Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

“PERBEDAAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL”

Dosen Pengampu : EFRIZA DESTINELDI, SKM.MPh

Disusun Oleh :

Asfi Yanti (1903002)

PROGRAM STUDI S 1 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA BARAT

2021
KOMUNIKASI VERBAL

1. Pengertian Komunikasi Verbal


Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol verbal, baik
secara lisan maupun tertulis. Komunikasi verbal adalah semua jenis simbol yang
menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan bicara yang kita sadari
termasuk kedalam kategori  pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang
dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara verbal.

Unsur-unsur Komunikasi Verbal


Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:

1. bahasa

Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang
berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah
bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu
bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama
lain.

Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang
erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu
adalah :

1. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita


2. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia
3. Untuk menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
Menurut para ahli, ada tiga teori yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki
kemampuan berbahasa.
Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh seorang ahli
psikologi behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini menekankan
unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan
istilah S-R. teori ini menyatakan bahwa jika satu organisme dirangsang oleh stimuli
dari luar, orang cenderung akan memberi reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa
karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh orang lain.
Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh Noam Chomsky.
Menurutnya kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan
biologis yang dibawa dari lahir.
Teori ketiga disebut Mediating theory atau teori penengah. Dikembangkan oleh
Charles Osgood. Teori ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan
kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang
diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam
dirinya.
2. Kata
Kata merupakan inti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang
melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau
keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna
kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal.
Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.
1. Fungsi Bahasa Sebagai Bentuk Komunikasi Verbal
Bahasa dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. Bahasa didefinisikan sebagai
seperangkat simbol, dengan alunan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut,
yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.

Menurut Larry L. Barker (Mulyana, 266) bahasa memiliki 3 fungsi sebagai berikut:

a) Penamaan (naming/labeling)
Penamaan merupakan fungsi bahasa yang mendasar. Penamaan atau
penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang yang
menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam berkomunikasi.

b) Interaksi
Fungsi interaksi merujuk pada berbagai gagasan dan emosi yang dapat
mengunadang simpati pengertian ataupun kemarahan dan kebingugan.

c) Transmisi Informasi
Yang dimaksud dengan fungsi transmisi informasi adalah bahwa bahasa
merupakan media untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Bahasa
merupakan media transmisi informasi yang bersifat lintas waktu, artinya melalui
bahasa dapat disampaikan informasi yang menghubungkan masa lalu, masa kini,
masa depan sehingga memungkinkan adanya kesinambungan budaya dan tradisi.

1. Keterbatasan Bahasa
Dari keseluruhan komunikasi yang kita lakuakan, ternyata komunikasi verbal hanya
memiliki porsi 35 %, sisanya adalah komunikasi nonverbal.[1] Dengan porsi demikian
pun, bahasa masih memiliki keterbatasan yaitu:
1. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek
Kata-kata adalah kategori untuk menunjuk pada objek tertetu . Tidak semua kata
tersedia untuk menunjuk pada objek.

2. Kata-kata bersifat ambigu dan konstektual


Dikatakan bersifat ambigu karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan
interprestasi orang-orang yang berbeda.

3. Adanya pencampuradukan fakta dan penafsiran.


Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta, penafsiran dan penilaian

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran Komunikasi Verbal


1. Faktor Intellegensi
Orang yang memiliki intellegensi yang tinggi biasanya memiliki banyak
pembendaharaan kata dibandingkan orang yang memiliki intellegensi rendah.

2. Faktor budaya
Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Seperti di Indonesia yang memiliki
keragaman suku. Suku Sunda, Batak memiliki bahasanya masing-masing.

3. Faktor Pengetahuan
Orang yang memiliki pengetahuan banyak akan mendorong yang bersangkutan untuk
berbicara lancar dengan pembendaharaan kata yang banyak.

4. Faktor Kepribadian
Orang memiliki sifat pemalu, atau pendiam biasanya sedikit berbicara pada orang lain
disebabkan tidak terbiasa berkomunikasi.

5. Faktor Biologis
Adanya kelainan sehingga mengganggu saat berbicara.

6. Faktor Pengalaman
Orang yangbanyak berkomunikasi baik berbicara dengan orang lain, individu atau
massa, akan dapat berbicara secara lancar

Perbedaan Antara Komunikasi Verbal Dan Komunikasi Nonverbal

Komunikasi

Vokal Nonvokal

Bahasa Lisan (spoken Bahasa Tertulis


Komunikasi verbal words). (written words).

Isyarat (gesture)
Nada Suara (tone of gerakan (movement),
voice), desah (sighs), penampilan
jeritan (screams), (appearance), ekspresi
Komunikasi kualitas vokal (vocal wajah (facial
nonverbal quality) expression)

Untuk memahami dengan lebih jelas antara komunikasi verbal dan non verbal, kita
dapat melihat tabel mengenai tipe-tipe komunikasi berikut ini.

Komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, dalam arti. kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk
menciptakan suatu makna. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan- perbedaan.
Dalam pemikiran Don Stacks dan kawan-kawan, ada tiga perbedaan utama di antara
keduanya yaitu kesengajaan pesan (the intentionality of the message), tingkat
simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act or
message), dan pemrosesan mekanisme (processing mechanism).

KOMUNIKASI NON VERBAL

Pengertian Komunikasi Non Verbal


Kita mempersepsi manusia tidak hanya menggunakan bahasa verbalnya:
bagaimana bahasanya (halus , kasar, intelektual, mampu berbahasa asing, dan
sebagainya), namun juga melalui prilaku nonverbalnya. Pentingnya pesan nonverbal
ini misalnya dilukiskan frase, “ bukan apa yang ia katakan, melainkan bagaimana ia
mengatakannya.” Lewat prilaku nonverbalnya, kita dapat mengetahui suasana
emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, binguang, atau sedih. Kesan awal
kita pada seseorang sering didasarkan perilaku nonverbalnya, yang mendorong kita
untuk mengenalnya lebih jauh.
Serara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat, atau perilaku
seseorang, yang bukan kata-kata. menurut larry A. samovar dan Richard E. porter,
komunikasi nonverbal mencakup semua ransangan (kecuali ransangan verbal) dalam
suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan
oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi
prilaku ini mencakup prilaku yang disengajaa maupun tidak disengaja sebagai bagian
dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan nonverbal
tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orag lain.

Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh dalam komunikasi. Bayangkan jikalau


anda menggunakan jaket di alun-alun, berlambangkan palu arit dibelakang jaket anda,
yang merupakan lambang komunis, pasti tak lama kemudian anda akan dihampiri oleh
polisi, yang kemudian akan menagkap anda.

Sebagimana kata-kata, kebanyakan isyarat nonverbal juga tidak universal,


melainkan terkait oleh budaya, jadi dipelajari bukan bawaan. Sedikit sekali bahasa
nonverbal yang merupakan bawaan. Kita lahir dan mengetahui bagaimana cara
tersenyum, namun kebanyakan ahli sepakat bahwa dimana, kapan, dan kepada siapa,
kita menunjukkannya, dipelajari oleh karenanya di pengaruhi oleh konteks dan
budaya. Kita belajar bagaimana memakai parfum, menyentuh berbagai bagian tubuh
orang lain, bahkan kapan kita harus diam. Perilaku nonverbal kita bersifat spontan,
ambigu, sering berlangsung cepat, dan diluar kesadaran, dan kendali kita. Oleh sebab
itu Edward T. Hall menyebutnya “silent language”, atau bahasa diam dan “hidden
dimension”, atau dimensi tersembunyi, suatu budaya. Disebut demikian karena pesan
nonverbal tertanam dalam konteks komunikasi. Selain isyarat situasional dan
relaasional dalam transaksi komunikasi, pesan nonverbal memberi kita isyarat-isyarat
kontekstual bersama isyarat verbal dan isyarat konsteksual, pesan nonverbal
membantu kita menafsirkan seluruh makna pengalaman komunikasi.

Fungsi Komunikasi NonVerbal


Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman
menyebutkan lima (5) fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan
dengan perilaku mata, yakni sebagai berikut :
1. Emblem : gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan
denangan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan “saya tidak sungguh-
sungguh”.
2. Ilustrator : pandangan kebawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan
3. Regulator : kontak mata berarti saluran percakapana terbuka. Memalingkan
muka menandakan ketidak sediaan berkomu
4. Penyesuai : kedipan mata yang tepat meningkat ketika orang berada dalam
tekanan. Itu merupakan respon yang tidak di sadari yang merupakan upaya tubuh
untuk menguranngi kecemasan.
5. Affect display : pembesaran manik mata (pupil dilation) menunjukkan
penigkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut,
atau senang.[2]

Menurut Verderber et al. (2007), komunikasi nonverbal memiliki lima fungsi


sebagai berikut :
1. Melengkapi informasi
Kebanyakan informasi atau isi sebuah pesan disampaikan secara
nonverbal. Isyarat-isyarat nonverbal kita dapat mengulang, mensubtitusi,
menguatkan atau mempertentangkan pesan verbal kita. Kita dapat menggunakan
isyarat-isyarat nonverbal untuk mengulangi apa yang telah kita katakan secara
verbal.

2. Mengatur interaksi
Kita mengelola sebuah interaksi melalui cara-cara yang tidak kentara dan
kadang-kadang melalui isyarat nonverbal yang jelas. Kita gunakan perubahan
atau pergeseran dalam kontak mata, gerakan kepala yang perlahan, bergeser
dalam sikap badan, mengangkat alis, mengaggukan kepala memberitahukan pihak
lain kapan boleh melanjutkan, mengulang, menguraikan, bergegas, atau berhenti.

3. Mengekspresikan atau menyembunyikan emosi dan perasaan


Kebanyakan dari aspek-aspek emosional dari komunikasi disampaikan
melalui cara-cara nonverbal. Anda menunjukan secara nonverbal kepada pihak
lain bahwa anda peduli kepadanya. Anda bisa tersenyum, merangkul, mencium,
duduk berdekatan, mentap kepadanya, menyedikan lebih banyak waktu dengan
siapa anda amat perduli.

Ada kalanya kita mencoba menyembunyikan emosi dan perasaan kita,


tetapi secara tidak sengaja suka bocor atau terbaca orang. Muka merah karena
malu merupakan contoh yang terbaik berupa penampilan yang kurang hati-hati
mengenai emosi.

4. Menyajikan sebuah citra


Manusia mencoba menciptakan kesan mengenai dirinya melalui cara-cara
dia tampil dan bertindak. Manusia dapat secara hati-hati mengembangkan citra
melalui pakaian, merawat diri, perhiasan, dan milik pribadi lainnya.

5. Memperlihatkan kekuasaan dan kendali


Banyak perilaku nonverbal merupakan isyarat dari kekuasaan. Misalnya
manager mengenakan baju gaya eksekutif, perabotan kantor seperti meja, kursi
yang besar dan mahal, berjalan dan berbicara penuh wibawa.

Lima alasan mengapa pesan nonerbal sangat penting :


1. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi
interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka, kita
banyak menyampaikan gagasan dan pikiran lewan pesan-pesan nonverbal.
2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal daripada
pesan verbal.
3. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari
penipuan, distorsi, dan kerancauan. Kita semua lebih jujur berkomunikasi
melalui pesan nonverbal.
4. Pesan nonverbal memiliki fungsi meta komunikatif yang sangat diperlukan
untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Meta komunkatif arrtinya
memberikan informasi tambahan yang memperjelas maksud dan makna pesan.
5. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien di bandingkan
dengan pesan verbal.
Klasifikasi Pesan Nonverbal
A. Bahasa Tubuh
1. Isyarat tangan
Kita sering menyertai ucapan kita dengan isyarat tangan. Seperti orang yang
sedang menelpon. meskipun lawa bicara tidak terlihat, ia meggerak-gerakkan
tangnannya. Isyarat tangan atau “berbicara dengan tangan” termasuk dalam
kategori emblem yang dipelajari yang mempunyai makna dalam suatu budaya
atau subkultur. Meskipun isyarat tangan yang digunakan sama, maknanya bisa
jadi berbeda atau isyarat fisiknya berbeda namun maknanya sama.

2. Gerakan kepala
Dibeberapa negara, anggukan kepala malah berarti “tidak”, seerti di bulgaria,
sementara isyarat untuk “iya” di negara itu adalah menggelengkan kepala.
Dibeberapa wilayah di india dan ceylon, “iya” dapat dikomunikasikan dengan
melemparkan kepala kebelakang dan memutar leher sedikit, dengan
menyentakkan kepala kebawah-kanan atau memutar kepala secara cepat dalam
suatu gerakan melingkar. Gelengan kepala yang berarti “tidak” di indonesia malah
berarti “iya” di india selatan.

3. Postur tubuh dan posisi kaki


Postur tubuh sering bersifat simbolik. Kita cenderung mengapresiasi
terkadang berlebihan orang bertubuh tinggi dan seimbang. Banyak orang
berusaha mati-matian untuk memperoleh postur tubuh yanng ideal dengan
mengontrol makanan, berolahraga mengonsunsi jamu dan obat, dan bahkan
menjalani operasi plastik. Postur tubuh memang mempengaruhi citra diri.
Beberapa peneliltian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara fisik dan
karakter atau tempramen.

4. Ekspresi wajah dan tatapan mata


Banyak yang menganggap prilaku nonverbal yang paling banyak “berbicara”
adalah ekspresi wajah khususnya pandangan mata, meskipun mulut tidak
berkata-kata. Menurut albert mehrabian, andil wajah bagi pengaruh pesan adalah
55%, sementar vokal 30%, dan verbal hanya 7%. Menurutu Birdwhistell
perubahan sedikit saja dapat menciptakan perbedaaan yang besar. Ia menemukan
misalya, bahwa terdapat 23 cara berbeda dalam mengangkat alis yang masing-
maasing mempunyai makna yang berbeda.

Kita bisa membuktikan sendiri bahwa ekspresi wajah, khususnya mata paling
ekspresif. Cobalah anda saling memandang dengan orang lain, baik dengan pria
atau wanita. Anda pasti tidak akan kuat memandangnya terus-menerus. Anda
kemungkinan akan tersenyum atau tertawa, atau melengos.

B. Sentuhan (Tactile)
Menurut Haslin, terdapat lima kategori sentuhan, yang merupakan suatu
rentang dari yang sangat imfersonal hingga yang sangat personal. Kategori-
kategori tersebut adalah sebagai berikut :

1. Funsional-profesional
Disini sentuhan bersifat “dingin” dan berorientasi-bisnis, misalnya pelayan toko
membantu pelaggan memilih pakaian.

2. Sosial – Sopan
Perilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh pengharapan, auran dan
praktik sosial yang berlaku, misalnya berjabat tangan.

3. Persahabatan-kehangatan
Kategori ini meliputi setiap sentuhan yang menandakan afeksi atau hubungan
yang akrab, misalnya dua orang yang saling merangkul setelah mereka lama
berpisah.

4. Cinta – Keintiman
Kategori ini merujuk senthanyang menyatakan keterkaitan emosional atau
ketertarikan, misalnya mencium pipi orang tua denngan lembut; orang yang
sepenuhnya memeluk orang lain; dua orang yang “bermain kaki” dibawah meja.

5. Ransangan seksual
Kategori ini berkaitan erat dengan kategori sebelumnya, hanya saja motifnya
bersifat seksual.

C. Parabahasa Atau Suara (Paralinguistik)


Parabahasa atau vokalika, merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat
dipahami misalnya kecepatan berbicara, nada (tinggi atau rendah), intensitas
(volume) suara, intonasi, dialek, suara erputus-putus, suara yang gemetar, siulan,
suitan, gumaman, desahan, dan lain sebagainya. Setiap karakterristik suara ini
mengkomunikasikan emosi dan fikiran kita.

D. Penampilan Fisik
Setiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik seseorang, baik itu busananya
(model, kualitas bahan, warna), dan juga ornamen lain yang dipakainya, seperti kaca
mata, sepatu, tas, jam tangan, kalung, gelang, cincin, anting-anting, dan lai
sebagainya.

1. Busana
Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntunan (tertulis atau tidak), nilai kenyamanan, dan
tujuan pencitraaan, sema itu mempengaruhi cara kita berdandan.

Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan orang atas pakaian mencerminkan


kepribadiannya, apakah ia orang yang religius, modern, atau berjiwa muda. Tidak
dapat pula dibantah bahwa pakaian, seperti rumah, kendaraan, dan perhiasan
digunakan untuk memproyeksikan citra tertentu yang di iginkan pemakainya.

2. Karakteristik fisik
Seorang pria berwajah klimis boleh jadi bertanya kepada pria lain yanng
berjenggot “mengapa anda berjenggot?” padahal pertanyaan “menagapa anda
berwajah klimis” sama sahnya untuk diajukan kepadanya. Pria muslim berjenggot
sering dipersepsi sebagai fanatik dan fundamentalis, tetapi tahukah anda bahwa
wajah klimis konon melambangkan wajah-wajah atletik yunani. Karakteristik fisik
seperti dayatarik, warna kulit, rambut, kumis, jenggot, dan lipstik jelas dapat
mengkomunikasikan sesuatu.

3. Bau-bauan (Odorific)
Bau-bauan terutama yang menyenangnkan (wewangian, deodoran, dan parfum)
telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan, mirip
dengan cara yang juga dilakukan hewan. Kebanyakan hewan menggunakan bau-
bauan untuk memastikan kehadiran musuh, menandai wilayah mereka
mengidentifikasi keadaan emosional dan menarik laawan jenis.

4. Diam
Ruang dan waktu adalah sebagian dari renungan kita yang juga dapat diber
makna. Jhon cage mengatakan, tidak ada sesuatu yang disebut ruang yang
kosong atau waktu yang kosog. Selalu ada sesuatu untuk dilihat, sesuatu unrtuk
di dengar. Sebenarnya, bagaimanapun kita berusaha untuk diam, kita tidak dapat
melakukannya.

5. Sikap Badan Atau Fostur


Seringakli fostur berfungsi untuk menyampaikan informasi mengenai adanya
penuh perhatian, rasa hormat dan kekuasaan.

6. Warna
Kita sering menggunakan warna untuk menunjukkan suasana emosional cita rasa
dan bahkan mungkin keyakinan agama kita.

Suasana hati Warna

Menggairahkan, merangsang Merah

Aman, nyaman, Biru

Tertekan, terganggu, bingung Orange

Lembut, menenangkan Biru

Melindungi, mempertahankan merah, coklat, biru, ungu, hitam

Sangat sedih, patah hati, murung hitam, coklat

Kalem, damai, tenteram biru, hijau

Berwibawa, agung Ungu

Menyenagkan, riang, gembira Kuning

Menantang, melawan, memusuhi merah, orange, hitam

Berkuasa, kuat, bagus sekali Hitam

Hubungan Komunikasi Dengan Psikologi


Psikologi memandang komunikasi dengan makna yang lebih luas yang meliputi
penyampaian energi alat indera ke otak, proses saling pengaruh di antara berbagai
sistem organisme dan diantara organisme.
Manusia adalah mahluk sosial yang dalam hidupnya memerlukan orang lain
berinteraksi dan berkomunikasi. Komunikasi selalu kita lakukan didalam keluarga,
tempat kerja dan masyarakat luas yang kita temui dilingkungan sekitar kita.
Komunikasi tidak hanya sekedar berbicara dengan orang lain, melainkan memiliki
tujuan dan maksud tertentu.

Tanpa disadari didalam berkomunikasi adanya peran emosi, contohnya dalam berbica
dengan pasangan kita atau orang terdekat dalam hidup kita akan berbeda dengan
teman sepermainan, begitu juga jika seseorang sedang mengalami masalah berat
akan sulit berbicara dengan tenang, komunikasi  psikologi adalah pesan yang ingin
disampaikan dari seseorang untuk orang  lain baik individu maupun kelompok yang
diharapkan adanya perubahan dalam prilaku.

Tanda-tanda komunikasi efektif menimbulkan lima hal :

1. Pengertian 
Penerimaan yang cermat dari isi pesan yang dimaksudkan oleh komunikator .

2. Kesenangan 
Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan menimbulkan kesenangan.
Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.

3. Mempengaruhi sikap 
Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri
komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikate. Persuasi didefiniksikan
sebagai ”proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan dengan menggunakan
manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya
sendiri.

4. Hubungan sosial yang baik 


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin berhubungan
dengan orang lain secara positif. Abraham Maslow menyebutnya dengan ”kebutuhan
akan cinta”.

5. Tindakan 
Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dihendaki. Menimbukan
tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk
menimbulkan tidakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan pengertian,
membentuk dan mengubah sikap, atau menumbukan hubungan yang baik.

Dalam berkomunikasi seseorang akan dipengaruhi oleh pengetahuan / pengalaman,


umur, norma dan budya serta pola asuh. Berkomunikasi dengan teman  seprofesi atau
sejawat akan lebih mudah dibandingkan dengan profesi yang berbeda.

Komunikasi dengan remaja akan berbeda dengan orang tua  dan begitu juga dengan
anak. Norma dan budaya juga sangat mempengaruhi cara seseorang dalam
berkomunkasi, dari intonasi suara dan juga cara menyampaikan masalah akan
berbeda sesuai dengan norma yang berlaku di daerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai