ukuran lebih pada titik tersebut.

Kelemahan:
Umumnya menghasilkan tingkat ketelitian
posisi yang rendah bila dibandingkan dengan
moda jaringan.
Moda Jaringan dan Moda Radial
Tahapan 1.Berdirikan alat GPS pada statif di sebuah titik yang akan

Pengukuran
dijadikan titik kontrol
2.Lakukan centering dan levelling pada alat GPS

Titik Kontrol
3.Nyalakan alat GPS, pastikan sudah benar-benar
menyala, biasanya ditandai dengan lampu hijau di
tombol on/off alat.
4. Hubungkan alat dengan aplikasi menggunakan

Tahapan telpon selular untuk memulai perekaman data.


Selain itu, juga untuk melakukan pengontrolan

Pengukuran apakah alat masih merekam dengan baik.


5. Setelah dipastikan alat GPS sedang melakukan

Titik Kontrol perekaman data, tunggu hingga selesai.


Kemudian, lakukan pengecekan secara berkala.
6. Setelah selesai, download dan export data.
7. Matikan alat yang telah selesai digunakan.
KERANGKA DASAR
HORIZONTAL

Pada penentuan KDH, kelompok


kami menggunakan metode poligon
dengan alat yang digunakan adalah
ETS dan reflector.

Untuk mengurangi kesalahan


Syarat Geometri
penutup yang terdapat dalam data
1. Sudut Horizontal hasil pengukuran maka harus
2. Jarak Horizontal diperhatikan syarat geometrinya
SUDUT HORIZONTAL
Syarat
Geometri Untuk n buah sudut dalam, yaitu:

Untuk n buah sudut luar, yaitu:

Syarat geometrik sudut yang harus dipenuhi suatu


poligon adalah sebagai berikut.
Keterangan.
∑ 𝛽t = Jumlah sudut horizontal.
Vi = Kesalahan penutup sudut.
𝑛 = Banyaknya sudut yang diukur.
Syarat
Geometri JARAK HORIZONTAL

Syarat geometrik jarak terbagi menjadi


absis dan ordinat adalah sebagai berikut.

Keterangan. 𝑋𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑋𝑎𝑤𝑎𝑙 = ∑(𝐷 sin 𝛼) – V𝑋


(𝑋𝑎𝑤𝑎𝑙, 𝑌𝑎𝑤𝑎𝑙) = Koordinat titik awal. 𝑌𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑌𝑎𝑤𝑎𝑙 = ∑(𝐷 cos 𝛼) – V𝑌
(𝑋𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟, 𝑌𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟) = Koordinat titik akhir.
∑(𝐷 sin 𝛼) = Jumlah beda absis setiap sisi poligon.
∑(𝐷 cos 𝛼) = Jumlah beda ordinat setiap sisi poligon.
V𝑋 = Salah penutup absis.
V𝑌= Salah penutup ordinat.
METODE POL AR

Mencari Koordinat Titik X

Mencari Koordinat Titik Y


SKEMA
PENGUKURAN
KDH
PROSEDUR PENGUKURAN KDH

1. Berdirikan alat ETS dan prisma reflektor pada titik BM. Kemudian lakukan centering
dan levelling pada alat ETS dan prisma reflektor.
2. Ukur bacaan sudut dan jarak horizontal pada kedua titik dengan membidik titik
pertama dalam keadaan biasa.
3. Catat bacaan sudut dan jarak horizontal untuk keadaan biasa. Dalam membaca sudut
dan jarak horizontal, garis bidik pada ETS harus berimpit dengan garis bidik pada prisma
reflektor.
4. Lakukan hal yang sama pada titik kedua.
5. Bidik titik kedua dalam keadaan luar biasa dengan memutarkan alat sebesar 180ᵒ pada
sumbu horizontal, kemudian catat bacaan sudut dan jarak horizontal untuk keadaan luar
biasa.
PROSEDUR PENGUKURAN KDH

6. Lakukan hal yang sama pada titik pertama


7. Lakukan pengukuran 3 kali biasa dan 3 kali luar biasa untuk mengurangi kesalahan
sistematis alat
8. Dalam memutar alat untuk pengukuran setiap titik dilakukan searah jarum jam untuk
menjaga kualitas sumbu putar ETS. Kemudian, disesuaikan arah mengukur baik titik depan
dan belakang dengan loop yang telah direncanakan.
9. Untuk mendapatkan data semua titik, pindahkan ETS dan prisma reflektor ke titik-titik
selanjutnya sampai semua titik terukur.
10. Periksa setiap bacaan apakah memenuhi toleransi pengukuran atau tidak.

KERANGKA DASAR
VERTIKAL

Kerangka dasar vertikal merupakan


teknik dan cara pengukuran
kumpulan titik-titik yang telah
diketahui atau ditentukan posisi
vertikalnya berupa ketinggiannya
terhadap bidang rujukan ketinggian
tertentu. Pengukuran beda tinggi
bermaksud untuk menentukan beda
Peralatan
tinggi antara titik-titik di muka bumi
1. Sipat Datar serta menentukan ketinggian
2. Rambu Ukur terhadap suatu bidang referensi atau
3. Nivo bidang datum ketinggian tertentu
METODE PENGUKURAN

Pengukuran dengan metode sipat datar


dilakukan dengan double stand
kemudian pengukuran dilakukan dengan
slag berjumlah genap hal ini bertujuan
untuk mengeliminir kesalahan sistematik.
Hasil bacaan diperiksa agar kesalahan
tidak ≥ 2 mm

Keterangan. Menghitung Beda Tinggi


BA = Batas Atas
BB = Batas Bawah
BT = Batas Tengah
KESALAHAN GARIS BIDIK

Kesalahan Garis Bidik (KGB) merupakan Dirikan dua rambu saling berjauhan pada
kesalahan yang diakibatkan oleh
tempat yang relatif stabil.
pembacaan yang tidak baik. Sebelum dan
Untuk stand pertama, dirikan alat sipat
sesudah melakukan pengukuran,
diharuskan melakukan pemeriksaan datar dekat dengan rambu
kesalahan garis bidik. Prosedurnya adalah Bidik kedua rambu, catat bacaan benang
sebagai berikut tengah, benang atas, dan benang bawah.

Pindahkan alat sipat datar untuk stand


kedua, dirikan dekat dengan rambu
Bidik lagi kedua rambu, dan catat bacaan
benang tengah, benang atas, serta
benang bawah.
PENGUKURAN SLAG GENAP

Antar satu titik kerangka dengan titik Dirikan rambu ukur pada dua titik yang akan
kerangka berikutnya disebut dengan seksi, diukur beda tingginya. Jika diperlukan,
dimana satu seksi, slag harus berjumlah gunakan straatpot.
genap, tujuannya untuk mereduksi
Letakkan alat sipat datar di antara titik rambu
kesalahan sistematik dari rambu ukur.
didirikan.
Adapun prosedurnya adalah sebagai
Tempat alat tidak harus pada garis lurus atau
berikut
sejajar dari kedua rambu.

Tempatkan sedemikian rupa, dengan kira-kira
jarak ke rambu belakang dan depan sama.
Setelah alat sipat datar didirikan, atur
menggunakan statif terlebih dahulu untuk
menempatkan gelembung nivo mendekati
lingkaran tengah.
Gunakan bantuan kiap untuk menempatkan
gelembung nivo tepat pada lingkaran tengah.
PEMBACAAN RAMBU UKUR

Dalam metode sipat datar, alat yang Pastikan nilai orde desimeter (dm) pada
digunakan adaah sipat datar atau pembidikan, yaitu nilai yang ditunjukan
waterpass. Alat tersebut akan membaca
dengan angka
beda ketinggian dengan menggunaan
istilah benang atas, benang bawah dan Tentukan nilai orde centimeter (cm),
benang tengah dengan melihat posisi benang tengah
pada kotak merah ke berapa.
Tentukan nilai orde millimeter (mm),
dengan memperkirakan posisi benang.
Ulangi untuk pembacaan benang atas
dan bawah.
Lakukan dengan satu kali pembidikan.
PEMBACAAN RAMBU UKUR

Dalam metode sipat datar, alat yang Pastikan nilai orde desimeter (dm) pada
digunakan adaah sipat datar atau pembidikan, yaitu nilai yang ditunjukan
waterpass. Alat tersebut akan membaca
dengan angka
beda ketinggian dengan menggunaan
istilah benang atas, benang bawah dan Tentukan nilai orde centimeter (cm),
benang tengah dengan melihat posisi benang tengah
pada kotak merah ke berapa.
Tentukan nilai orde millimeter (mm),
dengan memperkirakan posisi benang.
Ulangi untuk pembacaan benang atas
dan bawah.
Lakukan dengan satu kali pembidikan.
SKEMA
PENGUKURAN
KDV
JARING KERANGKA
DASAR
KESIMPULAN

Pada kasus TPST Sarimukti yang terletak


di Kabupaten Bandung Barat memiliki
luas 25 hektar. Pada perancangan jaring
kerangka dasar, Kelompok kami
menggunakan 25 titik. Titik ikatnya akan
diikatkan ke stasiun CORS terdekat, yaitu
di daerah Cianjur, Jawa Barat.
Pengukuran akan dilakukan dengan
metode terestris.

Anda mungkin juga menyukai