Anda di halaman 1dari 25

Makalah

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA


TULISAN SISWA KELAS XI IPA
SAMALANGA
DI
S
U
S
U
N
OLEH :

ARIS MUNANDAR
IRFAN MAULANA
NASRUDDIN
YULIANI

SMA NEGERI 1 SAMALANGA


BIREUEN ACEH
1442 H/ 2021 M
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian........................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................8
A. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa....................................................8
B. Pengertian Tentang Kesalahan......................................................................9
C. Fungsi Analisis Kesalahan..........................................................................10
D. Kesalahan Berbahasa..................................................................................10
E. Jenis Kesalahan Berbahasa.........................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................16
A. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................16
B. Bentuk dan Strategi Penelitian....................................................................16
C. Sumber Data Data.......................................................................................16
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dzat yang Maha

Sempurna, pencipta dan penguasa segalanya. Karena hanya dengan ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan apa yang diharapkan

yaitu “Konsep Islam Tentang Kehidupan”. Dengan harapan semoga makalah ini

bisa berguna dan ada manfaatnya bagi kita semua. Amiin.

Tak lupa pula penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena penulis sadar

sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada interaksi

dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia dari –

Nya.

Akhirnya walaupun penulis telah berusaha dengan secermat mungkin, namun

sebagai manusia biasa yang tak mungkin luput dari salah dan lupa. Untuk itu

penulis mengharapkan koreksi dan sarannya semoga kita selalu berada dalam

lindungan-Nya.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia.

Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya

bahasa. Tanpa adanya bahasa setiap orang akan merasa kesulitan untuk

menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka pikirkan. Bisa

dikatakan bahwa segala aktivitas yang akan dilakukan di atas muka bumi ini harus

diawali dengan bahasa. Pada hakikatnya, fungsi utama bahasa adalah sebagai alat

komunikasi. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi dan memperluas

wawasan. Dalam proses pembelajaran, bahasa memegang peranan penting untuk

menyampaikan ilmu dan pengetahuan. Guru dan siswa dapat berinteraksi melalui

bahasa. Artinya guru menyampaikan materi pembelajaran sedangkan siswa

menyerap dan merespon apa yang telah disampaikan oleh guru. Hal itu

membuktikan bahwa bahasa sangat berperan dalam proses pembelajaran.

Kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis dalam pembelajaran

bahasa dan sastra Indonesia meliputi kegiatan mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan

tiga keterampilan lainnya. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya

melalui suatu urutan yang teratur. Mula-mula sejak kecil belajar menyimak bahasa

kemudian dilanjutkan dengan berbicara, sesudah itu belajar membaca dan

menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara didapatkan oleh seseorang

melalui peniruan yang bersifat alamiah dan langsung dalam proses komunikasi.

1
Keterampilan menulis didapatkan seseorang melalui latihan yang rutin sehingga

memperoleh hasil yang baik.

Tarigan (2008:3) menyatakan, menulis merupakan kegiatan yang ekspresif

dan produktif. Ekspresif dalam arti bahwa dengan menulis dapat mengekspresikan

dan mengungkapkan ide, gagasan, dan pengalaman untuk dikomunikasikan

kepada orang lain. Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, gagasan,

pikiran, dan pengetahuan sebagai suatu keterampilan menulis yang produktif.

Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek berbicara

maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca dan menyimak serta

pemahaman kosakata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan, dan tanda

baca. Ejaan yang disempurnakan merupakan hal yang sangat penting dalam

penyusunan sebuah tulisan khususnya tulisan ilmiah. tulisan ilmiah harus

didasarkan dengan penulisan yang benar mengikuti aturan ejaan yang

disempurnakan yang sudah diatur dan diterapkan. Masalah ejaan sangat

sederhana. Namun kesederhanaannya itulah yang sering dilupakan oleh

penulisnya. Padahal pedoman (EYD), kamus, dan tata bahsa merupakan rambu-

rambu untuk menuliskan bahasa tulis baku. Ketetapan penggunaan pedoman ejaan

dapat mengukur sejauh mana kepahaman bahasa seseorang, bahkan mengukur

sejauh mana seseorang mengerti bahasa. Soal ejaan bukanlah soal yang sukar.

Sekali seseorang menguasai cara menuliskan kata atau kalimat dengan baik,

seterusnya orang tersebut tidak akan membuat kesalahan-kesalahan. oleh sebab

itu, tuntukan untuk memberikan perhatian terhadap cara penulisan yang benar,

apalagi bila pekerjaan dalam bidang-bidang tulis-menulis. Tanpa mempelajarinya

denga sengaja, kita tidak akan pernah menguasainya dengan baik. Pentingnya

2
mempelajari EYD agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan sebuah karya

ilmiah dan tuntutan untuk mengikuti aturan yang telah ada dan yang telah

ditetapkan. Salah satu karya ilmiah yang menuntut penulisan secara benar dan

cermat adalah buku teks atau buku pelajaran. Selain itu dalam penulisan karangan

dalam pembelajaran bahasa indonesia haruslah mengikuti aturan Ejaan yang telah

ditetapkan. Kesalahan siswa dalam belajar bahasa merupakan sesuatu yang wajar

terjadi. Namun apabila kesalahan dibiarkan akan terjadi kebiasaan yang kurang

baik dan cenderung terulang kembali. kesalahan-kesalahan dalam berbahasa siswa

khususnya dalam bahasa tulis harus diminimalisir. Hal ini dapat dilakukan apabila

guru mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa, dan guru pun

harus memperhatikan bahasa atau kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam tulisan

siswa. khususnya menulis karanga. Di dalam KTSP tahun 2006 terdapat

kompetensi dasar pembelajaran menulis yaitu menulis teks berita secara singkat,

padat, dan jelas untuk siswa SMP kelas VIII. Hal ini merupakan salah satu bentuk

perhatian pemerintah akan pentingnya kompetensi atau kemampuan siswa dalam

menulis teks berita. Berita selalu menjadi bahan pembicaraan orang setiap hari.

Dengan adanya berita akan menambah pengetahuan dan wawasan seseorang

mengenai kejadian atau peristiwa tertentu. Siswa SMA kelas XI IPA Samalanga

diharapkan dapat menulis teks berita dengan baik dan benar . Namun dalam

kegiatan belajar mengajar yang setiap hari dilakukan oleh pendidik dan peserta

didik bukan hal yang mustahil bagi mereka untuk membuat kesalahan. Adapun

kesalahan yang umum dalam pembelajaran adalah pada saat siswa membuat

sebuah karangan dan penggunaan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar

yang masih belum tepat. Karangan yang dimaksudkan di sini bisa berupa

3
karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi. Dapat

disimpulkan bahwa penggunaan bahasa indonesi yang baik dan benar belum

sepenuhnya dikuasai oleh peserta didik. Pergunakanlah bahasa Indonesia yang

baik dan benar! Ungkapan itu sudah klise sebab kita sudah sering mendengar

ataupun membacanya, bahkan membicarakan dan menuliskan ungkapan tersebut.

Akibatnya, kita pun dapat bertanya “Apakah penggunaan bahasa Indonesia yang

baik dan benar itu masih belum dicapai saat ini? Apakah penggunaan bahasa

Indonesia saat ini masih belum baik dan benar?”, analisis kesalahan berbahasa

adalah salah satu cara untuk menjawab pertanyaan tersebut. Melalui analisis

kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan penggunaan bahasa Indonesia yang

baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang

memenuhi faktor- 5 faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang benar

adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata bahasa) dalam

kebahasaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas

VIII, SMA kelas XI IPA Samalanga diketahui bahwa memang sering terjadi

kesalahan berbahasa indonesia dalam bahasa tulis yang dilakukan oleh siswa kelas

XI, bukan hanya kelas XI, bahkan kelas XII pun masih dijumpai kesalahan dalam

menulis karangan.. Kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor kompetensi,

artinya siswa memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang

digunakannya. Kesalahan berbahasa biasanya terjadi secara konsisten dan

sistematis. Kesalahan berbahasa yang dibuat siswa merupakan suatu bagian

belajar yang tidak terhindarkan. Semakin tinggi tingkat kesalahan berbahasa

siswa, maka semakin rendah tingkat pencapaian tujuan pengajaran berbahasanya.

Begitu pula sebaliknya. Selain faktor kompetensi, perbendaharaan kosa kata,

4
masih kurangnya menguasai bahasa nasional (bahasa Indonesia) merupakan faktor

yang menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa indonesia yang baik dan

benar. Selain faktor yang telah dipaparkan di atas, faktor sarana dan prasarana,

media pembelajaran serta metode pengajaran guru yang kurang tepat sehingga

penyampaiaan materi pelajaran sukar dipahami oleh siswa. Untuk itu, diperlukan

adanya upaya untuk meminimalkan kesalahan berbahasa tersebut. Hal ini baru

dapat tercapai bila seluk-beluk kesalahan itu dikaji secara 6 mendalam.

Pengkajian segala aspek kesalahan itulah yang disebut analisis kesalahan. Hasil

penelitian serupa pun dilakukan oleh Nurul Istinganah pada tahun 2012 dengan

judul “ Analisis Kesalahan Sintaksis pada Karangan Narasi Ekspositoris Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul, Yohyakarta”. Adapun penyebab

kesalahan berbahasa pada dasarnya disebabkan pada diri orang yang

menggunakan bahasa yang bersangkutan bukan pada bahasa yang digunakannya.

Ada tiga kemungkinan penyebab seseorang dapat salah dalam berbahasa, antara

lain:

(a) terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasainya,

(b) kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya,

(c) pengajaran bahasa yang kurang tepat atau sempurna.

Menyadari permasalahan tersebut, maka peneliti berupaya untuk meneliti

kesalahan ejaan siswa dalam menulis karangan dengan judul penelitian “Analisis

Kesalahan Berbahasa pada tulisan siswa SMA kelas XI Kecamatan Samalanga

Kabupaten Bireuen.”

5
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dirumuskan rumusan masalah sebagai

berikut ini:

1. Bagaimanakah bentuk kesalahan berbahasa pada tulisan siswa SMA kelas

XI Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen?

2. Bagaimanakah bentuk kesalahan penulisan kata yang terdapat dalam

tulisan siswa SMA kelas XI Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen?

3. Bagaimanakah bentuk kesalahan penggunaan tanda baca yang terdapat

dalam tulisan siswa SMA kelas XI Kecamatan Samalanga Kabupaten

Bireuen?

C. Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah:

1. Mendeskripsikan bentuk berbahasa pada tulisan siswa SMA kelas XI

Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen.

2. Mendeskripsikan bentuk kesalahan penulisan kata yang terdapat dalam

tulisan siswa SMA kelas XI Kecamatan Samalanga Kabupaten

Bireuen.

3. Mendeskripsikan bentuk kesalahan penggunaan tanda baca yang

terdapat dalam tulisan siswa SMA kelas XI Kecamatan Samalanga

Kabupaten Bireuen.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

6
1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi secara rinci dan mendalam mengenai kesalahan ejaan yang

dilakukan oleh siswa dalam penulisan serta dapat memperkaya hasil

penelitian tentang analisis kesalahan ejaan dan khasanah ilmu

pengetahuan khususnya pada bidang linguistik.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi siswa, penelitian ini sebagai acuan untuk menambah

pengetahuan tentang kesalahan ejaan pada tulisan siswa.

2) Bagi guru, sebagai petunjuk untuk menentukan aspek kebahasaan

yang perlu mendapat penekanan, penjelasan, dan pemberian latihan

dalam menyusun penulisan serta dapat dijadikan pertimbangan dalam

penyusunan strategi pengembangan bahan ajar bahasa insonesia.

3) Bagi peneliti lanjut, sebagai bahan rujukan bagi peneliti yang

memilih objek penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa

Analisis kesalahan sering disingkat anakes. Analisis kesalahan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis kesalahan berbahasa. Analisis

kesalahan terdengar hanya sebagai pekerjaan yang membosankan yang berusaha

mencari-cari kesalahan. Sesungguhnya analisis kesalahan bukan hanya memiliki

pengertian yang sesempit itu, supaya lebih jelas pada bab ini juga akan sedikit

menyinggung tentang analisis kesalahan berbahasa yang berkaitan erat dengan

penelitian ini.

Parera (1993: 7) berpendapat bahwa analisis merupakan proses

menjelaskan gejala-gejala alam dengan cara: (1) membedakan, (2)

mengelompokkan, (3) menghubung-hubungkan, (4) mengendalikan, dan (5)

meramalkan. Berdasar pengertian tentang analisis tersebut, sepertinya Parera

(1993: 7) berusaha menyampaikan pengertian tentang analisis kesalahan secara

tersendiri. Menurutnya, analisis kesalahan adalah kajian dan analisis mengenai

kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa atau peserta didik atau pelajar asing

atau seseorang atau bahasa kedua.

Hastuti (1989: 45) menjelaskan bahwa analisis merupakan suatu

penyelidikan dengan tujuan ingin mengetahui sesuatu dengan kemungkinan dapat

menemukan inti permasalahan, kemudian dikupas dari berbagai segi, dikritik,

diberi ulasan (komentar) akhirnya hasil dari tindakan tersebut dapat diberi

kesimpulan untuk kemudian dipahami.

8
B. Pengertian Tentang Kesalahan

Penelitian ini akan berusaha mencari kesalahan bahasa dalam karya tulis

siswa. Sebelum membahas penelitian secara mendalam perlu adanya pemahaman

tentang konsep kesalahan. Berikut adalah sedikit konsep atau gambaran tentang

kesalahan berbahasa. Arti kata kesalahan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Depdikbud, 2005: 983)adalah atau bersinonim dengan kekeliruan atau kealpaan,

tetapi Tarigan dan Tarigan (1990:75) memberikan pengertian yang berbeda antara

kesalahan dengan kekeliruan dalam konteks bahasa. Istilah kesalahan lebih erat

dengan pengertian error dan kekeliruan dengan mistake.

Senada dengan pendapat di atas, Corder (dalam Suwandi, 1997: 19) juga

mengusulkan adanya perbedaan antara kekeliruan (mistake) dan kesalahan (error),

kekeliruan menurutnya ialah penyimpangan-penyimpangan yang tidak sistematis

seperti kekeliruan ucapan disebabkan oleh faktor keletihan, emosi, dan

sebagainya. Kekeliruan terletak pada performance, sedangkan kesalahan pada

competence yang merupakan penyimpangan-penyimpangan yang sifatnya

sistematis, konsisten, dan menggambarkan kemampuan siswa pada tahap tertentu.

Tarigan dan Tarigan (1990: 75) memberikan pengertian bahwa kekeliruan pada

umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam mengingat

menyebabkan kekeliruan dalam pelafalan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan

kata atau kalimat, dan sebagainya. Kekeliruan dapat terjadi pada setiap tataran

linguistik, karena bersifat acak. Kekliruan dapat diperbaiki dengan lebih mawas

diri, lebih sadar atau memusatkan perhatian. Kekliruan biasanya tidak bersifat

lama.

9
C. Fungsi Analisis Kesalahan

Fungsi atau kegunaan analisis kesalahan sangat erat dengan kegiatan

pembelajaran. Supaya lebih jelas tentang fungsi atau kegunaan analisis kesalahan

perlu dilihat pendapat para pakar bahasa. Berikut akan dibicarakan tentang fungsi

atau kegunaan analisis kesalahan. Fungsi analisis kesalahan akan disampaikan

oleh dua ahli dengan pendapat mereka masing-masing. Menurut Parera (1993: 7),

analisis kesalahan dilakukan untuk: (1) menemukan seberapa baik dan benar

seseorang mengetahui bahasa ajaran, (2) mengetahui bagaimana seseorang belajar

bahasa, dan (3) memperoleh informasi tentang kesulitan-kesulitan dalam belajar

bahasa. Untuk memperkuat pendapat tersebut, perlu pendapat lain sebagai

pembanding. Pendapat tersebut datang dari Sidhar (dalam Tarigan dan Tarigan,

1990: 69). Analisis kesalahan antara lain berfungsi untuk: (1) menentukan urutan

penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teks, misalnya urutan

mudah-sukar, (2) menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan

latihan berbagai butir bahan yang diajarkan, (3) merencanakan latihan dan

remedial, dan (4) memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa. Dari

pendapat kedua ahli di atas dapat ditarik kesimpulan secara garis besar bahwa

fungsi analisis kesalahan bahasa adalah untuk mengarahkan seseorang agar

berhasil dalam belajar bahasa.

D. Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa adalah bagian konversi atau komposisi yang

menyimpang dari beberapa norma baku (norma terpilih) dari performansi bahasa

orang dewasa (Tarigan, 1990: 141). Jenis kesalahan berbahasa dapat ditinjau dari

segi penyebabnya dan dapat pula dari segi kebahasaan. xxviii Kesalahan

10
berbahasa bertalian dengan faktor pribadi pemakai bahasa dan faktor sosial

budaya. Ditinjau dari faktor kebahasaan, kesalahan berbahasa terjadi dari segi

keterbatasan, semantik dan ejaan. Faktor pribadi pemakai bahasa yang

menimbulkan kesalahan berbahasa menyangkut segi fisiologis dan psikologis,

baik yang bersifat bawaan maupun yang terjadi kemudian.

E. Jenis Kesalahan Berbahasa

Sebelum lebih jauh membahas tentang kesalahan berbahasa perlu

diketahui pengertian tentang bahasa itu sendiri. Sumardi (1993: 3) memberi

pengertian bahwa bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran dan perasaan

dari seseorang kepada orang lain. Penyampaian perasaan dan pikiran ini dapat

dinyatakan dengan tanda yang berupa bunyi atau tulisan. Keraf (2001: 2)

memberikan pengertian bahwa bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang

mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang

dapat diperkuat dengan diperkuat dengan gerak-gerik badani yang nyata.

Kesimpulan dari pendapat tersebut, bahasa adalah alat untuk menyampaikan

pikiran dan perasaan dengan suatu sistem yang mempergunakan lambang bunyi

yang arbitrer dan digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama,

berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Keraf (2001: 3) menjelaskan

pendukung pengertian bahasa berupa fungsi bahasa, yaitu sebagai alat: (a)

menyatakan ekspresi diri; (b) berkomunikasi; (c) mengadakan integrasi dan

adaptasi sosial: dan (d) alat untuk mengadakan kontrol sosial. Dengan pengertian

tentang bahasa tersebut dapat diketahui bagaimana dampak yang terjadi jika

pengguna bahasa melakukan suatu kesalahan dalam penggunaannya. Pemahaman

ini memberikan kesadaran bahwa bahasa harus digunakan secara benar, oleh

11
karena itu pemakainya harus berhati-hati dalam menggunakan bahasa agar

terhindar dari kesalahan yang dapat mengakibatkan terganggunya komunikasi.

Bahasa tidak hanya memiliki satu pengertian atau satu macam saja. Penelitian ini

tidak membahas bahasa secara umum, tetapi satu bentuk bahasa berupa ragam

bahasa baku. Bahasa baku memiliki pengertian tersendiri yang xxix berbeda

dengan ragam yang lain. Menurut Chaer (1988: 4) bahasa baku adalah salah satu

ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang dijadikan dasar ukuran atau tang

dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Mendukung pendapat

tersebut, Moeliono (1988: 12) mengemukakan bahwa ragam itulah yang dijadikan

tolak bandingan bagi pemakaian bahasa yang benar.

Selanjutnya kesalahan bahasa yang ada yang akan dibahas pada penelitian

ini meliputi ejaan, diksi, dan penyusunan kalimat. Berikut ini akan diuraikan

dasar-dasar atau aturan yang akan digunakan untuk mencari kesalahan

penggunaan bahasa pada karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Samalanga

Kabupaten Bireuen

a. Kesalahan Ejaan

Sabariyanto (1992: 189) mengungkapkan bahwa ejaan adalah kaidah

penulisan huruf, kata-kata, dan tanda baca. Tarigan (1986: 2) mengemukakan

bahwa ejaan adalah cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut

disiplin ilmu bahasa. Sementara Wibowo (2002: 47) menjelaskan bahwa ejaan

adalah seperangkat kaidah, aturan, atau ketentuan yang mengatur pelambangan

bunyi bahasa, termasuk bagaimana menggunakan tanda baca. Pendapat lain dari

Suryaman (1997: 7) menyatakan bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan

bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran, bagaimana menempatkan

12
tandatanda baca, bagaimana memotong-motong suatu kata, dan bagaimana

menghubungkan kata-kata. Berdasarkan pengertian tentang ejaan di atas dapat

disimpulkan bahwa ejaan adalah cara ataua aturan atau kaidah menulis kata-kata

dengan huruf disertai tanda baca untuk menggambarkan bunyi ejaan suau bahasa.

Kesalahan penggunaan ejaan bahasa Indonesia banyak macamnya. Adapun yang

akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1) Pemakaian Huruf Kapital Huruf

kapital secara umum disebut juga sebagai huruf besar. Pengertian ini tidaklah

salah, tetapi akan lebih baik digunakan istilah huruf kapital, karena istilah huruf

besar berhubungan dengan ukuran tetapi yang dimaksudkan sebenarnya tentu

bukan ukuran hurufnya. Huruf besar atau huruf kapital dalam penggunaannya

harus disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan yang diterbitkan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

(2007: 6-12). Penggunaan huruf kapital tersebut harus disesuaikan dengan aturan

sebagai berikut:

a) Sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya: Dia mengantuk. Apa

maksudnya?

b) Huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Adik bertanya, ”Kapan kita

pulang?” ”Besok pagi, dia akan berangakat.”, kata Ibu.

c) Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan

dan kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan. Misalnya: Alkitab Yang Maha

Pengasih

d) Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang

diikuti nama orang. Misalnya: Haji Agus Salim Sultan Hasanuddin Huruf kapital

tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan

13
keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya: Dia baru saja diangkat

sebagai sultan. Tahun ini dia pergi naik haji.

e) Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang

atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama istansi, atau nama

tempat. Misalnya: Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian Gubernur Jawa

Tengah Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan

pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat. Misalnya: Siapa

gubernur yang baru dilantik itu? Kemarin Brigadir jenderal Ahmad dilantik

menjadi mayor jenderal

f) Huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: Amir Hamzah Dewi

Sartika Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang

digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya: Mesin diesel 10 volt

g) Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya:

Bangsa Indonesia Suku Sunda Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama

nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

Misalnya: Mengindonesiakan kata asing Keinggris-inggrisan

h) Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

Misalnya: hari Lebaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Huruf kapital tidak

dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.

Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan. Perlombaan senjata membawa

risiko pecahnya perang dunia.

i) Huruf pertama nama geografi. Misalnya: Banyuwangi Danau Toba

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak

dipakai menjadi unsur nama diri. Misalnya: Berlayar ke teluk Mandi di kali Huruf

14
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang dipakai sebagai

nama jenis. Misalnya: Gula jawa Pisang ambon

j) Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan

ketatnegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata dan. Misalnya:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Keputusan Presiden Republik

Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf

pertama kata yang bukan resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,

badan, serta nama dokumen resmi. Misalnya: Menjadi sebuah republik Beberapa

badan hukum

k) Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat nama

badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya:

Perserikatan Bangsa-Bangsa Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

l) Huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna)

di dalam nam buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti

di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya:

Bacalah majalah Bahasa dan sastra Dia adalah agen surat kabar Sinar

Pembangunan

m) Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.

Misalnya: Prof. profesor Sdr. saudara

n) Huruf pertama petunjuk unsur kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara,

kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Misalnya:

”Silakan duduk, Dik!” kata Ucok. Besok Paman akan datang. Huruf kapital tidak

dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak

15
dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.xxxiv Misalnya: Kita harus

menghormati bapak dan ibu kita. Semua kaka dan adik saya sudah berkeluarga.

o) Huruf pertama kata ganti Anda. Sudahkah Anda tahu? Surat Anda telah

kami terima.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Samalanga Kabupaten

Bireuen. Waktu yang digunakan dalam penelitian dari menyusun Makalah ini

adalah selama 1 Minggu, yaitu 14 Maret 2021 sampai dengan 22 Maret 2021.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, bentuk penelitian ini

adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif ini berdasarkan objek penelitian

yang diperoleh dari data penelitian, yaitu karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1

Samalanga Kabupaten Bireuen. Strategi penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tunggal terpancang.

Menurut Yin (dalam Sutopo, 2002: 41), strategi tunggal terpancang adalah

strategi penelitian deskriptif kualitatif yang fokus penelitiannya telah ditentukan

berdasarkan tujuan dan minat peneliti sebelum terjun ke lapangan studinya. Dalam

penelitian ini, masalah telah difokuskan pada satu situasi, yaitu mengenai

kesalahan berbahasa Indonesia. Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan

berbagai kesalahan berbahasa Indonesia dalam karya tulis siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Samalanga Kabupaten Bireuen.

C. Sumber Data Data

yang dikaji dalam penelitian ini berupa data kualitatif.

Menurut Sutopo (2002: 49-51), jenis-jenis sumber data dalam penelitian

kualitatif adalah narasumber/informan, peristiwa/aktivitas, tempat/lokasi, dan

17
dokumen/arsip. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Dokumen Dokumen yang digunakan ini berupa arsip karya tulis siswa kelas

XI SMA Negeri 1 Samalanga dan transkrip hasil wawancara terhadap narasumber,

baik guru bahasa Indonesia dan siswa.

2. Informan Informan yang dipilih adalah salah satu guru bahasa Indonesia

SMA Negeri 1 Samalanga Kabupaten Bireuen

18
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap adanya kesalahan penggunaan bahasa

Indonesia dalam penulisan karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Samalanga

seperti yang dijelaskan pada bab II maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Terdapat kesalahan penggunaan ejaan pada penulisan yang dibuat oleh

siswa SMA Negeri 1 Samalanga. Kesalahan-kesalahan tersebut

meliputi

(a) penggunaan huruf besar;

(b) tanda baca (tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:), tanda titik dua

(;), tanda hubung (-), tanda pisah (- ), tanda penyingkat atau apostrof (‘), tanda

petik (“…”);

(c) penulisan kata depan;

(d) penggunaan kata turunan (imbuhan, awalan, sisipan);

(e) penggunaan cetak miring; dan

(f) garis bawah.

2. Terdapat kesalahan penggunaan diksi atau pilihan kata pada karya tulis

yang dibuat oleh siswa SMA Negeri 1 Samalanga. Kesalahan-

kesalahan tersebut meliputi ketepatan dan kesesuaian kata.

(a) Ketepatan meliputi penggunaan kata denotasi, kata bersinonim, dan

penggunaan kata secara ekonomis.

(b) Kesesuaian meliputi penggunaan kata baku dan penghindaran kata cakapan.

19
3. Terdapat kesalahan penggunaan kalimat pada penulisan yang dibuat

oleh siswa SMA Negeri 1 Samalanga. Kesalahan-kesalahan tersebut

meliputi

(a) kohesi,

(b) koherensi, dan

(c) kesejajaran.

4. Persentase kesalahan berbahasa dalam karya tulis siswa yang dibuat

oleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Samalanga, sebagai berikut.

a. Kesalahan ejaan Persentase kesalahan huruf kapital 20, 46%; tanda titik 13,

20%; tanda koma 10,56 %; tanda titik dua 1, 32 %; tanda titik koma 5, 94 %;

tanda apostrof 1, 32 %; tanda hubung 0,99 %; tanda petik 0,99 %; tanda pisahciv

0,33 %; kata depan 5, 62 %; kata turunan 6, 60 %; cetak miring 23, 76 %; dan

garis bawah 1, 32 %.

b. Kesalahan pilihan kata/diksi Persentase kesalahan pilihan kata/diksi terbagi

menjadi 5 komponen, yaitu 3, 30% untuk kata denotasi; 0,99 % untuk kata

sinonim; 2, 97 % untuk penggunaan kata tidak ekonomis; 3, 63 % untuk kata

baku; dan 1, 32 % untuk kata cakapan.

c. Kesalahan kalimat Persentase kesalahan kalimat dalam karya tulis siswa kelas

XI SMA Negeri 1 Samalanga yang ditinjau dari tiga aspek yaitu kohesi 1, 32 %;

koherensi 2, 31 %; dan kesejajaran 1, 32%.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia

dalam penulisan karya tulis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Samalanga

tersebut antara lain:

(1) Sumber kesalahan yang berasal dari guru pembimbing,

20
(2) Sumber kesalahan yang berasal dari siswa sendiri, dan

(3) Sumber kesalahan yang berasal dari pihak lain.

21
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1998. Pembinaan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:


Erlangga.

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).
Jakarta: Balai Pustaka.

Amir. 2007. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: LPP UNS dan UNS
Press.

Ardiana, Leo Indra dan Yonohudiono. 1998. Analisis Kesalahan Berbahasa EPNA
3302/2/2sks/modul 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka Chaer,

Abdul. 1988. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Bhratara Karya
Aksara. Depdikbud. 2005.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hastuti, Sri. 1989. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta:


Mitra Gama Widya.

Kartono, St. 2009. Menulis Tanpa Rasa Takut: Membaca Realitas dengan Kritis.
Yogyakarta: Kanisius.

Keraf, Gorys. 1991.Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

22

Anda mungkin juga menyukai