Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KIMIA

KOLOID

DISUSUN
OLEH :

NAMA : MISNAWATI
KELAS : XI IPA

SMA NEGERI 1 TINONDO


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyusun makalah ini sesuai dengan
kemampuan yang kami miliki.
Makalah  ini merupakan  makalah  yang pertama kami buat dalam bidang studi Kimia,
makalah ini juga sangatlah sederhana dari makalah yang lain. Makalah ini pun mengambil
tentang “Koloid”, yang kami kiranya para pembaca dapat mengetahui dari koloid apa itu koloid
serta contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun akan  kami terima dengan tangan terbuka demi
kesempurnaan penyusunan makalah kami yang selanjutnya. kami berharap penyusunan makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kami semua. Amin.
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..............................................................................................................................
Kata Pengantar .............................................................................................................................
Daftar Isi ......................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan .......................................................................................................................
1. Latar Belakang ......................................................................................................................
2. Rumusan Masalah .................................................................................................................
3. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................
4. Manfaat Penulisan .................................................................................................................
Bab II Pembahasan .......................................................................................................................
1. Sistem Koloid Dalam Pengelompokkan ...............................................................................
2. Macam-macam Koloid ..........................................................................................................
3. Beberapa Macam Koloid Dan Penggunaannya ....................................................................
4. Sifat-sifat Koloid ...................................................................................................................
5. Pembuatan Koloid Sol ..........................................................................................................
6. Pemurnian Koloid Sol ...........................................................................................................
7. Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari ..................................................................................
Bab III Penutup ............................................................................................................................
1. Kesimpulan ...........................................................................................................................
2. Saran .....................................................................................................................................
Daftar Pustaka ..............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di alam yang mencakup berbagai
bidang. Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan
oleh tubuh,terlebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid, dan protoplasma dalam sel –
sel makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang
merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata.
Misalnya saja saat kita membuat susu, serbuk atau tepung susu bercampur secara merata
dengan air panas. Kemudian, es krim yang biasa kita konsumsi, mempunyai rasa yang
beragam, es krim tersebut haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Semua itu
merupakan contoh sistem koloid.
Udara juga mengandung sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi
(tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang
disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral – mineral yang terdispersi dalam tanah,
yang dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan juga merupakan koloid. Penggunaan sabun untuk
mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk koloid antara air dengan kotoran yang
melekat (minyak). Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang
menghasilkan cahaya warna merah juga merupakan sistem koloid.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu koloid ?
2. Apa saja jenis-jenis koloid ?
3. Bagaimana penggunaan koloid ?
4. Apa saja sifat-sifat koloid ?
5. Bagaimana cara membuat koloid ?
6. Bagaimana cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan ?
7. Apa saja contoh koloid dalam kehidupan sehri-hari ?
C. Tujuan Penulisan
a. Menjelaskan apa itu koloid.
b. Menjelaskan macam-macam koloid.
c. Menjelaskan penggunaan koloid.
d. Menjelaskan sifat-sifat koloid.
e. Menjelaskan cara membuat koloid.
f. Menjelaskan cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan.
g. Menjelaskan contoh-contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Penulisan
a. Agar dapat mengetahui dan memahami apa itu koloid.
b. Agar dapat mengetahui macam-macam koloid.
c. Agar dapat mengetahui penggunaan koloid.
d. Agar dapat mengetahui sifat-sifat koloid.
e. Agar dapat mengetahui cara membuat koloid.
f. Agar dapat mengetahui cara memurnikan koloid.
g. Agar dapat mengetahui contoh-contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari.

  
BAB II
PEMBAHASAN

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-
partikel zat yang brukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara
1-100 nm. Contoh : mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen di air dan minyak dan
cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.
1. Sistem Koloid Dalam Pengelompokkan Campuran
Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara campuran
homogen (larutan) dan heterogen (suspensi). Dengan kata lain, campuran koloid merupakan
bentuk peralihan campuran dari heterogen menjadi homogen.
Pada dasarnya campuran koloid itu bersifat homogen, dan unsur-unsur pembentuk
campuran itu sudah menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja campuran itu tidak dibentuk
oleh sebaran-sebaran molekuler, melainkan berupa gabungan dari beberapa molekul. Namun
karena bentuknya sangat kecil, gabungan-gabungan molekul itu sulit dikenali lagi.
Untuk membedakan sistem koloid dengan sistem pemcapuran lainnya, perhatikanlah
tabel berikut!
LARUTAN KOLOID SUSPENSI
Terdiri atas satu fasa Terdiri atas satu fasa Terdiri atas dua fasa
Homogen Homogen Heterogen
Jernih Keruh Keruh
Tidak memisah jika
didiamkan Tidak memisah jika didiamkan Memisah jika didiamkan
Tidak dapat disaring Dapat disaring Dapat disaring
Dapat diamati dengan Dapat diamati dengan
Tidak dapat diamati mikroskop ultra mikroskop biasa
Diameter partikel < 10 -
Diameter partikel 10  - 10
-7 -
7
 cm. 5
 cm. Diameter partikel > 10-5 cm.
Penulisan A (aq) Penulisan A (s) Penulisan A (s)
2. Macam-macam Koloid dan Pengelompokkannya
Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan fase
pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendispensi. Sementara
itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.
Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid sol,
emulsi, dan buih.
1.    Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat.
2.   Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair.
3.   Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.
Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih masih terbagi atas beberapa jenis            
1. KOLOID SOL
Koloid sol terdiri atas bagian-bagian berikut:
a. Sol padat (padat-padat) Sol padat ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi
dalam zat fase padat. Contoh: logam paduan, kaca berwama, intan hitam, dan baja.
b. Sol cair (padat-cair) Sol cair ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi
dalam zat fase cair. Berarti, Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase
cair. Contoh: cat, tinta, dan kanji.
c. Sol gas (padat-gas) Sol gas (aerosol padat) ialah koloid dengan zat fase padat
terdispersi dalam zat fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium
fase gas. Contoh: asap dan debu.
2. KOLOID EMULSI
Koloid emulsi terbagi ke dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut:
a. Emulsi padat (cair-padat) Emulsi padat (gel) ialah koloid dengan zat fase cair
terdispersi dalam zat fase padat. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium
fase padat. Contoh: mentega, keju, jeli, dan mutiara.
b. Emulsi cair (cair-cair) Emulsi cair (emulsi) ialah koloid dengan zat fase cair
terdispersi dalam zat fase cair. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium
fase cair. Contoh: susu, minyak ikan, dan santan kelapa.
c. Emulsi gas (cair-gas) Emulsi gas (aerosol cair) ialah koloid dengan zat fase cair
terdispersi dalam zat fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium
fase gas. Contoh: obat-obat insektisida (semprot), kabut, dan hair spray.
3. KOLOID BUIH
Kolodi buih erdiri atas dua jenis, , yaitu sebagai berikut:
a. Buih padat (gas-padat)
Buih padat ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Hal ini
berarti zat terdispersi fase gas dan medium fase padat. Contoh: busa jok dan batu
apung.
b. Buih cair (gas-cair)
Buih cair (buih) ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair.
Berarti, zat terdispersi faso gas dan medium fase cair. Contoh: buih sabun, buih soda,
dan krim kocok
Klasifikasi di atas dapat pula disusun dalam delapan pola penggolongan, yakni
seperti dalam tabel berikut.       
Fase Fase
No Nama Koloid Contoh
Terdispersi Pendispersi
buih sabun, shampoo, krim
1 Gas cair buih, deterjen
kocok

2 Gas padat busa padat karet busa, batu apung

3 cair gas aerosol cair Kabut

susu, santan, minyak ikan, es


4 cair cair emulsi
krim

5 cair padat emulsi padat mutiara, jeli, keju

6 padat gas aerosol padat Asap

7 padat cair sol cat, tinta, larutan agar-agar

sol padat,
8 padat padat kaca berwarna, campuran
logam
3. Beberapa Macam Koloid Dan Penggunaannya
Ada banyak penggunaan  sistem koloid  baik di dalam kehidupan sehari-hari  maupun
dalam berbagai industri  seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan sebagainya.
Beberapa macam koloid tersebut antara lain :
1. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid di mana partikel padat  atau cair terdispersi dalam gas.
Aerosol  yang dapat kita saksikan di alam adalah kabut, awan, dan debu di udara.
Dalam industri modern, banyak sediaan insektisida  dan kosmetika yang diproduksi
dalam bentuk aerosol, dan sering  kita sebut sebagai obat semprot, Contohnya antara
lain adalah hair spray, deodorant dan obat nyamuk.
2. Sol
Sol adalah sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan. Berdasarkan
sifat adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita mengenal dua macam
sol;
a. Sol liofil, dimana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan,
sehingga terbentuk  suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya
“cinta cairan” (Bahasa Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah
padat disebut gel. Contoh gel antara lain selai dan gelatin. Ciri-ciri sol liofil :
1. Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium
terdispersinya
2. Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan
3. Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat
proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang
teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak
saling bergabung
4. Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi
5. Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
6. Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi,
kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium
pendispersinya.
7. Memberikan efek Tyndall yang lemah
8. \Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali
b. Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan. Liofib
artinya “takut cairan” (phobia=takut). ). Contoh koloid liofob adalah sol sulfida dan
sol logam. Ciri-cirinya :
1. Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium
pendisperinya
2. Memiliki muatan positif atau negative
3. Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan
partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik
4. Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi
5. Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan
6. Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi
sol
7. Memberikan efek Tyndall yang jelas
8. Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel
Jika medium pendispersinya berupa air, kedua macam koloid di atas masing-
masing disebut koloid hidrofil (cinta air) dan koloid liofob (takut air). Contoh koloid
hidrofil adalah kanji, protein, lem, sabun, dan gelatin. Adapun contoh koloid
hidrofob adalah sol-sol sulfide dan sol-sol logam.
3. Emulsi
Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium pendispersi
sama-sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu  campuran koloid, harus ditambahkan
zat pengemulsi (emulgator). Susu merupakan  emulsi lemak dalam air, dengan kasein
sebagai emulgatornya. Obat-obatan yang tidak larut dalam  air banyak yang dibuat dan
dipanaskan  dalam bentuk emulsi. Contohnya emulsi minyak ikan. Emulsi yang dalam
bentuk semipadat disebut krim.
4. Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Sifat pengahamburan cahaya oleh koloid di temukan oleh John Tyndall, oleh
karena itu sifat ini dinamakan Tyndall. Efek dari Tyndall digunakan untuk
membedakan system koloid dari larutan sejati, contoh dalam kehidupan sehari –
hari dapat diamati dari langit yang tampak berwarna biru atau terkandang
merah/oranye.
Selain itu contoh lainnya adalah pada koloid kanji dan larutan Na 2Cr2O7, maka
sinar dihamburkan oleh system koloid tetapi tidak dihamburkan oleh larutan sejati
hal ini dapat dilihat terdapat berkas sinar pada larutan. Larutan koloid kanji
memiliki partikel-partikel koloid relatif besar untuk dapat menhamburkan sinar dan
sebaliknya Na2Cr2O7 memiliki partikel-partikel yang relatif kecil sehingga
hamburan yang terjadi sedikit kecil dan sulit diamati.
2. Gerak Brown
Dibawah mikroskop ultra, partikel koloid akan tampak sebagai titik cahaya. Jika
pergerakan titik cahaya atau partikel tersebut diikuti, partikel itu bergerak terus-
menerus dengan gerakan zigzag. Hal ini pertama kali diamati oleh Robert Brown
(1773-1858), seorang ahli botani inggris pada tahun 1827. Ia sedang mengamati
butiran sari tumbuhan pada permukaan air dengan mikroskop. Partikel koloid
dalam medium pendispersinya disebut gerak brown. Gerak brown dapat diuraikan
sebagai berikut: Partikel – partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut
bersifat acak seperti pada zat cair dan gas. Sistem koloid dengan medium
pendipersi zat cair atau gas, partikel-partikel menghasilkan tumbukan.
Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Partikel koloid cukup kecil,
tumbukan cenderung tidak seimbang. Dan menyebabkan perubahan arah partikel
sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak brown.

Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak brown. Semakin besar
ukuran partikel, semakin lambat gerak brown.
Gerak Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi suhu system, koloid, semakin
besar energi kinektik yang dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak Brown dari
partikel fase terdispersinya semakin cepat. Semakin rendah suhu system koloid,
maka gerak Brown semakin lambat.
3. Adsorpsi koloid
Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka partikel zat cair atau
gas akan terakumulasi. Fenomena disebut adsorpsi. Jadi adsorpsi terkait dengan
penyerapan partikel pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki kemampuan
untuk mengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel
koloid tergolong besar Karenna partikelnya memberikan sesuatu permukaan yang
luas. Sifat ini telah digunakan dalam berbagai proses seperti penjernihan air.
4. Muatan koloid sol
Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel koloid
memiliki muatan sejenis (positif dan negatif). Maka terdapat gaya tolak menolak
antar partikel koloid. Partikel koloid tidak dapat bergabung sehingga memberikan
kestabilan pada sistem koloid. Sistem koloid secara keseluruhan bersifat netral.
a. Sumber muatan koloid sol
Partikel-partikel koloid mendapat mutan listrik melalui dua cara, yaitu dengan
proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikelnya.
 Proses adsorpsi
Partikel koloid dapat mengadsorpsi partikel bermuatan dari fase
pendispersinya. Jenis muatan tergantung dari jenis partikel yang bermuatan.
Partikel sol Fel (OH)3 kemampuan untuk mengadsorpsi kation dari medium
pendisperinya sehingga bermuatan positif, sedangkal partikel sol
As2S3 mengadsorpsi anion dari medium pendispersinya sehingga bermuatan
negatif. Sol AgCI dalam medium pendispersi dengan kation Ag+ berlebihan
akan mengadsorpsi Ag+ sehingga bermuatan positif. Jika anion CI- berlebih,
maka sol AgCI akan mengadsorpsi ion CI- sehingga bermuatan positif.
 Proses ionisasi gugus permukaan partikel
Beberapa partikel koloid memperoleh muatan dari proses ionisasi gugus-
gugus yang ada pada permukaan partikel koloid.

A Koloid protein
Koloid protein adalah jenis koloid sol yang mempunyai gugus yang bersifat asam
(-COOH) dan biasa (-NH2). Kedua gugus ini dapat terionisasi dan memberikan
muatan pada molekul protein. Pada ph rendah , gugus basa –NH 2 akan menerima
proton dan membentuk gugus –NH3. Ph tinggi, gugus –COOH akan mendonorkan
proton dan membentuk gugus –COO-. Pada pH intermediet partikel protein
bermuatan netral karena muatan –NH3+ dan COO- saling meniadakan.
A Koloid sabun dan deterjen
Pada konsentrasi relatif pekat, molekul ini dapat bergabung membentuk partikel
berukuran koloid yang disebut misel. Zat yang molejulnya bergabung secara
spontan dalam suatu fase pendispersi dan membentuk partikel berukuran koloid
disebut koloid terasosiasi.
Sabun adalah garam karboksilat dengan rumus R-COO-Na+.
Anion R-COO- terdiri dari gugus R- yang bersifat non pola. Gugus R- atau ekor
non-polar tidak larut dalam air sehingga akan terorientasi ke pusat.
b. Kestabilan koloid Muatan partikel koloid adalah sejenis cenderung karena
sering tolak-monolak.
c. Lapisan bermutar ganda Permukaan partikel Koloid mendapat muatan bahwa
partikel-partikel. lapisan bermuatan listrik ini selanjutnya akan menarik ion-ion
dengan
Permukaan lapisan ganda ini mengikuti model Helmoslzt. Sekarang model
yang lebih akurat adalah : Lapisan padat : koloid menarik ion-ion dengan
muatan yang berlawanan. Lapisan difusi : merupakan lapisan dimana muatan
berlawanan dari medium pendispersi difusi.
d. Elektroforesis
e. Partikel koloid sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalm
medan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut
elektrofesis.
Femonema elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan
partikel koloid.
5. Koagulasi
Partikel-partikel koloid yang bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis.
Apabila muatan listrik itu hilang , maka partikel koloid tersebut akan bergabung
membentuk gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan pengendapannya
disebut Koagulasi
6. Koloid pelindung
Ukuran partikel koloid berada di antara partikel larutan dan suspensi, karena itu
cara pembuatannya dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau
memperkecil partikel suspensi. Maka dari itu, ada dua metode dasar dalam
pembuatan iystem koloid sol, yaitu:
5. Pembuatan Koloid Sol
Ukuran partikel koloid berada di antara partikel larutan dan suspensi, karena itu cara
pembuatannya dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau memperkecil
partikel suspensi. Maka dari itu, ada dua metode dasar dalam pembuatan sistem koloid
sol, yaitu:
 Metode kondensasi yang merupakan metode bergabungnya partikel-partikel kecil
larutan sejati yang membentuk partikel-partikel berukuran koloid.
 Metode dispersi yang merupakan metode dipecahnya partikel-partikel besar
sehingga menjadi partikel-partikel berukuran koloid.
1. Metode kondensasi
Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara
kimia (dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks) atau dengan penggatian
pelarut. Cara kimia tersebut bekerja dengan menggabungkan partikel-partikel
larutan (atom, ion, atau molekul) menjadi pertikel-partikel berukuran koloid.
a. Reaksi dekomposisi rangkap
Misalnya:
- Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan
melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna
kuning terang: As2O3 (aq) + 3H2S(g) → As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2)
- Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan
HCl encer: AgNO3 (ag) + HCl(aq) → AgCl (koloid) + HNO3 (aq)
b. Reaksi hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalanya:
- Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl 3 dengan
memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air
mendidih;
FeCl3 (aq) + 3H2O(l) → Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)
(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+)
- Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air
mendidih;
AlCl3 (aq) + 3H2O(l) → Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)
c. Reaksi reduksi-oksidasi (redoks) Misalnya:
- Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya
dengan melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH;
2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) → 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq)
- Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air
dengan mengalirinya gas H2S ; 2H2S(g) + SO2 (aq) →3S(s) + 2H2O(l)
d. Penggatian pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa
terdispersi yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran
koloid. Misalnya:
 untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah
larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air,
belarang harus terlenih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh.
Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan
sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang
akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan
kelarutan belerang dalam air.
 Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula
dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan
tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah
koloid kalsium asetat.
2. Metode Dispersi
Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran
koloid yang kemudian akan didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 3
cara dalam metode ini, yaitu:
a. Cara Mekanik
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan
proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran
koloid.
b. Cara peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar
atau dari suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu
zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit
khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.
c. Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam,
sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi
partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua
logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin)
sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan
diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam
menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi
dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid.
Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka
metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.
d. cara ultrasonik
Cara ini hampir sama dengan cara busur Bredig, yaitu sama-sama berfungsi
dalam pembuatan sol logam. Kalau busur Bredig menggunakan arus listrik
tegangan tinggi, maka cara ultrasonik menggunakan energi bunyi
berfrekuensi sangat tinggi, yaitu di atas 20.000 Hz.
6.  Pemurnian Koloid Sol
Seringkali terdapat zat-zat terlarut yang tidak diinginkan dalam suatu pembuatan suatu
sistem koloid. Partikel-partikel tersebut haruslah dihilangkan atau dimurnikan guna
menjaga kestabilan koloid. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan,
yaitu:
1. Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang
menempel pada permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput
semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan molekul – molekul kecil melalui selaput
semipermiabel disebut dialysis. Suatu koloid biasanya bercampur dengan ion-ion
pengganggu, karena pertikel koloid memiliki sifat mengadsorbsi. Pemisahan ion
penggangu dapat dilakukan dengan memasukkan koloid ke dalam kertas/membran
semipermiabel (selofan), baru kemudian akan dialiri air yang mengalir. Karena
diameter ion pengganggu jauh lebih kecil daripada kolid, ion pengganggu akan
merembes melewati pori-pori kertas selofan, sedangkan partikel kolid akan
tertinggal.
Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut dijadikan
dasar bagi pengembangan dialisator. Salah satu aplikasi dialisator adalah sebagai
mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Jaringan ginjal bersifat
semipermiabel, selaput ginjal hanya dapat dilewati oleh air dan molekul sederhana
seperti urea, tetapi menahan partikel-partikel kolid seperti sel-sel darah merah.
2. Elektrodialisis
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah pengaruh medan listrik.
Cara kerjanya; listrik tegangan tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang
menyokong selaput semipermiabel. Sehingga pertikel-partikel zat terlarut dalam
sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju elektrode dengan muatan
berlawanan. Adanya pengaruh medanlistrik akanmempercepat proses pemurnian
sistem koloid. Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-
partikel zat terlarut elektrolit karena elektrodialisis melibatkan arus listrik.
3. Penyaring Ultra
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-
pori kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut.
Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka
ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi
tersebut disebut penyaring ultra.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuklambat, jadi
tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel
koloid akan teringgal di kertas saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan
berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.
7.  Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Sifat karakteristik kolid yang penting, yaitu sangat bermanfaat untuk mencampur
zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk
produksi skala besar. Oleh karena sifat tersebut, sistem koloid menjadi banyak kita
jumpai dalam industri (aplikasi koloid untuk produksi cukup luas). Tetapi selain
industri, sistem koloid juga banyak dapat kita jumpai dsalam kehidupan kita sehari-
hari, contohnya saja di alam, kedokteran, pertanian, dsb;
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-
partikel zat yang brukuran koloid tersebar merata dalam zat lain.
Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara campuran
homogen (larutan) dan heterogen (suspensi).
Sistem koloid terdiri atas dua fase yakni fase terdispersi (fase dalam) dan fase pendispersi
(fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendispensi. Sementara itu, zat yang
fasenya berubah merupakan zat terdispensi.
Sifat-sifat Koloid yaitu : efek tyndall, gerak brown, adsorpsi koloid, muatan koloid
sol, koagulasi, dan koloid pelindung.
Cara pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau
memperkecil partikel suspensi. Ada dua metode dasar dalam pembuatan sistem koloid sol, yaitu:
- Metode kondensasi
- Metode dispersi
Untuk pertikel-partikel yang mngganggu pembuatan sistem koloid, digunakan metode
pemurnian yaitu: dialisis, elektrodialisis, dan penyaring ultra.

B. Saran
Sebaiknya dalam memanfaatkan penerapan sistem koloid ini, kita
harus tetap berpegang teguh pada prinsip agar apapun yang nantinya
akan kita lakukan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di
masyarakat sertabtidak merugikan pihak lain. Dengan begitu semua
pihak akan merasa diuntungkan oleh apa yang kita lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

      http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Tega%20rQ/index.html
      http://www.google.co.id/search?q=gambar
      http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-GB
%3Aofficial&sout=0&biw=1024&bih=536&tbm=isch&sa=1&q=krim+kocok&oq=krim+kocok
&aq=f&aqi=&aql=&gs_l=img.3...369556.3407243.0.3408000.17.13.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0.sOO9c
xadL_s
       http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid
       http://sistemkoloid.tripod.com/kegunaan.htm
       http://nabilahfairest.multiply.com/journal/item/38/koloid
       http://user.cbn.net.id/johanoni/koloid.htm
       http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas_x/koloid/.
       http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7578/
Koloid.pdf 
       http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Citra06015 0/index.html/
       http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid/
       Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta :Yudhistira
      Suharsini, Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.
      Theory and Application of Chemistry 2 for Grade XI Senior high school and islamic senior high
school. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai