Anda di halaman 1dari 11

FENOMENA ISTRI BEKERJA SEBAGAI TULANG PUNGGUNG

KELUARGA (Studi Pemikiran Quraish Shihab)

A. Latar Belakang Masalah


Keluarga adalah unit bangunan dan landasan pembangunan
masyarakat, negara dan kehidupan manusia. Manakala sebuah keluarga
terbina dengan baik dan hubungan antar keluarga sangat kokoh, maka kondisi
masyarakat akan dinaungi oleh kedamaian dan kehidupan umat akan bersih
dan lepas dari berbagai kejahatan dan penderitaan. Demikian pula sebaliknya,
apabila bangunan keluarga berantakan, hubungan antar anggota tidak akan
harsmonis, maka akan menimbulkan penderitaan dan kejahatan bahkan
kesedihan yang akan timbul dalam rumah tangga. Hubungan dua manusia
yang menjalin hubungan secara resmi biasa disebut dengan perkawinan.
Perkawinan disebutkan dalam kompilasi hukum islam yaitu, akad yang sangat
kuat atau misaqan galidzan untuk menaati perintah Allah dan
melaksanakannya adalah ibadah.1
Dalam Kompilasi Hukum Islam terdapat juga kewajiban istri
terhadap suami dan keluarganya yang berkedudukan sebagai ibu rumah
tangga. Kewajiban istri yang utama adalah berbakti lahir dan batin kepada
suami didalam batas batas yang dibenarkan oleh hukum Islam serta istri yang
menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari hari dengan
sebaik baiknya2. Sedangkan dalam sebuah rumah tangga nafkah merupakan
kewajiban yang dibebankan kepada suami dari segi agama dan negara. Al
Qur’an dan sunnah pun telah memberikan gambaran yang umum tentang
tanggung jawab seorang suami sebagai pemimpin dalam sebuah rumah
tangga. Kewajiban suami dalam hal ini ialah memberikan yang terbaik bagi
keluarga sejauh yang dia miliki dan diusahakan secara baik, hal ini tertera
dalam QS at Thalaq ayat 7 yang artinya

1
Kompilasi Hukum Islam, pasal 2 KHI
2
Ibid pasal 80 ayat 4
“Hendaklah orang yang mampu memberikan nafkah menurut
kemapuannya. Dan orang orang yang disempitkan rejekinya hendaklah
memberikan nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.”
Dalam tafsir al-Misbah diterangkan, ayat ini menjelaskan tentang
kewajiban suami untuk memberi nafkah dan sebagainya, dengan menyatakan
bahwa hendaklah orang yang mampu yaitu kemampuan dan memiliki banyak
rizki untuk memberikan nafkah kepada istri dan anaknya sebatas kadar
kemampuannya dan dengan demikian hendaklah ia memberi sehingga anak
istrinya kelapangan dan keluasan berbelanja. Dan orang yang disempitkan
rizkinya yaitu orang terbatas penghasilannya, maka hendaklah ia memberi
nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya artinya jangan sampai ia
memaksakan diri untuk nafkah itu dengan cara mencari rezki dari sumber
yang tidak direstui Allah. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkansesuai apa yang allah berikan kepadanya. Karena itu janganlah
(istri) menuntut terlalu banyak yang melebihi kadar kemampuan suami karena
Allah akan memberikan kelapangan setelahnya.3
Kewajiban nafkah suami juga sempat dijelaskan oleh nabi dalam
sabdanya: Dari Hakim bin Muawiyah, dari ayahnya Dia berkata, “ Aku
bertanya, wahai Rasulullah, apakah kewajiban kai terhadap istrinya? Beliau
menjawab, “Engkau memberinya makan jiks engkau makan, engkau memberi
pakaian jika engkau berpakaian, jangan memukul muka, jangan menjelek
jelekkan, dan jangan berpisah (dari tempat tidurnya) kecuali didalam
rumah.” ( HR. Ahmad, Abu Daud, Nasa’I, Ibnu Majah) 4. Selain itu juga
disebutkan oleh Husain Muhamad mengenai nafkah yaitu meliputi
pangan(makanan), sandang(pakaian), dan papan(tempat tinggal). 5Sedangkan
Nafkah sendiri diambil dari kata nafaqa yang artinya biaya. Nafkah juga
berarti belanja, maksudnya sesuatu yang diberikan oleh seorang suami kepada

3
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, Vol 14, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm 303
4
Mardani, “hadis ahkam”, (Jakarta: Raja Wali Pers, 2012), hlm. 245
5
Husain Muhammad, “Fiqih Perempuan”,(Yogyakarta:IRCiSoD,2019),hlm 247 248
istri, seorang bapak kepada anak, dan kerabat dari miliknya sebagai keperluan
pokok bagi mereka.6
Pendapat Muhammad Mutawali al-Sya’rawi yang dikutip dari buku
yang berjudul “hak hak perempuan relasi gender menurut tafsir al
sya’rawi”karya Istibsyaroh, mengatakan bahwa bekerja mencari nafkah
adalah beban yang disandangkan suami. Seorang istri apabila berkeinginan
mengangkat derajat kehidupan rumah tangga diperbolehkan bekeja dengan
syarat pekerjaan yang diambil tidak melalaikan tugas domestik sebagai istri
dan ibu serta pekerjaan tersebut tidak diklaim sebagai pekerjaan dominan
sebagai seorang istri.7
Dalam realita dewasa ini banyak fenomena yang bermunculan terkait
hal tesebut. Salah satunya adalah peran istri yang mencari nafkah utama
dalam keluarga. Bahkan dalam relaitas sekarang di Indonesia banyak
dijumpai lakilaki yang menggantungkan hidupnya kepada istri dalam sektor
ekonomi yang notabanenya nafkah merupakan kewajiban yang disandangkan
kepada suami. Hal ini didasari atas problem yang terjadi dimasyrakat dimana
kebutuhan tenaga kerja dan kesediannyalebih banyak ditujukan untuk kaum
perempuan dari pada laki laki. Berangkat dari realita yang terjadi ini
mendorong kaum perempuan untuk mengambil pekerjaan tersebut, guna
mencukupi kebutuhan mereka dan keluaga seharihari.
Namun realitas perempuan bekerja untuk mencari nafkah keluarga
dianggap sangat lumprah, meskipun secara kongkritincome yang peroleh istri
dalam mencari nafkah merupakan pemasukan pokok untuk kebutuhan
keluarga sehari hari. Sedangkan diatas sudah dijelaskan bahwa tugas pokok
istri adalah penanggung jawab utama terhadap masalah intern yang terdapat
dalam sebuah keluarga. Masalahnya, dalam hal ini bagaimana kita menyikapi
fenomena yang sudah dilumprahkan dalam kehidupan sosial saat ini
sedangkan sedikit bertentangan dengan relaita hukum yang ada. Karena

6
Syamsul Bahri, “konsep nafkah dalam hukum islam”,Kanun Jurnal Ilmu Hukum,No 66 th
XVII(Agustus 2015) hal:381
7
Istibsyaroh,”hak hak perempuan relasi gender menurut tafsir al sya’rawi”,(Jakarta:PT.Mizan
Publikasi,2004),hlm.60
permasalahan yang muncul dalam kehidupan ini sangat beragam termasuk
dalam lingkup ekonomi yang memaksa perempuan harus melakukan peran
ganda yaitu mengurus rumah, suami, dan juga sekaligus membantu suami
mencari nafkah. Hal ini dianggap sebagai peran tambahan saja secara
konstruk pemikiran sosial saat ini. Dengan melakukan penelitian dalam
pemikiran Quraish shihab guna menemukan benang merah dalam titik
keseimbangan antara keduanya sekaligus mewujudkan keluarga yang sakinah
maka diadakannya penelitian ini. Sebab Quraish Shihab dianggap sebagai
tokoh yang berdampang dan juga dipercaya bahwa pemikirannya relate
dengan keadaan zaman tanpa mendzolimi hak dari makna ayat yang akan
diteliti Hal ini menjadi penting untuk diteliti dalam menemukan titik temu
berupa prespektif yang seimbang dalam kehidupan dari al Qur’an dan juga
fakta yang ada dalam masyarakat saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanaperan istri bekerja sebagai tulang punggung keluarga ?
2. Bagaimana penafsiran Quraish Shihab tentang nafkah?
3. Bagaimana keterkaitan penafsiran Quraish Shihab mengenai nafkah
dengan fenomena istri bekerja sebagai tulang punggung keluarga?
C. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan fenomena yang terjadi dalam masyarakat mengenai peran
istri bekerja sebagai tulang punggung keluarga.
2. Mendiskripsikan penafsiran Qurais Shihab mengenai nafkah.
3. Mendialogkan fenomena istri bekerja sebagai tulang punggung keluarga
dengan penafsiran Quraish Shihab mengenai nafkah.
D. Kegunaan Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya keilmuan dalam penafsiran
al Qur’an, khususnya mengenai penafsiran nafkah dalam QS an Nisa :34
dan atThalaq 6 7. Sehingga dapat digunakan sebagai referensi
pengetahuan atau pengkajian lebih lanjut mengenai QS an Nisa:34 dan at
Thalaq : 6 7.
2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjawab fenomena yang tengah
terjadi masyarakat, khususnya memberikan pemahaman kepada
masyarakat mengenai makna nafkah dalam al Qur’an. Sehingga dapat
menjalankan kewajibannya sesuai dengan hukum yang ada serta kondisi
yang sedang terjadi namun tidak bertentangan dengan al Qur’an.
Dandiharapkanmampu memberikan pemahaman kepada masyarakat agar
dapat membentuk suatu tatanan keluarga yang sakinah.
E. Studi Pustaka
Pertama. dalam jurnal Istinbath oleh Mustopa Kamal, Zaki Abdul
Wahab, Nunu Nugraha yang berjudul “Istri Sebagai Pencari Nafkah Dalam
Pandangan Muhammad Quraish Shihab”. Penelitian ini menganalisi pendapat
quraishshihab mengenai istri yang menafkai keluarga dalam metode ijtihad.
Hasil penelitian ini mengabil jalur tengah dengan memperbolehkan istri
berkativitas diluar rumah selama itu tidak berdampak negativ serta tidak
melalaikantanggng jawabnya sebagai istri.Penelitian ini menyajikan data
serupa dengan arah prespektif Quraish Shihab mengenai istri bekerja mencari
nafkah da juga memaparkan dasar hukum yang digunkaan quraish sihab.
Kedua, dalam jurnal al Ihkam oleh Ahmad Rafaji yang berjudul
“Reinterpretasi Nafkah dalam Bingkai Islam Nusantara”. Penelitian ini
berisikan tentang pembaruan makna atas konsep nafkah yang menggunakan
pendekatan Islam nusantara melalui teori inkulturasi wahyu dan budaya lokal.
Penelitian ini menghasilkan konsep nafkah yang dimaknai sebagai
kemufakatan ekonomi dalam keluarga, sehingga prespektif yang seolah olah
mengatakan perempuan dilarang dalam mencari nafkah utama dalam keluarga
atau bahkan sebagai pencri nafkah utama dalam keluarga yang bertukar
tempat dengan suaminya.
Ketiga, dalam skripsi Tiffani Raihan Ramadhani yang berjudul “Istri
Sebagai Pencari Nafkah Utama dan Dampaknya Bagi Keharmonisan Rumah
Tangga”. Berdasarkan penelitian ini menjelaskan bahwa istri sebagai pencari
nafkah utama bagi keluarga bisa berpengaruh terhadap keharmonisan rumah
tangg. Akantetapi, menurut penelitian ini sang suami kebanyakan akan
menerima saja apabila istri bekerja keluar rumah, karena dalam Islam tidak
adanya larangan seorang istri bekerja mencari nafkah.Penelitian ini
memberikan data lapangan yang dpat digunakan untuk membantu menarik
kesimpulan
Keempat, dalam skripsi Muhamad Bukhori yang berjudul “Peran Istri
Sebagai Pencari Nafkah Utama Prespektif Tafsir Marah Labid”. Penelitian
ini memaparkan peran dan kewajiban suami terhadap keluarganya guna
melangsungkan kesejahteraan hidup keluarganya. Nafkah merupakan salah
satu kewajiban suami yang harus diusahakan semampunya untuk mencapai hal
itu. Suami memegang peran dominan salah satunya sebagai pemimpin
keluarga. Namun ketika kebutuhan keluarga mendesak dan kemampuan suami
sudah mencapai batasnya istri diperbolehkan bekerja dan diarahkan pada
vitalisasi nilai demi terwujudnya keluarga sakinah.Penelitian ini memberikan
data literatur yang memaparkan tentang konsep nafkah serta peran istri dalam
mencari utama melalui prespektif tafsir Marah Labid.
Kelima, dalam skripsi Nurfauzy Ahmad yang berjudul “Nafkah
Keluarga Menurut Muhammad Quraish Shihab Dalam Tafsir Al Misbah”.
Penelitian ini menjelaskan mengenai penafsiran Quraish Shihab tentang
nafkah keluarga. Kewajiban suami dalam memberikan nafkah kepada seorang
anak dan juga istri dihukumi wajib. Segala kebutuhan yang diperlukan oleh
istri dan juga anak harus dipenuhi oleh suami, meskipun dalam keadaan telah
bercerai dengan sang istri, suami masih tetap wajib memberikan nafkah
kepada anaknya disebabkan oleh keturunan. Penelitian ini memberikan data
literatur yang dapat digunakan untuk menambah referensi.
F. Kajian Teori
Penelitian ini menggunakan metode studi tokoh tafsir (al bahts fi al
rijal al tafsir) sering disebut dengan istilah penelitian tokoh atau penelitian
riwayat hidup seorang tokoh. Studi tokoh merupakan salah satu jenis
penelitian kualitatif (qualitative research) yang sering dilakukan untuk
menyelesaikan Jurnal Studi Ilmu Ilmu al Quran dan Hadis studi dalam bentuk
skripsi, tesis, dan disertasi. Hakikat studi tokoh adalah studi kajian secara
mendalam, sistematis, kritis mengenai sejarah tokoh, ide atau gagasan
orisinil, serta konteks sosio historis yang melingkupi sang tokoh yang dikaji.8
Penelitian studi tokoh ini fokus mengkaji seorang mufasir dari
indonesia. Yakni, Muhamad Quraish Shihab, atau akrab disebut dengan
Quraish Shihab. Quraish Shihab merupakan ulama besar di era sekarang yang
aktif dan berkecimpung didunia tafsir Indonesia salah satunya beliau juga
dipercaya dan menduduki sejumlah jabatan. Salah satunya yaitu sebagai
anggota Lajnah Pentashih al Qur’an Departemen Agama sejak tahun 1989.
Beliau juga terlibat dalam beberapa organisasi profesional, antara lain sebagai
Asisten Ketua Umum Cendekiawan Muslim se Indonesia (ICMI), ketika
organisasi ini didirikan. Beliau terlibat aktif di dunia tafsir seperti yang sudah
disebutkan diatas beberapa diantaranya.
Sebagai ulama yang berkecimpung didunia penafsiran al Qur’an,
pemikiran Quraish Shihab melahirkan gagasan gagasan yang bermanfaat di
Indonesia. Salah satunya adalah tafsir al Misbah yang berupaya menafsirkan
al Qur’an sesuai dengan realita zaman yang terjadi saat ini. Tafsir ini juga
sangat berguna dalam penelitian yang sedang berlangsung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan hermeunetika. Istilah
hermeneutika ini berasal dari bahasa Yunani, hermeneuin yang berarti
menafsirkan. Menurut Bertens, hermeunetika adalah sekumpulan kaidah atau
pola yang harus diikuti oleh seorang mufasir dalam memahami teks
keagamaan. Dalam pengertian yang lebih luas, Breaten mendefinisikan
hermeunetika sebagai ilmu yang merefleksikan tentang suatu kata atau event
yang ada pada masa lalu untuk dapat dipahami dan secara eksistensial dapat
bermakna dalam konteks kekinian.9 Dalam tradisi Yunani kuno kata
hermeneuei juga dipakai dalam tiga makna, yaitu:
1) Mengatakan (to say).
2) Menjelaskan (to explain).
8
Abdul Mustaqim,”Metode Penelitian Tokoh: Dalam Teori dan Aplikasi” Jurnal StudiIlmu al
Quran dan Hadis”, Vol 15, No/ 2, juli 2014 2014,202.
9
Hermeneutica is the science of reflecting on how a word or an event in a past time and culture
may understand and beome existentaly meaningful in our present situation” lihat card breaten,
history of hermeneutics,(philadelphia:from press, 1966), hlm.131
3) Menerjemahkan (to translate).10
Sejalan dengan itu penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi
mengenai fenomena istri bekerja sebagai tulang punggung keluarga melalui
telaah pemikiran Quraish Shihab dalam tafsirnya.
G. Metodolodi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang bersumber data
yang digunakan berupa data literatur yang memperkaya dan melengkapi data
penjelasan berupa buku buku, majalah, catatan, dokumen, hasil penelitian
sebelumnya, serta artikel yang berkaitan dengan pokok pembahasan guna
memperoleh kesimpulan dan jawaban yang dibutuhkan.
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, sebuah penelitian yang
memaparkan sebuah permasalahan dan melaporkan suatu fakta, keadaan,
serta fenomena yang tengah terjadi kemudian dianalisis secara lebih tajam.
Dalam penelitian ini peneliti berupaya memaparkan sebuah permasalahan
yang menjadi fenomena yang kerap sekali dianggap lumprah yaitu peran istri
sebagai pencari nafkah utama yang kemudian mendialogkan antara data
literatur dengan fakta lapangan yang diperoleh sehingga menghasilkan sebuah
penelitian yang mendiskripsikan secara komperhensif, sistematis, dan
objektif.
Secara praktis dan sederhana langkah langkah dalam metodologi riset
yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini berpatok dalam metode
yang digunakan dalam jurnal Studi al Qur’an dan Hadis, yakni sebagai
berikut:
1. Menentukan tokoh yang akan dikaji. Pastikan bahwa tokoh yang
akan anda teliti memang ada kaitannya dengan kajian al quran dan
tafsir.
2. Menentukan objek formal yang hendak dikaji secara tegas eksplisit
dalam judul riset anda. Hal ini dimaksudkan agar anda tidak
kemana mana.

10
Edi susanto,”studi hermeneutika kajian pengantar”,(jakarta: kencana,2016), hlm 1
3. Mengumpulkan data data yang terkait dengan tokoh yang dikaji
dan isu pemikiran yang hendak anda teliti.
4. Melakukan identifikasi bangunan pemikiran tokoh tersebut, mulai
misalnya asumsi dasar, pandangan ontologis tokoh mengenai isu
yang diteliti, metodologi sang tokoh, sumber sumber tafsirnya dan
lain sebagainya.
5. Melakukan analisis dan kritis terhadap pemikiran sang tokoh yang
hendak diteliti, dengan mengemukakan keunggulan dan
kekurangannya sudah barang tentu dengan argumentasi yang
memadai dan bukti bukti yang kuat. Analisis anda akan
dipengaruhi oleh metode dan pendekatan yang anda gunakan
dalam riset. Jika misalnya anda menggunkan pendekatan historis,
maka tugas anda melacak bagaimana konteks historisnya, anda
juga perlu melakukan penggalangan penggalangan waktu tertentu
dengan menjelaskan kehkhasan dari masing masing era,
menjelaskan faktor penyebab terjadinya peristiwa da sebagainya.
6. Melakukan penyimpulan seagai jawaban atas problem riset yang
anda kemukakan dala proposal.11
Kemudian penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutika
sebagai alat pengolah data yang diperoleh. Sebab metode
pendekatan ini sejalan dengan arah berjalannya penelitian yang
akan diadakan. Hasan hanafi dalam tulisannya religious dialogue
and revolution menyatakan, bahwa hermeneutika itu bukan hanya
(tidak sekedar) ilmu interpretasi atau teori pemahaman, tetapi juga
berarti ilmu yang menjelaskan penerimaan wahyu sejak dari
tingkat perkataan sampai ke tingkat dunia.12 Sejalan dengan itu
pendekatan hermeneutika diperlukan dalam menjalankan penelitian
ini untuk menganalisis dan mendialogkan teks dan kontks.

11
Abdul mustaqim,”Model Penelitian Tokoh: Dalam Teori dan Aplikasinya”,Jurnal TtudiIlmu al
Qur’an dan Hadis, Vol. 15, No. 2, Juli 2014, 208 209.
12
Hasan Hanafi, “Dialog Agama dan Revolusi”, Terjemahan Pustaka Firdaus,(Jakarta: Pustaka
Firdaus,1994) hlm 1
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan adalah bagian utama dari skripsi yang
bertujuan untuk menjelaskan poin utama yang didiskusikan secara sistematis
dan logis. Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan secara
menyeluruh tentang penelitian yang akan dilakukan, maka dipandang perlu
untuk memaparkan sistematika penulisan skripsi.
Sistematika pembahasan pada skripsi ini terdisi dari lima bab yang
masing masing terdiri dari beberapa sub bab, dengan tujuan agar skripsi ini
mudah dipahami secara sistematis. Adapun sistematika pembahasan tersebut
adalah:
Bab pertama, pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
teori, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, penulis akan memaparkan data data yang diperoleh dari
berbagai jenis referensi, berupa data, informasi, dan juga riset terdalu dalam
menggembangkan penelitian mengenai fenomena istri sebagai tulang
punggung keluarga.
Bab ketiga,penulis akan memaparkan analisis penafsiran Quraish
Shihab mengenai nafkah melipti pengertian, ayat ayat, dan juga makna
nafkah itu sendiri.
Bab keempat, penulis akan memaparkan keterkaitan antara penafsiran
Quraish Shihab mengenai nafkah dengan fenomena yang tengah terjadi di
masyarakat.
Bab kelima, penutup yang berisikan kesimpulan yang diperoleh dari
hasil penelitian ini dan juga saran teruntuk pembaca.
I. Daftar Pustaka Sementara

Bahri, Syamsu. “Konsep Nafkah Dalam Hukum Islam”. Kanun Jurnal Ilmu
Hukum. No. 66, Agustus 2015.
Hanafi, Hasan. Dialog Agama dan Revolusi. Terjemahan Pustaka Firdaus.
(Jakarta: Pustaka Firdaus,1994)
Istibsyaroh, Hak Hak Perempuan Relasi Gender Menurut Tafsir Al Sya’rawi,
(Jakarta:PT.Mizan Publikasi,2004).
Mardani. Hadis Ahkam. (Jakarta: Raja Wali Pers, 2012).
Muhammad, Husain. Fiqih Perempuan. (Yogyakarta:IRCiSoD,2019)
Mustaqim, Abdul. ”Metode Penelitian Tokoh: Dalam Teori dan Aplikasi”
Jurnal StudiIlmu al Quran dan Hadis”, Vol. 15, No. 2, juli 2014.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al Misbah. Vol. 14. (Jakarta: Lentera Hati, 2002).
Susanto, Edi. Studi Hermeneutika Kajian Pengantar. (jakarta: kencana,2016),

Anda mungkin juga menyukai