“SISTEM KOLOID”
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INDUSTRI
2019/2020
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
susunan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun isi dari makalah ini yakni
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………... 1
C. Tujuan Penulisan………...………………………………………………... 2
D. Manfaat Penulisan……………………………………………………….... 2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………. 3
B. Jenis-Jenis Koloid……………………………………..………………….... 4
C. Sifat-Sifat Koloid……………………………………………………………8
A. Kesimpulan……………………………………………………………….. 17
B. Saran-saran……………………………………………………………….. 17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
berbagai bidang. Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar)
dan protoplasma dalam sel – sel makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari ini,
sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat,
tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata. Misalnya saja saat kita membuat
susu, serbuk atau tepung susu bercampur secara merata dengan air panas. Kemudian,
es krim yang biasa kita konsumsi, mempunyai rasa yang beragam, es krim tersebut
haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Semua itu merupakan contoh
sistem koloid.
terdispersi (tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi
dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral – mineral yang
terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan juga merupakan
koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk
koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak). Campuran logam selenium
dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan cahaya warna merah juga
B. Rumusan Masalah
5. Ciri-Ciri koloid ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu :
- Ciri-Ciri Koloid
D. Manfaat Penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami apa itu koloid, jenis-
jenis koloid, sifat-sifat koloid, dan cara mpembuatan koloid, serta mengetahui
PEMBAHASAN
Menemukan bahwa larutan natrium klorida mudah berdifusi sedangkan pati, gelatin,
dan putih telur sangat lambat atau tidak sama sekali menyebar. Zat yang sulit untuk
- Ostwald (1907)
Sistem koloid merupakan campuran heterogen antara dua atau lebih zat partikel
berukuran zat koloid (fase terdispersi) tersebar merata dalam zat lain (penyebaran
media).
Jadi, Koloid adalah suatu keadaan materi yang memiliki ukuran di antara ukuran
partikel dan suspensi. Dalam larutan, suatu zat disebarkan/dilarutkan ke dalam pelarut
sempurna dengan pelarut sehingga tidak terlihat adanya perbedaan. Dengan cara yang
menghasilkan sistem koloid. Partikel koloid yang didispersikan disebut dengan zat
Pada dasarnya campuran koloid itu bersifat homogen, dan unsur-unsur pembentuk
campuran itu sudah menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja campuran itu tidak
molekul. Namun karena bentuknya sangat kecil, gabungan-gabungan molekul itu sulit
dikenali lagi.
B. Jenis-Jenis Koloid
Sistem koloid tersusun atas fase terdispersi yang tersebar merata pada medium
pendispersi. Fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa gas, cair, atau
padat. Tetapi campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid, sebab semua
gas akan bercampur homogen dalam segala perbandingan. Sistem koloid dapat
1. Sol
1) Sol padat dengan medium pendispersi padat, contoh paduan logam, gelas
2) Sol cair atau sol dengan medium pendispersi cair, contoh cat, tinta, tepung
3) Sol gas atau aerosol padat dengan mediumpendispersi gas, contoh asap,
debu di udara.
2. Emulsi
1) Emulsi padat atau gel dengan medium pendispersi padat, contoh keju,
mentega, agar-agar.
2) Emulsi cair atau emulsi dengan medium pendispersi cair, contoh susu,
3) Emulsi gas atau aerosol cair dengan medium pendispersi gas, contoh
3. Buih
2) Buih cair atau buih dengan medium pendispersi cair, contoh buih sabun
Fase Fase
No Nama Koloid Contoh
Terdispersi Pendispersi
Buih sabun, shampoo, krim
1 Gas Cair Buih, deterjen
kocok
Sol padat,
8 Padat Padat Kaca berwarna, campuran
logam
Jika ditinjau dari tabel tersebut maka sistem koloid mencakup hampir semua materi
baik yang dihasilkan dari proses alam maupun yang dikembangkan oleh manusia.
macam, yaitu koloid liofob dan liofil. Koloid liofob memiliki kestabilan rendah,
sedangkan koloid liofil memiliki kestabilan tinggi. Liofob berasal dari bahasa Latin
yang artinya menolak pelarut, sedangkan liofil berarti menyukai pelarut. Jika medium
pendispersi dalam koloid adalah air maka digunakan istilah hidrofob dan hidrofil
Koloid hidrofil relatif stabil dan mudah dibuat, misalnya dengan cara
pelarutan. Gelatin, albumin telur, dan gom arab terbentuk dari dehidrasi
gelatin dapat terbentuk kembali menjadi koloid sebab prosesnya dapat balik
pada kemampuan agregat (mengumpul) dari koloid tersebut. Lumpur adalah koloid
jenis hidrofob. Lumpur akan mengendap dalam waktu relatif singkat. Namun, ada
juga koloid hidrofob yang berumur panjang, misalnya sol emas. Sol emas dalam
Koloid hidrofob bersifat tidak dapat balik (irrerersible). Jika koloid hidrofob
mengalami dehidrasi (kehilangan air), koloid tersebut tidak dapat kembali ke keadaan
semula walaupun ditambahkan air. Sejumlah kecil gelatin atau koloid hidrofil sering
ditambahkan ke dalam sol logam yang bertujuan untuk melindungi atau menstabilkan
koloid logam tersebut. Koloid hidrofil yang dapat menstabilkan koloid hidrofob
disebut koloid protektif atau koloid pelindung. Koloid protektif bertindak melindungi
muatan partikel koloid dengan cara melapisinya agar terhindar dari koagulasi. Protein
kasein bertindak sebagai koloid protektif dalam air susu. Gelatin digunakan sebagai
koloid pelindung dalam es krim untuk menjaga agar tidak membentuk es batu.
b) Jelifikasi (Gelatinasi)
Pada kondisi tertentu, sol dari koloid liofil dapat mengalami pemekatan dan
berubah menjadi material dengan massa lebih rapat, disebut jeli. roses pembentukan
jeli disebut jelifikasi atau gelatinasi. Contoh dari proses ini, yaitu pada pembuatan
rantai panjang. Rantai ini menyebabkan terbentuknya ruang-ruang kosong yang dapat
diisi oleh cairan atau medium pendispersi sehingga cairan terjebak dalam jaringan
rantai. Peristiwa medium pendispersi terjebak di antara jaringan rantai pada jeli ini
dinamakan swelling. Pembentukan jeli bergantung pada suhu dan konsentrasi zat.
Pada suhu tinggi, agar-agar sukar mengeras, sedangkan pada suhu rendah akan
memadat. Pembentukan jeli juga menuntut konsentrasi tinggi agar seluruh pelarut
mengandung medium air sekitar 95% membentuk cairan kental seperti lendir. Jika
kandungan airnya lebih rendah sekitar 90% maka akan lebih padat dan dapat
Jika jeli dibiarkan, volumenya akan berkurang akibat cairannya keluar. Gejala
ini dinamakan sinersis. Peristiwa sinersis dapat diamati pada agar-agar yang dibiarkan
lama. Jeli dapat dikeringkan sampai kerangkanya keras dan dapat membentuk kristal
padat atau serbuk. Jeli seperti ini mengandung banyak pori dan memiliki kemampuan
mengabsorpsi zat lain. Silikagel dibuat dengan cara dikeringkan sampai mengkristal.
Silikagel digunakan sebagai pengering udara, seperti pada makanan kaleng, alat-alat
C. Sifat-Sifat Koloid
- Efek Tyndall
segala arah. Fenomena ini dapat juga digunakan untuk membedakan larutan dengan
koloid, sebab larutan tidak memiliki sifat menghamburkan cahaya dan dapat
menjelaskan buramnya dispersi koloid (minyak zaitun dan air dapat tembus cahaya,
namun jika keduanya dicampur akan membentuk koloid yang nampak seperti susu).
- Gerak Brown
Jika suatu sistem koloid diamati menggunakan mikroskop optik, dengan arah
tegak lurus terhadap berkas cahaya dan latar belakang yang gelap, maka akan nampak
bintik tersebut diikuti, maka terlihat bahwa bintik-bintik tersebut bergerak secara acak
ke segala arah. Gerakan acak ini disebut gerakan Brown. Hal ini terjadi karena
banyaknya tabrakan molekul pada satu sisi molekul tidak sama pada sisi yang lain.
- Adsorpsi
yang dapat menarik atom-atom (molekul/ion) dari zat lain. Padatan dapat bersifat
tinggi daripada padatan, karena koloid memiliki luas permukaan lebih besar.
Contoh:
- Muatan koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan
negatif.
- Koagulasi koloid
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
- Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid
- Dialisis
tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.
- Elektroforesis
karena itu cara pembuatannya dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan
atau memperkecil partikel suspensi. Maka dari itu, ada dua metode dasar dalam
1. Metode kondensasi
Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan
cara kimia (dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks) atau dengan penggatian
Misalnya:
- Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO 3 encer dan larutan HCl
b. Reaksi hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalanya:
- Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih;
Misalnya:
- Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan
- Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan
d. Penggatian pelarut
terdispersi yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid.
Misalnya:
- untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam
alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlenih dahulu
dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol
tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga
- Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan
terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol
2. Metode Dispersi
Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran
koloid yang kemudian akan didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 3 cara
a. Cara Mekanik
yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa
digunakan dalam:
- Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen,
dsb.
- Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.
b. Cara peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar
atau dari suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat
pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang
Contoh:
- Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem
Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam,
sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-
partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan
ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling
berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang
pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap
d. cara ultrasonik
Cara ini hampir sama dengan cara busur Bredig, yaitu sama-sama berfungsi
dalam pembuatan sol logam. Kalau busur Bredig menggunakan arus listrik tegangan
tinggi, maka cara ultrasonik menggunakan energi bunyi berfrekuensi sangat tinggi,
Ciri-Ciri Koloid
Koloid memiliki beberapa ciri dan ciri yang sangat unik. Berikut ini adalah ciri-
cirinya:
1. Dispersi molekuler
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Sifat-sifat koloid yaitu Efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi, Muatan koloid,
atau memperkecil partikel suspensi. Ada dua metode dasar dalam pembuatan sistem
B. Saran
Sebaiknya dalam memanfaatkan penerapan sistem koloid ini, kita harus tetap
berpegang teguh pada prinsip agar apapun yang nantinya akan kita lakukan tidak
lain. Dengan begitu semua pihak akan merasa diuntungkan oleh apa yang kita
lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Foliatini. 2009. Buku Pintar Kimia SMA untuk Kelas 1, 2, & 3. Jakarta: PT
Wahyumedia
http://bakriekimia.blogspot.co.id/2012/05/pengertian-dan-jenis-sistem-koloid.html
http://iskabere.blogspot.co.id
http://thierydrizzle.blogspot.co.id/2014/11/makalah-kimia-manfaat-koloid-bagi.html
http://www.gurupendidikan.com/sifat-pengertian-sistem-koloid-menurut-para-ahli-
beserta-jenisnya
https://hengky11blog.wordpress.com/2014/02/04/kegunaan-koloid-dalam-kehidupan-
sehari-hari
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid