RM184158
Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
A. Selayang Pandang
InaCORS
InaCORS adalah Continuously Operating Reference Station (CORS) yang dikelola oleh
Badan Informasi Geospasial sebagai stasiun pengamatan geodetik tetap/kontinu.
InaCORS BIG merupakan sebuah sistem yang terdiri atas beberapa komponen yaitu
perangkat stasiun di lapangan, server, jaringan komunikasi, dan pengguna. Dari seluruh
stasiun InaCORS yang tersebar di seluruh Indonesia, semua data mengalir ke server BIG
melalui komunikasi internet. Setelah data masuk ke server BIG, maka proses pengelolaan
data dilaksanakan. Termasuk dalam pengelolaan data adalah proses pemantauan kondisi
stasiun InaCORS untuk memastikan seluruhnya berfungsi optimal. Data yang dihasilkan
di server BIG kemudian digunakan oleh pengguna, baik untuk layanan pengolahan secara
post processing atau layanan koreksi ketika pengukuran menggunakan metode RTK.
C. Analisa Data
Data Rinex versi 3
Data rinex yang digunakan dalam pengolahan post processing ini adalah data rinex
versi 3.02. Perbedaan yang umum dari rinex versi 3 dengan versi lainnya yaitu rinex
3.02 ini dapat menangkap multi-konstelasi GNSS. Data rinex versi 3.02 digunakan
dalam observasi GNSS saat ini (GPS, GLONASS, Galileo, Quasi Zenith Satellite
System (QZSS) dan BeiDou) dan pengamatan Space Based Augmentation Systems
(SBAS) , data meteorologi, dan file navigasi. Rinex 3.02 merupakan konvensi
penamaan file RINEX baru dan dianggap sebagai standar untuk pertukaran data
GNSS dalam format RINEX 3.
Berikut ini header data rinex pada pengukuran BM J2814 (BM JIIPE E02)
Berikut ini header data rinex pada pengukuran BM J2815 (BM JIIPE E01)
Metadata pada data rinex ini berisikan informasi mulai dari versi rinex, jenis receiver,
tipe antena, sistem satelit yang digunakan, waktu pengamatan, dan hasil pengamatan
itu sendiri.
Di bawah ini adalah hasil panjang baseline yang dihitung dari titik referensi Lamongan,
Mojokerto, Pasuruan, Surabaya, dan Sampang.
Dari data Point Occupation Result ini dapat diketahui bahwa pengukuran pada BM JIIPE E02
dilakukan selama 1 jam 45 menit 29 detik (11:54:12 s/d 13:39:41) pada tanggal 8 Oktober
2019 menggunakan receiver LEICA GS14 dengan tipe antena LEIGS14 NONE. Pada
pengukurn tersebut BM JIIPE E02 di-setting sebbagai rover sedangkan base-nya diambil dari
5 BM yang tersebar di kota-kota yang berbeda. Dari kelima BM tersebut, baseline terpanjang
adalah baseline yang dibentuk dengan BM di Sampang, sedangkan baseline terpendek
merupakan baseline yang dibentuk dengan BM di Surabaya.
Selain diperoleh data Point Occupation Result, juga diperoleh data “Baseline Result”. Dari
data ini dapat kita ketahui bahwa data pada pengukuran ini berupa data Broadcast ephemeris
yang menggunakan 3 sistem satelit yaitu, GPS, Glonass, dan Beidou. Gelombang yang
dimanfaatkan pada pengukuran ini yaitu gelombang frekuensi L1 dan L2.
Jenis receiver yang digunakan pada stasiun CORS CPAS ini yaitu TPS NETG3A dengan tipe
antena TPSCR.G3 TPSH . Data di atas didapatkan panjang baseline cpas-BM JIIPE E02
yaitu 70235.3612 m dengan standar deviasi 0.0244 m.
Jenis receiver yang digunakan pada stasiun CORS CSMP ini yaitu LEICA GR50 dengan tipe
antena TPSCR.G3 TPSH . Data di atas didapatkan panjang baseline csmp-BM JIIPE E02
yaitu 71998.0709 m dengan standar deviasi 0.0025 m.
BM J8215
Di bawah ini adalah hasil panjang baseline yang dihitung dari titik referensi Lamongan,
Mojokerto, Pasuruan, Surabaya, dan Sampang.