Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH KIMIA

KOLOID

OLEH:

NAMA : MARSIANNA. S

KELAS : Xl. MIPA 1

T.A 2021/2022

SMA NEGERI 5 PINGGIR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan khadiran tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat
serta karunianya sehingga saya berhasil Menyusun makalah ini sesuai dengan kemampuan
yang kami miliki.

Makalah ini merupakan makalah yang pertama saya buat dalam bidang studi kimia,makalah
ini juga sangatlah sederhana dari makalah yang lain. Makalah ini pun mengambil tentang
“koloid”, yang saya kiranya para pembaca dapat mengetahui dari koloid serta contoh
sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu,kritik
dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan tangan terbuka demi
ksempurnaan penyusunan makalah saya yang selanjutnya. Saya berharap penyusunan
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Sebanga, 28 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

I KATA PEGANTAR....................................................................................

II DAFTAR ISI................................................................................................

III BAB I PENDAHULUAN............................................................................

1. LATAR BELAKANG..............................................................................
2. RUMUSAN MASALAH.........................................................................
3. TUJUAN PENULISAN...........................................................................
4. MANFAAT PENULISAN.......................................................................

IV. BAB II PEMBAHASAAN.........................................................................

1. SISTEM KOLOID...................................................................................
2. JENIS-JENIS KOLOID...........................................................................
3. SIFAT-SIFAT KOLOID..........................................................................
4. PEMBUATAN KOLOID.........................................................................

V. BAB III PENUTUP.....................................................................................

1. KESIMPULAN..........................................................................................

2. SARAN......................................................................................................

VI. DAFTAR PUSTKA....................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG

Tahukah anda mengapa pada siang hari ruangan yang tidak terkena cahaya matahari secara
langsung tampak terang? Mengapa biscuit didalam kaleng tetap kering walaupun telah lama
disimpan? Zat apakah yang ditambahkan kedalam kaleng itu? Lain pula halnya pada minyak
dan zaitun dicampurkan menghasilkan campuran berupa cucu. Campuran ini dapat
menghamburkan cahay, sedangkan air dan minyak zaitun, masing-masing dapat tembus
cahay. Perubahan apakah yang terjadi dalam sistem koloid. Apakah sistem koloid itu?

Koloid adalah salah satu jenis campuran homogen yang memiliki sifat-sifat berbeda
dengan larutan yang selama ini anda ketahui. Perbedaan sifat ini disebabkan oleh ukuran
partikel zat terlarut yang lebih besar Dibandingkan dengan larutan. Koloid memiliki aplikasi
lias mencakup banyak material yang ada di alam maupun yang dikembangkan di industry,
seperti kosmetik,obat-obatan,pengolahan air minum,sampai materialbanguan.

2.RUMUSAN MASALAH

a) Apa yang di maksud dengan sistem koloid?


b) Apa jenis-jenis koloid? Jelaskan dan beri contoh!
c) Sifat-sifat koloid? Jelaskan!
d) Jelaskan pembuatan koloid?
BAB II

PEMBAHASAAN

A.PENGERTIAN KOLOID

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara
merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar
antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal
dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari
serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem
koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.

Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu
koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan
ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel
yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom,
molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel
dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih.
Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8.
Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin.
Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.

B. SISTEM KOLOID

sistem koloid adalah suatu campuran heterogeny antara dua zat atau lebih dimana partikel-
partikel zat yang berukuran kolois ( fase terdispersi ) terbesar merata dalam zat lain ( medium
pendispersi ).
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran
(sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel
terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen
berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasiatau gaya lain yang dikenakan
kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki
oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).

Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar,tinta, sampo, serta awan


merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga
merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena
kepentingannya.

sistem koloid terdiri dari dua fase yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi( medium
pendispersi).

a) Fase terdispersi
 Adalah zat yang mengalami penyebaran secara merata dalam suatu zat lain.
b) Medium pendispersi
 Adalah zat yang menyebabkan terjadinya penyebaran secara merata.

Medium pendispersi dibagi menjadi 2 koloid yaitu:

1. Koloid hidrofil
Adalah koloid liofil yang fase pendispersinya air,sehingga fase terdispersinya
dapat menarik aau mengikat partikel air.
Contohnya: sabun,detergen,agar-agar,kanji,dan gelatin.
2. Koloid hidrofob
Merupakan koloid liofob yang fae pendispersinya air,sehingga fase
terdispersinya tidak berikatan dengan air.
Contohnya: sol belerang,sol fe(oh)3, sol-sol sulfida,dan sol-sol logam.

C. JENIS-JENIS KOLOID

No Fase Medium Nama koloid contoh


terdispersi pendispersi
1 padat Padat Sol padat Kaca berwarna,intan,dan paduan
logam
2 padat cair sol Cat,kanji,tinta,darah,sol emas,dan
sol belerang.
3 padat gas Aerosol padat Asap,debu
4 cair padat Emulsi Mentega,keju,Mutiara,dan jelly
padat/gel
5 cair cair emulsi Susu,santan,minyak ikan,kosmetik
pembersih wajah,dan mayonais.
6 cair gas Aerosol cair Kabut,awan,dan spray.
7 gas padat Busa padat Batu apung,karet busa
8 gas cair buih Busa sabun,krim kocok

Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium
pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas.
Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

a. Sol (fase terdispersi padat)

1).Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi pada

Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam

2).Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair

Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat

3).Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas

Contoh: debu di udara, asap pembakaran

b. Emulsi (fase terdispersi cair)

1). Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat

Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi

2).Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair

Contoh: susu, mayones, krim tangan


3). Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas

Contoh: hairspray dan obat nyamuk

c. Buih (fase terdispersi gas)

1). Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat.

Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam

2). Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair

Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun

Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama- sama berupa
gas, campurannya tergolong larutan

D. SIFAT-SIFAT KOLOID

Berikut Beberapa Sifat-Sifat Koloid Yaitu:

a. Efek Tyndall

Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel
koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini
ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat
itu disebut efek tyndall.Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar.

Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak
akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan
dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang
relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati,
partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat
sulit diamati.

b. Gerak Brown

Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi
tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra,
maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag.
Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa
bergerak.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi
di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas,
pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu
sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup
kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu
resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak
zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown
terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown
yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak
ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin
tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel
medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya
semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak
Brown semakin lambat.

c. Absorpsi

Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan
partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Absorpsi harus
dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel).
Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii)
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.

d. Muatan koloid

Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negative

e. Koagulasi koloid

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan


terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat
terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti
penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.

f. Koloid pelindung

Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari
proses koagulasi.
g. Dialisis

Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses
dialisis.

h. Elektroforesis

Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan


menggunakan arus listrik.

E. PEMBUATAN SISTEM KOLOID

Reaksi dekomposisi rangkap Misalnya:

· Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui
larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;

As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l)

· (Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)

· Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer;

· AgNO3 (ag) + HCl(aq) à AgCl (koloid) + HNO3 (aq)

1. Pemanasan nitrat

Jika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi membentuk


oksida logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan oksigen.

Sebagai contoh, nitrat Golongan 2 yang sederhana seperti magnesium nitrat mengalami
dekomposisi dengan reaksi sebagai berikut :

Pada Golongan 1, ithium nitrat mengalami proses dekomposisi yang sama - menghasilkan
lithium oksida, nitrogen dioksida dan oksigen.Akan tetapi, nitrat dari unsur selain lithium
dalam Golongan 1 tidak terdekomposisi sempurna (minimal tidak terdekomposisi pada suhu
Bunsen) - menghasilkan logam nitrit dan oksigen, tapi tidak menghasilkan nitrogen
oksida.Semua nitrat dari natrium sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di atas, satu-
satunya yang membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi. Semakin
ke bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi.

2. Pemanasan karbonat

Jika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung mengalami dekomposisi membentuk


oksida logam dan karbon dioksida.Sebagai contoh, karbonat Golongan 2 sederhana seperti
kalsium karbonat terdekomposisi sebagai berikut :

Pada Golongan 1, lithium karbonat mengalami proses dekomposisi yang sama


menghasilkan lithium oksida dan karbon dioksida.

Karbonat dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak terdekomposisi pada
suhu Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih tinggi mereka akan terdekomposisi. Suhu
dekomposisi lagi-lagi meningkat semakin ke bawah Golongan.

KEGUNAAN KOLOID

Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan
untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat
stabil untuk produksi dalam skala besar.

Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:

Jenis industri Contoh aplikasi


Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad
Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun
Industri cat cat
Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen
Industri pertanian Peptisida dan insektisida
Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid :

1. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air,
kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel
koloidakan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi
zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.

2. Penggumpalan Darah

Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka,
maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion
Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral
sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.

3. Penjernihan Air

Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah
liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk
menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid
tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion
Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid
Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:

Al3+ + 3H2O à Al(OH)3 + 3H+

Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah
liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap
bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut ini adalah skema
proses penjernihan air secara lengkap.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

 Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui
sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek
Tyndall.
 Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa bergerak
dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena
tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid.
 Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas
permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
 Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi bermuatan
listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara partikel koloid,
sehingga menjadi stabil (tidak mengalami sedimentasi).
 Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu pergerakan
partikel koloid dalam medan listrik.
 Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena
berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan
menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang.
 Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid
liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya,
pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada
 Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, bahan
kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. Pada cara
kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi
(pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid.
 Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid.

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael.2010.Kimia Untuk SMA Kelas XI . Jakarta: ERLANGGA


Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta : Yudhistira.
Suharsini, Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.

Anda mungkin juga menyukai