KIMIA
”SISTEM KOLOID“
Oleh:
Laode Ahmad Syarif Jailani
10527/0053554052
BAB ll
ISI
C. Sistem Dispersi
Sistem Dispersi Adalah campuran antara zat terlarut dengan zat pelarut.
Dispersi adalah suatu sistem di mana partikel terdistribusi dari satu bahan tersebar
dalam sebuah fase berkelanjutan dari bahan lain. Dua fase tersebut mungkin
berada dalam fase materi yang sama atau fase materi yang berbeda. Dispersi
diklasifikasikan dalam sejumlah cara yang berbeda, seperti seberapa besar partikel
berkaitan dengan partikel fase berkelanjutan, apakah terjadi presipitasi atau tidak,
dan adanya gerak Brownian. Secara umum, dispersi partikel yang cukup besar
untuk sedimentasi disebut suspensi, sedangkan partikel yang lebih kecil disebut
koloid dan larutan.
D. Pengelompokan koloid
Sistem koloid dapat dikelompokkan berdasarkan fase terdispersi dan fase
pendispersinya. Berdasarkan fase terdispersi, jenis koloid ada tiga, antara lain sol
(fase terdispersi padat), emulsi (fase terdispersi cair), dan buih (fase terdispersi
gas). Koloid dengan fase pendispersi gas disebut aerosol.
1.sol (fase terdispersi padat)
5
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol
2.emulsi( fase terdispersi cair)
Sistem koloid zat cair yang terdispersi dengan zat cair lainnya di sebut emulsi.
Syarat terjadinya emulsi ini adalah dua Jenis zat cair itu tidak saling melarutkan
3.Buih ( fase terdispersi gas)
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih.sama halnya
dengan emulsi untuk menstabilkan buih dibutuhkan zat pembuih. Misalnya sabun,
detergen dan protein. Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu
pengemulsi( emugaltor)
Berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, jenis koloid dapat dibagi
menjadi 8 golongan.
Dalam suatu larutan sejati, gerakan partikel terdispersi tidak acak dan gerakan
partikel terdispersi disebabkan oleh molekul itu sendiri, bukan akibat tabrakan
dengan medium pendispersi. Sedangkan dalam suspensi, gerakan ke bawah
partikel dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
2. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Hal ini
dikarenakan partikel koloid dapat memantulkan dan menghamburkan cahaya yang
mengenainya sehingga cahaya akan terlihat lebih terang. Selain koloid, partikel
yang terdapat dalam suspensi dapat pula menghamburkan cahaya dikarenakan
partikelnya yang besar sedangkan pada larutan sejati, tidak dapat menghamburkan
cahaya. Efek Tyndall ini terlihat ketika cahaya matahari memasuki ruangan, dan
lampu kendaraan pada malam yang berkabut.
3. Adsorpsi
Partikel koloid mampu menyerap molekul netral atau ion-ion pada permukaannya.
Sifat ini disebut dengan adsorpsi. Adsorpsi terjadi akibat dari adanya kemampuan
partikel koloid untuk menarik partikel-partikel yang lebih kecil. Kemampuan ini
dikarenakan adanya tegangan permukaan koloid yang cukup besar, sehingga
apabila terdapat suatu partikel yang menempel pada permukaan koloid akan
cenderung dipertahankan.
Bila partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan positif maka koloid
tersebut menjadi bermuatan positif, dan sebaliknya ketika permukaan koloid
mengadsorpsi ion bermuatan negatif negatif maka koloid tersebut akan bermuatan
negatif. Contohnya sol Fe(OH)3 mampu mengadsorpsi ion-ion H+ sehingga
bermuatan positif, dan sol As2S3 mampu mengadsorpsi ion S2- sehingga
bermuatan negatif.
Selain mengadsorpsi ion, partikel koloid dapat menarik muatan dari listrik statis,
sebagai contoh adannya debu yang dapat menyerap muatan negatif atau positif
dati elektron yang berada di udara atau dari arus listrik. Peristiwa ini
mengakibatkan adanya elektroforesis, yaitu proses bergeraknya partikel koloid
dalam medan listrik. Elektroforesis dimanfaatkan dalam pemisahan potongan-
potongan gen, dan
7
6. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah sistem koloid yang ditambahkan pada sistem koloid
lainnya agar stabil. Contoh yaitu gelatin pada es krim
7. Dialisis
Adalah proses penyaringan partikel koloid dari ion-ion yang teradsorpsi sehingga
dapat dihilangkan dan zat terdispersi terbebas dari ion-ion yang tidak diinginkan.
Caranya yaitu dengan membungkus koloid dalam selaput semipermeabel,
kemudian melewatkan air mengalir sehingga ini pengotor akan terbawa keluar
melewati selaput semipermeabel.
2. Kondensasi
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggumpalkan partikel
larutan menjadi partikel berukuran koloid. Kondensasi dapat dilakukan secara
kimia dan fisika. Kondensasi secara kimia dilakukan melalui reaksi redoks,
hidrolisis, substitusi, dan penggaraman. Sedangkan secara fisika, kondensasi
dilakukan melalui proses pendinginan, penggantian pelarut, dan pengembunan
uap.
a. Reaksi hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Reaksi ini umumnya digunakan
untuk membuat koloid-koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis.
Contoh: Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Dengan cara memanaskan
larutan FeCl3 (apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3 akan
terbentuk sol Fe(OH)3.
b. Reaksi redoks
yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil
oksidasi atau reduksi.
Contoh: Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan
belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan
SO2.
c. Pertukaran ion
Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat
yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
Contoh: Pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan
As2O3 dengan reaksi berikut:
10
d. Penggantian pelarut
Belerang mudah larut dalam alkohol (misal etanol) tetapi sukar larut dalam air.
Jadi, untuk membuat sol belerang dalam medium pendispersi air, belerang
dilarutkan ke dalam etanol sampai jenuh. Setelah itu, larutan belerang dalam
etanol dimasukkan ke dalam air sedikit demi sedikit. Partikel belerang akan
menggumpal menjadi koloid akibat penurunan kelarutan belerang dalam air.
Kemudian etanol dapat dipisahkan dengan dialisis, maka terbentuklah sol belerang
11
BAB lll
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di
mana partikel-partikel zat yang brukuran koloid tersebar merata dalam zat
lain
2. Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara
campuran homogen (larutan) dan heterogen (suspensi).
3. Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase
dalam) dan fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap,
disebut zat pendispersi. Sementara itu, zat yang fasenya berubah
merupakan zat terdispensi.Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid
terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid sol, emulsi, dan buih. Sedangkan fase
pendepersinya adalah gel
4. Koloid mempunyai beberapa sifat diantara-Nya:
· Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas
cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel
koloid ini disebut efek Tyndall.
· Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid
senantiasa bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown.
Gerak Brown terjadi karena tumbukan tak simetris antara molekul medium
dengan partikel koloid.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid
https://katadata-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/katadata.co.id/amp/intan/berita/
615ab1d822de4/mengenal-7-sifat-sistem-koloid-yang-lekat-dalam-keseharian?
amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16519783215854&referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Fkatadata.co.id
%2Fintan%2Fberita%2F615ab1d822de4%2Fmengenal-7-sifat-sistem-koloid-
yang-lekat-dalam-keseharian
https://www.zenius.net/blog/materi-kimia-sistem-koloid
https://www-kelaspintar-id.cdn.ampproject.org/v/s/www.kelaspintar.id/blog/
edutech/apa-yang-dimaksud-dengan-sistem-koloid-3322/amp/?
amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16519783215854&referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com
14