Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KOLOID

DI
S
S
U
S
U
N
OLEH:

NAMA : NURLISA
KELAS : XI MIA JAZ
NIS : 218859

SMA NEGERI 2 PANGKEP


2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur yang tiada hentinya saya panjatkan kepada TUHAN yang telah
menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan, rahmat dan karunia-Nya, saya tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini
dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Makalah ini memuat tentang "Sistem Koloid". Walaupun karya tulis ini mungkin

kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir semester 2 untuk bidang studi kimia, dan
lebih lanjut semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan seputar Sistem
Koloid.

Dalam penyusunan makalah ini, saya sebagai penyusun telah berusaha semaksima

mungkin sesuai kemampuan saya. Namun sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi
walaupun demikian saya brusha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun
tersusun sangat sederhana.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Seperti peribahasa "tiada gading yang tak retak", makalah ini juga tidak sempurna, memiliki

kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu kami mohon untuk saran dan kritiknya yang
membangun

Atas kesediaan waktunya untuk membaca makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
Ingatlah pepatah "Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina", artinya teruslah berlatih dan
belajar. Jangan mudah menyerah.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai koloid baik dalam bentuk produk-produk
maupun dalam keadaan terlihat yang biasa dijumpai. Seperti produk sabun, dan produk
aerosol atau yang sering kali kita lihat seperi udara yang berdebu, kabut, dan lain sebagainya.

Sistem Koloid adalah campuran hampir homogen antara fase terdispensi dan fase pendispersi.
Campuran ini hampir homogen, artinya campuran dua zat hampir menyatu dan sulit
dibedakan. Fase terdispensinya bukan dalam bentuk molekuler (bukan setiap molekul
tersebar). Akan tetapi, gabungan dari beberapa molekul. Jika diambil contoh zat terdispensi
air, sistem koloid merupakan dispensi padatan (gabungan dari molekul) yang tersebar dalam
medium pendispersi. Hanya saja partikel padatan yang terdispersi ini kecil sehingga tidak
bisa dibedakan mana fase terdispensi dan mana fase pendispersi.

Pada dasarnya setiap konsep dan penerapan serta perlakuan melalui praktek kimia
membutuhkan larutan dan campuran. Di sini akan di bahas mengenai campuran yang secara
khusus yakni campuran koloid. Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang
keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (larutan kasar). Sistem koloid ini mempunyai
sifat-sifat khas yang berbeda dengan sifat larutan dan Suspensi. Keadaan bukan ciri dari zat
tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dan dapat di buat dalam keadaan
koloid.

Sistem Koloid terdiri dari atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium
pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang
digunakan untuk mendespersikan disebut medium dispersi. Fase terdespersi bersifat
diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium despersi bersifat kontinu.

Sistem koloid berhubungan dengan proses - proses di alam yang mencakup berbagai bidang.
Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh
tubuh, terlebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid, dan protoplasma dalam sel-sel
makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang
merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata.
Misalnya saja saat kita membuat susu, serbuk atau tepung susu bercampur secara merata
dengan air panas. Kemudian, es krim yang biasa kita konsumsi, mempunyai rasa yang
beragam, es krim ersebut haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Semua itu
merupakan contoh sistem koloid.

Udara juga mengandung sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi (tercampur)
dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang disebut kabut
merupakan sistem koloid. Mineral mineral yang terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan
oleh tumbuh-tumbuhan juga merupakan koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci
berfungsi untuk membentuk koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak).
Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan cahaya
warna merah juga merupakan sistem koloid.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu koloid?

2. Apa yang dimaksud dengan system koloid?

3. Apa saja jenis-jenis koloid?

4. Apa saja sifat-sifat koloid?

5. Bagaimana cara membuat koloid ?

6. Bagaimana cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan ?

7. Bagaimana penggunaan koloid dan Apa saja contoh koloid dalam kehidupan

sehari-hari ?
BAB II

PEMBAHASAN
A Pengertian Koloid

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersilyang dipecah) tersebar secara
merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar
antara 1-100 nm Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal
dari suatu partikel. Koloid merupakan dispersi partikel kecil dari satu material ke dalam
material lain. Berukuran kecil artinya bahwa diameternya kurang dari 500 nm (sekitar
panjang gelombang sinar). Secara umum, partikel itu merupakan kumpulan dan sejumlah
atom atau molekul tetapi terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop optik biasa. Partikel ini
melewati kertas saring tetapi dapat dideteksi dengan hamburan sinar, sedimentasi dan
osmosis. Proses pada permukan menentukan kebanyakan aspek kehidupan sehari-hari
termasuk kehidupan itu sendiri. Bahkan jika kita membatasi perhatian kita pada permukaan
zat padat saja, pentingnya proses itu hampir tidak berkurang Proses pada permukaan padat
menentukan kelangsungan hidup industri, baik yang konstruktif seperti dalam katalis maupun
yang destruktif seperti dalam korosi. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang
terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat
banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dil

B. Pengertian system koloid

Sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu
campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel
terdispersi berkisar antara 10' sampai dengan 10 cm. Besaran partikel yang terdispersi tidak
menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau
molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran,
yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas
partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S. Suatu contoh molekul yang
sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini
66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10"

Bila kita melarutkan suatu zat ke dalam suatu pelarut, maka kita akan mendapatkan
bermacam-macam sistem, tergantung dari besarnya diameter partkel yang dialarutkan.
Walaupun demikian kita dapat membagi sistem ini menjadi tiga jenis yaitu:

a) Larutan sejatu atau dispers molekuler, bila diameter partikelnya lebih kecil dari 1mi,

misalnya larutan gula, garam, dan sebaginya

b) Larutan kolid atau dispers halus, bila diameter partikelnya terletak antara 1mu-100mμ,
misalnya sol emas, sol AgCl, larutan makromolekul, dan sebagainya.
c) Dispers kasar, bila diameter partikelnya lebih besar dari 100mμ Campuran dua macam zat,
dimana zat yang satu terbagi halus dalam zat lain, disebut sistem dispers. Sistem dipers
terdidri atas fase dispers dan medium dispers.

Ciri-ciri sistem koloid sebagai berikut:

a. Sistem koloid mempunyai ukuran partikel 10-7-10-5 cm. b. Partikelnya dapat


dilihat dengan mikroskop ultra.
b. Partikel koloid tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa, tetapi dapat
disaring
c. menggunakan kertas perkamen.
d. Koloid tahan lama.
e. Koloid akan terakugulasi apabila ditambah larutan.
f. Koloid mempunyai sifat elektrolit.
g. Koloid termasuk campuran homogen.

C.Jenis-Jenis Koloid

Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan fase
pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendispensi Sementara
itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi

1. Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid
sol,emulasi,dan buih
2. Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat.
3. Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair. 3. Buih ialah koloid dengan
zat terdispersinya fase gas:
4. Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih masih terbagi atas beberapa jenis
5. Sedangkan pada fase pendispersi adalah gel

1. KOLOID SOL

Sol adalah dioers koloid zat padat, cair atau gas. Dari ini yang terpenting adalah sol
zat padat dalam zat cair dan dalam bagian ini hanya akan dibicarakan hal tersebut. Sol dibagi
berdasarkan dispers mediumnya air, alkoholbila mediumnya alkohol.

Soi disebut liofilik bila partikel-partikelnya menarik pelarit dan disebut liofobik bila
tidak menarik pelarut. Bila pelarutnya air, disebut hidrofilik, misalnya oksidasi- oksidasi, pati
dan protein dalam air. Bila pelarutnya air dan partikel koloid tidak menarik air, disebut
hidrofobik, misalnya sol logam, garam BaSO.. AgCl dan sebagainya didalam air.
Pembuatan

Sol hidrofobik dibuat dengan dua cara yaitu cara dispers dan cara kondensasi. Pada cara
dispers, partikel-partikel besar dipecah, hingga menjadi ukuran koloid. sebaliknya pada cara
kondensasi, ion-ion atau molekul digabungkan menjadi partikel dengan ukuran koloid

1) Cara dispers
a. Disintegrasi mekanis
b. Pada cara ini zat yang bersangkuta ditumbuk dan dihaluskan dalam colloid mill
misalnya pada pembuatan semen, pigmen cat, tepung dan sebagainya.
c. Disentigrasi Listrik
d. Cara ini dilakukan dalam sel elektrolid, katoda berupa logam yang akan dibuat koloid.
Larutan berupa NaOH dan dipakai arus dengan rapat arus yang besar. Akibat
elektrolisis, Na akan terbentuk dikatode dan dengan logam yang ada terjadi alliage.
Air yang ada bereaksi dengan alliage ini dan akibat reaksi logam katode akan terlarut
dengan ukuran koloid. e. Peptisasi
e. Peptisasi ialah pelaritan kembali suatu endapan. Endapan-endapan seperti AgCl atau
BaSO, akan terlarut dalam bentuk koloid, bila ditambahkan elektrolit tertentu.

2) Cara Kondensasi

a. Proses Bunga Api


Arus dengan frekuensi tinggi dialirkan melalui dua elektrode logam, yang
dimasukkan dalam pelarut yang cocol. Akibat bunga api lostrik, logam akan
menguap dan mengembun dalam larutan sebagai koloid.
b. Reaksi dalam larutan Reaksi
 garam-garam logam dengan basa:
Fe+ 3 OH-Fe (OH), koloid.
 Reaksi pengendapan garam yang encer
Ag+ Ct AgCl (koloid)
 Reaksi reduksi.
c. Penggantian pelarut
Suatu larutan ditambahkan kedalam larutan yang berisi zat terarut yang
akan dibuat koid. Zat terlarut harus tidak larut dalam pelarut yang ditambahkan,
sedangkan kedua pelarut harus dapaat bercampur sempurna.
Pemumian sol dari ion yang ada dapat dilakukan dengan filtrasi ultra atau
dialisis.Filtrasi yaitu proses pemisahan partikel koloid dari pelarut dan zat terlarut
yang asa dengan filter yang dibuat khusus yang permeabel terhadap
semua larutan zat dalam larutan tetapi menahan partikel-partikel koloid
. Dialisis adalah proses pengambilan zat terlarut dari larutan koloid dengan
cara diffusi melalui membrane(kolodinon,selofan,nitro-selulosa atau selaput bintang)
yang cocok. Dialisis dapat dipercepat dengan elektrodialisis.
2. KOLOID EMULSI

Emulsi ialah dispers koloid cairan satu dalam cairan lainnya. Emulsi adalah suatu
sistem koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya berupa cairan yang tidak
dapat bercampur (mis: minyak dalam air) fase yang tidak bercampur akan segera memisah.
Untuk menjaga agar emulsi tersebut stabil, perlu ditambahkan zat ketiga yang disebut
emulgator atau zat pengermuisi. Contoh emulgaltor galatin, kuning telur, kanji, madu alam,
dsb. sayrat emulgaltor adalah molekul-molekulnya mempunyai afinitas terhadap kedua cairan
yang membentuk emulsi. Daya afinitasnya harus parsial atau tidak sama terhadap kedua
cairan tersebut. Salah satu ujung emulgaltor larut dalam cairan yang satu, sedangkan ujung
yang lain hanya membentuk lapisan tipis disekeliling atau diatas permukaan cairan yang lain.

3. Koloid Buih
Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan
bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).

a. Buih Cair (Buih)


Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium
pendisperasi zat cair. Fase terdisperasi gas pada umumnya berupa udara atao karbondioksida
yang terbetuk dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih
(surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat gelembung-gelembung gas
sehingga diperoleh suatu kestabilan.
Ukuran kolid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem kolid
umumnya, tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah antar-fase dimana zat
pembuih teradsorbsi, ukuran kolid berkisar 0,0000010 cm. Buih cair memiliki struktur yang
tidak beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat cairnya, bukan oleh komposisi
kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair lebih dari 5%, gelembung gas akan
mempunyai bentuk hamper seperti bola. Jika kurang dari 5%, maka bentuk gelembung gas
adalah polihedral. Beberapa sifat buih cair yang penting:

 Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu, karena: pemisahan medium pendispersi
(zat cair) atau drainase, karena kerapatan gas dan zat cair yang jauh berbeda,
 terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan
permukaan, sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar, o rusaknya film antara
dua gelembung gas.
 Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Bila gaya yang diberikan kecil,
maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya tersebut ditiadakan. Jika
gaya yang diberikan cukup besar, maka akan terjadi deformasi
Contoh buih cair

 Buih hasil kocokan putih telur


Karena audara di sekitar putih telur akan teraduk dan menggunakan zat pembuih,
yaitu protein dan glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri
untukmembentuk buih yang relative stabil. Sehingga putih telur yang dikocok akan
mengembang.
 Buih hasil akibat pemadam kebakaran
Alat pemadam kebakaran mengandung campuran air, natrium bikarbonat, aluminium
sulfat, serta suatu zat pembuih. Karbondioksida yang dilepas akan membentuk buih
dengan bamtuam zat pembuih tersebut

b. Buih Padat

Buih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan denganmedium pendisperasi
zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih juga (surfaktan). Contoh-
conth buih padatyang mungkin kita ketahui: 1) Roti

Proses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses pembuatan roti. Zat
pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis mengelilimgi
gelembung-gelembung karbondioksida untuk membentuk buih padat.

2) Batu apung

Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung 3) Styrofoam

Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta

medium pendisperasi polistirena.

4) Gel atau Jeli

Gel adalah sistem koloid yang fase terdispersinya berupa cairan, medium pendispersinya
berupa zat padat. Pada umumnya terjadi dari sol liofil (hidrofil) yang fase terdispersinya
mempunyai kemampuaan sangat kuat untuk menarik medium pendispersinya. Berdasarkan
sifatnya, gel dibedakan menjadi dua macam yaitu gel kenyal dan gel tidak kenyal.

Anda mungkin juga menyukai