Anda di halaman 1dari 28

KAJIAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI

PENENTUAN POSISI BERBASIS SATELIT UNTUK


PENGUKURAN TITIK DASAR TEKNIK
Disusun Oleh Kelompok 2 :
Lutfi Faizal Rifai 21110118120004
Riska Amirotul Qudriyah 21110118120020
Idfiani Sholichah 21110118120021
Irna Zakiyatin 21110118140038
TABLE OF CONTENTS

01 Pengertian TDT 02 Metode


• Metode RTK
• Metode NTRIP
• Metode Statik

03 Studi Kasus
• Pengolahan
• Hasil
• Kesimpulan
TITIK DASAR TEKNIK (TDT)
Titik dasar teknik didefinisikan sebagai titik tetap yang mempunyai koordinat
yang diperoleh dari suatu pengukuran dan perhitungan dalam suatu sistem
tertentu yang berfungsi sebagai titik kontrol ataupun titik ikat untuk keperluan
pengukuran dan rekonstruksi batas bidang tanah [BIG, 2002]. Titik dasar teknik
tersebut direalisasikan di lapangan oleh BPN dalam bentuk suatu jaringan titik-
titik tetap yang dinamakan kerangka dasar kadastral nasional (KDKN).
METODE
1. Metode RTK
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode RTK atau Real Time Kinematik. Prinsip
pelaksanaan survei GPS menggunakan metode RTK adalah terdapat satu atau beberapa base station yang
diketahui koordinatnya secara teliti menjadi acuan, kemudian receiver GPS dalam hal ini rover GPS bergerak
di lapangan mengidentifikasi dan mengukur titik tersebut dengan mendapatkan koreksi carrier phase secara
kontinu melalui radio modem ke rover untuk mendapatkan posisi real time relative terhadap stasiun
referensi.
METODE
2. Metode NTRIP
NTRIP (Networked Transport of RTCM via Internet Protocol) adalah sebuah metode untuk mengirimkan
koreksi data GPS (dalam format RTCM) melalui internet. NTRIP merupakan Teknik baru menggunakan
internet untuk streaming dan sharing koneksi diferensial GPS (DGPS) memberikan akurasi penentuan posisi
dan navigasi.

Absolut Diferensial
3. Metode Statik
Metode ini merupakan metode penentuan posisi dari titik-titik yang diam (statik), pengamatan yang
dilakukan bisa secara absolute maupun diferensial, data pengamatan bisa menggunakan pseudorange
dan/atau phase yang selanjutnya dilakukan pengolahan data setelah pengamatan (post process), keandalan
dan ketelitian yang diperoleh cukup tinggi yaitu di orde milimeter sampai centimeter, dan biasanya
digunakan untuk penentuan titik-titik kontrol survey pemetaan maupun survey geodetik.
STUDI KASUS
01
Verifikasi Koordinat Titik Dasar Teknik
Orde 3 dengan Pengukuran GNSS Real
Time Kinematic Menggunakan Stasiun
CORS Geodesi UNDIP di Kota
Semarang
PENGOLAHAN
Data yang digunakan yaitu :
● Koordinat titik dasar teknik orde 3 dan orde 2 di wilayah
Semarang yang diperoleh dari Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Jawa Tengah.
● Data pengukuran titik-titik dasar teknik orde 3 pada
tanggal 26 Juli 2013 secara real time kinematic selama 1
menit dengan epoch 3 detik.
Pengukuran Statik
Pengukuran Real Time Kinematic (RTK)
Pengukuran statik pada salah satu titik dasar teknik orde 3 untuk
Pengukuran koordinat menggunakan RTK yang mengacu dibandingkan hasilnya terhadap koordinat BPN. Pengukuran
pada stasiun CORS didapatkan perbedaan hasil koordinat dilakukan selama 2 jam. Kemudian diolah menggunakan software
yang cukup besar karena koordinat stasiun CORS masih komersial Topcon.
koordinat relative dan dalam pengukuran RTK tidak terdapat
raw data hasil pengukuran. Maka dari itu tidak terdapat Transformasi Koordinat
standar deviasi pengukurannya seperti pada pengukuran Transformasi adalah perubahan suatu bentuk dan ukuran ke
metode statik. Hasil pengukuran RTK digunakan sebagai titik bentuk dan ukuran lain, baik secara fisik maupun secara non-
kontrol/titik sekutu dalam transformasi koordinat. Dimana fisik. Transformasi yang digunakan adalah transformasi 2D
titik sekutu dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu : 3 titik Affine untuk mendapatkan parameter transformasi
sekutu, 5 titik sekutu, dan 8 titik sekutu. Transformasi ini koordinatnya dan memudahkan untuk perhitungan koordinat
bertujuan agar didapatkan nilai simpangan baku dari jumlah titik yang lainnya. Kemudian dilakukan perbandingan
titik sekutu yang berbeda. koordinat hasil parameter dengan jumlah titik sekutu yang
berbeda dan hasilnya diuji secara statistik dengan uji Fisher.
HASIL
1. Analisis Pengukuran Real Time Kinematic (RTK)
Berikut tabel Selisih Koordinat RTK dan BPN

Selisih hasil pengukuran RTK dengan koordinat definitif BPN sangat besar. Hal itu terjadi
karena perhitungan koordinat stasiun CORS Geodesi UNDIP menggunakan sistem referensi
yang tidak sama dengan pengukuran koordinat definitif titik dasar teknik orde 3 BPN. Untuk
mengetahui seberapa besar pergeseran pada semua titik dalam penelitian ini maka
dilakukan transformasi koordinat 2D metode Affine. Hal itu dilakukan untuk mencari
parameter pergeserannya serta koordinatnya, sehingga dapat dihitung simpangan bakunya.
Semua ini dilakukan karena dari hasil pengukuran RTK tidak terdapat raw data.
HASIL
Dalam perhitungan transformasi ini untuk menentukan penggunaan titik sekutunya menggunakan data titik
dasar teknik yang memiliki selisih yang hampir sama, berada pada satu wilayah dan perapatan orde yang
sama, memiliki riwayat pengukuran yang sama. Maka dari itu didapatkan pengelompokkan titik sekutu
seperti dibawah ini :

Tabel Pengelompokan Titik Sekutu Transformasi


HASIL
2. Analisis Arah Perbedaan Nilai Koordinat Titik Dasar Teknik

Gambar diatas menunjukkan plotting koordinat BPN dan pengukuran


RTK untuk mengetahui arah perbedaan nilai koordinatnya perbedaan
koordinat dari semua titik pengukuran adalah tidak sistematis, karena
tidak sama pada setiap titiknya.
HASIL
3. Hasil dan Analisis Standar Distribusi F
Tabel Hasil Simpangan Baku

Tabel Hasil Perhitungan Uji Statistik Distribusi F

Dilihat hasil uji statistik data pengukuran menggunakan distribusi Fisher dapat
disimpulkan bahwa semua hipotesis nol diterima dalam selang kepercayaan
95% yang berarti semua populasi perhitungan data dengan menggunakan
jumlah titik kontrol yang berbeda dianggap sama, sehingga dengan
menggunakan jumlah titik kontrol yang paling sedikit pun sudah bisa
digunakan untuk menghitung transformasi koordinat baru pengukuran.
KESIMPULAN

Dilihat dari nilai selisih koordinat pengukuran Titik Dasar Teknik Orde 3 GNSS metode Real
Time Kinematic terhadap koordinat Titik Dasar Teknik Orde 3 BPN pada 11 titik pengukuran
didapatkan karakteristik ΔX dan ΔY yang besarnya acak pada titik yang berada pada
daerah yang sama. Dilihat dari hasil penggambaran arah perbedaan nilai koordinat Titik
Dasar Teknik Orde 3 pengukuran GNSS metode Real Time Kinematic menggunakan
kerangka referensi ITRF 2008 terhadap koordinat Titik Dasar Teknik Orde 3 BPN
menggunakan kerangka referensi ITRF 2000, sehingga nilai kordinatnya tidak sistematis.
STUDI KASUS
02
Aplikasi Mobile IP (Telkomsel, Indosat,
XL) untuk Verifikasi TDT Orde-3
Menggunakan Metde RTK-NTRIP
Stasiun CORS UNDIP
PENGOLAHAN
Pengolahan Data Analisis Data
Pada tahapan ini dilakukan pengolahan data dengan Dari hasil pengolahan data dan penghitungan mean (rata-
software. Data yang telah diperoleh dari lapangan rata) dari koordinat pada setiap titik TDT orde 3 masing-
didownload dari server lalu diolah dengan software masing provider akan dibandingkan dengan koordinat
sehingga menghasilkan nilai koordinat titik fix. definitif TDT orde 3 yang diperoleh dari Badan Pertanahan
Terdapat 2 solusi pengukuran yang digunakan yaitu Nasional (BPN), setelah itu akan di dapat nilai selisih x
float dan fixed. Pada tahap pengolahan dengan (dE), nilai selisih y (dN) serta pergeseran lateral (dLii) dari
software diperoleh dari data RINEX yang diolah post setiap titik dan standar deviasi pada masing-masing
processing, pengolahan baseline lalu dari koordinat provider (Telkomsel, Indosat, XL). Kemudian dilakukan uji
lintang bujur ditransformasikan menjadi koordinat validasi dengan stasiun CORS UNDIP sebagai titik ikatnya.
easting dan northing. Dari hasil pengukuran tersebut Selain itu, dilakukan pula Uji Statistik yaitu Uji F dan Uji T.
juga dibandingkan dengan hasil pengukuran
menggunakan metode statik sebagai acuan
koordinatnya.
HASIL
1. Hasil Metode RTJ-NTRIP
Pada gambar di bawah ini ketelitian posisi pengamatan GPS metode RTK-NTRIP per-provider.
Grafik tersebut diperoleh dari rata-rata ketelitian titik per-provider, sehingga diperoleh 33 titik yang
diratarata. Provider XL menghasilkan data dengan ketelitian posisi yang paling bagus daripada
provider Indosat dan Telkomsel. Hal tersebut mungkin terjadi karena kecepatan akses internet
yang tersedia pada wilayah studi sehingga mempengaruhi ketelitian TDT Orde 3.
HASIL
2. Hasil Statik
Dari data di bawah ini, dapat disimpulkan bahwa Telkomsel dengan nilai dL rata-rata = 0,80962m
dan standar deviasi (S) = 0,1915906m mempunyai ketelitian posisi yang paling rendah
dibandingkan dengan provider XL dengan nilai dL rata-rata = 0,834429m dan Standar deviasi (S)
= 0,112341m memiliki ketelitian posisi yang paling tinggi.
Hasil Pengamatan Metode Statik

Hasil Olah Data 3 Provider


HASIL
2. Hasil Statik
Dari data di bawah ini, dapat disimpulkan bahwa Telkomsel dengan nilai dL rata-rata = 0,80962m
dan standar deviasi (S) = 0,1915906m mempunyai ketelitian posisi yang paling rendah
dibandingkan dengan provider XL dengan nilai dL rata-rata = 0,834429m dan Standar deviasi (S)
= 0,112341m memiliki ketelitian posisi yang paling tinggi.
Hasil Pengamatan Metode Statik

Hasil Olah Data 3 Provider


HASIL
3. Hasil Uji F dan Uji T
Hasil Uji Fisher pada pengamatan 3 provider dapat disimpulkan bahwa provider Telkomsel dan
XL, provider Indosat dan XL dan provider Telkomsel dan Indosat, semuanya memiliki varian yang
berbeda karena memiliki Fhitung < Ftabel sehingga Ho diterima.
Hasil Uji F

Dari hasil Uji T di bawah ini, dapat disimpulkan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara ke-3
provider. Pada saat uji hipotesis hasil thitung dari masing-masing provider, bahwa providerXL
paling baik dibandingkan provider Indosat dan Telkomsel, jadi provider XL lebih baik digunakan
untuk pengamatan GPS metode RTK NTRIP untuk Kec. Candisari, Kec Banyumanik dan Kec.
Tembalang.

Hasil Uji T
KESIMPULAN

Penelitian yang dilakukan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan koordinat hasil
pengamatan antara provider Telkomsel,Indosat dan XL dalam pengukuran GPS
menggunakan metode RTK-NTRIP. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
Pengukuran TDT orde 3 dengan menggunakan metode RTK-NTRIP dan pengukuran
validasi dengan metode statik selama 1 jam dengan menggunakan stasiun CORS UNDIP
dan titik definitif BPN.
STUDI KASUS
03
Verifikasi TDT Orde 2 BPN dengan
Stasiun CORS BPN-RI Kabupaten
Grobogan
PENGOLAHAN
GAMIT/GLOBK Transformasi Koordinat
GAMIT (GPS Analysis Package Developed at MIT) a. Transformasi Affine
merupakan program untuk mengolah data fase GPS Transformasi affine memiliki enam parameter yaitu
untuk memperkirakan posisi relatif tiga dimensi penyekalaan, rotasi, rotasi, penyekalaan, translasi,
stasiun bumi dan orbit satelit. Data hasil pengolahan translasi. Pada pelaksanaannya menggunakan rumus
menggunakan GAMIT memiliki tingkat ketelitian yang kuadrat terkecil seperti pada rumus berikut.
tinggi karena data yang digunakan adalah data Keterangan:
broadcast ephemeris dan precise ephemeris. Analisis x : parameter yang dicari (unknown vector)
ketelitian dilakukan dengan menggunakan metode A : persamaan matriks A
GLOBK Kalman Filter, yaitu metode yang bertujuan F : persamaan matriks F (constant vector)
untuk menggabungkan berbagai solusi geodetik, v : residual vector
mengkombinasi hasil pemrosesan data survei. Input v2 : jumlah total residual vector
dari GLOBK ini adalah matriks kovarian untuk stasiun n : jumlah pengamatan
koordinat, parameter orientasi bumi, parameter S02 : variansi
S0 : Standar deviasi atau simpangan baku
orbital dan posisi koordinat hasil lapangan.
b. Transformasi Helmert
Transformasi helmert memiliki empat parameter yaitu
rotasi, rotasi, translasi, translasi. Pada pelaksanaannya
menggunakan rumus kuadrat terkecil seperti pada
rumus berikut:
HASIL
1. Perbandingan Koordinat Hasil Pengolahan GAMIT dengan koordinat TDT orde 2 BPN

Perubahan nilai koordinat hasil olahan dengan nilai koordinat BPN rata-rata memiliki perbedaan sebesar 0,5
sampai dengan 0,8 meter.
HASIL
2. Hasil Transformasi Koordinat

Tabel Hasil Nilai Standar Deviasi

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada metode Affine hasil dari stasiun referensi CORS memperoleh
nilai standar deviasi 0.00171 yang lebih bagus daripada stasiun referensi BAKO, sedangkan untuk metode
Helmert stasiun BAKO memperoleh hasil yang lebih bagus dengan nilai standar deviasi 0.00158.
HASIL
3. Hasil Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya persamaan atau perbedaan pengaruh titik ikat CORS BPN dan
BAKO. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan variansi dari kedua titik
Berikut adalah hasil analisis dengan selang kepercayaan 92% :
1. Variansi dari transformasi Affine dengan titik ikat CORS dan BAKO
F Table = 3,28
Hipotesis nol diterima jika F hitung lebih besar dari F tabel
F = 1,07602 > F tabel = 3,28
2. Pengolahan Menggunakan Helmert
F table = 3,28
Hipotesis nol diterima jika F hitung lebih besar dari F tabel
F = 1,341865 > F tabel = 3,28

Dari kedua uji ini, dapat disimpulkan bahwa menggunakan kedua titik ikat CORS BPN Kabupaten
Grobogan maupun titik ikat BAKO sama – sama memenuhi ketelitian Fisher.
HASIL
4. Plotting Koordinat
Setelah mengetahui perbedaaan koordinat olahan dengan koordinat BPN dilakukan plotting terhadap kedua
koordinat tersebut. Berikut ini merupakan plotting terhadap koordinat TDT orde 2 11101 yang dilakukan
penulis:

Perubahan nilai koordinat hasil olahan dengan nilai koordinat BPN rata-rata memiliki perbedaan sebesar 0,5
sampai dengan 0,8 meter.
KESIMPULAN

• Koordinat hasil TDT orde 2 hasil pengukuran GPS metode statik memiliki perbedaan
yang sistematis dengan rentang 0,5 sampai 0,8 baik X maupun Ynya. Perbedaan
tersebut bisa disebabkan oleh sistem pengukuran yang dilakukan oleh BPN berbeda
dengan sistem yang dilakukan pada penelitian ini.
• Koordinat hasil pengikatan ke CORS BPN Grobogan memiliki simpangan baku sebesar
0,0414 sedangkan hasil pengikatan ke BAKO memiliki simpangan baku sebesar 0,0428
dimana kedua titik ikat ini masuk masuk dalam uji F.
• Dilihat dari hasil pengukuran orde 2 BPN, koordinat definitif stasiun CORS BPN
Kabupaten Grobogan hasil pengolahan mengunakan software GAMIT dapat digunakan
sebagai referensi pengukuran.
Daftar Pustaka
1. Adzhan, D. (2015). APLIKASI MOBILE IP (TELKOMSEL,INDOSAT,XL) UNTUK VERIFIKASI TDT ORDE-3
MENGGUNAKAN METODE RTK-NTRIP (Studi Kasus : Stasiun CORS UNDIP) . Jurnal Geodesi Undip,
10.
2. Madena, A. Y. (2014). Verifikasi Koordinat Titik Dasar Teknik Orde 3 dengan Pengukuran GNSS Real
Time . Jurnal Geodesi Undip, 12.
3. Trinayana, R. (2014). Verifikasi TDT Orde 2 BPN dengan Stasiun CORS BPN-RI Kabupaten Grobogan.
Jurnal Geodesi Undip, 12.
4. Abidin, H. Z. (2007). Penenetuan Posisi GPS dan Aplikasinya. Bandung.
THANKS!
CREDITS:

This presentation template was created by


Any Questions?
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai