Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SISTEM KOLOID

Oleh :
1. Tiara Yoselina
2. Viora Alifah
3. Yovin Aqdamal Yazid
Pembimbing :
Dina srimulyani S.pd
SMA N 4 BUKITTINGGI

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan memberi
petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga makalah, “KOLOID” ini dapat
diselesaikan.

Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada. Materi – materi
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam belajar mengenai
koloid. Serta dapat memahami nilai – nilai dasar
yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak.

Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini, teman-teman mampu menghadapi


masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar Teknologi Infomasi
dan Komunikasi. Dan dengan harapan semoga siswa mampu berinovasi dan berkreasi
dengan potensi yang dimiliki.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir semester untuk
bidang study kimia, dan lebih lanjut semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah
pengetahuan seputar Sistem Koloid. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi , 5 juni 2021

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3

A. Latar Belakang ................................................................................................ 3


B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
C. Tujuan Masalah ............................................................................................... 3
D. Manfaat ............................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 5

A. Pengertian Koloid ....................................................................................... 5


B. Perbedaan Sistem Koloid ............................................................................ 5
C. Pengelompokkan Koloid ............................................................................. 7
D. Sifat Koloid ................................................................................................. 9
E. Pembuatan Koloid ....................................................................................... 12
F. Kegunaan Koloid ......................................................................................... 14

BAB I I I PENUTUP

A. KESIMPULAN ........................................................................................ 18

DAFTAR PUSAKA .............................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen
namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga
terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh
oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi
pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki
oleh campuran biasa (suspensi).

Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan


contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan
sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena
kepentingannya.

B. Rumusan Masalah

1.Pengertian tentang apa itu sistem koloid?

2.Apa perbedaan sistem koloid, larutan sejati, dan supensi besar?

3. Apa saja pengelompokkan koloid?

4. Sifat – sifat apa yang dimiliki koloid?

5.Bagaimana pembuatan koloid?

6.Apa saja kegunaan koloid?

C. Tujuan

1.Agar pembaca dapat mengerti serta paham, akan apa itu sistem koloid.

2.Tidak hanya sekedar mengerti, tapi dapat membedakan sistem koloid, larutan sejati, dan
supensi besar dengan benar.

3.Dapat mengidentifikasi pengelompokkan sistem koloid.

4.Dapat mengetahui sifat sifat sistem koloid itu.

5.Mengetahui cara pembuatan sistem koloid tersebut.

6. Dapat mengetahui kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari.

3
D. Manfaat

1.Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai sistem koloid.

2.Dapat membedahkan sendiri jenis-jenis dan perbedaan sistem koloid tersebut.

3.Mengetahui serta dapat mengidentifikasi sendiri pengelompokkan koloid.

4.Memahami sifat sifat koloid itu sendiri.

5.Dapat berguna bagi pembaca jika ingin tau bagaimana pembuatan sistem koloid.

6. Dapat berguna bagi pembaca jika ingin mempraktekan sendiri sistem koloid dalam
kehidupan sehari-hari.

4
BAB I I
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM KOLOID


Koloid merupakan campuran dari dua zat atau lebih yang tersebar secara merata
dengan ukuran partikel terdispersi antara 1-1000 nm. Sedangkan, sistem koloid adalah
bentuk campuran yang keadaanya terletak di antara larutan dan suspensi (campuran
kasar) dan memiliki sifat-sifat yang khas.

B. PERBEDAAN SISTEM KOLOID, LARUTAN SEJATI, SUSPENSI


BESAR

 Sistem koloid
Campuran yang memiliki sifat antara campuran homogen dan campuran heterogen.
Diameter partikel koloid lebih besar dari pada partikel larutan sejati, tetapi lebih kecil
dari pada partikel subtensi besar. Sistem koloid tersusun atas dua komponen, yaitu
terdispersi atau fasa pendispersi. Fasa terdispersi bersifat terputus putus , sedangkan
medium dispersi bersifat kontinu.
Campuran susu dengan air merupakan contoh koloid dengan fasa terdispersi adalah
susu, sedangkan medium dispersinya adalah air.

( susu)
5
 Larutan sejati
Merupakan sistem dispersi yang partikel-partikel zat terdispersi dan partikel medium
pendispersinya tidak lagi dapat di bedakan, meskipun menggunakan mikroskop ultra.
Jadi sistem dispersi ini homogen.
Larutan sejati bersifat stabil (tidak dapat memisah) dan tidak dapat di saring.
Contohnya adalah larutan garam, alkohol, larutan cuka, bensin, dan air laut.

(larutan garam)

 Suspensi besar
Merupakan sistem dispersi yang teridiri dari partikel- partikel terdispersi yang relatif
besar dan tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Jadi sistem dispersi
tersebut heterogen.
Contoh suspensi kasar antara lain adalah campuran kopi bubuk dengan air, campuran
air dengan minyak, dan camputan pasir dengan air sungai.

6
C. PENGELOMPOKKAN KOLOID
1. Sistem Koloid Fase Padat-Cair (Sol)

Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat cair. Contoh
sol/gel yaitu agar-agar, pektin(selai), gelatin(jelly), cairan kanji, air sungai, tinta, cat, gel
kalsium asetat dalam alkohol, sol emas, sol Fe(OH)3, sol Al(OH)3, dan sol belerang.

2. Sistem Koloid Fase Padat-Padat (Sol Padat)

Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh
sol padat yaitu kaca berwarna dan logam campuran (aloi) seperti stainless steel (campuran
antara besi, nikel, dan kromium).

3. Sistem Koloid Fase Padat-Gas (Aerosol Padat)

Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat gas. Contoh
aerosol padat yaitu asap.

4. Sistem Koloid Fase Cair-Gas (Aerosol)

Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat gas. Contoh
aerosol yaitu kabut, awan, parfum, hairspray, cat semprot dan lain-lain.

5. Sistem Koloid Fase Cair-Cair (Emulsi)

Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat cair. Contoh
emulsi yaitu campuran antara minyak yang bersifat nonpolar dengan air yang bersifat polar,

7
susu, air santan, dan krim. Dalam emulsi terdapat emulgator yaitu zat penghubung yang
menyebabkan pembentukkan emulsi, contoh zat emulgator adalah sabun, detergen, lesitin dan
kasein (dalam susu).

6. Sistem Koloid Fase Cair-Padat (Emulsi Padat)

Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh
emulsi padat yaitu keju, mentega, dan mutiara.

7. Sistem Koloid Fase Gas-Cair (Busa)

Dengan fase terdispersi berupa zat gas dan medium pendispersi berupa zat cair. Contoh busa
yaitu buih.

8. Sistem Koloid Fase Gas-Padat (Busa Padat)

Dengan fase terdispersi berupa zat gas dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh busa
padat yaitu karet busa dan batu apung.

(Tabel jenis koloid)

8
D. SIFAT KOLOID

1. Gerak Brown

Apabila disperse koloid diamati dalam mikroskop ultra maka akan teramati adanya patrikel
yang bergerak dengan arah yang tidak beraturan akan tetapi memiliki jalur lintasan yang
lurus. Gerak koloid tersebut merupakan salah satu sifat dari koloid yaitu gerak Brown. Gerak
Brown adalah gerak acak, zigzag partikel koloid. Hal ini dikarenakan benturan yang tidak
teratur pada partikel koloid ketika medium pendispersi yang menabrak pertikel terdispersi dari
berbagai sisi dengan jumlah yang berbeda. Gerakan ini terus menerus terjadi, sebagai akibat
dari lebih besarnya ukuran mendium terdispersi daipada ukuran medium pendispersinya.

Adanya gerakan Brown mengakibatkan partikel-partikel koloid relatif stabil meskipun


ukurannya relatif besar, sebab dengan adanya partikel yang bergerak secara terus-menerus
mengakibatkan pengaruh gaya gravitasi menjadi kurang berarti.

Dalam suatu larutan sejati, gerakan partikel terdispersi tidak acak dan gerakan partikel
terdispersi disebabkan oleh molekul itu sendiri, bukan akibat tabrakan dengan medium
pendispersi. Sedangkan dalam suspensi, gerakan kebawah partikel dipengaruhi oleh gaya
gravitasi.

2. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Hal ini dikarenakan
partikel koloid dapat memantulkan dan menghamburkan cahaya yang mengenainya sehingga
cahaya akan terlihat lebih terang. Selain koloid, partikel yang terdapat dalam suspensi dapat
pula menghamburkan cahayadikarenakan partikelnya yang besar sedangkan pada larutam
9
sejati, tidak dapat menghamburkan cahaya. Efek Tyndall ini terlihat ketika cahaya matahari
memasuki ruangan, dan lampu kendaraan pada malam yang berkabut

3. Adsorpsi

Partikel koloid mampu menyerap molekul netral atau ion-ion pada permukaannya. Sifat ini
disebut dengan adsorpsi. Adsorpsi terjadi akibat dari adanya kemampuan partikel koloid
untuk menarik partikel-partikel yang lebih kecil. Kemampuan ini dikarenakan adanya
tegangan permukaan koloid yang cukup besar, sehingga apabila terdapat suatu partikel yang
menempel pada permukaan koloid akan cenderung dipertahankan.

Bila partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan positif maka koloid tersebut menjadi
bermuatan positif, dan sebaliknya ketika permukaan koloid mengadsorpsi ion bemuatan
negatif negatif maka koloid tersebut akan bermuatan negatif. Contohnya sol Fe(OH)3 mampu
mengadsorpsi ion-ion H+ sehingga bermuatan positif, dan sol As2S3 mampu mengadsorpsi
ion S2- sehingga bermuatan negatif.

Selain mengadsorpsi ion, partikel koloid dapat menarik muatan dari listrik statis, sebagai
contoh adanyan debu yang dapat menyerap muatan negatif atau positif dati elektron yang
berada di udara atau dari arus listrik. Peristiwa ini mengakibatkan adanya elektroforesis, yaitu
proses bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik. Elektroforesis dimanfaatkan dalam
pemisahan potongan-potongan gen, dan penyaringan debu pada pesawat Cottrel.

4. Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid akibat kerusakan stabilitas sistem koloid atau
karena penggabungan partikel koloid yang bermuatan sehingga membentuk patikel yang lebih
besar. Koagulasi suatu koloid dapat ditinjau dari peristiwa mekanis dan peristiwa kimiawi.
Peristiwa mekanis seperti pemanasan atau pendinginan, contoh pada perebusan telur dan agar-
agar yang didinginkan. Peristiwa kimiawi yang dapat menyebabkan koagulasi misalnya

10
pencampuran koloid yang berbeda muatan, misalnya sol Fe(OH)3 dengan sol As2S3, dan
pencampuran koloid dengan suatu larutan elektrolit.

5. Koloid Liofil dan Liofob

Berdasarkan interaksi antara partikel terdsipersi dengan medium pendispersi, system koloid
terbagi menjadi koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil yang fase terdispersinya suka
menarik medium pendispersinya. Hal ini terjadi akibat pengikatan medium pendispersi oleh
gaya tarik-menarik (gaya elektrostatik) pada setiap ujung gugus molekul terdispersi.
Contohnya yaitu agar-agar, lem, gelatin, dan tinta. Pada sol yang berifat liofob, fase
terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya. Zat pendispersi tidak akan
bercampur dengan baik jika ditambahkan kembali medium pendispersinya dikarenakan akan
menjadi koloid yang tidak stabil.

Perbedaan kemampuan menarik medium pendispersinya mengakibatkan terjadinya perbedaan


sifat-sifat kolid tersebut.

6. Koloid Pelindung

Koloid pelidung adalah sistem koloid yang ditambahkan pada sistm koloid lainnya agar stabil.
Contoh yaitu gelatin pada es krim

7. Dialisis

Adalah proses penyaringan partikel koloid dari ion-ion yang teradsorpsi sehingga dapat
dihilangkan dan zat terdispersi terbebas dari ion-ion yang tidak diinginkan. Caraya yaitu
dengan membungkus koloid dalam selaput semipermeabel, kemudian melewatkan air
mengalir sehingga ino pengotor akan terbawa keluar melewati selaput semipermeabel.

9. Sistem Koloid dalam Pengolahan Air

Tahap-tahap yang terjadi dalam penjernihan air adalah penggumpalan pengotor (koagulasi)
dengan menggunakan tawas (KAl(SO4)2), PAC, dan Al2(SO4)3 yang akan menghasilkan
Al(OH)3, penyaringan pengotor dengan menggunakan pasir, kerikil, dan ijuk, proses adsorpsi
dengan menggunakan kaporit dan karbon aktif, dan terakhir proses desinfeksi

11
E. PEMBUATAN KOLOID

1. Cara dispersi.

adalah pemecahan partikel berukuran besar menjadi partikel berukuran kecil.

a. peptisasi(proses kimia)

adalah suatu cara pembuatan koloid dengan penambahan elektrolit (peptisator) ke dalam
suatu endapan. contoh:

✓ endapan Cds diubah menjadi sol dgn me ambhkan H2S

✓ endapan AgCl diubah menjadi sol dgn menambahkan HCl

b. Pemintal koloid (proses fisika)

terdiri dari 2 pelat baja yang berdekatan, berputar dengan arah berlawanan
&berkecepatan tinggi partikel dapat dihancurkan menjadi ukuran koloid,lalu terdispersi dlm
cairan membentuk sol

c. cara bredig (proses fsk)

menggunakan 2 kawat logam yang diberi tegangan anggi saling didekatkan di dalam
air.terjadi panas yang dpt menguapkan logam lalu logam kondensasi membentuk partikel
koloid.

2. Cara kondensasi

adalah penggabungan molekul kecil menjadi partikel besar.

1. Pembuatan Koloid Dengan Cara Kondensasi

Pada cara ini, partikel-partikel kecil (partikel larutan) bergabung menjadi partikel-partikel
yang lebih besar (partikel koloid), yang dapat dilakukan melalui:
12
 Reaksi redoks

Contoh: pembuatan sol belerang

2H2S(g) + SO2(aq) → 3S(koloid) + 2H2O(l)

 Hidrolisis
Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3 dengan menambahkan larutan FeCl3 ke dalam air
mendidih
FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)
 Dekomposisi rangkap
Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3 dengan menambahkan larutan FeCl3 ke dalam air
mendidih
FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

 Dekomposisi rangkap
Contoh: pembuatan sol AgCl
AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNO3(aq)
 Penggantian pelarut

Contoh: bila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan terbentuk suatu
koloid berupa gel

2. Pembuatan Koloid Dengan Cara Dispersi

Pada cara ini, partikel-partikel besar (partikel suspensi) dipecah menjadi partikel-partikel yang
lebih kecil (partikel koloid), yang dapat dilakukan melalui:

 Cara mekanik

Pada cara ini, butiran-butiran kasar digerus ataupun digiling dengan penggiling koloid hingga
tingkat kehalusan tertentu lalu diaduk dalam medium pendispersi. Contoh: sol belerang dapat
dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan gula pasir, kemudian serbuk
yang sudah halus tersebut dicampur dengan air.

 Cara peptisasi

13
Pada cara ini, partikel-partikel besar dipecah dengan bantuan zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh: endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3; endapan NiS oleh H2S; dan agar-agar
dipeptisasi oleh air.

 Cara busur Bredig

Cara ini digunakan untuk membuat sol-sol logam seperti Ag, Au, dan Pt.Logam yang akan
dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium pendispersi lalu
kedua ujung elektroda diberi loncatan listrik.

F. KEGUNAAN KOLOID
Sistem koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti di alam (tanah,
air, dan udara), industri, kedokteran, sistem hidup, dan pertanian. Di industri sendiri,
aplikasi koloid untuk produksi cukup luas. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid
yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling
melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar.

Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:

Jenis industry Contoh aplikasi


Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad

Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun

Industri cat Cat

Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen

Industri pertanian Peptisida dan insektisida

Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid :


1. Pembuatan gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air,
kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid

14
akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat
warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.

2. Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka
luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+
dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga
proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.

3. Penjernihan Air
Untuk memperoleh air bersih perlu dilakukan upaya penjernihan air. Kadang-kadang air  dari
mata air seperti sumur gali dan sumur bor tidak dapat dipakai sebagai air bersih jika
tercemari. Air permukaan perlu dijernihkan sebelum dipakai. Upaya penjernihan air dapat
dilakukan baik skala kecil (rumah tangga) maupun skala besar seperti yang dilakukan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung
partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan
negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan
beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan
cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan
terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:

 Al(OH)3 + 3H+àAl3+ + 3H2O

Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah
liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap
bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.

4. Pembentukan delta di muara sungai


Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif.
Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif.
Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan
pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.

5. Pengambilan endapan pengotor


Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung zat-zat
pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untukmemisahkan pengotor ini, digunakan alat

15
pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk menarik
partikel-partikel koloid.

6. Mengurangi polusi udara


Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi dengan
menggunakan alat yang disebut pengendap cottrel. Prinsip kerja alat ini memanfaatkan sifat
muatan dan penggumpalan koloid sehingga gas yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari
asap dan partikel berbahaya. Asap dari pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan
melalui ujung-ujung logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 sampai
75.000 volt).  Ujung-ujung yang runcing akan mengionkan molekul-molekul dalam udara.
Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap dan menjadi bermuatan. Selanjutnya,
partikel  bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada elektrode yang lainnya. Pengendap
Cottrel ini banyak digunakan dalam industri untuk dua tujuan, yaitu mencegah polusi udara
oleh buangan beracun dan memperoleh kembali debu yang berharga (misalnya debu logam).

7. Penggumpalan lateks
Getah karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah karet merupakan sol, yaitu dispersi
koloid fase padat dalam cairan. Karet alam merupakan zat padat yang molekulnya sangat
besar (polimer). Partikel karet alam terdispersi sebagai partikel koloid dalam sol  getah karet.
Untuk mendapatkan karetnya, getah karet harus dikoagulasikan agar karet menggumpal dan
terpisah dari medium pendispersinya. Untuk mengkoagulasikan getah  karet, biasanya
digunakan asam formiat; HCOOH atau asam asetat; CH3COOH. Larutan asam pekat itu akan
merusak lapisan pelindung yang mengelilingi partikel karet. Sedangkan ion-ion H+-nya akan
menetralkan muatan partikel karet sehingga karet akan menggumpal.

Selanjutnya, gumpalan karet digiling dan dicuci lalu diproses lebih lanjut sebagai lembaran
yang disebut sheet atau diolah menjadi karet remah (crumb rubber). Untuk keperluan lain,
misalnya pembuatan balon dan karet busa, getah karet tidak digumpalkan melainkan
dibiarkan dalam wujud cair yang disebut lateks. Untuk menjaga kestabilan sol lateks, getah
karet dicampur dengan larutan amonia; NH3. Larutan amonia yang bersifat basa melindungi
partikel karet di dalam sol lateks dari zat-zat yang bersifat asam sehingga sol tidak
menggumpal.

8. Membantu pasien gagal ginjal


Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan zat terlarut merupakan dasar
bagi pengembangan dialisator. Penerapan dalam kesehatan adalah sebagai mesin pencuci

16
darah untuk penderita gagal ginjal. Ion-ion dan molekul kecil dapat melewati selaput
semipermiabel dengan demikian pada akhir proses pada kantung hanya tersisa  koloid saja.
Dengan melakukan cuci darah yang memanfaatkan prinsip dialisis koloid, senyawa beracun
seperti urea dan keratin dalam darah penderita gagal ginjal dapat dikeluarkan. Darah yang
telah bersih kemudian dimasukkan kembali ke tubuh pasien.

9. Sebagai deodoran
Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau mengendapkan
protein dalam keringat.endapan protein ini dapat menghalangi kerja kelenjer keringat
sehingga keringat dan potein yang dihasilkan berkurang.

10. Sebagai bahan makanan dan obat


Ada zat-zat yang tidak larut dalam air sehingga harus dikemas dalam bentuk koloid sehingga
mudah diminum. Contohnya obat dalam bentuk kapsul.

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas kita dapat mengetahui atau mengambil kesimpulan
sebagai berikut

 Koloid merupakan campuran dari dua zat atau lebih yang tersebar secara merata
dengan ukuran partikel terdispersi antara 1-1000 nm. Sedangkan, sistem koloid adalah
bentuk campuran yang keadaanya terletak di antara larutan dan suspensi (campuran
kasar) dan memiliki sifat-sifat yang khas.
 Perbedaan sistem koloid, larutan sejati, suspensi besar
 Sistem koloid
Campuran yang memiliki sifat antara campuran homogen dan campuran
heterogen.
 Larutan sejati
Merupakan sistem dispersi yang partikel-partikel zat terdispersi dan partikel
medium
 Suspensi besar
Merupakan sistem dispersi yang teridiri dari partikel- partikel terdispersi yang
relatif besar dan tersebar merata di dalam medium pendispersinya.
 Pengelompokkan sistem koloid
 Sol
 Emulsi
 Buih
 Sifat koloid
 Tyndall
 Gerak brown
 Adorpsi
 Koagulasi
 Koloid Liofil dan Liofob
 Koloid Pelindung
 Dialisis
18
 Sistem Koloid dalam Pengolahan Air

 Pembuatan Koloid.
 Cara dispersi
 Cara kondensasi
 Kegunaan koloid
 Pemutihan Gula
 Penggumpalan Darah
 Penjernihan Air
 Pembentukan delta di muara sungai
 Pengambilan endapan pengotor
 Mengurangi polusi udara
 Penggumpalan lateks
 Membantu pasien gagal ginjal
 Sebagai deodoran
 Sebagai bahan makanan dan obat

19
DAFTAR PUSAKA

https://www.academia.edu/38683513/Makalah_kimia_koloid

http://www.makalah.co.id/2013/04/makalah-koloid.html?m=1

http://www.ruangguru.com

https://www.indonesian.id/read/143988/manfaat-koloid-dalam-kehidupan-sehari-hari

20

Anda mungkin juga menyukai