Latar Belakang
Sistem berasal dari bahasa Yunani ”systema” yang dapat diartikan sebagai
keseluruhan yang terdiri dari macam-amacam bagian. Dalam suatu sistem yang baik tidak
boleh terdapat suatu pertentangan atau benturan antara bagian-bagian. Selain itu juga tidak
boleh terjadi duplikasi atau tumpang tindih diantara bagian-bagian itu. Suatu sistem
mengandung beberapa asas yang menjadi pedoman dalam pembentukannya.
2. Penggolongan Hukum
# Berdasarkan Wujudnya
- Hukum tertulis, yaitu hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan dicantumkan
dalam berbagai peraturan negara.
- Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam keyakinan
masyarakat tertentu (hukum adat). Alam praktik ketatanegaraan hukum tidak tertulis disebut
konvensi (Contoh: pidato kenegaraan presiden setiap tanggal 16 Agustus)
# Berdasarkan Ruang atau Wilayah Berlakunya
- Hukum lokal, yaitu hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu saja (hukum adat
Manggarai-Flores, hukum adat Ende Lio-Flores, Batak, Jawa Minangkabau, dan sebagainya.
- Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku di negara tertentu (hukum Indonesia, Malaysia,
Mesir dan sebagainya).
- Hukum internasional, yaiu hukum yang mengatur hubungan antara dua negara atau lebih
(hukum perang, hukum perdata internasional, dan sebagainya).
Terdapat beberapa pengertian tentang sumber hukum : segala sesuatu yang berupa
tulisan, dokumen, naskah, dsb yang dipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman
hidupnya pada masa tertentu.
Menurut Zevenbergen, sumber hukum adalah sumber terjadinya hokum, atau sumber
yang menimbulkan hukum. C.S.T. Kansil menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
sumber hukum ialah, segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai
kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan
sanksi yang tegas dan nyata. Yang dimaksudkan dengan segala apa saja, adalah faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap timbulnya hukum. Sedang faktor-faktor yang merupakan sumber
kekuatan berlakunya hukum secara formal artinya ialah, dari mana hukum itu dapat
ditemukan, dari mana asal mulanya hukum, di mana hukum dapat dicari atau di mana hakim
dapat menemukan hukum sebagai dasar dari putusannya.
Sumber-sumber Hukum ada 2 jenis yaitu:
a. Sumber-sumber hukum materiil, yakni sumber-sumber hukum yang ditinjau dari
berbagai perspektif, seperti segi ekonomi, sosiologi, dan lainnya.
Segi ekonomi: seorang ahli ekonomi akan mengatakan, bahwa kebutuhan-
kebutuhan ekonomi dalam masyarakat itulah yang menyebabkan timbulnya
hukum. Seperti hukum elastisitas (hukum permintaan dan penawaran)
Segi sosiologi (ahli masyarakat): akan mengatakan bahwa yang menjadi sumber
hukum, semua peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
b. Sumber-sumber hukum formal, yakni sumber hukum yang berasal dari aturan-aturan
hukum yang sudah mempunyai bentuk sebagai pernyataan berlakunya hokum, antara
lain terdapat di dalam UU, kebiasaan, jurisprudentie, traktat dan doktrin.
LEMBAGA PERADILAN
Perangkat Lembaga Peradilan beserta pengertiannya
1. Mahkamah Agung :
Mahkamah Agung merupakan badan peradilan tertinggi di Indonesia, yang
berkedudukan di Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Jakarta) atau dilain tempat
yang ditetapkan oleh Presiden.Daerah hukumnya meliputi seluruh wilayah Indonesia dan
kewajibannya terutama untuk melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan-tindakan segala
pengadilan lainnya di seluruh Indonesia, dan menjaga/menjamin agar supaya hokum
dilaksanakan dengan sepatutnya.
Mahkamah Agung terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua, beberapa orang
anggota (7 orang anggota) dan dibantu oleh seorang panitera dan beberapa orang panitera
pengganti. Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung.
Hakim Mahkamah Agung atau Hakim Agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada
DPR untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh
Presiden. Hakim Mahkamah Agung hanya ditangkap, ditahan, dituntut, digeledah dan disita
barangnya atas perintah Jaksa Agung setelah mendapat persetujuan dari Presiden.
2. Pengadilan Umum/Sipil :
Pengadilan umum adalah badan pengadilan yang mengadili rakyat Indonesia pada
umumnya atau rakyat sipil.
3. Pengadilan Agama :
Pengadilan agama adalah pengadilan yang memeriksa dan memutuskan perkara-
perkara yang timbul antara orang-orang Islam yang berkaitan dengan nikah, rujuk, talak
(perceraian), nafkah, waris, dan lain-lainnya. Dalam hal tertentu keputusan pengadilan agama
dapat dinyatakan berlaku dalam pengadilan negeri.
4. Pengadilan Militer :
Pengadilan militer adalah pengadilan yang mengadili anggota-anggota /TNI yang
meliputi angkatan udara, laut, darat.anggota kepolisian sekarang ini tidak tunduk pada
pengadilan militer, tetapi pada pengadilan umum.
5. Pengadilan Tata Usaha Negara :
Pengadilan Tata Usaha Negara adalah badan pengadilan yang mengadili perkara-
perkara yang berhubungan dengan administrasi pemerintah.
b. Hukuman Tambahan
Hukuman Tambahan ini terdiri dari :
- Pencabutan Hak – hak tertentu
- Perampasan (penyitaan) barang – barang tertentu
- Pengumuman Keputusan Hakim
PEMBERANTASAN KORUPSI
1. Pengertian korupsi
Korupsi berarti [enyelewengan atau penggelapan uang (negara atau perusahaan dan
sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Perilaku korup menunjuk pada sikap suka menerima uang suap dan memakai kekuasaan yang
dimilikinya untuk kepentingan pribadi atau kelompok sendiri.
Praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) di Indonesia tergolong cukup tinggi.
Contoh di bidang perbankan khususnya, keberadaan UU No. 10 Tahun 1998 ternyata tidak
cukup ampuh menjerat atau membuat jera para pelaku KKN. Dari data yang ada , diketahui
ada beberapa kasus yang cukup mencolok dengan nominal kerugian negara yang cukup besar.
Sebutlah kasus penyelewengan dana BLBI yang sampai saat ini sudah berlangsung
hampir 10 tahun tidak selesai. Para tersangka pelakunya masih ada yang menghirup udara
bebas, dan bahkan ada yang di vonis bebas dan masih leluasa menjalankan aktivitas bisnisnya.
Yang lebih parah lagi, terungkap juga bukti penyuapan yang melibatkan salah satu pejabat
Jampidsus baru- baru ini.
Kasus perbankan lain yang cukup menarik perhatian masyarakat adalah LC fiktif
yang merugikan Negara sampai 1.7 Triliun, jumlah uang yang cukup fenomental jika dilihat
dari jumlah pelaku yang beberapa gelintir saja. Ini lebih besar dari laba bersih setahun yang
bisa diraih BNI tahun 2004.
Peraturan yang mengatur bisnis perbankan sudah cukup lengkap. Sebut saja UU No.
10 Tahun 1998 yang merupakan penyempurnaan dari UU No.7 Tahun 1992, sudah
sedemikian detail mengatur tentang segala definisi pelanggaran perbankan beserta sanksi
yang diancamkan. Sistem audit baik Internal maupun eksternal juga sudah sedemikian
lengkap mengatur pengawasan operasional perbankan. Namun masih saja bisa di cari-cari
celah untuk melakukan penyimpangan.
Ekonomi
1. Anggaran Negara membengkak
2. Uang Negara ada yang hilang
3. Kepercayaan investor baik dalam negeri maupun luar negeri kepada pemerintah
semakin berkurang
4. Pertumbuhan ekonomi terganggu
5. Investasi yang dilakukan oleh pemerintah tidak efektif
6. Kondisi ekonomi makro tidak stabil
Sosial Politik
1. Keridakmampuan berbagai kebijakan menjawab permasalahan
2. Munculnya kebijakan yang justru akan membebani masyarakat
3. Kewibawaan pemerintah semakin berkurang
4. Kebutuhan masyarakat semakin terabaikan
5. Norma-norma dalam masyarakat semakin hilang
6. Mekanosme pemerintahan semakin rusak
7. Kekerasan politik semakin merajalela
8. Sulit melakukan rekrutmen pejabat yang bersih
Budaya
1. Profesionalisme kurang dihargai
2. Kreativitas semakin berkurang
3. Pola hidup konsumtif dan suka menempuh jalan pintas
4. Rusaknya moral masyarakat
5. Maraknya kekerasan yang terorganisir
KESIMPULAN:
Hukum adalah sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang bersifat
memaksa dan mengikat dengan disertai sanksi bagi pelanggarnya yang bertujuan untuk
mengatur ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat. Untuk mencapai ketentraman dan
ketertiban dalam masyarakat dibutuhkan sikap masyarakat yang sadar hukum. Selain
masyarakat pemerintahpun juga harus sadar hukum. Maka tercapailah ketentraman dan
ketertiban itu. Untuk mengantisipasi berbagai pelanggaran hukum yang terjadi maka di
Indonesia telah ada berbagai macam Pengadilan. Dari yang mengadili masyarakat sampai
dengan pemerintah dan para pejabat.
SUMBER : http://itikanaka.blogspot.com/2012/12/sistem-hukum-dan-peradilan-nasional_17.html