INDIVIDUAL PROJECT
GEOINFORMASI
PEMBUATAN DATABASE DAN OPERASI SPASIAL BERBASIS ARCGIS UNTUK
MENDUKUNG PEMETAAN GEOLOGI
DISUSUN OLEH:
ABDUL MALIK PAMASENGI
(18/428743/TK/47245)
KELAS A
ASISTEN KELOMPOK:
GHIFFARY RIZA RAMADHAN
DOSEN PENGAMPU:
Dr. LUCAS DONNY SETIJADJI S.T., M.Sc.
YOGYAKARTA
MEI
2020
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari projek individu ini adalah agar mahasiswa dapat memahami proses
pembuatan database dan operasi spasial berbasis ArcGIS.
Tujuannya agar mahasiswa dapat memanfaatkan skill yang telah diperoleh dalam
perkuliahan maupun praktikum untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tugas
Pemetaan Geologi yang akan diambil pada semester V.
B. JENIS DATA
1. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), antara lain data spasial kontur, sungai, jalan, dan
administrasi.
5. Batasan wilayah kerja setiap mahasiswa sesuai dengan kelompok dan kavling area
pemetaan geologi.
b. Interpolasi Hillshade
Dari data raster yang telah dianalisis menggunakan Topo to Raster selanjutnya
dianalisis untuk menghasilkan hillshade dengan cara klik catalog lalu pilih
ToolBoxes→System ToolBoxex→3D Analyst Tool→ Raster Surface→ Hillshade
atau dapat dicari menggunakan Search Tool. Besar azimuth yang digunakan antara
lain 0º,45º,90º, dan 315º dengan latitude sebesar 45º.
c. Interpolasi Aspect
Lakukan kembali proses sebelumnya untuk melakukan analisis Aspect dari raster
yang telah di analisis menggunakan Topo to Raster sebelumnya.
d. Interpolasi Slope
Terakhir yaitu lakukan analisis slope dengan cara yang sama seperti analisis
hillshade dan analisis aspect.
Untuk menggabungkan semua hasil hillshade yang telah dibuat dengan berbagai
variasi azimuth atau arah penyinaran cahaya dapat dilakukan dengan cara klik Catalog→
ToolBoxes→System ToolBoxes→Spasial Analysis Tool→ Overlay→WeightedSum.
Pada bagian Input Feature masukkan semua hasil Hillshade yang telah dianalisis lalu
pada Output Feature pilihlah folder yang akan digunakan untuk menyimpan data overlay
tersebut kemudian klik OK.
Salah satu tujuan dalam melakukan interpolasi tersebut adalah untuk
menghasilkan Peta Pola Penyaluran dengan input data: Sungai dengan dasar
WightedSum.
b. Kemudian tambahkan koordinat pada peta sesuai dengan koordinat aslinya dengan
cara klik kanan pada Layers→ Properties→ Coordinat System → Projected
Coordinat System→ WGS_1984_UTM_Zone_49S.
c. Setelah itu klik Add Control Point pada Tool Georeferencing. Jika belum memiliki
Tool Georeferencing maka dapat ditambahkan dengan cara klik Customize→
Toolbar→ Georeferencing.
d. Zoom pada sudut peta yang berlawanan misalnya pada sudut kanan atas dan sudut
kiri bawah atau sudut kiri atas dan sudut kanan bawah kemudian klik kiri pada sudut
tersebut lalu klik kanan dan pilih Input DMS of Lon and Lad.
e. Input data koordinat asli yang tertera pada peta didalam kolom yang tersedia
kemudian klik OK dan lakukan lagi pada sudut yang berlawanan.
f. Terakhir klik Georeferencing → Rectify lalu tentukan tempat penyimpanan hasil
georeferencing dengan format TIFF. Setelah itu klik OK dan Add kembali peta yang
telah di georeferencing ke dalam ArcMap.
Pada peta tersebut terdapat 5 satuan batuan dimana sumber utama material penyusun satuan-
satuan batuan tersebut berasal dari hasil vulkanisme yang terjadi dibagian barat daerah penelitian.
Satuan-satuan yang ditemukan antara lain satuan batuan aglomerat, satuan batugamping, satuan
batupasir tufan, satuan batuserpih tufan, dan satuan breksi andesit. Selain itu beberapa sesar minor
juga ditemukan di daerah penelitian tersebut yang ditandai dengan adanya pola penyaluran trellis di
beberapa wilayah pada daerah penelitian tersebut. Pola aliran rectangular yang terdapat di bagian
barat laut daerah penelitian pula mengindikasikan adanya struktur sesar yang berkembang di
wilayah itu. Jika dilihat dari data strike dip yang ditemukan pada suatu titik pengamatan, perlapisan
batuan pada daerah penelitian memiliki nilai strike yang mengarah kearah timur laut dengan dip
sebesar 10o.
Persamaan dan perbedaan dari ketiga data raster DEM yang digunakan dalam analisis
tersebut yaitu ketiganya sama-sama menampilkan informasi data spasial ketinggian suatu wilayah
atau data topografi yang mencakup skala global dengan system koordinat geografis. Perbedaannya
DEMNAS memiliki resolusi spasial sekitar 0,27 Arc Second dengan datum EGM2008, GTOPO30
memiliki resolusi spasial sekitar 30 Arc Second dengan datum WGS 1984 dan SRTM memiliki
resolusi spasial sekitar 1-3 Arc Second dengan datum WGS 1984.
DEMNAS
GTOPO30
SRTM
Setelah semua proses analisis telah dilakukan jangan lupa untuk memperhatikan source data
yang telah dibuat di ArcMap agar data tersebut dapat dibuka oleh orang lain maupun pada
perangkat lain. Selain itu perhatikan juga organisasi dalam penyimpanan data-data tersebut agar
mudah ditemukan ketika dibutuhkan.