A. Wanita Karicr
bergaul mempunyai peranan yang sangat penting untuk menarik simprti orang
lain, hal ini berlaku bagi setiap la.ki-la.ki dan perernpuan yang punya posisi di
suatu perusahaan akan muncul egonya untuk tidak kalah bersaing dengan kaum
laki-laki.
baik kcpada ibu, istri, mertua, saudara dan anak. Kaum wanita dalam pandangan
agama Islam, harus merasn aman berada dalam perlindungan suami, meskipun
wanita tersebut berpendidikan tinggi, dalam keluarga seorang istri harus selalu
bangsawan, atau pejabat sekalipun, karena suami adalah sebagai kepala rumah
tangga.
haginya (wanita)
18
Sabda Rasulullah saw sesungguhnya wanita adalah tiada lain hanyalah
nafkah bagi keluarga adalah tugas kaum pria, dan menurut hukum Islam tidak
bertanggung jawab atas pekerjaan ini. Narnun wanita juga harus mempunyai
pekerjaan. Dalam Islam bahwa pengangguri n dianggap tidak baik dan tercela, dan
pekerjaan yang paling baik untuk wanita yang sudah menikah adalah mengurus
rum ah tangga, mengurus rumah, merawat anak dan sebagainya adalah pekerjaan
Seorang ibu rumah tangga berbukat dan mau bekerja keras dapat
mengubah rumah menjadi surga baik anak anaknya dan suaminya, dan ini
merupakan pekerjaan yang berharga dan menjadi nilai tinggi. Ibu rumah tangga,
bila ia lidak sibuk dengan pekerjaannya di rumah, harus mencari sesuatu yang
wanita lebih suka bekerja di luar rumah, pilihan itu mungkin berdasarkan sebab
ekonomis atau sebab yang lainnya. Dalam hal ini, pekerjaan yang paling baik
adalah menjadi perawat, sekolah perawat, baik tingkat dasar maupun tinggi adalah
tempat terbaik untuk melatih dan mengajar wanita. Rumali sakit adalah tempat
terbaik untuk wanita yang bekerja sebagai perawat maupun dokter. Pekerjaan itu
cocok lengan sifat-sifat kewanitaannya; dan juga di tempat-tempat itu wanita
yang hams berkumpul dengan laki-laki yang bukan muhrimnya (muhrim adalah
keluarga dekat dimana wanita itu tidak boleh menikah dengannya menumt
2008).
keluarga ini istri terlibat dalam tugas rumah tangga, tetapi mereka juga memiliki
tugas di luar rumah, kencerungan yang meningkat bagi wanita untuk bekerja
oleh semangat fanatisme, yang memiliki pandangan baltwa semua orang yang ada
dieiptakan dengan hak yang sama, untuk menunjukkan dirinya, dengan bekerja
dirinya, wanita bedanya pada berbagai sektor kehidupan seperti pegawai negri,
buruh pabrik, dan karyawan sebuah perusahaan, wanita kini memilki peran ganda
(bagi yang berumah tangga) dan peran publik (bekerja mencari nafkah).
adalah waktu yang tepat untuk itu, dari dewasa ini banyak wanita di samping
alasan yang dikemukakan bagi wanita yang bekerja di luar rumah antara lain:
kcluarga.
keluarga yang oleh Goode dinamakan empity sheel family. Ramdani Waliyu
(2000 : 174).
Salah satu prinsip yang dianut undang-undang No. 1/1974 adalah prinsip
wanita menjadi korban perbuatan sewenang-wenang dari pria. Hal ini disebabkan
karera v anita yang dianggap marjinal, wanita terlempar pada posisi yang bcrat
wanita 1 arus berjuang mencari natkah ur.tul' dirinya dan anak-anaknya, keadaan
itu seharusnya menjadi beban beiat bagi mantan suami. Sebetulnya sebagian
pertimbangan, jarang sekali wanita yang menuntut keadilan terhadap situasi yang
sampai pnda asumsi baiiwa wanita perlu perlindungan yang kongkrit melalui
lampau subtansi yang sama dengan format yang berbeda, pria maupun wanita
memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai manusia, usaha-usaha itu dalam
BAB V
Pasal 30
Suami istri memiliki kewajiban yang Iiiltur untuk menegakkan rurnah tangga yang
menjadi sandi dasar dari susuna.i masyarakat.
Pasal 31
1. Hak dan kedudukan istri adulah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam keluarga.
2. Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
3. Suami adalah kepala rumah tangga dan istri adalah ibu rumah tangga.
Pasal 32
aturan bahwa tugas istri adalah melayani kebutuhan suami, mendamping’ dan
c j *»— •;! j
suaminya dan dia akan dimintai pertanggung jawabakannya alas tugas dan
adalah Fardu’ain (kewajiban personal). Para ulama dalam hal ini sepakat, iman
hak-hak wanita, betapun juga, psinsip dasar yang harus kita ikuti atau kita
upayakan agar selalu dekat padanya ialah “'umah” nafas ibu memiliki pengaruh
yang amat luar biasa dalam memberlakukan dan memelihara prilaku dalam diri
anak-anaknya.
dalam pembentukan manusia yang baik dan sehat lahir batin (Husain Muhammad,
2001 : 126).
dalam atau di luar rumahnya, baik dalam rangka menghasilkan biaya tambahan
bagi dirinya sendiri atau keluarganya maupun utuk kepentingan sosial, pada
zaman dahulu juga istri Nabi Muhammad saw membuktikan adanya kenyataan
24
tersebut, mereka juga antara lain bekerja sebagai ibu yang menyusui dan
bertani, home industri, juru rawat, guru, pembantu rumah tangga, dan berbagai
pekcrjaan profcsi lainnya yang ada pada saat itu menurut Bapak Komar
pula pada pekerjaan yang ada pada masa sebelumnya dianggap sebagai pekerjaan
dianggap hanya sebagai pekerjaan kaum laki-laki, Islam tidak pernah melarang
lebih-lebih jaminan terhadap pelecehan atas mereka baik atas norma agama
maupun sosial. Menurut para ahli fikih klasik, seorang laki-laki diperbolehkan
darural (meinaksa), Ibu llajr Alhaitsani ketika dimintai latwanya mengenai istri
yang ingin belalar, bekerja dan sebagainya, apakah dia boleh keluar rumah tanpa
izin suaminya.
“Ya dia boleh keluar rumah tanpa izin suaminya untuk kondisi-kondisi
yang darurat seperti tnkur rumah roboh, kcbakaran, tenggelam, takut terhadap
musuh, atau untuk keperluan melayani nalkah karena suami tidak memberikan
dengan cukup atau karena keperluan keamanan seperti istifla (belajar, bertanya,
mempunyai waktu lagi untuk mengerjakan hal itu lain pada hal benar terutama
bila ia juga harus merawat bebcrapa ana’.cnya. Tetapi kebanyakan ibu rumah
112).
maupun untuk kepentingan sosial, sejarah Kehidupan kaum perempuan pada masa
mereka antara lain bekerja sebagai ibu yang menyusui dan memelihara anak orang
lain (baby sitter) berdagang, memelihara lernak, bcrtani, home industri, juru
rawat, guru pembantu rumah tangga dan berbagai profesi lain yang beragam dan
dikerjakan oleh kaum perempuan, bahkan juga pada pekerjaan-pekerjaan yang ada
pada masa sebelumnya dianggap hanya sebagai pekerjaan kaum laki laki Islam
tidak pemah melarang pekerjaan itu dilakukan oleh siapapun, yang menjadi
“Apabila dia (istri) seorang bidan atau tukang memandikan mayat, atau dia
bermaksud menuntut hak atau memenuhi kewajiban terhadap orang lain, maka dia
diperbolehkan keluar baik dengan i/.in suaminya atau tidak, menurutnya, hal-hal
seperti itu termasuk fardhu kifayah, keluar rumah karena memenuhi kewajiban
keiuarganya, karena tidak ada lain yang membiayai dan menafkahinya, Jabir bin
Suatu hari dia memetik buah kurma, tiba-tiba seorang laki-laki menghardiknya
dan melarangnya keluar rumah, perempuan itu datang ke Rasulullah SAW, untuk
menanyakan kasus itu, beliau tidak menjawab: “Petiklah buah kurma itu,
barangl.ali kamu mau bersedekah atau mau berbuat baik” riwayat Imam Muslim
Menurut KH. Khairudin Ali selaku tokoh agama beliau menyatacan bahwa
sendiri, agak tidak salah kaprah dalam menentukan tugas masing-masing, baik
sebagai ibu, anak ataupun ayah, akan tetupi di zaman sekarang ini terkadang
sangat besar sehingga sesuatunya bisa dihargakan dengan uang, kewajiban suami
ataupun masyarakat jangan sampai menjadi bumerang bagi yang lainrya, saling
horrnat menghormati dan kasih mengasihi antar sesama, bahwa Islam sendiri
menghancurkan agama Islam dengan disebabkan wanita tidak patuh dan taat
masing dengan alasan bahwa mereka adalah juga manusia yang punya harga diri,
pada waktu kepcmimpinan yang diinginkan. Oleh suami mereka tidak sesuai lagi,
bahkan bertentangan dengan norma kemanusiaan dan harga diri mereka, tidak
diragukan lagi bahwa persepsi seperti ini merupakan observasi yang sangat
yang sama dengan dia sebagai upah bahkan yang manusiai, ketika diberikan
hal yang paling pertama dirasakan oleh mereka adalah kelelahan yang tak pernah
ada masa usainya. Selain kecemasan dan depresi mental yang mereka derita, dan
kaum wanita hal ini menyebutkan bahwa sekarang kaum wanita pekerja yang
diri niereka adalah penduduk yang dinomo; duakan, meskipun mereka terpuruk
menghadapi kondisi seperti ini, mereka teroiasa harus menerima kenyataan ini
bekerja dalam berbagai bidang, di dalam atau di luar rumahnya hak secara mandiri
atau bersnma orang lain, dengan lcmbaga pcmcrintah atau swasta. Semua
1997 : 275).
bahwa beberapa ketentuan yang telah disimpulkan dari dalil syara’ diantaranya:
dirinya dalam peran ganda yaitu saat dia berada di rumah yang berfungsi sebagai
ibu bagi anak-anaknya dai istri bagi suaminya, di luar rumah dia sebagai pekerja
yang simgat penting perempuan harus pandai mengatur waktu, dan mengatur
29
suasana rumah dengan baik nyaman, dan tentram, pandai menyiapkan makanan
sehar'-hari yang bcrgizi dan bervariasi sebagai pendamping suami dan setiap
usaha ying baik serta memberikan masukan kepada suami akan hal-hal yang
Ueberapa hasil pern litian tenlang pengaruh peran ganda istri yang bekerja
keluarga dapat keperluaan yang diperoleh sang wanita dari pekerjaan itu sendiri.
akan makin kecil akan ke arah tingkat sosio-ekonomi yang lebih tinggi dimana
sang ibu memperoleh lebih banyak kepuasan pribadi dari kepuasan diri sendiri
dan hasilnya.
Selain itu sikap suami juga turut menentukan. Dalam keluarga dimana istri
rendah, tetapi jika sang suami setuju istrinya bekeija tetapi ia tidak bekerja,
1995:154).
Selain suami dan istri, anak merupakan bagian dari keluarga yang harus
berbagai aspek kehidupan, cinta kasih dan saling pengertian, walau bagaimanapun
peranan pcnting dalam menciptakan masyarakat yang baik, hal ini dijelaskan
dalam pasal 30 Undang-undang perkawinan No,l tahun 1974, bahwa “Suami istri
mcmikul kewajiban yang luhur untuk mcnegakkan rumah tangga yang menjadi
Isteri akan bekerja dengan tenang ataupun tidak tenang apabila tidak
abadi dan bahagia, untuk itu perlu saling mem bantu dan melengkapi, r.gar masing-
dan material.
Setiap orang yang mcnggunakan waktunya untuk satu atau lain hal. Ada
walau waktu luang mereka sesama beberapa jam tidak berharga satu sapun,
mereka akan mendengarkan cerita yang sudah diulang-ulang yang terbukti hanya
selaku berakibat kerusakan moral, kaum wanita yang meyakini hidup semacam itu
akhirat <elak. Adalah suatu perjanjian bila seorang kehilangan sejumlah uang,
31
mereku akan marah, tctapi juga ia kehilangnn waktu yang berharga dalam hidup
hidupnya, betapa besar minat yang didapat bila orang berhasil dalam suatu hal.
dan kerusakan mental, orang yang melanggar selalu berpikir dan menemukan
orang yang selalu berbahaya adalah orang yang sibuk mengerjakan sesuatu orang
yang cukup lan,a dan hanya digunakan untuk memikirkan tidak menentunya
gambar depresi. Apakah tidak patut disayangkan bahwa orang akan membuang
Menurut Dr. Dorof>y Carnegi menyatakan, ibu yang baik hanya dapat
jam-jam anda yang terbuang, anda dapat membeli buku-buku yang berkaitan
dengan rumah tangga dan dengan bantuan suami anda, perluaslah pengetaliuan
anda, banyak pilihan yang memungkinkan banyak ilmu-ilmu lainnya. Anda akan
Untuk dapat menciptakan rumah tangga yang harmonis, bukan hanya istri
saja, melainkan semua anggota rumah tangga yang terlibat di dalamnya, seperti
kerabat, bahkan pembantu rumah tangga pur. ikut juga mengembangkan tugas di
dalamnya menciptakan rumah tangga yang harmonis, untuk menuju ke arah itu.
Menurut Mahpudi Sah’i (1995 : 195) ada beberapa syarat yang harus dimiliki oleh
rumah tangga yang harmonis. Rasa keimanan itu akan menuntun prilaku manusia
menuju kepada kebaikan, karena daripadanya akan timbul suatu keyakinan bahwa
apa yang dikerjakan itu pasti diridhali oleh Allah swt, perbuatan buruk diancam
siksa dan perbuatan yang baik dibalas dengun pahala, dengan demikian kuat dan
hidupnya di dalam rumah tangga. Nabi Ayyub dan Siti Rahmah tetap merasa
bahagia kendatipun kediuuiya hidup dalam keadaan papa karena kadar keimanan
seseorang selelah berumah tangga, dewasa dalam arti jasmaniah dan rohaniah,
mental dan emosional, orang yang memiliki sifat kedewasaan tentu dalam
menghadapi setiap persoalan rumah tangga selalu dihadapi dengan bijaksana, dia
mampu bekerja dan berfikir secara logis, dan pandai mempertimbangkan sesuatu
yang adil, sabar ketika tertimpa musibah dun mampu mengendalikan diri pendek
kata orang yang memiliki sifat kedewasaan mutlak di depan bahwa tindakannya,
baik yang bcrkenaan dengan dirinya sendiri rumah tangganya, kerabatnya atau
terhadap orang lain. Dan lagi ciri dari suatu kedewasaan emosional adalah
kemampuan untuk menanyakan saling cinta dan kasih sayang dalam usaha
dari pada sifat kedewasaannya. Suami istri yang mempunyai rasa tanggung jawab
sudah barang tentu akan mclaksanakan tugasnya dengan baik. Suami akan
menepati janjinya sehari-hari terhadap keluarganya, begitu pula istri pun akan
melal sanakan tugas dan kewajibannya dengan baik dan didasari oleh rasa
Segala percekcokan yang timbul antara suatu istri atau dengan mertua
akan bisa diatasi secara baik-baik antara keduanya akan pengertian. Bahkan
semua iroses ibu rumah tangga yang bisa rnenimbulkan percekcokan akan dapat
naimm yang diharapkan berhasil maka gunakanlah kamu berputus asa, terimalah
semuanya dengan ikhlas, begitu pula dalam berumah tangga, setiap orang
menghcndaki hidup dengan baik, layak, percukupan segalanya, akan tetapi kalau
6. Saling memaalkan
memang dalam hal ini harus ada salah satu yang mengarah. Anggaplah ada yang
baru terjadi itu sebagai batu ujian untuk meneapai kemuliaan, hingga tidak perlu
memaafkan adalah langkah yang bagaimana. Hidup berumah tangga bukan untuk
keadaan macam dalam rum all t.uigga antara suami dan istri yang diikat dengan
perasaan cinta.
Indah Kecamatan Dayeuh Kolot Kota Bandung, bahwa untuk meneapai rumah
tangga yang harmonis, banyak hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah
masalah peran ganda wanita karier untuk meneapai keluarga yang harmonis,
bahwa dalam aktivitas sehari-hari dalam bekeija banyak para wanita yang
7. Kodrat
jabatan pcnting yang tidak diberikan kepada wanita oleh Allah seperti jabatan,
kenabian dan kerasulan, akan telapi, bukiuikah yang melahirkan para Nabi dan
para rasul adalah kaum wanita? Begitu terhormatnya Maryam ibunya Nabi Isa as,
bertaqwa. Dcmikan pula Aisyah dan Masitah, di zaman Nabi muhamamd Saw ia
Secara teologis Allah menciptakan wanita dari “unsur” pria, bahkan kitab
Injil menjelaskan bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam. Karena
itulah pria pada dasarnya memiliki kelebihan tertentu dibanding istri, kelebihan itu
dimaksudkan agar para pria bisa membela dan melindungi kaum wanita seperti
Yj U 1 (Jo- (Jy.Sw>
(SjL~->-
Kaum le.aki adalah pemimpin hagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan
sebagian rnereka (pria) atas sebagian yang lain (QS. An-Nisa 4 43)
3b
Kadang kekurangan yang ada pada diri wanita tidak akan menghalangi
deraj atnya untuk meraih posisi dan jabatan penting seperti kaum pria, sebagai
terten'u sehingga ia liarus rela dipimpin oleli kauin pria, terutama dalam konteks
Unnah tangga adalah sebagai kerajran kecil dari suatu keluarga, memang
kepemi npinan pria atas wanita tentunya bukanlah dengan kemuliaan, melainkan
lebih h pada rumah tnagga. Dalam hal ini kepemimpinan ini kadangkala wanita
merindtikan pada kepemimpinan pria (: uaininya) dalam segala hal, pria secara
kodrati memang dituntut memiliki keunggu'an dan kelebihan dari wanita, agar ia
antara lain.
adalah pemimpin bagi keluarga, hal ini sesuai dengan sabda rasulullah saw;
“Setiap manusia keturunan Adam adalah kepala, maka seorang pria adalah
(kepala keluarga sedangkan wanita adalah kepala rumah tangga” (HR. Abu
Hurairah).
dilakukan oleh kaum ibu. Dengan kelembutannya, seorang wanita dan ibu rumah
tangga dapat berperan sebagai faktor pembimbing para pria dalam kehidupan
keluarga. Wanita dapat mengcrjakan apa yang tidak sempat ia kerjakan, seperti
Fungsi dan tugas dalam urusan rumah tangga ini bisa saja didelegasikan
kepada orang lain (pembantu)? Namun berada dalam lindungan sang istri,
alangkah bahagianya sebuah rumah tangga saat suami istri dapat menyelesaikan
tugas berumah tangganya dengan penuh kasih sayang suami keluar rumah untuk
mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan rumah tangga sedangkan istri tinggal
di rumah merawat rumah tangga dengan setia seperti firman Allah SWT.
berhias dan bertingkali laku sepeiti orang Jahiliyah dahulu, dirikanlah sholat dan
tunaikanlah zakat. Taatilah Allah dan Rasulnya (QS. Al-Ahzab [33]: 33).
Selain menunaikan hak untuk suami, seng istri juga diwajibkan untuk
menunaikan hak untuk Allah swt, yaitu dengan melaksanakan ibadah mahdhoh,
seperti shalat, puasa dan zakat, taat menjahnkan perintah agama, niscaya prilaku
seorang istri akan menuntut melalui akhlak al-karimah (prilaku terpuji). Hal ini
dimaksudkan agar setiap istri terhindar dari perasaan yang kurang baik, selama
suami istri di luar rumah karena sesuai kodratnya, wanita bertanggung jawab
imtuk mengatur rumah tangga, sedangkan suami keluar rumali untuk mencari
nafkah.