Anda di halaman 1dari 35

PL2102 POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG

KULIAH 1:
PENDAHULUAN
PENGANTAR PERKULIAHAN
PERATURAN KELAS

01 02 03 04

TIDAK DIPERKENANKAN Untuk IJIN KELUAR KELAS


MASUK TEPAT Jika MENGANTUK
beraktivitas yang dapat dalam rangka urusan
WAKTU atau belajar SILAKAN CUCI MUKA
MENGGANGGU selain mengantuk,
atau meninggalkan kelas
mandiri di luar kelas SUASANA PERKULIAHAN disarankan menggunakan
(mengaktifkan HP, waktu jeda di tengah
mengobrol, makan, dll) kuliah (10-15 menit)
LINGKUP
PENENTUAN LOKASI PERKULIAHAN INTERVENSI & PRESKRIPSI
individu/ organisasi/ atas permasalahan lokasi
perusahaan & penggunaan ruang

POLA KERUANGAN yang terbentuk DASAR-DASAR KAJIAN


secara agregat & implikasi sosial organisasi tata ruang
yang ditimbulkannya
TUJUAN PERKULIAHAN
Tujuan perkuliahan ini adalah mahasiswa mampu MENGENALI PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN LOKASI menurut individu dan implikasi keruangan dan sosial yang terbentuk secara agregat [deskriptif] dan
MENGUASAI GAGASAN-GAGASAN DASAR dalam melakukan pengaturan untuk mempengaruhi keputusan lokasi [preskriptif]

OUTCOME:
Mahasiswa mampu MENENTUKAN
Mahasiswa mampu menjelaskan
LOKASI OPTIMAL berbagai aktivitas
RELEVANSI berbagai teori lokasi dan
usaha berdasarkan berbagai prinsip
keruangan DALAM DUNIA NYATA
teoritik

Mahasiswa mampu MENGGAGAS


BENTUK-BENTUK INTERVENSI Mahasiswa mampu memahami dan
KEBIJAKAN spasial yang dapat MENGANALISIS MASALAH-MASALAH
mengarahkan keputusan lokasi yang AGREGAT yang timbul sebagai implikasi
LEBIH OPTIMAL. dari keputusan berlokasi berbagai kegiatan
PERSYARATAN MENGIKUTI KULIAH
Untuk dapat mengambil mata kuliah ini,
peserta DISYARATKAN PERNAH ATAU SEDANG
mengambil mata kuliah:

PENGANTAR PENGANTAR
EKONOMIKA DATA SPASIAL
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
NO KULIAH TOPIK
1 Pertemuan 1 (25/8) Pendahuluan
2 Pertemuan 2 (1/9) Teori Neo-klasik: lokasi industrI (Weber)
3 Pertemuan 3 (8/9) Teori perilaku, struktural, evolusioner, dan institusional
4 Pertemuan 4 (15/9) Teori Neo-klasik: wilayah pasar (Hotelling)
5 Pertemuan 5 (22/9) Dispersi dan Aglomerasi
6 Pertemuan 6 (29/9) Praktikum 1: Identifikasi autokorelasi spasial (Geoda)
7 Pertemuan 7 (6/10) Model guna lahan: pertanian (Von-Thunen)
8 UTS (13/10) UTS
9 Pertemuan 9 (20/10) Model guna lahan: perkotaan (monosentrik)
10 Pertemuan 10 (27/10) Model guna lahan: perkotaan (polisentrik)
11 Pertemuan 11 (3/11) Distribusi ukuran kota, Sistem Kota: Hierarkis
12 Pertemuan 12 (10/11) Sistem Kota: Jejaring
13 Pertemuan 13 (17/11) Praktikum 2: Alokasi Lokasi
14 Pertemuan 14 (24/11) Seminar Tugas 1
15 Pertemuan 15 (1/12) Seminar Tugas 2
16 UAS UAS
DAFTAR PUSTAKA UTAMA

McCann, P. (2013) MODERN URBAN Anderson, W.P (2012) O’Sullivan, A (2011)


AND REGIONAL ECONOMICS: ECONOMIC GEOGRAPHY (hlm. URBAN ECONOMICS.
SECOND EDITION, hlm. 1-151). 213-314). New York: Routledge McGraw Hill.
Oxford: Oxford University Press.
EVALUASI
KEHADIRAN PENILAIAN
Kehadiran 35% UTS
TIDAK TERMASUK
komponen penilaian
01 35% UAS
MAKSIMAL
KETIDAKHADIRAN 02 20% TUGAS KELOMPOK
(nilai kelompok +
penilaian teman)
20% (3x) dengan
syarat mengumpulkan
resume jika tidak hadir
10% KEAKTIFAN
(tugas harian/
praktikum/ kuis)
KONSEP DASAR LOKASI DAB RUANG
MENGAPA LOKASI & RUANG PERLU DIRENCANAKAN?

1 2 3

AKTIVITAS MANUSIA berlokasi Kondisi (kualitas) ruang RUANG (LAHAN) MERUPAKAN SUMBER DAYA
& saling berinteraksi di dalam beragam sehingga YANG UNIK karena jumlahnya relatif tetap
ruang serta MEMILIKI PERSEBARAN LOKASI & (tidak bertambah secara signifikan)
IMPLIKASI TERHADAP RUANG AKTIVITAS MANUSIA TIDAK • menjadi ajang kompetisi
MERATA • rawan terhadap konflik antar pengguna
• sering menjadi obyek spekulasi bagi para
pemilik modal
ILMU MEMBAHAS LOKASI DAN KERUANGAN

ILMU DASAR ILMU TURUNAN

ILMU DESAIN:
SENI arsitektur
MATEMATIKA ILMU SOSIAL: ILMU KERUANGAN:
ILMU ALAM
(cabang Geometri) Ekonomi (khususnya cabang Geografi (khususnya cabang
(Fisika) Ekonomi Keruangan/ Geografi Manusia/ Sosial/
Ekonomi Wilayah & Kota) Wilayah)
TEMPAT LOKASI

vs
Merupakan wujud pada permukaan Bumi Merupakan wujud pada permukaan Bumi
dengan posisi/ batas-batas yang RELATIF/ dengan posisi/ batas-batas yang JELAS/PASTI/
KONTEKSTUAL BERDASARKAN UKURAN- UNIVERSAL yang DAPAT DIUKUR SECARA
UKURAN PERASAAN (SENSE) atau identitas GEOMETRIS (misalkan titik koordinat)
sosial tertentu (psikologi/ sosiologi)
LOKASI DALAM RUANG WILAYAH DAN KOTA
LOKASI INDIVIDU LOKASI AGREGAT

Lokasi yang DAPAT DIGAMBARKAN SEBAGAI KUMPULAN LOKASI INDIVIDU yang membentuk
TITIK (misalkan persimpangan jalan, pasar, satu kesatuan wilayah dengan batas-batas
pusat kota) tertentu (misalkan kawasan perumahan, wilayah
kota, wilayah aliran sungai)
RUANG

RUANG (FISIKA): RUANG (GEOGRAFI):


Lingkungan di alam semesta berwujud tiga dimensi Kesatuan lingkungan yang melingkupi permukaan bumi
sebagai wadah dimana di dalamnya obyek-obyek beserta perut bumi di bawahnya dan udara di atasnya
berlokasi dan kejadian-kejadian berlangsung dengan batas-batas tertentu
POLA

POLA (SAINS): POLA (SENI): POLA (ARSITEKTUR):


Kejadian yang berulang dengan Bentuk-bentuk yang konsisten karena Bentuk yang dapat diulang tetapi tidak
aturan tertentu dan dapat memiliki “tulang” (aturan dasar/ selalu identik karena perlu penyesuaian
diprediksi “rumus”) yang sama dengan lingkungan sekitarnya
POLA RUANG
Pola ruang (geografi) adalah SEKUMPULAN LOKASI PADA SUATU RUANG WILAYAH
yang menyerupai suatu bentuk-bentuk berulang dengan ciri-ciri/ aturan tertentu

POLA RUANG
DASAR
AGLOMERASI
DISPERSI (menyebar) (mengumpul/mengelompok)
SETTLEMENT PATTERNS
settlements may develop in a PATTERN, LINEAR
DISPERSED many contain a mixture of patterns along a road or valley or
isolated farms, often in coastline
areas of steep relief (communication line)
LINEAR

PLANNED
DISPERSED

NUCLEATED PLANNED
clustered round a water square, grid, found in new
supply, or crossroads etc towns
NUCLEATED

ISOLATED
STRUKTUR
Definisi: TATANAN UNSUR-UNSUR YANG SALING TERKAIT dalam
suatu benda atau sistem yang terorganisasi dan mapan

ANALOGI:

TUBUH
DAUN MANUSIA
Struktur: TULANG DAUN
Struktur: TULANG
Pola: HELAI DAUN
Pola: DAGING
KOMPONEN 1. Central business district
STRUKTUR RUANG (PERKOTAAN) 2. Zone of transition
3. Zone of independent workers’ home
4. Zone of better residences
5. Commuter’s zone
JARINGAN
INFRASTRUKTUR
Indikasi Umum Pusat-pusat lingkungan
GUNA LAHAN/ PERMUKIMAN (alami) &
Kegiatan Pokok transportasi

1 2 3

© 2005 Pearson Prentice hall, Inc.


MODEL DASAR
STRUKTUR RUANG PERKOTAAN

MEMILIKI PUSAT TIDAK MEMILIKI


YANG JELAS PUSAT YANG JELAS
• Sprawl/ acak

MONOSENTRIK
• Radial POLISENTRIK
• Konsentrik
SISTEM KOTA
DEFINISI: tatanan kota-kota yang membentuk suatu kesatuan wilayah

SISTEM RANKING SISTEM HUBUNGAN


KOTA-KOTA ANTAR KOTA

KOTA
KOTA PRIMAT HIRARKIS JEJARING
MENENGAH
PL2102 POLA LOKASI DAN STRUKTUR RUANG

FUNGSI-FUNGSI PRODUKSI:
MIKROEKONOMI

DELIK HUDALAH
d.hudalah@sappk.itb.ac.id
http://sappk.itb.ac.id/pwd/
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Bandung
Fungsi Utilitas: V = f(x1,x2, …,xn)
Hubungan Output (Y) dan Input

18.01

INPUT: Raw materials. Land, Labor,


Capital, Technology
18.05
18.02
18.03
1. Permintaan: “Negative Slope”
Kurva permintaan dan Lokasi:
• Bagi unit usaha, kurva permintaan
adalah agregat untuk tiap
HARGA kelompok konsumen.
Px1 • Tingkat permintaan (kuantitas)
erat hubungannya dengan lokasi
pasar.
• Bentuk kurva permintaan
berhubungan dengan keadaan
pasar.

KUANTITAS
X1
2. Titik Impas
• Dalam struktur keuntungan tiap periode (misal 1 tahun), terdapat abstraksi
keterkerkaitan antara :
• Ongkos tetap (fixed cost) per periode (misal sewa pabrik per tahun)
• Ongkos-ongkos variabel (variable costs)
• Pemasukan (Revenue)
• Titik Impas : (F + V - R = 0)
3. Ongkos Rata-Rata
OUTPUT MC AC MR AR PROFIT
1 30 30 24 24 -6
2 10 20 22 23 6
3 5 15 20 22 21
4 3 12 18 21 36
5 2 10 16 20 50
6 4 9 14 19 60
7 9 9 12 18 63
8 17 10 10 17 56
9 28 12 8 16 36
10 42 15 6 15 0
11 70 20 4 14 -66
12 140 30 2 13 -204
4. Subsitusi antar Faktor Produksi
• Menurut teori Neoklasik, faktor produksi bisa di substitusi. Misal Modal/Kapital
(Mesin) dengan Buruh.
• Return dari modal yang tinggi, biasanya upah buruh juga tinggi → perusahaan
tinggal memilih, mana lokasi yang memberikan keuntungan maksimal.
5. Penetapan Harga (P)
• Dalam usaha bersifat monopoli, keuntungan (R - C) maksimum, terjadi apabila MC
= MR, utk suatu harga tertentu P
• Dalam usaha sangat kompetitif, harga merupakan titik impas ditambah
keuntungan yang layak.
• C dan R tidak terlepas dari faktor lokasi, juga tidak terlepas dari jumlah
permintaan
6. SKALA EKONOMI
• Increasing Return To Scale
• Constant Return To Scale
• Decreasing Return To Scale

• Kemungkinan skala bisa diperoleh secara internal atau bersama


• Keuntungan skala bisa dicapai di lokasi tertentu
Terima Kasih

DELIK HUDALAH
d.hudalah@sappk.itb.ac.id
http://sappk.itb.ac.id/pwd/
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai