Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KIMIA

SISTEM KOLOID

DISUSUN OLEH :
MONICA DEVITA MEIDY
SESILIA YULIANI
VERONIKA INJE
NICO DARMAWAN

SMA N 1 LONG BAGUN


KECAMATAN LONG BAGUN
KABUPATEN MAHAKAM ULU
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. berkat rahmat dan karunia-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas Sistem Koloid. Tidak lupa kami
ucapkan kepada Bapak/Ibu guru yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Dimana kami mengupas tentang Sistem Koloid.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi siswa atau pembacanya. Tiada gading yang
retak, demikian pula dengan penyusunan makalah ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pihak maupun pembaca makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………

Daftar Isi…………………………………………………………………………………….

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………..

A. Latar Belakang………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..
C. Tujuan…………………………………………………………………………………
D. Manfaat……………………………………………………………………………….

Bab II Pembahasan……………………………………………………………………….

a. Pengertian Koloid………………………………………………………………….
b. Komponen-komponen Koloid……………………………………………………
c. Jenis-jenis Koloid………………………………………………………………….
d. Sidat-sifat Koloid……………………………………………………………………
e. Pembuatan Sistem Koloid………………………………………………………..
f. Kegunaan Koloid…………………………………………………………………...
g. Jenis-jenis Koloid Yang Terdapat Dikehidupan Sehari-hari………………

Bab III Penutup

a. Kesimpulan…………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang
bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdisrpesi yang cukup besar ( 1 –
100 nm ), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel disperse
tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya yang lain dikenakan kepadanya
sehingga, tidak terjadi pengendapan, misalnya : Sifat homgen ini juga dimiliki oleh
larutan, qnamun tidak dimiliki oleh campuran biasa ( suspensi ). Koloid mudah
dijumpai di mana-mana contohnya : susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan yang
merupakan contoh koloid yang dapat dijumai dalam kehidupan sehari-hari.
Sitoplasma dalam sel juga merupkan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian
tersendiri dalam kimia industry karena kepentingannya.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sistem koloid ?
b. Jelaskan komponen-komponen sistem koloid ?
c. Apa saja sifat-sifat sistem koloid ?
d. Proses pembuatan sistem koloid ?
e. Proses penjernihan air dan sistem koloid ?
f. Jenis koloid yang terdapat dikehidupan sehari-hari ?

C. Tujuan
a. Agar pembaca dapat mengetahui sistem koloid.
b. Agar pembaca mengetahui macam dan komponen sistem koloid.
c. Agar pembaca dapat mengetahui sifat-sifat koloid.
d. Agar pembaca mengetahui proses pembuatan koloid.
e. Agar pembaca mengetahui jenis koloid dalam kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat
a. Pembaca dapat mengetahui sistem koloid.
b. Pembaca mengetahui macam-macam sistem koloid.
c. Pembaca mengetahui sifat-sifat sistem koloid.
d. Pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid.
e. Pembaca mengetahui jenis koloid dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen ( dua fase ) anatara dua zat atau
lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid ( fase terdispersi/ yang
dipecah )tersebar secara merata didalam zat lain ( medium pendispersi/pemecah ).
Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa
diameter, panjang lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem
koloid adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna ( padat ) dengan cairan ( air
). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayonnaise,
hairspray, jelly dan lain-lain.
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau laritan koloid
atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa berdispersi dengan
ukuran parikel terdispersi dengan ukuran partikel berkisar antara 10-7 sampai dengan
10-4 cm. Besaran yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut.
Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid
emas terdiri atas partikel-partikel dengan berbagai ukuran, yang masing-masing
mengandung jutaan atom emmas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel yang
mengandung sekitar seribu molekul S8. Sutau contoh molekul yang sangat besar (
disebut juga molekul makro ) ialah haemoglobin. Berat molekul daari molekul ini
66.800 s.m.a dan mempunyai diameter 6x10̄7.
KOMPONEN-KOMPONEN KOLOID
Sistem koloid terdri atas 2 komponen, yaitu fasa terdispersi dan medium
dispersi atau fasa pendispersi. Fasa terdispersi bersifat diskontinu ( terputus-
putus ), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu. Pada campuran susu
dengan air yang disebutkan diatas, fasa terdispersi adalah susu, sedangkan
medium disperse adalah air. Perbandingan sifat antara larutan, koloid dan
suspensi disimpullkan dalam table berikut.:
Larutan Koloid Suspensi
(Dispersi Molekuler) (Dispersi Koloid) (Dispensi Kasar)
1). Homogen, tak dapat 1). Secara mikropis 1). Heterogen
dibedakan walaupun bersifat homogen, tetapi 2). Salah satu atau
menggunakan heterogen jika diamati semua dimensi
mikroskop ultra. dengan mikroskop ultra. partikelnya lebih besar
2). Semua partikel 2). Partikel berdimensi dari 100 mm.
berdimensi (panjang, anatara 1mm sampai 3). Dua fasa
lebar, tebal) kurang dari 100mm. 4). Tidak stabil.
1mm. 3). Dua fasa 5). Dapat disaring.
3). Satu fasa 4). Pada umumnya
4). Stabil stanbil. Contoh : Air sungai
5). Tidak dapat disaring 5). Tiidak dapat yang keruh, campuran
Contoh: larutan gula, disaring, kecuali dengan air dengan pasir,
larutan garam, spiritus, penyaringan ultra. campuran kopi dengan
alcohol 70%, larutan Contoh : sabun, susu, air, dan campuran
cuka, air laut, udara santan, jeli, selai, minyak dan air.
yang bersih, dan bensin. mentega dan
mayonnaise.

B. Jenis-Jenis Koloid
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar mearata dalam
medium terdispersi. Fase terdispersi dan medium terdispersi dapat berupa zat padat,
cair, dan gas. Berdasarkan fase dispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan
menjadi 3, yaitu :
1. Sol ( Fase Terdispersi Padat )
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat, contohnya : paduan
logam, gelas warna, dan intan hitam.
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair, contohnya : cat, tinta,
tepung dalam air, dan tanah liat.
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas, contohnya : debu di udara,
dan asap pembakaran.
2. Emulasi ( Fase Terdispersi Cair )
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat, contonya : keju,
jelly, mentega, dan nasi.
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair, contonya : susu,
mayonnaise, dan krim tangan.
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas, contohnya :
hairspay dan obat nyamuk.
3. Buih ( Fase Terdispersi Gas )
a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat, contohnya : batu
apung, marshmallow, kareet busa, dan Styrofoam.
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair, contohnya : putih telur
yang dikocok, dan busa sabun. Untuk pengelompokkan buih, jika fase
terdispersi dan medium terdispersi sama-sama merupakan gas, campurannya
tergolong larutan.

C. Sifat-Sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Efek tyndall ialah gejala berhamburan berkas sinar ( cahaya ) oleh partikel-
partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran koloid yang cukup besar. Efek
tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall ( 1820-1893 ), seorang ahli fisika
Inggris. Oleh karena itu, sifat itu disbut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat
larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada koloid, cahaya akan dihamburkan. Hal
ini terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang
relative besaruntuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan
sejati partikel-partikelnya relative kecil sehingga hambburan yang terjadi hanya
sedikit dan sangat sulit diamati.
b. Gerak Brown
Gerak brown adalah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak
luru tetapi tidak menentu ( gerak acak/tidak beraturan ). Jika kita amati koloid
dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut
akan bergerak membentuk zig-zag. Pergerakan zig-zag ini dinamakan gerakan
brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan zat padat. Untuk
koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel
koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dar segala arah. Oleh karena
ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak
seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan
tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi
gerak zig-zag atau gerak brown. Semakin kecil ukuran koloid, semakin cepat
gerakan brown terjadi, dan sebaliknya. Hal ini menjelaskan mengapa gerak brown
sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat ( suspensi ).
Gerak brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid,
maka semakin besar energy kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium
perdispersinya. Akibatnya gerak brown dari partikel-partikelfase terdispersinya
semakin cepat. Demikian pun sebalilknya, semakin rendah suhu sistem koloid
makagerak brown semakin lambat.
c. Absorpsi
Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel.
Contoh : (i) Koloid Fe(OH)³ bermuatan positif Karen apermukaannya menyerap
ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion
S2.
d. Muatan Koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermmuatan positif dan koloid
bermuatan negatif.
e. Koagulasi Koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Kogulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan, dan
pengadukan atau secara kkimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran
koloid yang berbeda muatan.
f. Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid
lain dari proses koagulasi.
g. Dialisis
Dialysis adalah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini
disebut dengan proses dialysis.
h. Elektroforesis
Elektroforesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan
dengan menggunakan arus listrik.

D. Pembuatan Sistem Koloid


Reaksi dekomposisi rangkap :
Misalnya :
 Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan
melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna
kuning terang : As2O3(aq) + 3H2S(g) = As2O3(koloid) + 3H2O(l).
( koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya meyerap ios S2-).
 Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl
encer :
AgNO3(ag) + HCl(aq) = AgCl(koloid) + HNO3(aq).

Pemanasan Nitrat

Jika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida


logam, nitrogen dioksida yang berupa asap coklat, daan oksigen. Sebagai contoh, nitrat
Golongan 2 yang sederhana seperti magnesium nitrat yang mengalami dekomposisi dengan
reaksi sebagai berikut :

 Pada Golongan 1, ithium nitrat mengalami proses dekomposisi yang sama


menghasilkan lithium oksida, nitrogen dioksida dan oksida. Akan tetapi, nitrat dari
unsur selain lithium dalam golongan 1 tidak terdekomposisi sempurna ( minimal tidak
terdekomposisi pada suhu Bunsen ) menghasilkan logam nitrit dan oksigen, tetapi
tidak menghasilkan nitrogen oksida. Semua nitrat dari natrium sampai cesium
terdekomposisi menurut reaksi datas, satu-satunya yang membedakan adalah panas
yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi. Semakin kebawah golongan,dekomposisi
akan ssemakin sulit, dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi.

Pemanasan Karbonat

Jika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung mengalami dekomposisi membentuk


oksida logam dan karbon dioksida. Sebagai contoh, karbonat goloongan 2 sederhana seperti
kalsium karbonat terdekomposisi sebagai berikut :

 Pada golongnan 1, lithium karbonat mengalami proses dekomposisi yang sama


menghasilkan litihium oksida dan karbon dioksida. Karbonat dari unsur-unsur selain
lithium pada golongan 1 tidak gerdekomposisi pada suhu Bunsen, walaupun pada
suhu yang lebih tinggi mereka akan terdekomposisi. Suhu dekomposisi lagi-lagi
meningkat ssemakin kebawah golongan.

E. Kegunaan Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik kolloid yang penting,
yaitu dapat digunakan untuk mencampurkan zat-zat yang tidak dapat saling
melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.
Berikut ini adalah table aplikasi koloid :

Jenis Industri Contoh Aplikasi

Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad

Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, dan sabun

Industri cat Cat

Industri kebutuhan rumah Sabun, detergen

Industri pertanian Peptisida dan insektisida

Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid :


1. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan.dengan melarutkan gula ke
dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau
karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel
koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat
berwarna putih.
2. Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika
terjadi terluka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas
yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar
partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah
dapat lebih mudah dilakukan.
3. Penjernihan Air
Air keran ( PDAM ) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid
tanah liat, llumpur dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Karena
itu, untuk menjadikannya untuk layak diminum, harus dilakukan beberapa
langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal ini dilakukan dengan
cara menambahkan tawas ( Al2SO4 )³. Ion Al3+ yang terdapat pada tawastersebut
akan terhidrolisis membentuk partikel koloid Al ( OH )³ yang bermuatan positif
melalui reaksi :
• Al3+ + 3H2O = Al(OH)3 + 3H+, setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-
muatan negative dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada
lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga
mengendap karena pengaruh gravitasi.

F. Sistem Koloid Yang Ada Pada Kehidupan Sehari-hari

1. Aersol
Aersol adalah suatu bentuk koloid yang berada apada fase pendispersi gas. Contoh
koloid aersol adalah sebagai berikut.
Asap,awan,kabut,obat nyamuk semprot,cat semprot,parfum,hairspray.
2. Sol
Sol adalah suatu bentuk koloid yang berada pada fase redispersi npadat dan fase
pendispersi cair. Contoh koloid sol adalah sebagai berikut.
Sol emas, sol belerang, sol kanji, tinte, cat, darah,sabun,deterjen, lem, kecap, saus.
3. Gel
Gel adalah suatu bentuk koloid yang berada pada fase terdispersi cair dan fase
pendispersi padat. Contoh koloid gel adalah sebagai berikut.
Jelly, agar-agar gelatin, mutiara, gel rambut.
4. Emulsi
Emulsi adalah suatu bentuk koloid yang berada pada fase pendispersi cair. Contoh
koloid emulsi adalah sebagi berikut.
Susu, santan, mayonnais, minyak ikan.
5. Buih
Buih adalah suatu bentuk koloid yang berada pada fase terdispersi gas dan fase
pendispersi cair. Contoh koloid buih adalah.
Buih sabun, krim kocok, krim cukur, putuh telur.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
 Paratikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang
melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini
disebut efek Tyndall.
 Jiika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloiod senantiasa
bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut garak Brown. Gerak Brown
terjadi karena tumbukan tak simetris antara molkul medium dengan partikel
koloid.
 Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lain pada permukaanya, dan oleh
karena luas permukaannya yang relative besar, maka koloid mempunyai daya
adsorpsi yang besar.
 Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloidmenjadi
bermuatan listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak diantara
partikel koloid, sehingga menjadi stabil ( tidak mengalami sedimentasi ).
 Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu
pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
 Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi
karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan
elektrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga factor yang
menstabilkannya hilang.
 Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil
dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan
mediumnya, sebaliknya pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada.
 Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara disperse
atau kondensasi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan kedalam
medium dispersinya. Pada cara kondenssasi, koloid dibuat dalam larutan
dimana atom atau molekul mengalami agregasi ( pengelompokan ), seheigga
menjad partikel koloid.
 Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid.

Anda mungkin juga menyukai