KOLOID
Di
Susun Oleh :
NISA NAZIRAH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyusun makalah ini sesuai dengan
kemampuan yang kami miliki.
Makalah ini merupakan makalah yang pertama kami buat dalam bidang studi Kimia,
makalah ini juga sangatlah sederhana dari makalah yang lain. Makalah ini pun mengambil
tentang “Koloid”, yang kami kiranya para pembaca dapat mengetahui dari koloid apa itu
koloid serta contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan tangan terbuka demi
kesempurnaan penyusunan makalah kami yang selanjutnya. kami berharap penyusunan
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami semua. Amin.
Daftar Isi
Halaman
Judul ......................................................................................
Kata Pengantar .....................................................................
Daftar Isi ................................................................................
Bab I Pendahuluan ................................................................
1. Latar Belakang ......................................................
2. Rumusan Masalah .................................................
3. Tujuan Penulisan ..................................................
4. Manfaat Penulisan ................................................
Bab II Pembahasan ..............................................................
1. Sistem Koloid Dalam Pengelompokkan ..............
2. Macam-macam Koloid .........................................
3. Beberapa Macam Koloid Dan Penggunaannya ..
4. Sifat-sifat Koloid ....................................................
5. Pembuatan Koloid Sol ...........................................
6. Pemurnian Koloid Sol ...........................................
7. Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari ...............
Bab III Penutup ....................................................................
1. Kesimpulan ............................................................
2. Saran .......................................................................
Daftar Pustaka ...............................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di alam yang mencakup berbagai
bidang. Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan
oleh tubuh,terlebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid, dan protoplasma dalam sel –
sel makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang
merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata.
Misalnya saja saat kita membuat susu, serbuk atau tepung susu bercampur secara merata
dengan air panas. Kemudian, es krim yang biasa kita konsumsi, mempunyai rasa yang
beragam, es krim tersebut haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Semua itu
merupakan contoh sistem koloid.
Udara juga mengandung sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi
(tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang
disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral – mineral yang terdispersi dalam tanah, yang
dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan juga merupakan koloid. Penggunaan sabun untuk mandi
dan mencuci berfungsi untuk membentuk koloid antara air dengan kotoran yang melekat
(minyak). Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan
cahaya warna merah juga merupakan sistem koloid.
2. Rumusan Masalah
A. Apa itu koloid ?
B. Apa saja jenis-jenis koloid ?
C. Bagaimana penggunaan koloid ?
D. Apa saja sifat-sifat koloid ?
E. Bagaimana cara membuat koloid ?
F. Bagaimana cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan ?
G. Apa saja contoh koloid dalam kehidupan sehri-hari ?
3. Tujuan Penulisan
a. Menjelaskan apa itu koloid.
b. Menjelaskan macam-macam koloid.
c. Menjelaskan penggunaan koloid.
d. Menjelaskan sifat-sifat koloid.
e. Menjelaskan cara membuat koloid.
f. Menjelaskan cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan.
g. Menjelaskan contoh-contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari.
4. Manfaat Penulisan
a. Agar dapat mengetahui dan memahami apa itu koloid.
b. Agar dapat mengetahui macam-macam koloid.
c. Agar dapat mengetahui penggunaan koloid.
d. Agar dapat mengetahui sifat-sifat koloid.
e. Agar dapat mengetahui cara membuat koloid.
f. Agar dapat mengetahui cara memurnikan koloid.
g. Agar dapat mengetahui contoh-contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-
partikel zat yang brukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar
antara 1-100 nm. Contoh : mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen di air dan
minyak dan cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.
Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara campuran
homogen (larutan) dan heterogen (suspensi). Dengan kata lain, campuran koloid merupakan
bentuk peralihan campuran dari heterogen menjadi homogen.
Pada dasarnya campuran koloid itu bersifat homogen, dan unsur-unsur pembentuk
campuran itu sudah menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja campuran itu tidak dibentuk
oleh sebaran-sebaran molekuler, melainkan berupa gabungan dari beberapa molekul. Namun
karena bentuknya sangat kecil, gabungan-gabungan molekul itu sulit dikenali lagi.
Untuk membedakan sistem koloid dengan sistem pemcapuran lainnya, perhatikanlah
tabel berikut!
LARUTAN KOLOID SUSPENSI
Terdiri atas satu fasa Terdiri atas satu fasa Terdiri atas dua fasa
Homogen Homogen Heterogen
Jernih Keruh Keruh
Tidak memisah jika Tidak memisah jika
didiamkan didiamkan Memisah jika didiamkan
Tidak dapat disaring Dapat disaring Dapat disaring
Dapat diamati dengan Dapat diamati dengan
Tidak dapat diamati mikroskop ultra mikroskop biasa
Diameter partikel < 10- Diameter partikel 10-7 - 10-
7
cm. 5
cm. Diameter partikel > 10-5 cm.
Penulisan A (aq) Penulisan A (s) Penulisan A (s)
Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan
fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendispensi.
Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.
Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid sol,
emulsi, dan buih.
1. Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat.
2. Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair.
3. Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.
Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih masih terbagi atas beberapa
jenis
1. KOLOID SOL
Koloid sol terdiri atas bagian-bagian berikut:
a. Sol padat (padat-padat)
Sol padat ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase padat.
Contoh: logam paduan, kaca berwama, intan hitam, dan baja.
b. Sol cair (padat-cair)
Sol cair ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase cair. Berarti,
Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase cair. Contoh: cat, tinta, dan kanji.
c. Sol gas (padat-gas)
Sol gas (aerosol padat) ialah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase gas.
Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase gas. Contoh: asap dan debu.
2. KOLOID EMULSI
Koloid emulsi terbagi ke dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut:
a. Emulsi padat (cair-padat)
Emulsi padat (gel) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase padat.
Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase padat. Contoh: mentega, keju, jeli,
dan mutiara.
b. Emulsi cair (cair-cair)
Emulsi cair (emulsi) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase cair.
Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase cair. Contoh: susu, minyak ikan, dan
santan kelapa.
c. Emulsi gas (cair-gas)
Emulsi gas (aerosol cair) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase
gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase gas. Contoh: obat-obat
insektisida (semprot), kabut, dan hair spray.
3. KOLOID BUIH
Kolodi buih erdiri atas dua jenis, , yaitu sebagai berikut:
a. Buih padat (gas-padat)
Buih padat ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Hal ini
berarti zat terdispersi fase gas dan medium fase padat. Contoh: busa jok dan batu apung.
b. Buih cair (gas-cair)
Buih cair (buih) ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair. Berarti,
zat terdispersi faso gas dan medium fase cair. Contoh: buih sabun, buih soda, dan krim kocok
Klasifikasi di atas dapat pula disusun dalam delapan pola penggolongan, yakni seperti
dalam tabel berikut.
Fase Fase
No Terdispersi Pendispersi Nama Koloid Contoh
sol padat,
8 padat padat logam kaca berwarna, campuran
3. Beberapa Macam Koloid Dan Penggunaannya
Ada banyak penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan sebagainya.
Beberapa macam koloid tersebut antara lain :
1. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas.
Aerosol yang dapat kita saksikan di alam adalah kabut, awan, dan debu di udara. Dalam
industri modern, banyak sediaan insektisida dan kosmetika yang diproduksi dalam bentuk
aerosol, dan sering kita sebut sebagai obat semprot, Contohnya antara lain adalah hair spray,
deodorant dan obat nyamuk.
2. Sol
Sol adalah sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan. Berdasarkan
sifat adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita mengenal dua macam sol;
a. Sol liofil, dimana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan,
sehingga terbentuk suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya “cinta
cairan” (Bahasa Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah padat disebut gel.
Contoh gel antara lain selai dan gelatin. Ciri-ciri sol liofil :
1. Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya
2. Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan
3. Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/
hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel
sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung
4. Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi
5. Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
6. Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian
dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya.
7. Memberikan efek Tyndall yang lemah
8. Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali
b. Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan. Liofib
artinya “takut cairan” (phobia=takut). ). Contoh koloid liofob adalah sol sulfida dan sol
logam. Ciri-cirinya :
1. Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya
2. Memiliki muatan positif atau negative
3. Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel
diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik
4. Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi
5. Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan
6. Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol
7. Memberikan efek Tyndall yang jelas
8. Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel
Jika medium pendispersinya berupa air, kedua macam koloid di atas masing-masing
disebut koloid hidrofil (cinta air) dan koloid liofob (takut air). Contoh koloid hidrofil adalah
kanji, protein, lem, sabun, dan gelatin. Adapun contoh koloid hidrofob adalah sol-sol sulfide
dan sol-sol logam.
3. Emulsi
Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium pendispersi
sama-sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran koloid, harus ditambahkan zat
pengemulsi (emulgator). Susu merupakan emulsi lemak dalam air, dengan kasein sebagai
emulgatornya. Obat-obatan yang tidak larut dalam air banyak yang dibuat dan dipanaskan
dalam bentuk emulsi. Contohnya emulsi minyak ikan. Emulsi yang dalam bentuk semipadat
disebut krim.
4. Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Sifat pengahamburan cahaya oleh koloid di temukan oleh John Tyndall, oleh karena itu
sifat ini dinamakan Tyndall. Efek dari Tyndall digunakan untuk membedakan system koloid
dari larutan sejati, contoh dalam kehidupan sehari – hari dapat diamati dari langit yang
tampak berwarna biru atau terkandang merah/oranye.
Selain itu contoh lainnya adalah pada koloid kanji dan larutan Na 2Cr2O7, maka sinar
dihamburkan oleh system koloid tetapi tidak dihamburkan oleh larutan sejati hal ini dapat
dilihat terdapat berkas sinar pada larutan. Larutan koloid kanji memiliki partikel-partikel
koloid relatif besar untuk dapat menhamburkan sinar dan sebaliknya Na 2Cr2O7 memiliki
partikel-partikel yang relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi sedikit kecil dan sulit
diamati.
2. Gerak Brown
Dibawah mikroskop ultra, partikel koloid akan tampak sebagai titik cahaya. Jika
pergerakan titik cahaya atau partikel tersebut diikuti, partikel itu bergerak terus-menerus
dengan gerakan zigzag. Hal ini pertama kali diamati oleh Robert Brown (1773-1858),
seorang ahli botani inggris pada tahun 1827. Ia sedang mengamati butiran sari tumbuhan
pada permukaan air dengan mikroskop. Partikel koloid dalam medium pendispersinya disebut
gerak brown. Gerak brown dapat diuraikan sebagai berikut: Partikel – partikel suatu zat
senantiasa bergerak. Gerakan tersebut bersifat acak seperti pada zat cair dan gas. Sistem
koloid dengan medium pendipersi zat cair atau gas, partikel-partikel menghasilkan tumbukan.
Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Partikel koloid cukup kecil, tumbukan
cenderung tidak seimbang. Dan menyebabkan perubahan arah partikel sehingga terjadi gerak
zigzag atau gerak brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak brown. Semakin besar
ukuran partikel, semakin lambat gerak brown.
Gerak Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi suhu system, koloid, semakin besar
energi kinektik yang dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak Brown dari partikel fase
terdispersinya semakin cepat. Semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown
semakin lambat.
3. Adsorpsi koloid
Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka partikel zat cair atau gas
akan terakumulasi. Fenomena disebut adsorpsi. Jadi adsorpsi terkait dengan penyerapan
partikel pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi
partikel pendispersi pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid tergolong besar
Karenna partikelnya memberikan sesuatu permukaan yang luas. Sifat ini telah digunakan
dalam berbagai proses seperti penjernihan air.
4. Muatan koloid sol
Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel koloid memiliki
muatan sejenis (positif dan negatif). Maka terdapat gaya tolak menolak antar partikel koloid.
Partikel koloid tidak dapat bergabung sehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid.
Sistem koloid secara keseluruhan bersifat netral.
a. Sumber muatan koloid sol
Partikel-partikel koloid mendapat mutan listrik melalui dua cara, yaitu dengan proses
adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikelnya.
- Proses adsorpsi
Partikel koloid dapat mengadsorpsi partikel bermuatan dari fase pendispersinya. Jenis
muatan tergantung dari jenis partikel yang bermuatan. Partikel sol Fel (OH)3 kemampuan
untuk mengadsorpsi kation dari medium pendisperinya sehingga bermuatan positif, sedangkal
partikel sol As2S3 mengadsorpsi anion dari medium pendispersinya sehingga bermuatan
negatif. Sol AgCI dalam medium pendispersi dengan kation Ag+ berlebihan akan
mengadsorpsi Ag+ sehingga bermuatan positif. Jika anion CI- berlebih, maka sol AgCI akan
mengadsorpsi ion CI- sehingga bermuatan positif.
A Koloid protein
Koloid protein adalah jenis koloid sol yang mempunyai gugus yang bersifat asam (-
COOH) dan biasa (-NH2). Kedua gugus ini dapat terionisasi dan memberikan muatan pada
molekul protein. Pada ph rendah , gugus basa –NH 2 akan menerima proton dan membentuk
gugus –NH3. Ph tinggi, gugus –COOH akan mendonorkan proton dan membentuk gugus –
COO-. Pada pH intermediet partikel protein bermuatan netral karena muatan –NH3 + dan
COO- saling meniadakan.
2. Metode Dispersi
Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid
yang kemudian akan didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 3 cara dalam metode
ini, yaitu:
a. Cara Mekanik
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses
penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang
digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam:
- industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.
- Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.
- Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.
- Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.
2. Elektrodialisis
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah pengaruh medan listrik. Cara
kerjanya; listrik tegangan tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang menyokong selaput
semipermiabel. Sehingga pertikel-partikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion
akan bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan. Adanya pengaruh medanlistrik
akanmempercepat proses pemurnian sistem koloid.
Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut
elektrolit karena elektrodialisis melibatkan arus listrik.
3. Penyaring Ultra
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori
kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas
saring tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan
sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuklambat, jadi
tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid
akan teringgal di kertas saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan
ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.
1. Kesimpulan
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-
partikel zat yang brukuran koloid tersebar merata dalam zat lain.
Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara campuran
homogen (larutan) dan heterogen (suspensi).
Sistem koloid terdiri atas dua fase yakni fase terdispersi (fase dalam) dan fase
pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendispensi. Sementara
itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.
Sifat-sifat Koloid yaitu : efek tyndall, gerak brown, adsorpsi koloid, muatan koloid
sol, koagulasi, dan koloid pelindung.
Cara pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan
atau memperkecil partikel suspensi. Ada dua metode dasar dalam pembuatan sistem koloid
sol, yaitu:
- Metode kondensasi
- Metode dispersi
Untuk pertikel-partikel yang mngganggu pembuatan sistem koloid, digunakan metode
pemurnian yaitu: dialisis, elektrodialisis, dan penyaring ultra.
2. Saran
Sebaiknya dalam memanfaatkan penerapan sistem koloid ini, kita
harus tetap berpegang teguh pada prinsip agar apapun yang nantinya
akan kita lakukan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di
masyarakat sertabtidak merugikan pihak lain. Dengan begitu semua
pihak akan merasa diuntungkan oleh apa yang kita lakukan.
Daftar Pustaka
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Tega%20rQ/index.html
http://www.google.co.id/search?q=gambar
http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-GB
%3Aofficial&sout=0&biw=1024&bih=536&tbm=isch&sa=1&q=krim+kocok&oq=krim+koc
ok&aq=f&aqi=&aql=&gs_l=img.3...369556.3407243.0.3408000.17.13.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0.s
OO9cxadL_s
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid
http://sistemkoloid.tripod.com/kegunaan.htm
http://nabilahfairest.multiply.com/journal/item/38/koloid
http://user.cbn.net.id/johanoni/koloid.htm
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas_x/koloid/.
http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7578/
Koloid.pdf
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Citra06015 0/index.html/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid/
Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta :Yudhistira
Suharsini, Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.
Theory and Application of Chemistry 2 for Grade XI Senior high school and islamic senior
high school. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.