Disusun Oleh :
2021
KOMUNIKASI VERBAL
1. bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang
berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah
bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu
bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama
lain.
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang
erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu
adalah :
Menurut Larry L. Barker (Mulyana, 266) bahasa memiliki 3 fungsi sebagai berikut:
a) Penamaan (naming/labeling)
Penamaan merupakan fungsi bahasa yang mendasar. Penamaan atau
penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang yang
menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam berkomunikasi.
b) Interaksi
Fungsi interaksi merujuk pada berbagai gagasan dan emosi yang dapat
mengunadang simpati pengertian ataupun kemarahan dan kebingugan.
c) Transmisi Informasi
Yang dimaksud dengan fungsi transmisi informasi adalah bahwa bahasa
merupakan media untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Bahasa
merupakan media transmisi informasi yang bersifat lintas waktu, artinya melalui
bahasa dapat disampaikan informasi yang menghubungkan masa lalu, masa kini,
masa depan sehingga memungkinkan adanya kesinambungan budaya dan tradisi.
1. Keterbatasan Bahasa
Dari keseluruhan komunikasi yang kita lakuakan, ternyata komunikasi verbal hanya
memiliki porsi 35 %, sisanya adalah komunikasi nonverbal.[1] Dengan porsi demikian
pun, bahasa masih memiliki keterbatasan yaitu:
1. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek
Kata-kata adalah kategori untuk menunjuk pada objek tertetu . Tidak semua kata
tersedia untuk menunjuk pada objek.
2. Faktor budaya
Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Seperti di Indonesia yang memiliki
keragaman suku. Suku Sunda, Batak memiliki bahasanya masing-masing.
3. Faktor Pengetahuan
Orang yang memiliki pengetahuan banyak akan mendorong yang bersangkutan untuk
berbicara lancar dengan pembendaharaan kata yang banyak.
4. Faktor Kepribadian
Orang memiliki sifat pemalu, atau pendiam biasanya sedikit berbicara pada orang lain
disebabkan tidak terbiasa berkomunikasi.
5. Faktor Biologis
Adanya kelainan sehingga mengganggu saat berbicara.
6. Faktor Pengalaman
Orang yangbanyak berkomunikasi baik berbicara dengan orang lain, individu atau
massa, akan dapat berbicara secara lancar
Komunikasi
Vokal Nonvokal
Isyarat (gesture)
Nada Suara (tone of gerakan (movement),
voice), desah (sighs), penampilan
jeritan (screams), (appearance), ekspresi
Komunikasi kualitas vokal (vocal wajah (facial
nonverbal quality) expression)
Untuk memahami dengan lebih jelas antara komunikasi verbal dan non verbal, kita
dapat melihat tabel mengenai tipe-tipe komunikasi berikut ini.
Komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, dalam arti. kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk
menciptakan suatu makna. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan- perbedaan.
Dalam pemikiran Don Stacks dan kawan-kawan, ada tiga perbedaan utama di antara
keduanya yaitu kesengajaan pesan (the intentionality of the message), tingkat
simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act or
message), dan pemrosesan mekanisme (processing mechanism).
2. Mengatur interaksi
Kita mengelola sebuah interaksi melalui cara-cara yang tidak kentara dan
kadang-kadang melalui isyarat nonverbal yang jelas. Kita gunakan perubahan
atau pergeseran dalam kontak mata, gerakan kepala yang perlahan, bergeser
dalam sikap badan, mengangkat alis, mengaggukan kepala memberitahukan pihak
lain kapan boleh melanjutkan, mengulang, menguraikan, bergegas, atau berhenti.
2. Gerakan kepala
Dibeberapa negara, anggukan kepala malah berarti “tidak”, seerti di bulgaria,
sementara isyarat untuk “iya” di negara itu adalah menggelengkan kepala.
Dibeberapa wilayah di india dan ceylon, “iya” dapat dikomunikasikan dengan
melemparkan kepala kebelakang dan memutar leher sedikit, dengan
menyentakkan kepala kebawah-kanan atau memutar kepala secara cepat dalam
suatu gerakan melingkar. Gelengan kepala yang berarti “tidak” di indonesia malah
berarti “iya” di india selatan.
Kita bisa membuktikan sendiri bahwa ekspresi wajah, khususnya mata paling
ekspresif. Cobalah anda saling memandang dengan orang lain, baik dengan pria
atau wanita. Anda pasti tidak akan kuat memandangnya terus-menerus. Anda
kemungkinan akan tersenyum atau tertawa, atau melengos.
B. Sentuhan (Tactile)
Menurut Haslin, terdapat lima kategori sentuhan, yang merupakan suatu
rentang dari yang sangat imfersonal hingga yang sangat personal. Kategori-
kategori tersebut adalah sebagai berikut :
1. Funsional-profesional
Disini sentuhan bersifat “dingin” dan berorientasi-bisnis, misalnya pelayan toko
membantu pelaggan memilih pakaian.
2. Sosial – Sopan
Perilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh pengharapan, auran dan
praktik sosial yang berlaku, misalnya berjabat tangan.
3. Persahabatan-kehangatan
Kategori ini meliputi setiap sentuhan yang menandakan afeksi atau hubungan
yang akrab, misalnya dua orang yang saling merangkul setelah mereka lama
berpisah.
4. Cinta – Keintiman
Kategori ini merujuk senthanyang menyatakan keterkaitan emosional atau
ketertarikan, misalnya mencium pipi orang tua denngan lembut; orang yang
sepenuhnya memeluk orang lain; dua orang yang “bermain kaki” dibawah meja.
5. Ransangan seksual
Kategori ini berkaitan erat dengan kategori sebelumnya, hanya saja motifnya
bersifat seksual.
D. Penampilan Fisik
Setiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik seseorang, baik itu busananya
(model, kualitas bahan, warna), dan juga ornamen lain yang dipakainya, seperti kaca
mata, sepatu, tas, jam tangan, kalung, gelang, cincin, anting-anting, dan lai
sebagainya.
1. Busana
Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntunan (tertulis atau tidak), nilai kenyamanan, dan
tujuan pencitraaan, sema itu mempengaruhi cara kita berdandan.
2. Karakteristik fisik
Seorang pria berwajah klimis boleh jadi bertanya kepada pria lain yanng
berjenggot “mengapa anda berjenggot?” padahal pertanyaan “menagapa anda
berwajah klimis” sama sahnya untuk diajukan kepadanya. Pria muslim berjenggot
sering dipersepsi sebagai fanatik dan fundamentalis, tetapi tahukah anda bahwa
wajah klimis konon melambangkan wajah-wajah atletik yunani. Karakteristik fisik
seperti dayatarik, warna kulit, rambut, kumis, jenggot, dan lipstik jelas dapat
mengkomunikasikan sesuatu.
3. Bau-bauan (Odorific)
Bau-bauan terutama yang menyenangnkan (wewangian, deodoran, dan parfum)
telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan, mirip
dengan cara yang juga dilakukan hewan. Kebanyakan hewan menggunakan bau-
bauan untuk memastikan kehadiran musuh, menandai wilayah mereka
mengidentifikasi keadaan emosional dan menarik laawan jenis.
4. Diam
Ruang dan waktu adalah sebagian dari renungan kita yang juga dapat diber
makna. Jhon cage mengatakan, tidak ada sesuatu yang disebut ruang yang
kosong atau waktu yang kosog. Selalu ada sesuatu untuk dilihat, sesuatu unrtuk
di dengar. Sebenarnya, bagaimanapun kita berusaha untuk diam, kita tidak dapat
melakukannya.
6. Warna
Kita sering menggunakan warna untuk menunjukkan suasana emosional cita rasa
dan bahkan mungkin keyakinan agama kita.
Tanpa disadari didalam berkomunikasi adanya peran emosi, contohnya dalam berbica
dengan pasangan kita atau orang terdekat dalam hidup kita akan berbeda dengan
teman sepermainan, begitu juga jika seseorang sedang mengalami masalah berat
akan sulit berbicara dengan tenang, komunikasi psikologi adalah pesan yang ingin
disampaikan dari seseorang untuk orang lain baik individu maupun kelompok yang
diharapkan adanya perubahan dalam prilaku.
1. Pengertian
Penerimaan yang cermat dari isi pesan yang dimaksudkan oleh komunikator .
2. Kesenangan
Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan menimbulkan kesenangan.
Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap
Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri
komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikate. Persuasi didefiniksikan
sebagai ”proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan dengan menggunakan
manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya
sendiri.
5. Tindakan
Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dihendaki. Menimbukan
tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk
menimbulkan tidakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan pengertian,
membentuk dan mengubah sikap, atau menumbukan hubungan yang baik.
Komunikasi dengan remaja akan berbeda dengan orang tua dan begitu juga dengan
anak. Norma dan budaya juga sangat mempengaruhi cara seseorang dalam
berkomunkasi, dari intonasi suara dan juga cara menyampaikan masalah akan
berbeda sesuai dengan norma yang berlaku di daerah tersebut.