Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KOLOID

Disusun oleh:

I Putu Weda Sandi

Yudha 21/ XI

MIPA 2

SMA NEGERI 1

DENPASAR TAHUN
i
AJARAN 2021/2022

ii
Kata Pengantar

Om Swastyastu,

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala rahmat-Nya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima

kasih terhadap bantuan dari Bapak / Ibu guru yang telah berkontribusi dengan memberikan

sumbangan baik pikiran maupun materinya. Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat

menambah pengetahuan tentang Koloid. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah

ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan didalam penyusunan

makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah

ini.

Om Santhi, Santhi, Santhi, Om

Denpasar, 5 Mei 2022

I Putu Weda Sandi Yudha

iii
DAFTAR ISI

JUDUL…...................................................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN….....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................1
1.4 Manfaat...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN…...................................................................................................... 2
2.1 Sistem Dispersi Koloid...................................................................................................2
2.2 Tipe-Tipe Koloid............................................................................................................3
2.3 Sifat-Sifat Koloid........................................................................................................... 4
2.4 Proses Pembuatan Koloid...............................................................................................5
2.5 Penerapan Koloid dalam Kehidupan sehari-hari............................................................7
BAB III PENUTUP….............................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................8
Daftar Pustaka..........................................................................................................................9

iv
BAB I

PENDAHULUA

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari – hari kita sering bahkan selalu menggunakan bahan – bahan kimia,
seperti sabun, minyak wangi, pasta gigi, dan lain – lain. Bahan – bahan kimia tersebut tidak
dalam bentuk padatan maupun larutan, tetapi dalam bentuk antara padatan dan larutan yang
disebut koloid. Sistem koloid perlu kita pelajari karena berkaitan erat dengan hidup dan
kehidupan kita sehari – hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah ystem koloid. Bahan
makanan, seperti susu, keju, nasi dan roti adalah ystem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan
kosmetik, tanah pertanian juga merupakan ystem koloid.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan Sistem Dispersi Koloid?

b) Apa saja tipe-tipe Koloid?

c) Bagaimana Sifat-Sifat Koloid?

d) Bagaimana cara Pembuatan Sistem Koloid?

e) Apa Kugunaan Koloid dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Penulisan

a) Menjelaskan koloid.

b) Menjelaskan tipe-tipe koloid.

c) Menjelaskan sifat-sifat koloid.

d) Menjelaskan proses pembuatan koloid.

e) Menjelaskan penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Manfaat

a) Agar dapat mengetahui tentang koloid.

b) Agar dapat mengetahui tipe-tipe koloid.

c) Agar dapat mengetahui sifat-sifat koloid.

d) Agar dapat mengetahui proses pembuatan koloid.

e) Agar dapat mengetahui penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Dispersi Koloid

Koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat
berukuran antara 1 hingga 1000 nm terdispersi (tersebar) merata dalam medium zat lain.
Zat yang terdispersi sebagai partikel disebut fase terdispersi, sedangkan zat yang menjadi
medium mendispersikan partikel disebut medium pendispersi. Secara makroskopis,
koloid terlihat seperti larutan, di mana terbentuk campuran homogen dari zat terlarut dan
pelarut. Namun, secara mikroskopis, terlihat seperti suspensi, yakni campuran heterogen
di mana masing-masing komponen campuran cenderung saling memisah. Koloid
tergolong sistem dua fase, yaitu:

1) Fase terdispersi (terlarut), adalah zat yang didispersikan, bersifat diskontinu (terputus-
putus).

2) Medium dispersi (pelarut), adalah zat yang menjadi medium untuk dispersi, bersifat
kontinu (berkelanjutan).

Sistem dispersi dibedakan menjadi tiga, yaitu dispersi kasar (suspensi), dispersi halus
(larutan), dan dispersi koloid. Berikut ciri – ciri dari setiap bagian sistem dispersi :

1. Homogen Tampak homogen tetapi Heterogen


heterogen

2. Satu fase Dua fase Dua fase

3. Jernih Keruh tanpa endapan Keruh ada endapan

4. Tidak dapat disaring Dapat disaring (saring Dapat disaring


ultra)

5. Stabil Stabil Tidak stabil

6. Semua partikelnya Partikel berdimensi antara Partikel berdimensi >100


berdimensi < 1nm 1nm sampai 100 nm nm

7. Contoh : Larutan garam Contoh : Air + minyak Contoh : Jelly

2
2.2 Tipe-Tipe Koloid

Sistem koloid merupakan sistem dispersi vang terdiri atas dua fase zat (heterogen). Baik fase
terdispersi maupun medium pendispersinya dapat berwujud padat, cair, dan gas. Dari ketiga
fase zat tersebut dapat terbentuk sembilan kombinasi campuran fase zat, tetapi sistem koloid
yang terbentuk hanya ada delapan. Banyak, campuran antara fase terdispersi gas dan medium
pendispersi gas selalu menghasilkan campuran homogen (satu fase). Hal ini karena partikel-
partikel molekul gas memiliki diameter kurang dari 10-7 cm dan jarak antarpartikel gas
sangat renggang sehingga semua partikel gas dapat bercampur homogen dalam segala
perbandingan. Oleh karena itu, campuran gas dan gas tidak termasuk sistem koloid.
Berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya, sistem koloid menjadi 8 jenis
yaitu :

No Nama Koloid Fase Medium Contoh Koloid


Terdispresi Pendispersi

1. Sol padat Padat Padat Paduan logam, kaca


berwarna

2. Sol cair Padat Cair Tinta, cat

3. Aerosol padat Padat Gas Debu, asap rokok

4. Aerosol cair Cair Gas Kabut, awan

5. Emulsi padat Cair Padat Mentega, keju, Mutiara

6. Emulsi cair Cair Cair Susu, es krim, santan

7. Busa padat Gas Padat Batu apung, stirofoam

8. Busa cair Gas Cair Busa sabun, krim kocok

3
2.3 Sifat-Sifat Koloid

Koloid memiliki 8 sifat yaitu:

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah cahaya yang berhamburan oleh partikel koloid, di mana partikel larutan
berukuran lebih kecil daripada partikel koloid. Oleh karena itu, berkas cahaya dapat
dihamburkan.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak dari partikel koloid yang bisa dilihat hanya melalui
mikroskop ultra. Pergerakan acak tersebut disebabkan adanya tumbukan.

3. Absorpsi

Absorpsi adalah proses penyerapan, atau tepatnya penyerapan ion oleh partikel koloid karena
ukuran luas partikel koloid yang cukup besar. Dengan begitu ion dapat menempel di
permukaannya, baik ion positif maupun negatif. Lebih jauh lagi, koloid pun dapat bermuatan
sesuai muatan ion yang telah diserap.

4. Koagulasi koloid

Koagulasi koloid merupakan penggumpalan partikel koloid karena koloid mengandung


muatan yang dinetralkan. Pada koloid bermuatan sejenis, koloid tidak akan menggumpal
karena ion saling tolak-menolak. Sedangkan koloid yang muatannya telah dinetralkan tidak
lagi tolak-menolak sehingga koloid bisa berkelompok atau menyatu.

5. Dialisis

Dialisis adalah pemurnian koloid agar bebas dari ion-ion pengganggu. Contoh
pengaplikasiannya adalah proses cuci darah alias hemodialisis.

6. Elektroforesis

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik karena adanya
muatan yang terkandung di dalam partikel koloid tersebut. Kutub negatifnya disebut katoda,
sementara kutub positifnya disebut anoda.

7. Koloid Pelindung

Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain agar tidak terjadi
koagulasi (Menggumpal atau terpisah dari mediumnya). Contoh penggunan koloid pelindung
yaitu Lesitin, Gelatin, dan Kasein.

4
2.4 Proses Pembuatan Koloid

a. Cara Kondensasi

1. Cara Kimia
a) Reaksi Pengendapan
Pembuatan koloid dengan reaksi pengendapan dilakukan dengan cara
mencampurkan dua macam larutan elektrolit hingga menghasilkan
endapan yang berukuran koloid, contoh pembuatan sol AgCl. Sol AgCl
dibuat dengan cara mencampurkan larutan AgNO3 encer dengan
larutan HCl encer atau NaCl encer.

b) Reaksi Hidrolisis
Koloid dapat dibuat melalui reaksi hidrolisis, yaitu dengan mereaksikan
garam tertentu dengan air. Misalnya sol Fe(OH)3. Sol Fe(OH)3 dibuat
dengan cara menambahkan larutan FeCl3 ke dalam air mendidih.
Larutan FeCl3 akan terionisasi menghasilkan ion Fe3+. Ion Fe3+ ini akan
mengalami reaksi hidrolisis menjadi Fe(OH)3.

c) Reaksi Pemindahan / Substitusi


Contoh koloid yang dibuat dengan reaksi pemindahan adalah As2S3.
Sol As2S3 dibuat dengan cara mengalirkan gas asam sulfida ke dalam
larutan arsen(III) oksida.

d) Reaksi Redoks
Pembuatan koloid dengan reaksi redoks selalu disertai dengan
perubahan bilangan oksidasi, misal pada pembuatan sol emas dan sol
belerang.

2. Cara Fisika
a) Pengembunan Uap
Cara pengembunan uap diterapkan pada pembuatan sol raksa (Hg). Sol
raksa dibuat dengan menguapkan raksa. Uap raksa selanjutnya dialirkan
melalui air dingin sehingga mengembun dan diperoleh partikel raksa
berukuran koloid.

5
b) Pendinginan
Suatu koloid dapat dibuat melalui proses pendinginan, tujuannya untuk
menggumpalkan suatu larutan sehingga menjadi koloid karena
kelarutan suatu zat sebanding dengan suhu.

c) Penggantian Pelarut
Penggantian pelarut digunakan untuk mempermudah pembuatan koloid
yang tidak dapat larut dalam suatu pelarut tertentu.

b. Cara Dispersi

a) Cara Busur Bredig


Pembuatan koloid dengan cara busur Bredig sering disebut
elektrodispersi. Cara ini dilakukan untuk membuat partikel – partikel
fase terdispersi menggunakan loncatan bunga api listrik. Cara ini banyak
digunakan untuk membuat sol logam.

b) Cara Mekanik
Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan dengan menggerus
zat padat hingga halus, lalu mendispersikannya ke dalam medium
pendispersi. Namun, pada proses ini fase terdispersinya kadang – kadang
mengalami penggumpalan kembali sehingga perlu ditambahkan
stabilizer. Contoh pembuatan mentega dan tinta.

c) Cara Peptitasi
Peptitasi adalah cara pembuatan koloid dengan jalan memecah partikel
zat yang mengendap dalam medium pendispersi air menjadi berukuran
partikel koloid. Proses ini diikuti dengan penambahan suatu elektrolit
atau dengan menghilangkan ion – ion elektrolit penyebab pengendapan.

d) Cara Homogenisasi
Homogenisasi adalah cara yang digunakan untuk membuat suatu zat
menjadi homogen dan berukuran partikel koloid. Contohnya pembuatan
susu.

6
2.5 Penerapan Koloid dalam Kehidupan sehari-hari

· Bidang Industri

Sistem koloid digunakan dalam berbagai bidang industri diantaranya industri karet,
pembuatan cat, pemutihan gula, pengambilan endapan pengotor udara, dan penjernihan air.

· Bidang Makanan

Contoh penggunaan sistem koloid dalam bidang makanan adalah pada susu dan santan.

· Bidang Farmasi

Di bidang farmasi, prinsip koloid diterapkan saat mengobati sakit perut akibat bakteri
patogen dengan norit. Sakit perut dapat terjadi jika terdapat gas yang terjebak dalam sistem
pencernaan. Sakit perut juga dapat disebabkan oleh bakteri dalam perut yang menghasilkan
zat racun. Norit yang terbuat dari karbon aktif akan membentuk sistem koloid di dalam
sistem pencernaan. Koloid yang terbentuk akan mengadsorpsi gas atau zat racun sehingga
konsentrasinya berkurang.

· Bidang Kosmetik

Bahan-bahan kosmetik hampir 90% dibuat dalam bentuk koloid. Contoh dari penerapan
koloid di bidang kosmetik adalah pada lipstik, maskara, pensil alis, cat kuku, dan lain-lain.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Koloid merupakan sistem dispersi yang bersifat heterogen, tetapi stabil dan terlihat
homogen. Sistem dispersi adalah campuran antara fase terdispresi (zat yang terlarut) dengan
medium pendispersi (zat yang terlarut) bercampur secara merata. Sistem dispersi dibedakan
menjadi 3, yaitu dispersi kasar (suspensi), dispersi halus (larutan), dan dispersi
koloid.Sistem Koloid dikelompokkan menjadi 8 jenis, namun secara garis besar ada 4
kelompok yaiuta sol, aerosol, emulisi, dan busa. Sifat-sifat koloid yaitu efek tyndall, gerak
brown, elektroforesis, adsorpsi, koagulasi, dialysis, dan koloid pelindung.

Proses Pembentukan Koloid dapan dibedakan menjadi dua yaitu secara kondensasi dan
secara dispersi. Ada banyak penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari contohnya di
bidang industri, makanan, farmasi, kosmetik, dan yang lainnya.

8
Daftar Pusaka

https://kabarkan.com/dispersi-koloid/

https://mediaindonesia.com/humaniora/431439/contoh-kata-pengantar-untuk-tugas-makalah-
karya-ilmiah-dan-laporan

https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Pembuatan%20Sistem%20Koloid/
molfiles/konten5.html

Anda mungkin juga menyukai