DI
S
U
S
U
N
OLEH :
RAHMAT FAZIL 180169
IBNU HAJAR 180130
M. NADIR 180139
ALWI 180148
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dzat yang Maha
Tak lupa pula penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena penulis sadar
sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada interaksi
dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia dari –
Nya.
sebagai manusia biasa yang tak mungkin luput dari salah dan lupa. Untuk itu
penulis mengharapkan koreksi dan sarannya semoga kita selalu berada dalam
lindungan-Nya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
Kesimpulan.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
memiliki beraneka ragam suku dan agama, yang tentunya mempunyai adat
peraturan yang baku dan menyeluruh tentang perempuan, baik itu di area publik
maupun domestik.
sosial dalam masyarakat yang bersifat patriarkhi. 3 Implikasi yang lahir dari
pihak wanita baik di publik maupun domestik. Struktur sosial seperti ini juga
dipengaruhi oleh budaya dan tinggi rendahnya pemahaman ajaran Islam tentang
hak dan kewajiban perempuan.1 Walaupun pada masa Nabi SAW perempuan
taat dan mengabdi pada suami, seorang istri juga punya hak yang tidak bisa
1
Asghar Ali Engineer, Pembebasan Perempuan, alih bahasa Agus Nuryatno
(Yogyakarta: Lkis, 2003), hlm. 39.
1
diabaikan oleh suaminya. Misalnya ketika seorang istri sedang tidak ingin untuk
melakukan hubungan seksual karena ada alasan kesehatan, maka suaminya tidak
dalam berbagai kondisi, berusaha untuk mengangkat martabat dan derajat kaum
klasik dan hukum tentang hak dan kewajiban istri dalam rumah tangga perlu
dikaji ulang, yaitu dengan memperluas wilayah istri. Sehingga selain sebagai ibu
rumah tangga seorang istri juga bisa merangkap menjadi kepala rumah tangga,
adalah Asghar Ali Engneer, Riffat Hasan, Fatima Mernisi, Muhammad Shahrur
dan cendekiawan muslim lain yang berpandangan bahwa laki-laki dan wanita
B. Rumusan Masalah
2
Agus Nuryatno, Teologi Pembebasan dan Kesetaraan Gender: Studi Atas Pemikiran
Asghar Ali Engineer (Yogyakarta: UII Press, 2001), hlm. 61.
2
BAB II
PEMBAHASAN
keharusan.3 Sedangkan yang dimaksud dengan hak disini adalah hal-hal yang
diterima seseorang dari orang lain, sedangkan kewajiban yang dimaksud disini
adalah apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain. 4 Peran dan
fungsi antara suami dan istri ini dikonstruksikan dalam bentuk hak dan kewajiban
yang melekat pada diri kedua belah pihak. Hak adalah yang sesuatu yang melekat
dan mesti diterima atau dimiliki oleh seseorang, sedangkan kewajiban adalah
sesuatu yang harus diberikan dan dipenuhi oleh seseorang kepada orang lain.
Rumusan dari hak dan kewajiban inilah yang kemudian akan dijadikan barometer
untuk menilai apakah suami dan istri sudah menjalankan fungsi dan perannya
secara benar.5 Pernikahan dalam Islam pada dasarnya mempunyai tujuan untuk
kasih dan sayang (mawaddah wa rahmah). Salah satu cara supaya keharmonisan
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, ed.3-cet.2, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hlm.
1266
4
Amir Syarifuddin, Hukum Perekonomian Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media,
2006), hlm. 159
5
Hamim Ilyas, Perempuan Tertindas: Kajian Hadis-hadis “Misoginis”, (Yogyakarta:
ElSAQ Press & PSW, 2003), hlm. 122
3
tersebut dapat terbangun dan tetap terjaga adalah dengan adanya hak dan
hak anggota keluarga yang lain pun dapat terpenuhi sebagaimana mestinya.
Dengan demikian, adanya hak dan kewajiban tersebut, pada dasarnya adalah
untuk menghormati dan memberikan kasih sayang kepada anggota keluarga yang
lainnya. Islam, melalui al-Qur‟an dan sunah, menyatakan bahwa dalam keluarga,
yaitu antara suami dan istri, masing-masing memiliki hak dan kewajibannya
tersendiri.6
Manusia diciptakan oleh Allah dengan cara yang seimbang antara fisik dan
dan spiritual serta keperluan individu dan masyarakat. Hubungan dengan sesama
manusia pun harus seimbang, bahkan tidak keliru jika dinyatakan bahwa
6
Departemen Agama RI, Membangun Keluarga Harmonis (Tafsir al-Qur‟an Tematik),
(Jakarta: Penerbit Aku Bisa, 2012), hlm. 107
4
kebahagiaan.
a. Kewajiban Suami
Syariat Islam telah menetapkan bahwa seorang suami wajib memberikan jaminan
dari segi material kepada wanita yang telah ia pilih menjadi istrinya.
Islam pun telah mengategorikan nafkah sebagai salah satu hak istrinya, baik sang
istri orang kaya maupun orang miskin. Hal ini berdasarkan pada beberapa nas Al-
Quraan al-karim dan sunah Nabi SAW, yang telah menjadi dasar pendapat
(QS.65:7) “.
“…Dan Kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan
Adapun dalil dari sunnah nabi SAW adalah sabda beliau pada saat Haji Wada’:
sesungguhnya mereka adalah tawanan bagi kalian. Kalian tidak memiliki hak dari
pukulan yang tidak mencederai mereka. Jika mereka taat dan patuh kepada kalian,
atas istri kalian. Dan istri kalian juga mempuyai hak atas kalian. Hak kalian atas
mereka bahwa kalian boleh melarang mereka untuk tidak memasukan siapa pun
5
yang tidak kalian sukai, dan tidak mengizinkan orang-orang yang tidak kamu
senangi untuk memasuki rumah kalian. Ketahuilah, hak mereka atas kalaian ialah
Mazhab Hanafi berpendapat bahwa laki-laki (suami) wajib memberikan segala hal
makanan, minuman, dan pakaian. Khususnya jika istri sakit yang dapat
sakit tinggal di rumah. Syariat islam mewajibakan laki-laki yang menjadi suami
untuk menyediakan tempat tinggal yang layak untuk istrinya, Allah SWT
berfirman:
Suami adalah kepala keluraga dan istri yang mengurus urusan rumah tangga yang
7
Diriwayatkan oleh Ibn Majah dan Tirmizi yang mengesahkannya, dari ‘Amr bin al-
Ahwash
8
Dr. Kamil Musa, Suami Istri Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hal 34-35
6
Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya dan memberi
kesempatan sang istri belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi
Suami wajib memuliakan istri, karena dengan memulikan istri akan menambah
Hak Suami
termasuk taat yang wajib ditunaikan kepada suami adalah memenuhi panggilan
suami ke tempat tidur, serta tidak boleh menolak “hasratnya” istri yang menolak
“ajakan” suaminya diancam oleh Rasulluah dengan sabda Beliau “Jika seseorang
suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu istri menolak untuk datang
2. Suami Berhak Melarang Istri nya Untuk Tidak Keluar Rumah Tanpa Seiizin
nya
Seoranng istri tidak boleh keluar dari rumahnya, keuali dengan izin suaminya,
baik istri keluar untuk mengunjungi orang tuanya atau untuk kebutuhan yang lain.
Syaikhul Islam Ibnu Tamiyah mengatakan “Tidak halal bagi seorang istri keluar
rumah dari rumah suaminya kecuali dengan izin suaminya.” Dan beliau juga
berkata “Bila si istri keluar rumah suami tanpa izinya berarti ia telah berbuat
nusyuz, bermaksiat kepada Allah dan Rasul Nya, serta pantas mendapatkan
hukuman.”
9
Catatanmuslimah.blogspot.com diakses pada tanggal 24 mei 2016
10
Dr. Kamil Musa, Suami Istri Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hal 59
7
3. Suami Berhak Mendapatkan Pelayanan (khidmat) dari Istrinya
Sudah semestinya seorang istri membantu suaminya dalam kehidupannya, hal ini
dicontohkan oleh istri-istri shalihah dari kalangan sahabat seperti yang dilakukan
oleh Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shddiq yang berkhidmat dengan suaminya, Az-
akan dan minum kudanya, menjahit dan menambal embernya, serta mengadon
tepung untuk membuat kue, Ia memikul biji-bijian dari tanah milik suaminya
sementara jarak tempat tinggalnya dengan tanah tersebut sekitar 2/3 farsakh.”
yang diberikan suaminya untuk dirinya. Bila tidak istri akan mendapatkan
ancaman neraka Allah. Selesai sholat Kusuf (Sholat Gerhana) Nabi SAW bersbda
Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali meliat pemandangan
seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penhuninya adalah para wanita.”
bertanya kepada Beliau. “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau
kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik diantara salah satu dari mereka
pada suatu masa, kemudian suatu saat melihat darimu ada sesuatu (yang tidak
berkenaan dihatinya) niscaya ia berkata “aku sama sekali belum pernah melihat
kebaikan darimu.”11
11
HR Al-Bukhari no 5197 dan Muslim no 2106
8
b. Kewajiban Istri
Sayariat Mewajibakan seorang istri untuk tinggal dirumah suaminya atau dirumah
bersama sang suami. Kewajiban untuk tetap tinggal dirumah ini menjadikan salah
Istri hendaknya selalu memenuhi hajat suaminya terutama hajat biologis sang
suami, walaupun sang istri sedang dalam keadaan sibuk. Kepuasan seksual
Istri hendaknya mendahulukan hak suaminya atas orang tuanya, karena ridha
seorang istri ada pada suaminya, sebab istri yang meninggal dalam keridhaan
Seorang istri wajib menjaga kehormatan serta nama baik suaminya baik
9
Wanita mukmin hanya diperbolehkan berkabung atas kematian suaminya dengan
tidak melakukan perkawinan kembali sebelum empat bulan lebih sepuluh hari
sepeninggal suaminya.
Hak Istri
Mahar atau mas kawin nantinaa diberikan kepada istri menjadi hak istri
“Berikan Mahar (mas kawin) pada wanita yang kamu nikahi sebagai sebuah
Diantara hak istri atas suami, agar tidak terlalu membuka lebar di dalam mencubu
rayu, kebaikan budi dan mengikuti hawa nafsunya sampai kebatas yang dapat
merusak budi pekerti istri. Maka seorang istri berhak mendapat perlakuan baik.
Islam telah mengkategorikan nafkah sebagai salah satu hak istri, baik sang istri
Nabi Muhammad SAW bersabda “Barangsiapa yang atas kejelekan budi pekerti
istrinya, Allah akan memberi pahala seperti apa yang diberikan Ayyup atas
bala’nya. Dan barangsiapa yang bersabar atas kejelekan budi pekerti suaminya,
Yang dimaksud baik budi pekertinya adalah bertahan tidak menyakiti istrinya,
10
Istri berhak mendapatkan pendidikan agama dan memberi kesempatan sang istri
belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama,nusa dan bangsa.
6. Diberi Keadilan Diantara para istri jika suami beristri lebih dari satu
Perlakuan yang adil merupakan suatu keharusan dalam kehdiupan suami istri yang
memiliki istri lebih dari satu, ini yang dijelaskan kepada sunnah Nabi Saw:
“Barangsaiapa memiliki dua orang istri, lalu dia condong kepada salah seorang
dianatara mereka, maka pada hari kiamat kelak dia akan datang dengan pundak
yang miring.”
Suami istri harus bersikap lembut satu sama lain, tidak kasar, tidak membentak,
Suami istri hendaknya saling memberikan cinta dan kasih sayang kepada
Diantara tujuan berumah tangga adalah mendapatkan keturunan. Suami istri harus
Suami istri harus saling percaya dan berprasangka baik kepada pasangannya.
Jangan menyimpan rasa curiga, buruk sangka, tuduhan dusta serta berbagai
Suami istri harus saling bersama dalam keadaan suka dan duka, bersama dalam
Hak Berhias
11
Menyukai keindahan adalah fitrah manusia. Untuk itu suami istri hendaknya
Dalam hubungan seksual, harus bisa dinikmati bersama-sama oleh suami dan istri.
Hak Bersenang-senang
Hak kecemburuan
Cemburu adalah hal yang wajar karena cemburu juga bisa disebut dengan tanda
cinta, selama bersifat profesional. Nabi Saw pernah bersabda “Di antara tanda
cemburu itu ada yang dicintai Allah dan ada yang dibenci Allah. Adapun cemburu
yang dicintai Allah adalah cemburu karena rasa waspada. Sedangkan cemburu
yang dibenci Allah adalah yang bukan karena waspada (riwayat Abu Dawud).
Memukul
12
Salah satu langkah yang boleh dilakukan oleh suami terhadap istrinya, setelah
Memukul istri dengan pukulan yang tidak melukai atau yang boleh
meninggalkan sebarang kesan
Maka bolehlah melantik orang tengah. Ini berdasarkan surat An-Nisa ayat 35:
lantikan orang tengah untuk mendamaikan mereka yaitu seoarang dari keluarga
perempuan, jika orang tengah itu (dengan ikhlas) bertujuan hendak mendamaikan
niscaya Allah akan menjadikan kedua suami istri itu berpakat yaitu sesungguhnya
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a. Kewajiban Suami
b. Kewajiban Istri
14
DAFTAR PUSTAKA
15