Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu
kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang senyawa tentang
penolakan wacana nyalakan lampion selama setahun sebagai peringatan imlek yang
dapat menyebabkan disintegrasi.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih kepada Ibu Luluk
Edahwati selaku dosen mata kuliah Kimia Fisika Teknik kimia upn veteran jawa timur
yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami dengan
lapang dada menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapt memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap makalah ini bisa memberikan manfaat dan
menambah pemahaman pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
I.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian Koloid.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis Koloid.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan Koloid.
4. Untuk mengetahui ntuk apa saja penggunaan Koloid dalam kehidupan sehari –
hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan
suspensi. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen
dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid merupakan
sistem heterogen, dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu media yang
homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu
mikrometer (µm). Perhatikan perbedaan tiga contoh campuran di bawah ini :
1. Campuran antara air dengan sirup.
2. Campyuran antara air dengan susu.
3. Campuran antara air dengan pasir.
Jika kita campurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur)
dengan air secara homogen (bening) Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan
juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa maupun penyaringan yang
lembut (penyaringan mikro). Secara makroskopis maupun mikroskopis campuran ini
tampak homogen, tidak dapat dibedakan mana yang air dan mana yang sirup.
Campuran seperti inilah yang disebut larutan.
Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu
"larut" tetapi "larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu
tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan
tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika
diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak
susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid.
Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur)
dengan air secara heterogen dan langsung memisah antara air dengan pasir, yang
keadaannya pasir akan mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan
penyaringan biasa, bahkan dapat dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan.
Secara makroskopis campuran ini sudah tampak hetrogen, dapat dibedakan mana yang
air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.
Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan stabil. Zat yang
didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk
mendispersikan zat disebut medium dispersi. Fase terdispersi bersifat diskontinu
(terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu.
2. Gerak Brown
3. Muatan koloid
a. Partikel Adsorpsi
Partikel koloid dapat menyerap partikel-partikel lain yang bermuatan maupun tidak
bermuatan pada bagian permukaannya. Peristiwa penyerapan partikel-partikel pada
permukaan zat ini disebut adsorpsi. Partikel koloid dapat mengadsorpsi ion-ion dari
medium pendispersinya sehingga partikel tersebut menjadi bermuatan listrik. Jenis
muatannya bergantung pada muatan ion-ion yang diserap. Sebagai contoh, sol
Fe(OH)3 dalam air bermuatan positif karena mengadsorpsi ion-ion positif,
sedangkan sol As2S3 bermuatan negatif karena mengadsorpsi ion-ion negatif.
b. Elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa
partikel koloid bermuatan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik di
mana partikel bermuatan bergerak ke arah elektrode dengan muatan berlawanan ini
disebut elektroforesis. Koloid bermuatan positif akan bergerak ke arah elektrode
negatif, sedangkan koloid bermuatan negatif akan bergerak ke arah elektrode
positif. Oleh karena itu, elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis
muatan koloid dan juga untuk memisahkan partikel-partikel koloid berdasarkan
ukuran partikel dan muatannya.
4. Koagulasi
Terdapat beberapa gaya yang menentukan kestabilan koloid, yaitu sebagai berikut :
Gaya tarik – menarik atau biasa dikenal dengan gaya London – Van der
Waals.
Gaya ini terjadi karena pertumpangtindihan lapisan ganda listrik yang bermuatan
sama. Gaya tolak – menolak tersebut akan membuat dispersi koloid menjadi stabil.
Gaya ini dapat menyebabkan terjadinya agregasi partikel koloid dan gaya ini juga
dapat meningkatkan kestabilan sistem koloid secara keseluruhan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas koloid ialah muatan permukaan
koloid. Besarnya muatan pada permukaan partikel dipengaruhi oleh konsentrasi
elektrolit dalam medium pendispersi. Penambahan kation pada permukaan partikel
koloid yang bermuatan negatif akan menetralkan muatan tersebut dan menyebabkan
koloid menjadi tidak stabil.
Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat
tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi. Contoh: sabun deterjen sebagai
emulgator dari emulsi minyak dan air.
Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat
ke dalam medium pendispersi. Selain itu, dapat dilakukan dengan mengubah suspensi
menjadi koloid atau dengan mengubah larutan menjadi koloid. Jika ditinjau dari
pengubahan ukuran partikel zat terdispersi, cara pembuatan koloid dapat dibedakan
menjadi dua cara, yaitu pembuatan koloid secara dispersi dan pembuatan koloid
secara kondensasi.
b. Homogenisasi
c. Peptisasi
d. Busur Bredig
Busur Bredig adalah suatu alat yang khusus digunakan untuk membentuk
koloid logam. Proses ini dilakukan dengan cara meletakkan logam yang akan
dikoloidkan pada kedua ujung elektrode dan kemudian diberi arus listrik yang cukup
kuat sehingga terjadi loncatan bunga api listrik. Suhu tinggi akibat adanya loncatan
bunga api listrik mengakibatkan logam akan menguap dan selanjutnya terdispersi ke
dalam air membentuk suatu koloid logam.
a. Reaksi hidrolisis
Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid – koloid basa dari suatu
garam yang dihidrolisis (direaksikan dengan air).
Contoh:
b. Reaksi Redoks
Contoh:
Pembuatan sol belerang dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
c. Pertukaran Ion
Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat – zat
yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
Contoh:
Pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3.
Berikut ini merupakan beberapa contoh aplikasi koloid dalam dunia industri :
JENIS INDUSTRI CONTOH APLIKASI
III.1 KESIMPULAN
Sistem koloid adalah merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua
atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi
yang cukup besar. Macam-macam sistem koloid : Aerosol, sol, buih, emulsi dan gel.
Sifat-sifat sistem koloid : Efek Tyndall, Gerak Brown, muatan listrik, kestabilan
koloid, koloid liofil dan liofod. Pembuatan sistem koloid dibedakan menjadi 2 yaitu
dengan cara kondensi dan dispepersi. Komponen penyusun koloid dibedakan menjadi
2 yaitu fase kontinyu dan fase diskontinyu. Bentuk- bentuk sistem koloid antara lain
bulatan, batang, serat dam piringan. Kegunaan sistem koloid dalam kehidupan sehari-
hari seperti dalam bidang industri, makanan, kosmetik, obat-obatan dan sebagainya.
Saran
Dalam kehidupan sehari-hari koloid sangat bermanfaat bagi kita. Khususnya dalam
bidang kosmetik. Akan tetapi banyak jenis kosmetik yang berbahaya bagi kesehatan
karena mengandung zat kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati
dalam memilih dan menggunakan kosmetik.
III.2 SARAN
1. Harapan penulis dari simpulan tersebut bahwa para pembaca dapat mengetahui
koloid apa saja yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan juga pembaca
dapat menguasai materi koloid dari makalah ini, lebih baik dari berbagai sumber
lain.
2. Dalam kehidupan sehari-hari koloid sangat bermanfaat bagi kita. Khususnya
dalam bidang kosmetik. Akan tetapi banyak jenis kosmetik yang berbahaya bagi
kesehatan karena mengandung zat kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, kita
harus berhati-hati dalam memilih dan menggunakan kosmetik
DAFTAR PUSTAKA
https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/5849/CARA-PEMBUATAN-
KOLOID-Secara-Dispersi-dan-Secara-Kondensasi
https://usaha321.net/perbedaan-larutan-koloid-dan-suspensi.html
gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/sistem-koloid.html
https://semuanyaadasaja.blogspot.com/2018/01/koloid-pengertian-jenis-dan-sifat-
sifat.html
https://kimiafarmasi.wordpress.com/2010/09/17/koloid/