KIMIA
Materi :
O
L
E
H
Anggota Kelompok :
Abel Dwi Putra
Mahatma Sultani Muvi
Naufal Alferinanda
Ragil Saputra
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Percobaan Membuat Produk
Koloid ini tepat pada waktunya.
Penulis sendiri menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan
serta masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan ini.
Laporan ini disesuaikan dengan berdasarkan materi-materi yang ada. Laporan ini
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan kreativitas dalam belajar ilmu kimia.
Serta dapat memahami nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi pihak yang
membutuhkan.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................. ii
Daftar Isi.......................................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 1
C. Tujuan Percobaan.................................................................................................................. 1
BAB 2 KAJIAN TEORI................................................................................................................. 2
A. Larutan, Koloid, dan Suspensi.......................................................................................... 2
B. Jenis-jenis Koloid.................................................................................................................... 3
C. Sifat-sifat Koloid...................................................................................................................... 4
D. Cara Pembuatan Koloid....................................................................................................... 5
E. Manfat Koloid........................................................................................................................... 6
BAB 3 METODOLOGI.................................................................................................................. 7
A. Alat dan Bahan......................................................................................................................... 7
B. Langkah-langkah..................................................................................................................... 7
C. Hasil Percobaan....................................................................................................................... 7
BAB 4 PENUTUP........................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 8
B. Saran............................................................................................................................................. 8
LAMPIRAN DOKUMENTASI..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jika suatu zat dicampurkan dengan zat lain, akan terjadi penyebaran secara merata dari
suatu zat ke dalam zat lain yang disebut dengan sistem dispersi. Tepung kanji jika
dimasukkan ke dalam air panas akan membentuk sistem dispersi dengan air sebagai
medium pendispersi dan tepung kanji sebagai zat terdispersi/fase terdispersi. Berdasarkan
ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompo, yaitu larutan, koloid,
dan suspensi. Secara sepintas, perbedaan antara suspensi kasar dengan larutan (sering
disebut larutan sejati) akan tampak jelas dari homogenitasnya, tetapi antara larutan
dengan koloid atau antara koloid dengan suspensi kasar akan sulit dibedakan.
Sistem koloid merupakan campuran antara dua zat yang memiliki perbedaan fase
dengan partikel terdispersinya (terlarut) tersebar merata di dalam fase pendispersi
(pelarut). Koloid termasuk dalam campuran metastabil. Artinya, campuran ini seolah-oleh
stabil, tetapi akan memisah dalam waktu tertentu. Ukuran partikel koloid berada di antara
larutan dan suspensi, yaitu sekitar 1-100 nm.
Koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya santan, susu, es krim,
debu, dan asap. Selain itu, roti, kue, dan agar-agar merupakan bahan makanan yang
merupakan sistem koloid. Beberapa zat yang tidak dapat larut, agar stabil dibuat sebagai
koloid, misalnya bahan kosmetik (lipstik, pembersih, dan minyak rambut). Obat-obatan
yang sukar larut biasanya juga dibuat sebagai koloid, misalnya sirop, obat batuk dan
minyak ikan. Pada percobaan kali ini, penulis mencoba untuk membuat salah satu produk
koloid. dalam hal ini yaitu yoghurt. Penulis memilih untuk membuat yoghurt karena
belakangan ini yoghurt digemari oleh semua kalangan. Selain itu proses pembuatannya
terbilang sebentar dan tidak sulit.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa itu koloid?
2) Apa perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi?
3) Apa saja jenis-jenis dan sifat-sifat koloid?
4) Bagaimana proses pembuatan yoghurt sebagai salah satu contoh koloid?
C. TUJUAN PERCOBAAN
1) Mengetahui pengertian koloid
2) Mengetahui perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi
3) Mengetahui jenis-jenis dan sifat-sifat koloid
4) Mengetahui proses pembuatan yoghurt sebagai salah satu contoh koloid
1
BAB II
KAJIAN TEORI
2
B. JENIS-JENIS KOLOID
Berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya, koloid dibedakan menjadi
beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Aerosol
Aerosol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa zat padat atau cair
dan medium pendispersinya berupa gas. Jika fase terdispersinya padat, maka disebut
aerosol padat. Jika fase terdispersinya cair, maka disebut aerosol cair. Contoh koloid jenis
aerosol adalah minyak wangi (parfum), obat nyamuk semprot, dan cat semprot.
2. Sol
Sol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa zat padat, sedangkan
medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Jika medium pendispersinya zat
padat, disebut sol padat. Contoh koloid jenis sol cair adalah tinta, sol belerang, dan sol emas.
Contoh sol padat adalah kaca hitam, intan hitam, dan paduan logam.
3. Emulsi
Emulsi merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya zat cair dan medium
pendispersinya juga zat cair. Lalu, apa bedanya dengan larutan? Pada emulsi, kedua zat cair
tidak saling melarutkan. Hal itu karena adanya peran zat pengemulsi. Contoh emulsi adalah
kasen di dalam susu, kuning telur, santan, dan mayones.
4. Buih
Buih merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa gas, sementara medium
pendispersinya berupa zat cair. Jika medium pendispersinya berupa zat padat, maka
disebut buih padat. Contoh koloid jenis buih ini adalah sabun, detergen, karet busa (buih
padat), dan batu apung (buih padat).
5. Gel
Gel merupakan jenis koloid yang terbentuk dari campuran zat padat dan zat cair. Gel
terbentuk karena fase terdispersi mampu mengadsorbsi medium pendipersinya. Contoh
gel adalah agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Berdasarkan sifat
elastisitasnya, gel dibagi menjadi dua, yaitu gel elastis dan non-elastis.
3
C. SIFAT-SIFAT KOLOID
Sebagai hasil campuran antara dua zat, tentu koloid memiliki sifat spesifik yang
berbeda dari sifat zat pembentuknya. Adapun sifat-sifat koloid adalah sebagai berikut.
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris, yaitu John Tyndall. Efek
Tyndall merupakan gejala terhamburnya berkas sinar/cahaya oleh partikel koloid. Oleh
karena itu, efek ini bisa digunakan untuk membedakan antara koloid dan larutan.
2. Gerak Brown
Pada tahun 1827, seorang botanis asal Skotlandia, Robert Brown, berhasil mengamati
gerakan partikel koloid. Pengamatan itu membuktikan bahwa partikel koloid tidak pernah
berada pada kondisi stasioner (diam), melainkan akan bergerak dengan lintasan lurus dan
arahnya tak menentu. Jika diamati melalui mikroskop ultra, gerakan partikel koloid
berbentuk zigzag. Pergerakan inilah yang disebut gerak Brown. Semakin kecil ukuran
partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Contoh gerak Brown ini bisa
Quipperian lihat saat partikel debu bergerak melewati celah jendela yang terkena sinar
Matahari. Jika diperhatikan, partikel debu tersebut akan senantiasa bergerak tanpa henti
dan lintasannya berbentuk lurus.
3. Adsoprsi
Adsoprsi adalah peristiwa terserapnya ion atau senyawa lain oleh permukaan koloid.
Contohnya saat Quipperian menjernihkan air menggunakan tawas. Tawas digunakan
sebagai penjernih air karena memiliki kemampuan untuk menyerap polutan di dalam air.
4. Muatan Koloid
Koloid dibedakan menjadi dua berdasarkan muatannya, yaitu koloid bermuatan positif
dan koloid bermuatan negatif.
5. Koagulasi Koloid
Koagulasi merupakan peristiwa menggumpalnya koloid membentuk endapan.
Terjadinya koagulasi dipengaruhi oleh pemanasan, pendinginan, pengadukan, atau
penambahan asam. Contoh koagulasi adalah saat Quipperian menambahkan sedikit
senyawa asam ke dalam susu. Akibat penambahan asam tersebut, susu akan mengalami
penggumpalan membentuk suatu endapan.
6. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang mampu melindungi koloid lain agar tidak
mengalami koagulasi.
4
7. Dialisis
Dialisis merupakan proses pemisahan koloid dari ion-ion pengotornya. Dialisis ini
dilakukan dengan cara mengalirkan cairan melalui membran semipermeabel yang
berfungsi sebagai penyaring.
8. Elektroforesis
Elektroforesis, yaitu metode untuk memisahkan partikel koloid bermuatan
menggunakan arus listrik. Hasil elektroforesis ini bisa digunakan untuk mengetahui jenis
muatan koloid.
9. Koloid Liofil dan Liofob
Koloid liofil merupakan koloid yang mampu mengadsorpsi cairan, sehingga terbentuk
selubung di sekitar koloid, contohnya agar-agar. Koloid liofob merupakan koloid yang tidak
mengadsorpsi cairan, dengan syarat cairan tersebut harus netral (tidak bermuatan).
Reaksi hidrolisis
Reaksi hidrolisis dilakukan dengan cara mencampurkan suatu zat dengan air, contohnya
sebagai berikut.
Reaksi redoks
Sistem koloid juga dapat dibentuk dari reaksi redoks, contohnya sebagai berikut.
Reaksi pergeseran
Contoh reaksi pergeseran bisa Quipperian lihat pada proses pembuatan sol As2S3. Sol
As2S3 dibuat dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan H3AsO3 encer pada suhu
tertentu. Adapun contoh reaksinya adalah sebagai berikut.
5
Reaksi penggantian pelarut
Pembuatan koloid jenis ini bisa Quipperian lihat pada pembuatan gel kalsium asetat di
mana larutan kalsium asetat harus ditambahkan alkohol 96% agar terbentuk gel kalsium
asetat.
2. Cara Dispersi
Cara dispersi kebalikan dari kondensasi, yaitu dilakukan dengan memperkecil partikel
suspensi agar menjadi partikel koloid. Cara dispersi ini bisa dilakukan dengan beberapa
metode berikut.
Cara mekanik
Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan menggunakan penggilingan atau
penggerusan partikel suspensi. Dengan demikian, akan dihasilkan partikel yang lebih kecil
dan lembut. Contoh pembuatan partikel koloid dengan cara mekanik adalah sebagai
berikut.
1) Gumpalan tawas yang sudah digiling akan membentuk koloid saat dicampurkan dengan
air.
2) Karbon dihaluskan dengan penggiling koloid agar dihasilkan tinta.
3) Belerang dan gula dihaluskan dalam penggiling koloid, sehingga dihasilkan sol belerang.
Cara peptisasi
Koloid bisa dibentuk melalui proses peptisasi, yaitu dengan menambahkan ion sejenis,
sehingga partikel endapan akan mengalami pemecahan oleh zat kimia. Adapun contoh
peptisasi adalah sebagai berikut.
1) Sol Fe(OH)3dipeptisasi oleh FeCl3.
2) Sol NiS dipeptisasi oleh H2S.
3) Karet dipeptisasi oleh bensin.
Cara busur bredia/bredig
Cara busur bredia dilakukan dengan mencelupkan dua kawat logam yang dialiri arus listrik
ke dalam air. Dengan demikian, kawat tersebut akan membentuk partikel koloid berupa
debu di dalam air.
Cara ultrasonik
Pada prinsipnya, cara ini hampir sama dengan cara mekanik, hanya saja proses
penghancuran partikel besarnya menggunakan gelombang ultrasonik.
E. MANFAAT KOLOID
Dalam industri kosmetik untuk membuat foundation, sampo, pembersih wajah, deodoran,
dan pelembab badan.
Dalam industri tekstil, koloid biasa dimanfaatkan dalam bentuk sol untuk membuat warna
pakaian.
Dalam industri farmasi, koloid digunakan dalam bentuk sol untuk membuat obat-obatan.
Dalam industri makanan, koloid bisa ditemukan dalam kecap, saus, susu, mayones, dan
mentega.
Elektroforesis bisa digunakan untuk mengidentifikasi DNA.
6
BAB III
METODOLOGI
B. LANGKAH-LANGKAH
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Pastikan tangan selalu bersih agar tidak ada bakteri merugikan yang masuk
3. Hangatkan 200 ml susu UHT di dalam panci hingga suap-suap kuku (±40°C)
4. Setelah hangat, matikan kompor dan tunggu sebentar hingga suhu susu agak turun
5. Tuang susu tadi ke dalam wadah terpisah
6. Campurkan 1 botol yakult ke dalam susu, lalu tutup rapat wadahnya
7. Ambil toples yang lebih besar, beri kain untuk membungkus wadah susu yakult tadi
8. Masukkan wadah berisi susu yakult ke dalam toples, bungkus dengan kain, lalu tutup
toples nya
9. Letakkan toples di samping kulkas (karena suhu nya lumayan panas) untu difermentasi
selama ±24 jam
10. Setelah 24 jam, yoghurt drink yakult pun siap disajikan*
*catatan : yoghurt drink bisa diletakkan di dalam freezer selama beberapa saat jika ingin
disajikan dalam keadaan dingin.
C. HASIL PERCOBAAN
Hasil yoghurt memiliki rasa yang cenderung asam segar khas yakult, sedikit rasa manis
dari susu. Teksturnya cair agak kental seperti yoghurt drink pada umumnya, dan memiliki
aroma khas yakult. Dari jabaran tersebut, maka produk yoghurt yang penulis buat kali ini
termasuk ke dalam koloid jenis emulsi.
7
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem koloid adalah campuran antara dua zat yang punya perbedaan fase dengan
partikel terdispersinya tersebar merata dalam fase pendispersi. Koloid termasuk dalam
golongan campuran metastabil, di mana campuran ini seolah-olah stabil, tapi akan
memisah dalam waktu tertentu. Jenis-jenis koloid; aerosol, sol, emulsi, buih, dan gel. Sifat-
sifat koloid; efek Tyndall, gerak Brown, adsoprsi, muatan koloid, koagulasi koloid, koloid
pelindung, dialisis, elektroforesis, koloid liofil dan liofob.
Pada percobaan kali ini, penulis mencoba untuk membuat salah satu produk koloid.
dalam hal ini yaitu yoghurt. Penulis memilih untuk membuat yoghurt karena belakangan
ini yoghurt digemari oleh semua kalangan. Selain itu proses pembuatannya terbilang
sebentar dan tidak sulit. Dari percobaan yang telah dilakukan, tekstur yoghurt
menunjukkan bahwa produk yoghurt yang penulis buat termasuk ke dalam jenis koloid
emulsi, dimana fase pendispersinya adalah yakult dan fase terdispersinya adalah susu UHT.
8
LAMPIRAN DOKUMENTASI
9
DAFTAR PUSTAKA
Buku Siswa Edisi Revisi Kimia untuik SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 yang
Disempurnakan Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Penerbit Erlangga
Artikel : “Sistem Koloid, Sifat, dan Jenisnya – Materi Kimia Kelas 11”
https://www.zenius.net/blog/materi-kimia-sistem-koloid
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/materi-koloid-kimia-kelas-11/
10