Anda di halaman 1dari 4

KOLOID

A. Pengertian Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan
untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil
untuk produksi dalam skala besar. Salah satu sistem koloid adalah emulsi. Emulsi terbentuk
karena pengaruh suatu pengelmusi (emuglator). Salah satu contoh aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari dari sistem koloid adalah lulur, berikut penjelasannya
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi.
Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil.
Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid merupakan sistem heterogen,
dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang
didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm). Perhatikan
perbedaan tiga contoh campuran di bawah ini :
1.Campuran antara air dengan sirup.
2.Campyuran antara air dengan susu.
3.Campuran antara air dengan pasir.
Jika kita campurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur) dengan air
secara homogen (bening) Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat
dipisahkan dengan penyaringan biasa maupun penyaringan yang lembut (penyaringan mikro).
Secara makroskopis maupun mikroskopis campuran ini tampak homogen, tidak dapat dibedakan
mana yang air dan mana yang sirup. Campuran seperti inilah yang disebut larutan.
Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu "larut" tetapi
"larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan
juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara
makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra
ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air.
Campuran seperti inilah yang disebut koloid.
Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur) dengan air
secara heterogen dan langsung memisah antara air dengan pasir, yang keadaannya pasir akan
mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa, bahkan dapat
dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan. Secara makroskopis campuran ini sudah tampak
hetrogen, dapat dibedakan mana yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang
disebut suspensi.
Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan stabil. Zat yang didipersikan
disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat
disebut medium dispersi. Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan
medium dispersi bersifat kontinu.
B. Jenis-Jenis Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak
dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala
besar. Ada banyak penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan sebagainya. Beberapa macam
koloid tersebut antara lain;

1.Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas. Aerosol
yang dapat kita saksikan di alam adalah kabut, awan, dan debu di udara. Dalam industri modern,
banyak sediaan insektisida dan kosmetika yang diproduksi dalam bentuk aerosol, dan sering kita
sebut sebagai obat semprot, Contohnya antara lain adalah hair spray, deodorant dan obat
nyamuk.

2.Sol
Sol adalah sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan. Berdasarkan sifat
adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita mengenal dua macam sol yaitu:
A.Sol liofil, dimana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga
terbentuk suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya “cinta cairan” (Bahasa
Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah padat disebut gel. Contoh gel antara
lain selai dan gelatin.
B.Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan. Liofib artinya
“takut cairan” (phobia=takut).

3.Emulsi
Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium pendispersi sama-
sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran koloid, harus ditambahkan zat pengemulsi
(emulgator). Susu merupakan emulsi lemak dalam air, dengan kasein sebagai emulgatornya.
Obat-obatan yang tidak larut dalam air banyak yang dibuat dan dipanaskan dalam bentuk emulsi.
Contohnya emulsi minyak ikan. Emulsi yang dalam bentuk semipadat disebut krim.

C. Pembuatan Koloid
Jika kita atau sebuah industri akan memproduksi suatu produk berbentuk koloid, bahan
bakunya adalah larutan (partikel berukuran kecil) atau suspensi (partikel berukuran besar).
Didasarkan pada bahan bakunya, pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
sebagai berikut.
1.Kondensasi
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel
koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu melalui reaksi redoks, reaksi
hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut.
A. Reaksi Redoks
Contoh:
 Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H 2 S dengan larutan
SO 2 . Persamaan reaksinya: 2 H 2 S (g) + SO 2 (aq) →2 H 2 O (l) + 3 S (s)
 Pembuatan sol emas dari larutan AuCl 3 dengan larutan encer formalin (HCHO).
Persamaan reaksinya:
AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H 2 O (l) → 2 Au (s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH (aq)

B. Reaksi Hidrolisis
Contoh, pembuatan sol Fe(OH) 3 dengan penguraian garam FeCl 3 Persamaan reaksinya adalah:
mengunakan air mendidih.
FeCl 3 (aq) + 3 H 2 O (l) → Fe(OH) 3 (s) + 3 HCl ( aq)

C. Reaksi Dekomposisi Rangkap


Contoh:
 Pembuatan sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2 S dan asam arsenit (H 3 AsO 3 )
yang encer.
Persamaan reaksinya: 2 H 3 AsO 3 (aq) + 3 H 2 S (g) → As 2 S 3 (s) + 6H 2 O (l)
 Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO 3 dengan larutan NaCl encer.
Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaCl (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq)
Sol AgCl juga dapat dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl
encer. AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNI3(aq)

D. Reaksi Pergantian Pelarut


Contoh, pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air.
Persamaan reaksinya:
S (aq) + alkohol + air → S (s) Larutan S
a.Dispersi
Dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi). Pembuatan koloid
dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur Bredig, dan ultrasonik.

b.Proses Mekanik
Proses mekanik adalah proses pembuatan koloid melalui penggerusan atau penggilingan
(untuk zat padat) serta dengan pengadukan atau pengocokan (untuk zat cair). Setelah diperoleh
partikel yang ukurannya sesuai dengan ukuran koloid, kemudian didispersikan ke dalam medium
(pendispersinya). Contoh, pembuatan sol belerang.
c. Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia (zat elektrolit)
untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid. Contoh, proses pencernaan
makanan dengan enzim dan pembuatan sol belerang dari endapan nikel sulfida, dengan
mengalirkan gas asam sulfida.

D. Penggunaan Koloid Dalam Kehidupan Sehari – Hari


Sistem koloid banyak digunakan dalam kehidupan manusia, terutama dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan
untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil
untuk produksi dalam skalabesar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:
Jenis industry Contoh aplikasi
Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad
Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun
Industri cat Cat
Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen
Industri pertanian Peptisida dan insektisida
Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk
suntikan

 Bahan Kosmetik
Bahan – bahan kosmetika sangat banyak jenisnya, akan tetapi pada prinsipnya hampir
90% dari bahan itu dibuat dalam keadaan koloid. Hal itu disebabkan sifat koloid yang mudah
menyerap pewangi dan pewarna, lembut, mudah dibersihkan, tidak merusak kulit dan rambutm
dan sekaligus mengandung dua macam bahan yang tidak dapat saling larut. Macam – macam
bentuk bahan kosmetik sebagai berikut :
1) Bahan kosmetika yang berbentuk aerosol, misalnya parfum dan deodorant spray, hair
spray, dan penghilang bau mulut yang disemprotkan.
2) Bahan kosmetika yang berbentuk sol, misalnya susu pembersih muka dan kulit, cairan
untuk masker, dan cat kuku.
3) Bahan kosmetika yang berbentuk emulsi, misalnya susu pembersih muka dan kulit.
4) Bahan kosmetika yang berbentuk gel, misalnya deodorant stick dan minyak rambut
(jelly).
5) Bahan kosmetika yang berbentuk buih, misalnya sabun cukur dan sabun kecantikan.
6) Bahan kosmetika yang berbentuk sol padat misalnya pemerah bibir, pensil alis dan
maskara

Anda mungkin juga menyukai