Anda di halaman 1dari 68

ILMU UKUR TANAH

Oleh :
Ary Sismiani, ST., M.Eng
PENDAHULUAN

Surveying

Adalah ilmu untuk menentukan posisi suatu titik


di permukaan bumi

2
 Plane Surveying
Adalah pengukuran di mana permukaan bumi
dianggap sebagai bidang datar, artinya adanya
faktor kelengkungan bumi tidak diperhitungkan

 Geodetic Surveying
Adalah pengukuran di mana permukaan bumi
dianggap sebagai bola, artinya adanya faktor
kelengkungan bumi harus diperhitungkan

3
RUANG LINGKUP ILMU UKUR TANAH, MELIPUTI :

1. PENGUKURAN MENDATAR (HORIZONTAL)


 PENENTUAN POSISI SUATU TITIK SECARA MENDATAR
2. PENGUKURAN TINGGI (VERTIKAL)
 PENENTUAN BEDA TINGGI ANTAR TITIK

Implikasi Praktis pada Pekerjaan Teknik Sipil :


 Bangunan Gedung
 Irigasi
 Jalan Raya
 Kereta Api
 dan lain-lain

4
SECARA UMUM, LINGKUP TUGAS JURU UKUR
(SURVEYOR) DAPAT DIBAGI MENJADI LIMA BAGIAN,
SEBAGAI BERIKUT :

1. ANALISIS PENELITIAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


meliputi pemilihan metode pengukuran, prosedur, peralatan, dsb

2. PEKERJAAN LAPANGAN ATAU PENGUMPULAN DATA


melaksanakan pengukuran dan mencatat data di lapangan

3. MENGHITUNG DAN PEMROSESAN DATA


melaksanakan hitungan berdasarkan data yang diperoleh

4. PENYAJIAN DATA ATAU PEMETAAN


menggambarkan hasil-hasil ukuran dan hitungan untuk menghasilkan
peta, gambar rencana, dsb.

5. PEMANCANGAN/PEMATOKAN
untuk menentukan batas-batas atau pedoman dalam pelaksanaan
pekerjaan.

5
BENTUK BUMI
Permukaan bumi secara fisik sangatlah tidak
teratur, sehingga untuk keperluan analisis
dalam surveying, kita asumsikan bahwa
permukaan bumi dianggap sebagai
permukaan matematik yang mempunyai
bentuk dan ukuran mendekati geoid, yaitu
permukaan air laut rata-rata dalam keadaan
tenang.

6
BENTUK BUMI
Menurut ahli geologi, secara umum geoid
tersebut lebih mendekati bentuk
permukaan sebuah ellipsoida (ellips
putar). Ellipsoida dengan bentuk dan
ukuran tertentu yang digunakan untuk
perhitungan dalam geodesi disebut
ellipsoida referensi.

7
Permukaan bumi fisis
B’

A’ C’

A C Geoid (permukaan air


laut rata2)

Ellipsoida
Referensi

ELLIPSOIDA BUMI

8
Pengukuran-pengukuran dilakukan pada dan diantara titik-
titik dipermukaan bumi, titik-titik tersebut adalah sebagai
berikut : B’
Permukaan
bumi fisis

C’
A’
B
C

Ellipsoida
Referensi

TITIK-TITIK PADA ELLIPSOIDA REFERENSI

9
Untuk keperluan pemetaan titik-titik A’, B’,
dan C’ diproyeksikan secara orthogonal
kepada permukaan ellipsoida referensi
menjadi titik-titik A, B, dan C. Apabila titik-
titik A’, B’ dan C’ cukup berdekatan, yaitu
terletak dalam suatu wilayah yang luasnya
mempunyai ukuran <55 km, maka
permukaan ellipsoida nya dapat dianggap
sebagai bidang datar.

10
Pada keadaan inilah kegiatan
pengukuran dikategorikan pada plane
surveying. Sedangkan apabila titik
A’,B’ dan C’ terletak pada ukuran >55
km, permukaan elllipsoidanya dianggap
permukaan bola. Pada keadaan ini
kegiatan pengukurannya termasuk ke
dalam geodetic surveying.

Adapun dimensi-dimensi yang diukur


adalah jarak, sudut dan ketinggian.

11
SISTEM SATUAN UKURAN
 Melaksanakan pengukuran dan kemudian mengerjakan hitungan
dari hasil ukuran adalah tugas juru ukur

 Sistem satuan yang biasa digunakan dalam ilmu ukur tanah,


terdiri atas 3 (tiga) macam sistem ukuran, yakni : Satuan
Panjang, Satuan Luas dan Satuan Sudut

 Terdapat lima macam pengukuran dlm pengukuran tanah yaitu :


1. Sudut Horizontal (AOB) 2. Jarak Horizontal (OA dan OB)
3. Sudut Vertikal (AOC) 4. Jarak Vertikal (AC dan BD)
C D
5. Jarak Miring (OC)

A B

O
12
SATUAN PANJANG
Terdapat dua satuan panjang yang lazim digunakan dalam ilmu ukur tanah,
yakni satuan metrik dan satuan britis. Yang digunakan disini adalah satuan
metrik yang didasarkan pada satuan meter Internasional (meter standar)
disimpan di Bereau Internationale des Poids et Mesures Bretevil dekat
Paris

KM MILE’S 1 KM = 1000 M
1 0,6214 1 HM = 100 M
1,6093 1 1 DM = 0,1 M
1 CM = 0,01 M
1 MM = 0,001 M

METER FOOT INCHES YARD


1 3,2808 39,37 1,0936
0,9144 3 36 1
0,3048 1 12 0,3333
0,0254 0,0833 1 0,0278

13
SATUAN LUAS

Satuan luas yang biasa dipakai adalah


meter persegi (m2), untuk daerah yang
relatif besar digunakan hektar (ha) atau
sering juga kilometer persegi (km2)

1 ha = 10000 m2 1 Tumbak = 14 m2

1 km2 = 106 m2 1 are = 100 m2

14
SATUAN SUDUT
Terdapat tiga satuan untuk menyatakan
Sudut, yaitu :

1. Cara Seksagesimal, yaitu satu lingkaran dibagi


menjadi 360 bagian, satu bagiannya disebut
derajat

2. Cara Sentisimal, yaitu satu lingkaran dibagi


menjadi 400 bagian, satu bagiannya disebut grade.

15
3. Cara Radian, Satu radian adalah sudut pusat yang
berhadapan dengan bagian busur yang
panjangnya sama dengan jari-jari lingkaran.
Karena panjang busur sama dengan keliling
lingkaran sebuah lingkaran yang berhadapan
dengan sudut 360o dan keliling lingkaran 2 p kali
jari-jari, maka : 1 lingkaran = 2 p rad

1 Lingkaran = 360o = 400 grade = 2p radian

16
 1 radian disingkat dengan besaran r (rho)
 Berapa derajatkah 1 radian ?
ro radian dalam derajat
r = 360/2 = 57,2727273 = 57o 16’ 21,82”
r’ radian dalam menit
r = 57o 16’ 21,82”
= (57x60)’ + 16’ + 21,82/60
= 3420 + 17 + 0,3636667
= 3437,3636667’
r’ radian dalam sekon (detik)
r = 3437,3636667 x 6 = 206241,82”

17
 1 radian disingkat dengan besaran r (rho)
 Berapa Grade-kah 1 radian ? r radian dalam sentisimal
r = 400/2p = 63,636363 grade
r’ radian dalam centigrade
r = 63,636363 grade
= 63,636363 x 100
= 6363, 6363 centigrade

r’ radian dalam centi-centigrade


r = 6363,6363 x 100
= 636363,63 centi-centigrade

18
HUBUNGAN ANTARA SEKSAGESIMAL DAN
SENTISIMAL

360o = 400g
Maka :
1o = 400/360 = 1,111g
1’ = (400x100)/(360x 60) = 1,85185cg
1” = (400x100x100)/(360x60x60) = 3,08641975cc

1g = 360/400 = 0,9o
1cg = (360x60)/(400x100 )= 0,54’
1cc = (360x60x60)/(400x100x100 )= 0,324”
19
CONTOH SOAL 1

Nyatakan 1,86 radian dalam ukuran derajat !

Jawab :
1 radian = 57,2727273
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 57,2727273
= 106,527272778
= 106o 31’ 38,182”
atau
2p radian = 360o
1 radian = 360/2p
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 360/2p
= 106o 31’ 38,182”

20
CONTOH SOAL 2

Nyatakan 72 derajat dalam ukuran radian !


Jawab :
2p radian = 360o

Jadi 72o = 2p x 72/360


= 1,2571 radian

21
CONTOH SOAL 3

Nyatakan 56o 18’ 45” ke dalam ukuran


sentisimal !
Jawab :

56o = (56 x 400)/360 = 62,2222g


18’ = (18 x 400x100)/(360x60) = 33,3333cg = 0,3333g
45” = 45 x 400x100x100/(360x60x60) = 138,8889cc
= 0,0139g

Jadi 56o 18’ 45” = 62,5694g

= 62g56cg94cc

22
CONTOH SOAL 4

Nyatakan 154g42cg96cc ke dalam ukuran seksagesimal


Jawab :
154,4296g x 360/400 = 138,98664 CATAT 138O
98,664 x 60/100 = 59,1984  CATAT 59’
19,84 X 60/100 = 11,904  CATAT 11”
JADI 154g42cg96cc = 138O59’11”
ATAU
154g x 360/400 = 138o36’ 0”
42cg x 360x60/400x100 = 0o22’ 40”
96cc x 360x60x60/400x100x100 = 0o 0’ 31”
JADI 154g42cg96cc = 138O59’11”

23
LATIHAN SOAL
1. Nyatakan 131g36cg78cc ke dalam ukuran
seksagesimal !

2. Nyatakan 1,88 Radian ke dalam ukuran seksagesimal


!

3. Nyatakan 54o 15’ 40” ke dalam ukuran sentisimal !

24
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
Bila kita akan menentukan posisi beberapa buah titik
yang terletak pada suatu garis lurus, maka titik-titik
tersebut dapat ditentukan melalui jarak dari suatu
titik, yang biasa disebut titik nol.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A B

Dari gambar di atas, dapat diperoleh bahwa jarak A


ke B adalah 6 satuan, yaitu (9) – (3) = 6

25
-5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7

A B
- +
. titik-titik tersebut terletak pada sebelah kiri dan kanan titik 0,
Karena
maka kita harus memberi tanda, yakni tanda negatif (-) pada titik-titik
disebelah kiri titik nol dan tanda positif (+) pada titik-titik yang berada
pada sebelah kanan titik nol.
Dari gambar di atas mudah dimengerti bahwa :
Jarak antara titik A dan B adalah 10 satuan, yang diperoleh dari (+6)
– (-4), begitupun juga titik-titik lainnya.
Jarak biasanya dinyatakan dengan notasi “d”.
Perlu diingat untuk hasil suatu jarak ini akan selalu diperoleh harga
yang positif.

26
Untuk menentukan titik-titik yang tidak terletak
pada satu garis lurus, maka cara yang kita gunakan
yaitu melalui pertolongan dua buah garis lurus yang
saling tegak lurus, yang biasa disebut salib sumbu.
D Y+
A Garis yang mendatar
4
1 dinamakan absis atau sumbu
X, sedangkan garis yang
X- 2 X+ vertikal dinamakan ordinat
3 B atau sumbu Y.

C
Y-
Di dalam Ilmu Ukur Tanah digunakan perjanjian sebagai berikut :
1. Sumbu Y positif dihitung ke arah utara
2. Sumbu X positif dihitung ke arah timur
3. Kuadran 1 terletak antara Y+ dan X+
4. Kuadran 2 terletak antara Y- dan X+
5. Kuadran 3 terletak antara Y- dan X-
6. Kuadran 4 terletak antara Y+ dan X-

27
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK

Y+ 0O

IV I
270o 90O
X- 0 X+

III II

Y- 180o

28
A
PENGERTIAN JARAK
Titik A dan B terletak di permukaan
bumi. Garis penghubung lurus AB
m B disebut Jarak Miring. Garis AA’ dan BB’
merupakan garis sejajar dan tegak lurus
. bidang datar. Jarak antara kedua garis
B” tsb disebut Jarak Mendatar dari A ke B.
Jarak BB” disebut Jarak Tegak dari A ke
B atau biasa disebut Beda Tinggi. Sudut
BAB” disebut Sudut Miring.
Y Antara Sudut Miring, Jarak Miring, Jarak
Mendatar dan Beda Tinggi, terdapat
hubungan sbb :
A’
AB” = A’B’ = AB Cos m
BB” = AB Sin m
(AB)2 = (A’B’)2 + (BB”)2

B’
X
A’B’ = Jarak Mendatar
AB = Jarak Miring
BB” = Beda Tinggi antara A dan B

29
PENGERTIAN SUDUT MENDATAR & SUDUT JURUSAN
B’
A’ C’
Yang diartikan sudut
mendatar di A’ adalah
. sudut yang dibentuk oleh
bidang ABB’A’ dengan
ACC’A’. Sudut BAC
disebut sudut mendatar =
Y y’ sudut b
Sudut antara sisi AB
B dengan garis y’ yang
aac
sejajar sumbu Y disebut
aab C sudut jurusan sisi AB = a
b ab. Sudut Jurusan sisi AC
A X adalah a ac

30
PENGERTIAN SUDUT JURUSAN
U
.JadiSudut
Sudut Jurusan adalah :
yang dihitung mulai aab
dari sumbu Y+ (arah B
utara) berputar searah
jarum jam sampai titik A
ybs.
U B
aac
Sudut Jurusan mempunyai
harga dari 0o sd. 360o. b =aac - aab
aab
b
Dua sudut jurusan dari dua A
arah yang berlawanan
berselisih 180o C
aab
U
aab B aba

A
aba – aab = 180o

31
SUDUT JURUSAN
 Sudut Jurusan suatu sisi dihitung dari sumbu Y+ (arah utara)
berputar searah jarum jam sampai titik ybs, harganya 0o - 360o
 Dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih 180 o
Misalnya aba = aab + 180o atau aba - aab = 180o

U B
dab Arah suatu titik yang akan dicari dari titik
aab Yang sudah diketahui biasa dikenal
dengan sudut jurusan
- dimulai dari arah utara geografis (Y+)
A - diputar searah jarum jam
- diakhiri pada arah yang bersangkutan

B -aac= sudut jurusan dari A ke C


-aab= sudut jurusan dari A ke B
aab -b = sudut mendatar antara dua arah
aac
b aac = aab + b
A
C 32
TRIGONOMETRI
Y

A(X,Y)

r
y

x X

y y
Sin  = Tg  =
r x
x x
Cos  = Cotg  =
r y

Dalil Pitagoras : r = x 2 + y 2
33
MENENTUKAN SUDUT JURUSAN DAN JARAK

Arah Utara
aab

B (Xb, Yb)
dab
aab

aab

B”
A (Xa, Ya)

O A’ B’

Apabila diketahui Koordinat Titik A (Xa, Ya) dan B (Xb, Yb),


maka : Xb - Xa Xb - Xa
Tg  ab =  ab = arc Tg
Yb - Ya Yb - Ya
dan dari Rumus pitagoras diperoleh :
d ab = ( X AB ) 2 + (YAB ) 2
34
LATIHAN SOAL
1. Jika sudut jurusan dari titik P ke Q mempunyai harga
sinus negatif dan cosinus positif, tentukan arah titik Q
tersebut dengan gambar

2. Diketahui : A (+15602,75; -80725,88)


B (-25697,72; +26781,15)
Gambar dan hitung Sudut Jurusan aab dan Jarak dab

3. Diketahui : A (+15867,15; -20782,50)


B (+82167,86; +18880,42)
C (-21653,48; -36244,32)
D (-18546,91; 46421,38)
E (+43211,18; +92463,48)

Hitung : Sudut Jurusan, Jarak dan Gambar Koordinat


Titik-Titik Tersebut !
35
LATIHAN SOAL
4. Diketahui A (+54321,25; -61749,62)
B (-39882,12; +45967,40)
Gambar dan hitung Sudut Jurusan aba, dan Jarak dab

5. Diketahui Koordinat Titik P (-3042,86; -5089,16)


Q (-6209,42; +1253,25)
R (+1867,89; -3896,34)

Hitung : Sudut Jurusan apq apr dan aqr


Jarak dpq, dpr, dan dqr

36
LATIHAN SOAL

6. Diketahui : Koordinat Titik B (+21210,46;


+18275,80) Bila Jarak B ke A adalah 12460 m
dan sudut Jurusan dari B ke A mempunyai
harga tangen = akar 3 dan Cosinus sudut
jurusannya mempunyai harga tanda negatif.
Hitung Koordinat Titik A.

37
CONTOH HITUNGAN
SUDUT JURUSAN DAN JARAK 2 TITIK

Titik B Titik 17 Titik 21 Titik 22 Titik 15


Titik A Titik 18 Titik 14 Titik 31 Titik 16
Xb + 1842,19 + 1246,91 - 1284,06 - 1546,72
Xa - 1033,56 - 1003,65 + 1044,69 + 871,44
Xab +2875,75 +2250,56 - 2328,75 - 2418,16

Yb +1768,28 +1098,26 - 1116,48 + 1280,36


Ya +964,07 +1467,97 + 866,13 - 1629,81
Yab + 804,21 - 269,61 - 1982,61 + 2910,17

Tg ab 3,575869 - 6, 089013 1, 174588 -0, 830934


o
ab 74 22’34” - 80o 40’25” o
49 35’25”
o
-39 43’28”
o o o
+ 180 + 180 + 360
ab 74o 22’34” 99o 19’35” 229o 35’25” 320o 16’32”
o o o o
+ 180 + 180 + 180 + 180
o o o o
ba 254 22’34” 279 19’35” 49 35’25” 140 16’32”

dab 2986,08 2280,71 3058,40 3783,73

38
METODE PENENTUAN POSISI HORIZONTAL

 Metode Polar
Menentukan satu titik koordinat yang
diikatkan pada satu titik yang sudah
diketahui koordinatnya

 Metode Mengikat Kemuka


Menentukan satu titik koordinat yang
diikatkan pada dua titik yang sudah
diketahui koordinatnya

39
METODE PENENTUAN POSISI HORIZONTAL

 Metode Mengikat Kebelakang


Menetukan satu titik koordinat yang
diikatkan pada tiga titik yang sudah
diketahui koordinatnya

 Poligon
Menentukan banyak titik koordinat yang
diikatkan pada satu atau beberapa titik
yang sudah diketahui koordinatnya

40
METODE POLAR
Arah Utara
aab Apabila Diketahui Koordinat
Titik A adalah (Xa, Ya) dan
Hasil Pengukuran aab dan dab
B?
dab
aab
Hitung : Koordinat Titik B ?
aab
Penyelesaian :
B” Xb = OB’
A (Xa, Ya)
Xb = OA’ + A’B”
Xb = Xa + DXab

O A’ B’ Yb = B’B
Yb = B’B” + B”B
Xb = Ya + DYab
X ab
Sin  ab =  X ab = d ab Sin  ab Xb= Xa + dab Sin aab
d ab
Yab
Cos  ab =  Yab = d ab Cos  ab Yb= Ya + dab Cos aab
d ab 41
LATIHAN SOAL POLAR

1. Diketahui : Koordinat Titik 18 (-1033,56; +964,07)


d18-17 = 2986,08m
a18-17 = 74o22’34”

Ditanyakan : Koordinat Titik 17 ?

2. Diketahui : Koordinat Titik 14 (-1003,65; +1467,97)


d14-21 = 2280,71m
a14-21 = 99o19’35”

Ditanyakan : Koordinat Titik 21 ?

42
LATIHAN SOAL POLAR

3. Diketahui : Koordinat Titik 31 (+1044,69;+866,13)


d31-22 = 3058,40m
a31-22 = 229o35’25”

Ditanyakan : Koordinat Titik 22 ?

4. Diketahui : Koordinat Titik 16 (+871,44; 1629,81)


d16-15 = 3783,73m
a16-15 = 320o16’32”

Ditanyakan : Koordinat Titik 15 ?

43
CONTOH HITUNGAN KOORDINAT

Titik A Titik 18 Titik 14 Titik 31 Titik 16


Titik B ? Titik 17 ? Titik 21 ? Titik 22 ? Titik 15 ?
dab 2986,08 2280,71 3058,40 3783,73

ab 74o 22’34” 99o 19’35” 229o 35’25” 320o 16’32”

Xa -1033,56 -1003,65 +1044,69 +871,44


Xab +2875,75 +2250,56 - 2328,75 - 2418,16
Xb +1842,19 +1246,91 -1614,83 -1546,73

Ya +964,07 +1467,97 + 866,13 - 1629,81


Yab + 804,22 - 369,61 +1510,22 +2910,17
Yb +1768,29 +1098,26 +2376,35 +1280,36

44
METODE MENGIKAT KEMUKA
Pada dasarnya metode .
mengikat kemuka adalah R?
penentuan sebuah titik
yang akan dicari
koordinatnya melalui 2 dpr g
(dua) buah titik yang
sudah diketahui apq
koordinatnya. apr
P a aqr dqr
(Xp;Yp)
Misalnya kita akan
menentukan koordinat dpq
titik R yang diukur dari b
Titik P(Xp;Yp) dan Titik
Q(Xq;Yq). Alat Q
ditempatkan di kedua (Xq;Yq)
titik yang sudah diketahui
aqp

45
METODE MENGIKAT KEMUKA
1. Hitung sudut g =180o –a - b
2. Hitung apq dan dpq
.
Xq - Xp R?
Tg  pq = a pq
Yq - Yp didapat
dpr g
Xq  Xp Xq-Xp
Sin  pq =  d pq = apq
d pq Sin  pq apr
Pa aqr dqr
Yq  Yp Yq-Yp (Xp;Yp)
Cos  pq =  d pq =
d pq Cos  pq dpq
b
Diperoleh dpq rata-rata Q
(Xq;Yq)
aqp

46
METODE MENGIKAT KEMUKA
3. Dengan Rumus Sinus dalam segitiga PQR
Hitung Panjang Sisi dpr dan sisi dqr
d pq d pr d pq .
  d pr  Sin R?
Sin  Sin sin 
d pq d qr d pq dpr g
  d qr  Sin
Sin  Sin sin  apq
apr
4. Hitung apr dan a qr Pa aqr dqr
(Xp;Yp)
apr = a pq - a
dpq
b
aqr = a qp + b - 360
karena aqp = a pq + 180 Q
(Xq;Yq)
maka aqr = a pq + b -180 aqp

47
METODE MENGIKAT KEMUKA
5. Hitung Koordinat Titik R

XR1 = Xp + dpr Sinapr .


R?
YR1 = Yp + dpr Cosapr
dpr g

dan apq
apr
Pa aqr dqr
XR2 = Xq + dqr Sinaqr (Xp;Yp)
YR2 = Yq + dqr Cosaqr dpq
b

Q
JADI DIPEROLEH (Xq;Yq)
XR rata-rata dan YR rata-rata aqp

48
LATIHAN SOAL MENGIKAT KEMUKA

Diketahui : Koordinat . C?
Titik-Titik sbb :
A(-1246,78; +963,84) A a=56 15’16”

B(+1091,36; -1144,23) (-1246,78;+963,84)

Sudut-Sudut yg diukur b=62 38’42”

a =56o15’16”
b =62o38’ 42” B
(+1091,36;-1144,23)
Hitung : Koordinat Titik
C dengan metoda
mengingat Kemuka ?

49
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
Menentukan suatu titik baru dengan jalan
mengadakan pengukuran sudut pada titik yang
tidak diketahui koordinatnya kita namakan
penentuan titik dengan cara mengikat ke
belakang.
Ketentuan yang harus dipenuhi adalah diperlukan
paling sedikit tiga titik pengingat yang sudah
diketahui koordinatnya beserta sudut yang diukur
dari titik yang akan ditentukan koordinat tsb.
Keuntungan metode ini adalah kita hanya satu kali
menempatkan instrumen, yaitu pada titik yang
akan kita cari tersebut.
Terdapat dua cara perhitungan yang kita kenal,
yaitu Metode Collins dan Cassini.
50
METODE MENGIKAT KEBELAKANG

A
1. METODE COLLINS . (Xa;Ya)aab
aah
Bila kita akan b (Xb;Yb)
menentukan suatu g dab aab B a
koordinat (misalnya bh

titik P), maka titik dap dah 180-a-b a-b


tersebut harus dbp 180-g
diikatkan pada titik- a
ahc
titik yang sudah a
b g
diketahui koordinatnya P? H C
(misalnya titik A, B, (Xc;Yc
dan C), kemudian kita
ukur sudut a dan b

51
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN
1. Buatlah sebuah lingkaran A
melalui titik ABP, . (Xa;Ya)aab aah

lingkaran ini akan b (Xb;Yb)


memotong garis PC di titik g dab aab B a
bh
H (titik ini disebut sebagai
dap dah 180-a-b a+b
titik penolong Collins)
dbp
2. Mencari Sudut Jurusan 180-g
ahc
a ab dan Jarak dab a a
b g
Xb - Xa H C
Tg  ab = a ab didapat P?
(Xc;Yc
Yb - Ya
Xb-Xa
d ab1 =
Sin  ab d ab1  d ab2
d ab 
Yb-Ya 2
d ab2 =
Cos  ab
52
METODE MENGIKAT KEBELAKANG

LANGKAH PERHITUNGAN A
Mencari Koordinat Titik .
aah
3. (Xa;Ya)aab
H (Titik Penolong Collins) b (Xb;Yb)
g dab aab B a
a) Dari Titik A bh

1) Cari a ah = a ab + b dap dah 180-a-b a+b


ahc – ahb
2) Dengan Rumus Sinus dbp 180-g
menentukan dah ahc
d ab d ah a a
 b g
Sin  Sin 180- - P? H C
(Xc;Yc

d ab
d ah  Sin 180- - Xh1= Xa + dah.Sin aah
sin 
Yh1= Ya + dah.Cos aah

53
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN A
3. Mencari Koordinat Titik H . (Xa;Ya)aab
aah
(Titik Penolong Collins) b (Xb;Yb)
b) Dari Titik B g dab aab B a
bh
1) Cari a bh = a ab + (a+b)
dap dah 180-a-b a+b
2) Dengan Rumus Sinus
menentukan dbh dbp 180-g
ahc
d bh d ab a a
 b g
Sin β Sin α
H C
P?
(Xc;Yc
d ab
d bh  Sin β
sin α X h1  X h2
Xh2= Xb + dbh.Sin abh Xh 
2
Yh2= Yb + dbh.Cos abh Yh1  Yh2
Yh 
54 2
METODE MENGIKAT KEBELAKANG

LANGKAH PERHITUNGAN 3) Xp1= Xa + dap.Sin aap


4. Mencari a hc dan g Yp1= Ya + dap.Cos aap
Xc - Xh
Tg α hc =  α hc didapat
Yc - Yh b) DARI TITIK B
1) Cari a bp = aba – {180-(a+g)}
g = ahc – a hb
Jadi a bp = aab +a+g
= a hc – (a bh-180)
2) Mencari d ap
= a hc + 180 - a bh d ab d
 bp
5. Mencari Titik P Sin α Sin γ

a). DARI TITIK A d ab


d bp  Sin γ
1) Cari a ap = a ab – g sin α

2) Mencari d ap 3) Xp2= Xb + dbp.Sin abp


d ab d ap

Sin α Sin 180 - (α+γ) Yp2= Yb + dap.Cos abp

X P1  X P2 YP1  YP2
d
d ap  ab Sin 180-(α+γ) XP  YP 
sin α
2 2 55
LATIHAN COLLINS
Diketahui Koordinat Titik-Titik sbb :
A(-48908; -24620)
B(-10080; +69245)
C(+86929; +92646)
Sudut yg diukur a=40o15’25” dan b=30o18’46”

Hitung : Koordinat Titik P dengan mengikat Ke


belakang dengan cara Collins !

56
CARA CASSINI
Untuk menentukan koordinat titik P, titik
tersebut diikatkan pada titik yang sudah
diketahui koordinatnya, misalnya titik
A(Xa;Ya), B(Xb;Yb), dan C(Xc;Yc). Pada
cara ini diperlukan dua titik penolong, cara
ini membuat garis yang melalui titik A,
tegak lurus pada AB dan garis ini memotong
lingkaran di Titik R, demikian pula dari titik
C dibuat garis tegak lurus BC dan memotong
lingkaran di titik S.

57
CARA CASSINI
aab
B(Xb, Yb)
dab
. A(Xa, Ya)
dbc
C(Xc, Yc)

dar

a dcs
a b
R b
P
S

58
CARA CASSINI Langkah-Langkah :
1. Menghitung Titik R
. Xr = Xa + (Yb-Ya) Cotg a
Yr = Ya – (Xb-Xa) Cotg a
aab
B(Xb, Menghitung Titik S
da 2.
A(Xa, Yb)
dbc Xs = Xc + (Yc-Yb) Cotg b
Ya) b
Ys = Yc - (Xc-Xb) Cotg b
3. Menghitung Sudut Jurusan a rs
C(Xc, Yc) Xs - Xr
dar Tg α rs =  Tgα rs = n
Ys - Yr

a dcs 4. Hitung N = n +1/n


a b 5. Menghitung Koordinat Titik P
R b
P
S

59
CARA CASSINI
aab
B(Xb, Langkah-Langkah :
da
A(Xa, Yb)
db 5. Menghitung Koordinat Titik P
.Ya) b
Dari Titik R :
c
C(Xc, Yc) 1
nX b + Xr + Yb -Yr
dar X P1 = n
N
a dcs 1
a b Yb +n Yr + X b -Xr
R YP1 = n
b N
P Dari Titik S :
S
1
nX b + Xs + Yb -Ys
X P1  X P2 X P2 = n
XP  N
2 1
Yb +n Ys + X b -Xs
YP1  YP2 YP2 = n
YP  N
2
60
LATIHAN CASSINI

Diketahui Koordinat Titik-Titik sbb :


A(+23231;+91422)
B(+23373;+90179)
C(+2468;+90831)
Sudut yg diukur a=64o47’03” dan
b=87o11’28”

Hitung : Koordinat Titik P dengan mengikat


Ke belakang dengan cara Cassini !

61
POLIGON
Poligon adalah serangkaian garis lurus di
permukaan tanah yang menghubungkan titik-
titik dilapangan, dimana pada titik-titik
tersebut dilakukan pengukuran sudut dan
jarak.
Tujuan dari Poligon adalah untuk
memperbanyak koordinat titik-titik di
lapangan yang diperlukan untuk pembuatan
peta.

Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu :


Poligon Terbuka : poligon yang tidak
mempunyai syarat geometris
Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai
syarat geometris
62
B POLIGON TERBUKA
Sa Xb - Xa
A
 ab = arc Tg
Yb - Ya
da1
S1
3
S2
1
d23
d12
2
Pada gambar di atas, koordinat titik A dan B diketahui, dengan demikian
kita dapat menghitung sudut jurusan AB. Untuk menentukan
koordinat titik 1 diperlukan koordinat titik A, sudut jurusan A-1 dan
jarak A-1, begitu pula titik 2 diperlukan koord titik 1, sudut jurusan
1-2 dan jarak 1-2 dan seterusnya
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa aab= (lihat rumus di atas)
aa1 = aab + Sa
a12 = aa1 + S1- 180 a(n, n+1) = a(n-1, n) + Sn - 180
a23 = aab + S2 - 180
63
CONTOH PERHITUNGAN POLIGON TERBUKA

TITIK SUDUT SUDUT JARAK d. Sin  d. Cos  X Y


JURUSAN
B -1471.82 1041.26
284 o00'55"
A 296 o15'26" 315.45 595.14
219 o16'21" 417.36 -264.24 -323.06
1 78 o29'30" 51.21 272.08
117 o45'51" 560.4 495.88 -261.05
2 158 o48'40" 547.09 11.03
96o34'31" 499.3 496.02 -57.17
3 1043.11 -46.14

64
B POLIGON TERTUTUP
TERIKAT SEMPURNA
S1
S3
D
Sa 1 S2 3
A 2
Sc

Poligon Tertutup Terikat Sempurna adalah poligon yang


terikat diujung-ujungnya baik koordinat maupun sudut
jurusannya. Apabila Titik A, B, C dan D diketahui, maka
sudut jurusan awal aab dan acd
Adapun syarat geometris dari poligon di atas adalah :
1. aab - acd = SSi - n. 180 di mana n = kelipatan
2. XC - Xd = d. Sin a
3. YC - Yd = d. Cos a
65
POLIGON TERTUTUP TERIKAT SEMPURNA

TITIK SUDUT SUDUT JARAK d. Sin  d. Cos  Koor dinat


JURUSAN X Y
B 81.92 432.66
309o25'20"
A 64o02'16" 179.2 352.69
(-) 0o0'3" 13 o27'33" 148.11 34.47 144.04
1 196o12'40" -0.03 -0.01 213.64 496.72
(-) 0o0'3" 29 o40'10" 135.25 66.95 117.52
2 190o22'46" -0.02 280.57 614.24
(-) 0o0'4" 40 o02'52" 121.17 77.96 92.76
3 191o05'55" -0.02 358.51 707
(-) 0o0'4" 51 o08'43" 138.28 107.68 86.75
C 65o48'07" -0.02 466.17 793.75
(-) 0o0'3" 296o56'47"
D 348.16 853.74
542.81 287.06 441.07 66
POLIGON TERTUTUP
B KRING

Sb C
Sc

Sd D
A Sa

Sf Se
E
F
Poligon Kring adalah poligon yang mempunyai titik awal dan
akhir yang sama pada suatu titik.
Adapun syarat geometris adalah :
1. S Si = (n - 2) 180o ; Jumlah Sudut Luar S Si = (n + 2) 180o
2. S d. Sin a = 0
3. S d. Cos a = 0
67
POLIGON TERTUTUP “KRING”
JURUSAN X Y
6
45o07'18"
A 54o22'36" 1000 1000
(+) 0o0'1" 99o29'55" 61.14 60.3 -10.09
1 153o02'30" -0.01 1060.29 989.91
(+) 0o0'1" 72o32'26" 75.02 71.56 22.51
2 124o58'12" -0.02 -0.01 1131.83 1012.41
(+) 0o0'1" 17o30'39" 61.06 18.37 58.23
3 110o39'24" -0.01 1150.19 1070.64
(+) 0o0'2" 308o10'05" 68.58 -53.92 42.38
4 160o34'21" -0.02 1096.25 1113.02
(+) 0o0'2" 288o44'28" 40.6 -38.45 13.04
5 69o44'48" -0.01 1057.79 1126.06
(+) 0o0'2" 178o29'18" 66.8 1.76 -66.78
6 226o37'59" -0.01 1059.54 1059.28
(+) 0o0'1" 225o07'18" 84 -59.52 -59.27
A -0.02 -0.01 1000 1000
457.2 68

Anda mungkin juga menyukai