Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM KOLOID

Disusun Oleh :
Kelompok 5
o Alwan A. Fitrian
o Citra Dwi Cahya
o Gita Muslimah R
o Viska Ananda S
o R. Bayu

SMA NEGERI 2 CIANJUR


TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah yang membahas Sistem Koloid. Untuk kedua kalinya sholawat serta salam
kami haturkan kepada junjungan nabi Muhamad SAW semoga selalu terlimpahkan. Amin.

Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Cucu Syamsu yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini kami membahas sedikit tentang Sistem
Koloid dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi siswa siswi atau bagi pembacanya. Tiada gading yang tak retak,
demikian pula dengan penyusunan makalah ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak maupun bagi pembaca makalah ini.

Wasalamualaikun Wr.Wb

Cianjur, 18 Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
D. Manfaat ....................................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2


A. Pengertian Koloid .................................................................................................................... 2
B. Jenis-Jenis Koloid ................................................................................................................... 2
C. Sifat-Sifat Koloid .................................................................................................................... 3
D. Pembuatan Sistem Koloid ........................................................................................................ 4
E. Kegunaan Koloid ..................................................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 7


A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen
namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek
Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya
lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga
dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan
contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem
koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sistem koloid?
b. Jelaskan macam-macam sistem koloid?
c. Bagaimana sifat-sifat koloid?
d. Bagaimana proses pembuatan sistem koloid?
e. Apa saja komponen sistem koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari?

C. Tujuan

a. Agar pembaca dapat mengetahui sistem koloid.


b. Agar pembaca mengetahui macam-macam sistem koloid.
c. Agar pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
d. Agar pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid.
e. Agar pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan kegunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat

a. Pembaca dapat mengetahui sistem koloid.


b. Pembaca mengetahui macam-macam sistem koloid.
c. Pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
d. Pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid.
e. Pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Koloid

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di
dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.
Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel.
Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat)
dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones,
hairspray, jelly, dll.

Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid
adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel
terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak
menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul
yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-
masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang
mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga
molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai
diameter sekitar 6 x 10-7.

B. Jenis-Jenis Koloid

Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium pendispersi.
Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase
terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Sol (fase terdispersi padat)

a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi pada


Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran

2. Emulsi (fase terdispersi cair)

a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat


Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi

b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair


Contoh: susu, mayones, krim tangan
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray dan obat nyamuk

2
3. Buih (fase terdispersi gas)
a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat.
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: Putih telur yang dikocok, busa sabun
Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama- sama
berupa gas, campurannya tergolong larutan

C. Sifat-Sifat Koloid

a. Efek Tyndall

Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid.
Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan
oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek
tyndall.
Efek Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan
sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya,
sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel
koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar
tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan
yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

b. Gerak Brown

Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak
menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita
akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan
zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.

Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di
tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas,
pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu
sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup
kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan
tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau
gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi.
Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi.
Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan
dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu
system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium
pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat.
Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin
lambat.

3
c. Absorpsi

Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan
partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Absorpsi harus
dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel).
Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii)
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.

d. Muatan koloid

Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.

e. Koagulasi koloid

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan


terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi
secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti
penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.

f. Koloid pelindung

Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari
proses koagulasi.

g. Dialisis

Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses
dialisis.

h. Elektroforesis

Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan


menggunakan arus listrik.

D. Pembuatan Sistem Koloid

 Reaksi dekomposisi rangkap

Misalnya:

Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan
As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;

As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l)

(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)

Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer;

AgNO3 (ag) + HCl(aq) à AgCl (koloid) + HNO3 (aq)

4
 Pemanasan nitrat

Jika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida


logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan oksigen.

Sebagai contoh, nitrat Golongan 2 yang sederhana seperti magnesium nitrat mengalami
dekomposisi dengan reaksi sebagai berikut :

Pada Golongan 1, ithium nitrat mengalami proses dekomposisi yang sama - menghasilkan
lithium oksida, nitrogen dioksida dan oksigen.Akan tetapi, nitrat dari unsur selain lithium dalam
Golongan 1 tidak terdekomposisi sempurna (minimal tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen) -
menghasilkan logam nitrit dan oksigen, tapi tidak menghasilkan nitrogen oksida.Semua nitrat
dari natrium sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di atas, satu-satunya yang
membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi. Semakin ke bawah
golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi.

 Pemanasan karbonat

Jika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung mengalami dekomposisi membentuk


oksida logam dan karbon dioksida.Sebagai contoh, karbonat Golongan 2 sederhana seperti
kalsium karbonat terdekomposisi sebagai berikut :

Pada Golongan 1, lithium karbonat mengalami proses dekomposisi yang sama


menghasilkan lithium oksida dan karbon dioksida.

Karbonat dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak terdekomposisi pada suhu
Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih tinggi mereka akan terdekomposisi. Suhu dekomposisi
lagi-lagi meningkat semakin ke bawah Golongan.

E. Kegunaan Koloid

Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk
mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk
produksi dalam skala besar.

Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:

Jenis Industri Contoh Aplikasi


Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad
Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun
Industri cat Cat
Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen
Industri farmasi Minyak ikan, pepsilin untuk suntikan
Industri pertanian Peptisida dan insektisida

5
Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid :

1. Pemutihan Gula

Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air,
kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloidakan
mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari
gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.

2. Penggumpalan Darah

Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka
luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan
Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses
penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.

3. Penjernihan Air

Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur,
dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya
layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat
dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang
terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang
bermuatan positif melalui reaksi:

Al3+ + 3H2O à Al(OH)3 + 3H+

Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah
liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama
tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut ini adalah skema proses
penjernihan air secara lengkap.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem
koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall.

 Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa bergerak dengan
gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena tumbukan tak
simetris antara molekul medium dengan partikel koloid.

 Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas
permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.

 Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi bermuatan listrik.
Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara partikel koloid, sehingga menjadi
stabil (tidak mengalami sedimentasi).

 Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu pergerakan partikel
koloid dalam medan listrik.

 Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal,
misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan menetralkan muatan
koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang.

 Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob.
Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid
liofob interaksinya tersebut tidak ada

 Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, bahan kasar
dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. Pada cara kondensasi,
koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi (pengelompokan),
sehingga menjadi partikel koloid.

 Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid.

7
DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael.2010.Kimia Untuk SMA Kelas XI . Jakarta: ERLANGGA

Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta : Yudhistira. Suharsini, Maria.
2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.

8
SOAL
1. Untuk menggumpalkan partikel-partikel koloid dengan menghilangkan muatan koloid dapat
dilakukan dengan menambahkan zat elektrolit. Peristiwa ini disebut Koagulasi

2. Pergerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik, disebut Elektroforesis

3. Apa yang menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik? Adsorpsi ion-ion oleh partikel
koloid

4. Contoh system koloid dari fase terdispersi cair dalam pendispersi padat adalah Keju

5. Sistem koloid yang termasuk golongan aerosol adalah Kabut

6. Koloid hidrofil adalah koloid yang partikelnya memiliki sifat Mempunyai afinitas terhadap air

7. Susu merupakan system disperse Zat cair dalam medium pendispersi cair

8. Gerak brown disebabkan oleh Tumbukan antara partikel koloid

9. Proses penjernihan air dengan menambahkan tawas merupakn proses Koagulasi dan
penambahan koloid pelindung

10. As2S3 adalah koloid hidrofob yang bermuatan negatif. Larutan yang paling baik untuk
mengkoagulasikan koloid ini adalah Besi (III) klorida

Anda mungkin juga menyukai