Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MANDIRI

BAHASA INDONESIA

Nama :Ahmad Yudhi Ismawan


NPM :180910297
Dosen :Dairi Sapta Rindu Simanjuntak, S.Pd., M.Si.

PROGRAM STUDI ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA


FAKULTAS MANAJAMEN
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan Rahmat dan


Karunianya, saya sebagai penulis dapat selesai menyusun karya tulis ilmiah yang
berjudul “Penyimpangan Kaidah Dalam Grup Whatsapp Mabar Mobile Legends”
selesai pada waktunya.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini disusun sebagai syarat menyelesaikan


Tugas Mandiri (TM) bahasa Indonesia di Universitas Putera Batam, yang di
berikan oleh bapak Dairi Sapta Rindu Simanjuntak, S.Pd., M.Si.

Harapan saya sebagai penulis, karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang tata bahasa
indonesia. Saya menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna
dengan keterbatasan yang saya miliki. Saran dan kritik dari pembaca sangat saya
harapkan sebagai penulis untuk memperbaiki karya ilmiah selanjutnya.

Batam, 17 Juli 2019

Ahmad Yudhi Ismawan


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

BAB I ...................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 4

1.2. RumusanMasalah........................................................................ 10

1.3. TujuanPenelitian ......................................................................... 11

BAB II .................................................................................................................. 13

ISI ......................................................................................................................... 13

2.1. Landasan Teori ........................................................................... 13

2.2. Temuan ........................................................................................ 16

2.3. Pembahasan ................................................................................. 18

BAB3 .................................................................................................................... 25

PENUTP ............................................................................................................... 25

3.1. Simpulan ...................................................................................... 25

3.2. Saran ............................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 26

LAMPIRAN ......................................................................................................... 27
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana
komunikasi untuk mempertahankan kelangsugan hidupnya dalam
lingkungan masyarakat. Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi
merupakan proses pemindahan dan pertukaran pesan, dimana pesan ini
dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data atau informasi dari
seseorang kepada orang lain. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempengaruhi dan/ atau mengubah informasi yang dimiliki serta tingkah
laku orang yang menerima pesan tersebut. Adanya suatu bahasa sebagai
sarana komunikasi memudahkan manusia untuk saling menyampaikan
pesan dan maksud yang akan diutarakan kepada orang lain, salah satu
bahasa tersebut adalah adalah bahasa Indonesia. Lewat komunikasi
manusia bisa saling bretukar informasi, berbagi, mengembangkan diri, dan
berbagai manfaat lainnya yang dapat diambil dari proses komunikasi itu
sendiri. Makna dan arti penting komunikasi sesungguhnya telah menjadi
kesadaran yang luas di masyarakat.

Hal ini dibuktikan dengan kehidupan keseharian yang selalu diisi


dengan kegiatan komunikasi secara lisan maupun tulisan. Namun
demikian, tingkat kesadaran dari masing-masing orang berbeda-beda. Ada
yang kesadarannya sudah tinggi dan juga didukung dengan adanya
pemahaman yang baik tentang komunikasi. Ada yang kesadarannya
sedang-sedang saja. Bahkan ada juga yang kesadarannya masih rendah
atau bias disebut juga kurang.

Pulau Batam yang merupakan bagian dari Propinsi Kepulauan Riau


memiliki banyak nilai tambah seperti beragamnya suku dan budaya.
Dengan modal jalur pelayaran internasional serta jarak dengan negara
Singapura hanya sekitar 20 km, maka untuk memacu perkembangan di
wilayah nusantara dari semua aspek kehidupan, khususnya dibidang
ekonomi dan hal ini juga memicu tercacampurnya buadya dan bahasa yang
ada di kota kota Batam. Akibat dari percampuran ini biasanya mempunyai
dampak-dampak negatif dalam bahasa seperti penyimpangan kaidah dalam
bahasa dan lainnya dan tata bahasa.

Masyarakat menganggap campur tersebut merupakan hal yang


wajar untuk digunakan dalam berkomunikasi setiap saat. Padahal, dalam
situasi formal seharusnya menggunakan tata bahasa Indonesia yang sesuai
ejaan yang disempurnakan (EYD). Globalisasi dan juga dikarenakan kota
Batam terdapat beragam suku dan juga merupakan kota yang
berdampingan dengan Negara lain ini memberi efek dalam percampuran
bahasa, khususnya bahasa Indonesia. Masuknya budaya asing perlahan-
lahan meresap dalam kehidupan sehari-hari. Maraknya tayangan berbahasa
Inggris dan bahsa asing lainnya hingga serbuan para turis asing
menyebabkan percampuran bahasa semakin menjadi bagian dari
kehidupan sebagian besar masyarakat. Kondisi yang demikian
menyebabkan bahasa Indonesia semakin terdesak. Di satu sisi bahasa
Indonesia memiliki masalahnya sendiri termasuk masalah seperti
penyimpangan kaidah, penggunaan kata tidak baku dan penyimpangan-
penyimpangan tata bahasa lainnya.

Terdapat dua unsur yang sangat mendasar dalam keterampilan


berbahasa. Kedua unsur tersebut adalah unsur kemampuan dalam hal
logika dan kemampuan dalam hal linguistik. Unsur logika berkaitan
dengan materi, bahan, konten, dan juga struktur atau polanya, sementara
kemampuan linguistik berhubungan dengan keterampialn fonetik,
pembentukan kata (morfologi), pembentukan frasa, pembentukan klausa,
pembentukan kalimat, dan juga teknik ejaan atau tanda baca.

Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Dan menulis


berada di urutan paling akhir. Keteramilan menulis dapat dikatakan
sebagai keterampilan berbahasa yang paling sulit dibandingkan dengan
keterampilan berbahsa yang lain. Dikatakan demikian karena keterampilan
menulis merupakan keterampilan yang aktif dan juga produktif.

Keterampilan menulis tidak dapat terlepas dari keterampilan


lainnya sepertti menyimak, berbicara, dan membaca karena keterampilan
menulis merupakan pusat dari keterampilan berbahasa yang lain. Karena
suatu tulisan hanya akan dihasilkan dengan baik jika keterampilan
menyimak, berbicara, dan membaca juga baik karena keterampilan-
keterampilan itu merupakan keterampilan yang bertujuan untuk merekam,
mendapatkan, memahami, atau menemukan informasi. Seseorang yang
memiliki banyak wawasan, gagasan, ide, fakta, dan lain sebagainya tentu
akan lebih mudah dalam menghasilkan sebuah karya tulis dibandingkan
dengan yang lain.

Menulis tidak sekadar mampu menyampaikan pesan dan pesan itu


juga harus bias dipahami oleh pembaca tulisannya. Lebih dari itu, menulis
harus menggunakan bahasa yang baik, benar, logis, dan sistematis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan penulis dapat diterima secara baik
oleh pembaca sebagaimana yang dimaksud oleh penulis. Untuk itu,
diperlukan media perantara, yang dikenal dengan bahasa yang efektif.
Bahasa yang efektif tidak lain adalah bahasa yang baik, benar, logis, dan
sistematis itu atau sesuai dengan tata bahasa yang ada. Bahasa yang baik
adalah bahasa yang sesuai dengan konteks; misalnya di mana, kapan, dan
kepada siapa pesan ditujukan. Bahasa yang benar adalah bahasa yang
sesuai dengan kaidah atau aturan. Bahasa yang logis adalah bahasa yang
bernalar, bias masuk akal. Dan bahasa yang sistematis adalah bahasa yang
bersistem, beraturan, dan berstruktur. Kemampuan menulis dengan
menginklutkan keempat barometer tersebutlah yang patut dikatakan
terampil.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi republik Indonesia dan


bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa indonesia memiliki kaidah dan
tatanan yang telah disempurnakan ejaannya. Bahasa Indonesia diresmikan
penggunaannya setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, tepatnya
sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi di
Indonesia. Sejak mulai tahun 1945 dalam perkembangannya bahasa
Indonesia mengalami perubahan-perubahan akibat penggunaanya sebagai
bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai macam
proses pembakuan telah terjadi sejak tahun 1945. Penamaan "bahasa
Indonesia" ini diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda. Walijia
(1996:4) mengungkapkan definisi atau arti dari bahasa Indonesia adalah
komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide,
pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Dan juga
menurut Gorys Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1) Ada dua pengertian
bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang
mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

Dan meskipun bahasa Indonesia merupakan bahasa utama/bahasa


resmi di Negara Indonesia, pengucapan atau penggunaan bahasa Indonesia
sering kali tidak sesuai dengan kaidah bahasa indoensia yang seharusnya
diterapkan. Hal ini bisanya disebabkan oleh beberapa faktor-raktor seperti
bahasa ibu/bahasa daerah mereka dan juga macam-macam faktor lainnya
seperti pengaruh perkembangan jaman dan juga pengaruh dari budaya luar
negri. Penyimpangan kaidah-kaidah ini tidak hanya terjadi saat kita
berkomunikasi secara lisan juga tetapi juga sering terjadi disaat kita
sedang menulis pesan singkat ataupun menulis melalui media sosial.

Sikap dalam berbahasa berhubungan dengan tiga hal, yaitu sikap


yang berkaitan dengan kesetiaan terhadap bahasa itu sendiri (language
loyality), sikap yang berkaitan dengan kebanggaan-kebanggaan terhadap
penggunaan bahasa (language pride), dan sikap yang berkaitan dengan
kesadaran penggunaan bahasanya (awareness of the norm). Ketiga sikap
tersebut tecermin dari penggunaan bahasa oleh pemiliknya, baik secara
lisan maupun tulisan. Pengguna bahasa yang bersikap positif senantiasa
akan menunjukkan indikasi kesetiaan, kebanggaan, dan kesadaran dalam
tulisannya. Hal-hal tersebut pasti akan terlihat jelas, khususnya dalam
pemakaian bahasa Indonesia yang berkaidah sesuai dengan tata bahsa
dalam bahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa yang benar adalah yang mengikuti kaidah-


kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan
bahasa yang benar atau betul. Hal tersebut tertulis di buku Hasan Alwi
yang berjudul Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia pada tahun 1993,
penggunaan bahasa sesuai kaidah-kaidah digunakan dan juga diterapkan
untuk membuat komunikasi berjalan dengan baik sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam berkomunikasi. Bahasa Indonesia memiliki beberapa
kadah-kaidah dasar yang memberikan atau membuat bahasa Indonesia
memiliki ciri khas. Kaidah-kaida dasar tersebut antara lain berkaitan
dengan hokum diterangkan-menerangkan (DM), perubahan kata benda
akibat proses penjamakan, dan tingkatan pemakaian bahasa.

Dan sedangan penyimpangan kaidah dalam penggunaan bahasa


sering ditemui dikehidupan sehari-hari misalnya di media sosial dan dapat
kita temukan di dalam percakapan grup sosial medai seperti facebook,
instagram, whatsapp dan media sosial lainnya. Hal ini tersebut biasanya
terjadi karena generasi muda di jaman ini cenderung terpengaruh oleh
budaya luar dan juga pengaruh bahasa gaul yang marak terjadi di jaman
ini. Atau juga kurangnya pembelajaran tentang penggunaan bahasa yang
baik dan benar sesuai kaidah dan ejaan yang sudah ditentukan.
Penyimpangan kaidah dalam bahasa biasa terjadi dikalangan remaja
namun juga ada sebagian orang dewasa yang juga menggunakan bahasa
tidak sesuai kaidah yang berlaku.

Kaidah-kaidah dalam bahasa Indonesia bisanya meliputi ejaan


kata, tata pembentukan kata, tata penulisan kalimat efektif, dan juga tata
penulisan paragaf. Pada dasarnya kaidah dalam pembelajaran berbahasa
Indonesia saat menulis itu berbeda dengan kaidah dalam pembelajaran
berbahasa Indonesia saat kita berbicara. Pada menulis dipentingkan
kaidah tata tulis seperti struktur-struktur kalimat, ejaan yang sesuai,
pemakaian tanda baca yang tepat, dan lain-lain. Sedankan pada saat
berbicara dipentingkan faktor komunikasi seperti hadirnya konteks yang
ditunjang dengan intonasi-intonasi yang sesuai, pelafalan yang tepat,
penekanan-penekanan tertentu yang menonjol, vokal dan lainnya.

Penyimpangan kaidah berbahasa Indonesia ini sudah banyak


ditemukan di media media sosial lainnya khusus nya yang saat ini
dilakukan penelitian oleh penuis di salah satu percakapan grup whatsapp.
Di dalam percakapan tersebut terdapat banyak kata-kata yang disingkat,
kata-kata yang tidak sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD), kata-kata
gaul, tidak sesuai kaidah bahasa Indonesia dan bahkan juga dicampur atau
digabungkan dengan bahasa lainnya selain bahasa Indonesia.

Untuk sebab itu, harus ada solusi terbaik yang dibuat masyarakat
untuk mengurangi atau mencegah penyimpangan-penyimpangan dalam
tata bahasa tersebut . penyimpangan-penyimpangan dalam berbahasa
Indonesia yang benar tidak terulang lagi ataupun mulai berkurang di
kalangan masyrakat. Jika masalah ini segera tidak diatasi maka
penyimangan-penyimpangan tata bahasa akan terus terulang dan tidak
dapat dicegah lagi. Apalagi penyebab utama dari penyimpangan-
penyimpangan tata bahsa tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan
masayarakat tentang berahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan
adanya solusi untuk menangani masalah penyimpangan kaidah dalam
berahasa Indonesia ini, maka diharapkan kesalahan dalam berahasa ini
tidak semakin memburuk. Jika komunikasi dengan menggunakan tata
bahasa yang benar sekitar membaik, maka masyarakat tidak akan
mengalami kesalahan dalam berkomunikasi.

Media sosiallah yang memiliki pengaruh paling besar dalam


kehidupan manusia. Media sosial mampu merubah cara orang mencari
informasi. Media sosial pun mampu merubah cara orang berkomunikasi
dengan orang lainnya. Selain itu, media sosial juga mampu mempengaruhi
perubahan bahasa yang digunakan dalam komunikasi itu sehingga terdapat
penyimpangan-penyimpangan kaidah dalam bahasa tersebut. Oleh sebab
itu penulis memilih grup whatsapp sebagai bahan penelitiannya.

Peruahan-peruahan dalam bahasa indonesia itu bisa kita temui


dalam berbagai bentuk Dallam kehidupan kita sehari-hari. Dalam media
sosial, bahasa Indonesia mampu berkembang melahirkan istilah-istilah
baru yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada. Baik yang diserap
langsung dari bahasa Indonesia itu sendiri, maupun campuran dengan
bahasa-bahasa asing lainnya. Tidak hanya itu, suatu kata dalam bahasa
Indonesia juga dapat memiliki arti baru di media sosial. Media sosial tidak
hanya menjadi tempat menyebarnya bahasa-bahasa yang jauh dari kaidah-
kaidah yang sesuai dengan bahasa Indonesia. Media sosial, juga dapat
menjadi tempat untuk pembelajaran masyarakat tentang bahasa Indonesia
yang baik dan benar sesuai dengan ejaan yang disesuaikan (EYD) ataupun
sesuai dengan tata bahasa yang benar.

Namun yang disayangkan, penyebaran edukasi itu tidak semasif


dengan penyebaran bahasa-bahasa yang ada di luar kaidah dan juga tata
bahasa yang ada. Padahal edukasi ini diperlukan, agar masyarakat
khususnya remaja tahu bagaimana kaidah bahasa Indonesia yang benar
sesuai dngan tata bahasa yang ada. Sehingga saat dalam forum resmi
mereka tidak menggunakan bahasa yang asal. Menggunakan bahasa gaul
dan menyimpang tata bahasa.

1.2. RumusanMasalah
Sesuai yang sudah dijelaskan di bagian latar belakang, masalah
“Penyimpangan Kaidah Dalam Grup Whatsapp Mabar Mobile Legends”
maka rumusan permasalahan karya ilmiah ini adalah dampak-dampak
negatif bagi remaja oleh penyimpangan kaidah dalam berbahasa Indonesia
dalam percakapan dalam media sosial yang terdapat dalam grup whatsapp
Mabar Mobile Legends.dapat dirumuskan seperti berkut:
1. Pengaruh Negatif penyimpangan kaidah dalam berbahasa Indonesia di
kalangan remaja masa kini.
2. Dampak penyimpangan kaidah dalam berbahasa Indonesi saat
berkomunikasi melalui media social.

1.3. TujuanPenelitian
Berdasarkan perumus masalah yang telah disebukan di dalam
karya ilmiah ini, maka tujuan dari disusunnya karya ilmiah ini adalah
untuk mengetahui dampak-dampak negatif apa saja yang menyebabkan
penyimpangan kaidah dalam berbahasa Indonesia didalam percakapan
grup whatsapp Mabar Mobile Legends dan bagaimana cara untuk
menanganinya supaya masalah tersebut bias berkurang ataupun agar
penyimpangan kaidah dalam berbahasa Indonesia tidak terjadi lagi.
Adapun tujuan lainnya sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Karya ilmiah ini ditulis dan disusun oleh penulis untuk


memenuhi Tugas Mandiri (TM) yang diberikan oleh Bapak Dairi
Sapta Rindu Simanjuntak sebagai Dosen Bahasa Indonesia di
Universitas Putera Batam, sebagai tugas akhir pelajaran bahasa
Indonesia dalam semester ini. Lalu, bagi saya pribadi karya ilmiah ini
juga sebagai salah satu pemelajaran yang berharga dalam mempelajari
cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-
kaidan dan ejaan-ejaan yang sesuai dalam bahasa Indonesia.

2. Bagi Pembaca
Karya ilmiah ini bertujuan untuk membahas dampak-dampak
negatif oleh penyimpangan kaidah dalam penggunaan bahasa
Indonesia. Pembaca juga menggunakan karya ilmia ini untuk langkah
menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sebagai salah satu
pembelajaran dan juga seuah referensi dalam berbahasa Indonesia
dalam kehidupan sehari-hari sehingga kedepannya mengurangi dan
bahkan semoga saja dapat mengilangkan penyimpangan kaidah dalam
berbahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan.
3. Bagi Masyarakat
Supaya masyarakat dapat lebih mengerti dan juga memahami
tentang arti penting kaidah-kaidah dan ejaan yang benar. Sehingga
dampak-dampak negatif dari penyimpangan-penyimpangan kaidah dan
ejaan yang sudah ada bisa dikurangi dan juga ditinggalkan. Dan juga
supaya memperbaiki cara berbahasa Indonesia yang benar. Supaya saat
melakukan komunikasi tidak tejadi kesalah pahaman yang mungkin
ditimbukan saat kita tidak mengikuti kaidah-kaidah dalam berbahasa
Indonesia.
BAB II

ISI

2.1. Landasan Teori


Tata Bahasa adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang kaidah-
kaidah yang mengatur suatu penggunaan bahasa yang benar. Bisa disebut
juga ilmu ini merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu
linguistik. Ilmu yang mengatur tata bahsa Indonesia yang baik dan benar
telah di atur di buku yang berjudul Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(TBBBI) 1993 yang ditulis oleh Hasan Alwi, yang di bantu
penyusunannya oleh pakar-pakar linguistik Indonesia dari pergruan-
perguruan tinggi seperti Anton M. Moeliono, Soenjono Dardjowidjojo,
Hasan Alwi, dan Hans Lapoliwa.

Penyimpangan kaidah dalam berbahasa adalah kegiatan berbahasa


yang tidak mengikuti tata bahasa yang sudah diatur dalam bahasa tersebut.
Dalam tata bahasa Indonesia terdapat beberapa kaidah-kaidah yeng
mengatur bahasa Indonesia. Kaidah-kaidah tersebut seperti:

1. Kaidah Ejaan

Kaidah ejaan adalah keseluruhan peraturan-peraturan tentang


bagaimana menggunakan lambang-lambang bunyi bahasa dan juga
bagaimana hubungan antara lambang-lambang tersebut. Secara teknis,
kaidah ejaan dan tanda baca adalah aturan-aturan mengenai penulisan
huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca yang sesuai degan tata
bahasa Indonesia yang benar. Seperti diketahui bahwa kaidah ejaan
mengatur penggunaan beragam lambang-lamang bahasa yang
berdimensi secara luas. Dalam kaidah ejaan lebih tepatnya membahas
tentang penggunaan huruf capital, penulisan kata turunan, penulisan
kata ulang, penggabungan kata, penulisan kata depan, penulisan
partikel, penulisan kata ganti, singkatan atau akronim, penulisan angka
dan juga lambing-lambang bilangan.

2. Kaidah Morfologi

Kaidah morfologi atau bias disebut juga dengan kaidah


pembentukan kata merupakan bagian dari tata bahasa yang membahas
tentang bentuk-bentuk suatu kata. Sedangkan morfem adalah satuan
bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna, secara relatif stabil
dan tidak dibagi atas bagian bermakna lebih kecil. Kaidah ini meliputi
kata imbuhan, kata ulang, dan kata majemuk. Di dalam bahasa
Indonesia dikenal adanya morfem yang disebut satuan non-gramatis.
Satuan ini belum mengandung makna tersendiri. Karena itu, tidak
dapat langsung membentuk suatu kalimat. Untuk membentuk sebuah
kalimat satuan non-gramatis harus digabung dengan satuan gramatis
lain.

Dalam bahasa Indonesia berdasarkan bentuknya morfem


dibedakan menjadi dua, yaitu morfem bebas dan morfem terikat.
Morfem bebas adalah morfem yang mempunyai potensi untuk berdiri
sendiri sebagai kata dan juga dapat langsung membentuk seuah
kalimat. Morfem terikat merupakan morfem yang belum mengandung
arti, maka morfem ini belum mempunyai potensi sebagai kata. Untuk
membentuk sebuah kata, morfem ini harus digabung dengan morfem
bebas. Morfem terikat dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yakni
morfem terikat morfologis dan morfem terikat sintaksis. Morfem
terikat morfologis yakni morfem yang terikat oleh sebuah morfem
dasar. Morfem ini meliputi prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks.
Sedangkan morfem terikat sintaksis adalah morfem dasar yang tidak
mampu berdiri sendiri sebagai kata, misalnya dan, yang, dari, di dan
sebagainya. Proses perulangan atau reduplikasi adalah pengulangan
bentuk, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi
fonem maupun tidak.
3. Kaidah Sintaksis
Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.
Menurut Kridalaksana (2008: 222), sintaksis adalah ilmu yang
mengatur hubungan kata dengan kata, atau satuan-satuan yang lebih
besar, atau antara satuan-satuan yang lebih besar itu dalam bahasa.
Verhaar (1981: 70) mengatakan, sintaksis adalah bidang ilmu yang
menyelidiki semua hubungan antarkata (atau antarfrasa) dalam satuan
kalimat. Lebih rinci, Keraf (1984: 137) menjelaskan bahwa sintaksis
adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan
proses-proses pembentukan kalimat dalam satu bahasa
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final dan secara aktual dan juga potensial
terdiri dari klausa. Kalimat ditinjau dari segi jumlah pola struktur
dikandungnya terdiri atas sebuah kalimat tunggal dan kalimat
majemuk. Klausa adalah satuan gramatik yang minimal terdiri atas
subjek-predikat dan maksimal terdiri atas subjek, predikat, objek, dan
keterangan dan mempunyai potensi sebagai kalimat. Klausa dilihat dari
kategori kata yang menduduki predikat terdiri atas klausa, klausa
nominal, klausa bilangan, dan klausa depan. Frase adalah kelompok
kata yang mendududuki fungsi tertentu dalam kalimat. Frase dilihat
dari segi hubungan distribusi unsurunsurnya terdiri atas frase
endosentrik dan eksosentrik. Frase dilihat dari segi kategori katanya
terdiri atas empat macam frase yaitu nominal, verbal, ajektival,
numeralia, fromina.
4. Kaidah Semantik
Menurut Keraf (1984: 129), semantik adalah bagian tata bahasa
yang meneliti makna dalam bahasa tertentu; mencari asal mula dan
perkembangan dari suatu kata. Ditambahkan Keraf, di dalam
semantik hanya dibicarakan tentang makna kata dan perkembangan
makna kata. Kridalaksana (2008: 216) mengatakan, semantik adalah
sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau
bahasa pada umumnya. Para ahli bahasa memberikan pengertian
semantiksebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari hubungan
antara tanda-tanda linguiostik atau tanda-tanda lingual dengan hal-hal
yang ditandainya. Maka semantik sebagai teori berlaku untuk semua
bahasa, tetapi sebagai terapan untuk suatu bahasa, semantik hanya
berlaku untuk bahasa yang bersangkutan. Dengan pernyataan terakhir
ini berarti bahwa analisis semantik untuk sebuah bahasa hanya
berlaku untuk bahasa itu saja.

2.2. Temuan
Dalam pengamatan saya mengenai penyimpangan kaidah dalam
grup whatsapp Mabar Mobile Legends. Berikut merupakan sebagian
penyimpangan tata bahasa dalam bahasa Indonesia:

(gambar 1)
(Gambar 2)
(Gambar 3)

2.3. Pembahasan
Pada gambar 1 bisa bias kita lihat beberapa kesalahan kaidah-
kaidah bahasa Indonesia. Kesalahannya sebagai berikut:

Kesalahan ke 1: Jhon x odette x helcurt

Seharusnya: Jhon dan Odette dan Helcurt

Pada kata di atas melanggar kaidah ejaan berupa huruf kapital, karena kata
Odette dan Helcurt merupakan nama. Oleh karena itu penulisan yang
benar adalah Odette bukan odette dan juga Helcurt bukannya helcurt.

Kesalahan ke 2: Giliran di ban 1 team ngamok ngatain bocah


Seharusnya: Giliran dilarang, 1 tim mengamuk dan mengatain bocah

Dari kata diatas kesalahan tata bahasanya adalah kata ban dan team. Kata
tersebut bukan merupakan kata dalam bahasa Indonesia melainkan bahasa
inggris. Kata “ban” artinya melarang atau dilarang dan kata “team” artinya
tim atau kelompok.

Kata “ngamok” juga bukan kata dari bahasa Indonesia, menurut ejaan
yang benar, seharusnya kata tersebut ditulis ngamuk/mengamuk dan kata
“ngatain” harusnya ditulis mengatain. Dan menurut tata bahasa yang benar
diantara kata “mengamuk” dan juga “mengatain” harus ada kata hubung
yang berupa kata “dan”.

Kesalahan ke 3: Pande2 lh elaknya

Seharusnya: Pandai-pandailah enaknya

Kesalahan kaidah pada kalimat tersebut terdapat pada kaidah kata ulang
(reduplikasi). Kata “Pande2” harusnya ditulis menurut kaidah kata ulang
yang berupa “pandai-pandai” dan kata “lh” menurut kaidah bahasa
Indonesia tidak boleh disingkat. Kata “lah” merupakan kata imbuhan yang
berada di akhir (sufiks) dan penulisan kata tersebut menurut tata bahasa
yang benar seharusnya “Pandai-pandailah”. Kemudian kata “elaknya”
merupakan kesalahan penulisan kata yang seharusnya kata yang benar
adalah “enaknya”.

Kesalahan ke 4: Minta Nerf aja heronya ke moontod

Seharusnya: Minta dinerf aja heronya ke moonton

Kesalahan pada kalimat diatas melanggar tata bahasa yang berupa kaidah
penulisan kata imbuhan yang berupa prefiks dan penulisan huruf Kapital.
Kata “Nerf” yang seharusnya ditulis dengan tidak menggunakan huruf
kapital dan ditambah dengan kata prefik “di”, jadi kata tersebut seharusnya
ditulis “dinerf”. Kemudian kata “saja” tidak boleh di singkat menurut tata
bahasa Indonesia. Kata “aja” di atas seharusnya ditulis dengan kata “saja”
sesuai dengan ketentuan kaidah yang ada. Dan kesalahan penulisan ejaan
pada kata “moontod” seharusnya di tulis dengan kata “Moonton” karena
itu merupakan kata nama oleh sebab itu menurut kaidah bahasa Indonesia
kata tersebut harus menggunakan huruf kapital.

Kesalahan ke 5: Gua lgi males nge rank. Kenak combo haram gua

Seharusnya: Aku lagi malas ngerank. Aku kena combo haram

Penyimpangan kaidah pada kalimat diatas berupa kesalahan pada singkta.


Kata “lgi” seharusnya ditulis dengan kata “lagi”. Dan kesalahan kata ganti
“gua” seharusnya ditulis dengan kata “Aku” sesuai tata bahasa Indonesia.
Dan juga kesalahan ejaan kata “males” seharusnya ditulis “malas” sesuai
bahasa Indonesia. Dan penempatan kata “gua” yang seharusnya “aku”
yang berada di akhir kalimat itu salah. Karena kata “aku” di kalimat itu
merupakan kata subjek.

Dan juga pada gambar 2 terdapat juga penyimpangan-


penyimpangan kaidah dalam berbahasa Indonesia. Penyimpangan-
penyimpangan itu antara lain:

Kesalahan ke 1: Makanya harus pande elak

Seharusnya: Makanya harus pandai mengelak

Penyimpangan kaidah menurut tata bahasa baku bahasa indonesia


pada kalimat di atas adalah pada kaidah ejaannya kata “pande” dalam
bahasa indonesia kata tersebut seharusnya ditulis dengan kata “pandai”
dan juga dikalimat tersebut terdapat kesalahan kaidah kata imbuh berupa
prefiks berupa “men” untuk kata “elak” sehingga kata tersebut berubah
menjadi kata “mengelak” sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Kesalahan ke 2: Mereka malah ban jhonson pasadahal firspick

Seharusnya: Mereka malah melarang Jhonson padahal memilih pertama


Di kalimat tersebut kesalahan tata bahasa Indonesia adalah kesalahan pada
kaidah penulisan huru kapital pada kata “jhonson”, karena kata tersebut
merupakan sebuah nama oleh karena itu sesuai dengan kaidan bahasa
Indonesia, kata itu harus ditulis “Jhonson” menggunakan huruf kapital.
Kemudian kata “pasadahal” pada kalimat tersebut merupakan kesalahaan
ejaan yang seharusnya ditulis dengan kata “padahal”. Dan kemudian kata
“firspick” merupakan kata dari bahasa inggris dan juga mengalami
kesalahan ejaan yang seharusnya “first pick “ yang artinya dalam bahasa
Indonesia “memilih pertama” atau “pertama pilih”.

Kesalahan ke 3: cmn itu caranya

Seharusnya: Cuma itu caranya

Kesalahan dikalimat tersebut berada dipenggunaan kaidah ejaan berupa


singkatan dan juga penggunaan huruf kapital untuk awalan sebuah kalima
dari kata “cmn” seharusnya ditulis “Cuma” sesuai tata bahasa Indonesa

Kesalahan ke 4: w pede nanti team w santai mentalnya mereka malah


kurang

Seharusnya: Aku percaya diri nanti timku santai, mental mereka kurang

Kesalahan-kesalahan kaidah bahasa diatas adalah pertama pada kata “w”


itu bukan merupakan kosa ta dalam bahasa Indonesia yang seharusnya
juga ditulis menggunakan huruf kapital “Aku” karena merupakan awalan
sebuah kalimat. Dan juga kata “pede” itu merupakan penyimpangan
kaidah kata singkatan, kata tersebut seharusnya ditulis “percaya diri”.
Kemudian pada kata “setelah” harus diberi tanda baca berupa koma. Kata
“team w” itu merupakan kata “tim aku” dalam bahasa baku Indonsia. Dan
jika menggunakan kaidah kata ganti sesuai dengan tata bahasa Indonesia
yang benar.

Kesalahan ke 5: yuks

Seharusnya: Ayo
Kata di atas “yuks” bukan merupakan kata baku. Kata yang benar adalah
“ayo” dan karena kata tersebut harus menggunakan huruf kapital oleh
karena itu kata “yuks” seharusnya ditulis dengan kata “Ayo” sesuai
kaidah-kaidah yang berlaku.

Pada gambar ke 3 juga terdapat beberapa penyimpangan-


penyimpangan kaidah yang tidak sesuain dengan bahasa aku dan tata
bahasa Indonesia yang terdapat didalam percakapan tersebut.
Penyimpangan kaidah-kaidahnya antara lain:

Kesalahan ke 1: Gua dh legend maen kenak epic turun lgi

Seharusnya: Aku sudah legend kena epic aku turun lagi

Penyimpangan kaidah-kaidah dalam kalimat di atas adalah kata “Gua”


bukan merupakan kata dalam bahasa Indonesia yang seharusnya “Aku”.
Kemudian kata “kenak” merupakan penyimpangan kaidah ejaan dari kata
“kena”. Dan yang terakhir kata “lgi” merupakan penyimpangan kaidah
dari singkatan kata dari “lagi” kata tersebut tidak boleh disingkat sesuai
dengan tata bahasa Indonesia yang benar.

Kesalahan ke 2: rank epik aneh anjay

Seharusnya: Rank epic aneh anjing

Di kalimat diatas terdapat dua penyimpangan kaidah yaitu penulisan huruf


kapital dari kata “rank” yang seharunya ditulis “Rank” karena merupakan
awalan dari sebuah kalimat. Dan kata “anjay” bukan merupakan kata baku
bahasa indonesia yang sebenarnya dari kata “anjing”

Kesalahan ke 3: Tpi tergantung kitanya sih

Seharusnya: Tapi terganung kita sendiri sih

Dari kalimat itu penyimpangan kaidahnya adalah kata “Tpi” tidak boleh
disingkat sesuai peraturan tata bahasa indonesia yang seharunya ditulis
“Tapi”. Dan kata “kitanya” itu tidak boleh menggunakan kata imbuhan
sufiks tidak boleh ditambak ke kata “kita” jadi seharusnya ditulis “kita
sendiri”.

Kesalahan ke 4: Giliran carrie malah masalain bagi buff dong padahal mah
dia bukan hero buff

Seharunya: Giliran Carrie malah permasalahin pembagian buff padahal dia


bukan hero yang perlu buff

Penyimpangan kaidah di kalimat tersebut adalah kaidah penulisan huruf


kapital dari kata “carrie” seharunya kata tersebut ditulis “Carrie” karena
merupakan sebuah nama. Kata “malah” dan “bagi” menurut tata bahasa
Indonesia harus sesuai kaidah konfiks dan ditulis “permasalahin” dan
“pembagian”. Dan kata “mah” bukan merupakan sebuah kata di bahasa
Indonesia oleh karena itu kata tersebut harus dihapus dari kalimat di atas.
Diantara kaya “hero” dan “buff” sesuai kaidah bahasa indonesia harus
diberi kata tambahan “yang perlu” supaya kalimat tersebut memiliki arti
yang sesuai.

Kesalahan ke 5: Iye

Seharusnya: Iya

Kata tersebut bukan merupakan kata dari bahasa Indonesia melainkan dari
bahasa daerah. Jadi sesuai tata bahasa Indonesia kata “Iye” seharusnya
ditulis dengan “Iya”

Kesalahan ke 6: Pengalaman gua anjay

Seharusnya: Pengalamanku, anjing

Penyimpangan kaidah dari kalimat tersebut seperti kata “gua” seharusnya


sesuai kaidah kata ganti didalam tata bahasa Indonesia ditulis menjadi
“ku” dan harus digabungkan dengan kata “Pengalaman” sehingga menjadi
kata “Pengalamanku”. Dan juga perlu ditambah denga tada baca koma
setelah kata “Pengalamanku” supaya tidak mengalami pengartian yang
berbeda. Dan yang terakhir kata “anjay” Bukan merupakan kata bahasa
Indonesia, seharunya kata tersebuut ditulis “anjing” sesuai dengan tata
bahasa Indonesia yang terulis di buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(1993) ciptaan Hasan Alwi.
BAB III

PENUTP

3.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari percakapan media sosial di grup
whatsapp Mabar Mobile Legends yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hal-hal yang menyebabkan penyimpangan kaidah
dalam berbahasa indonesia adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang tata bahasa indonesia yang


benar sesuai dengan aturan berbahasa yang terdapat di buku Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1993) Hasan Alwi.
2. Pengaruh bahasa gaul/trend masa kini dan juga bahasa-bahasa lain
yang terjadi dan ita dengar disekitar kita.
3. Masyarakat lebih memilih menyingkat kata-kata demi lebih efisien
bagi mereka dan juga tidak membuang waktu.

3.2. Saran
Dari hasil selama pengamatan ini juga saya sebagai penulis ingin
memberikan saran kepada pembaca agar dapat dilaksanakan pembelajaran
tentang tata bahasa dari bahasa Indonesia. Dan juga ingin supaya para
pembaca dapat mengikuti kaidah-kaidah bahasa kita yaitu bahasa
Indonesia agar tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi didalam
kehiduan sehari-hari secara lisan maupun melalui media sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono


(1993), Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Arifin Zainal dan Tasai Amran (2010), Cermat Bahasa Indonesia, Akademik
Pressindo: Jakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai