Diusulkan oleh:
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanah longsor merupakan peristiwa yang biasa terjadi pada lereng-lereng alam dan buatan
manusia. Peristiwa longsor sering dikaitkan dengan peristiwa hujan, kurangnya daerah hijau dan
desain jalur aliran air sungai itu sendiri. Maka dari itu desain sungai perlu mendapat perhatian
khusus karena mempengaruhi terjadinya kelongsoran dan banjir. Sedimen juga turut andil dalam
terjadinya erosi pada dinding penahan tanah. Struktur tanah lereng sungai Winongo adalah tanah
sisa dan itu renta terhadap longsor karena aliran air sungai Winongo itu sendiri dan pada musim
penghujan dengan intensitas curah hujan tinggi. Terdapat 3 (tiga) korban meninggal dunia akibat
longsor (SAR DIY, 2017) karena tertimbun material di bantaran sungai tersebut. Desain dari
aliran sungai yang hampir 90° menyebabkan sedimentasi sungai mengalir menuju daerah dinding
yang menahan tanah tersebut dengan cepat sehingga mempengaruhi kekuatan daerah tebing
sungai yang mengakibatkan dinding penahan tanah erosi dan akhirnya menyebabkan
pengeroposan dinding penahan tanah (erosi) yang mengakibatkan terjadinya longsor. Oleh
karena itu dengan menghubungkan permasalahan pada sungai dengan beberapa aspek yang ada
pada sungai perlu diperbaiki khususnya pada desain jalur aliran air sungai Winongo dengan
harapan mampu menjadi solusi untuk mencegah dan menanggulangi longsor tebing sungai.
C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
a. Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam perkulihan untuk mengatasi permasalahan
bangsa.
b. Mengasah kreativitas mahasiswa untuk mengatasi permasalahan yang ada dengan
solusi-solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan.
2. Bagi Masyarakat
a. Membantu menciptakan lingkungan yang aman dan selamat.
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
3. Bagi Pemerintah
a. Membantu mengatasi kecelakaan karena longsor.
b. Membantu mengendalikan pembangunan infrastruktur agar tidak terjadi kerusakan yang
berulang.
D. METODE KERJA
1. Tahap Perencanaan
Pertama adalah melaksanakan survey pada lokasi yang bermasalah, guna mengetahui
keadaan yang ada pada sungai dan sekitar lokasi.
Kedua melakukan studi kelayakan terhadap keadaan lokasi yang disurvey, guna
memperbaiki keadaan sungai tersebut.
2. Tahap Persiapan
Persiapan yang perlu dilakukan adalah persiapan pengalihan aliran sungai untuk proses
pembangunan.
Perencanaan pendisainan untuk dijadikan gambaran dalam pembangunan
Persiapan bahan baku serta bahan tambahan untuk langkah awal memulai pembangunan
untuk mempermudah dan memperlancar proses pembangunan
3. Tahap Pelaksanaan
Proses persiapan bahan baku untuk kemudian diolah untuk diimplementasikan pada
lokasi yang kita tinjau.
Penyuluhan kepada masyarakat terkait masalah jalur aliran sungai dengan penanganan
yang akan diterapkan.
Proses pembangunan desain jalur aliran sungai.
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian terdiri dari 4 tahap yaitu tahap persiapan, pengambilan sampel tanah,
pengujian tanah di laboratorium, analisis data dan mendesain plat.
1. Persiapan
Penelitian diawali dengan survey lokasi, pembuatan metode penelitian dan juga
flowchart kegiatan yang dilakukan, serta modul pengujian yang akan dilaksanakan.
Survey dilaksanakan untuk mengetahui kondisi lereng, serta mengetahui tempat untuk
pengambilan sampel tanah yang kondisinya sama dengan tanah lokasi longsor. Metode
penelitian digunakan untuk menyajikan proses untuk mendapatkan data yang akan
digunakan untuk keperluan penelitian dan di perjelas menggunakan flowchart. Modul
pengujian yang akan dilaksanakan menyajikan tujuan, alat dan bahan, serta langkah
pengujian agar dapat menjadi pedoman untuk pengujian yang akan dilaksanakan.
Pengujian yang akan dilakukan meliputi pengujian kadar air tanah, berat jenis tanah,
analisa saringan dan hidrolisis, batas Atterberg, serta pengujian triaxial.
Titik yang ditentukan untuk pengambilan sampel tanah sesuai dengan hasil survey
merupakan titik yang acak yang tidak terlalu jauh dari titik longsor agar kondisi tanah
tidak terlalu berbeda dari kondisi tanah pada titik longsor. Serta kodisi lereng yang
memungkinkan untuk diambil sampel. Tanah yang diambil merupakan tanah disturb
pada kedalaman 1m dari permukaan. Tanah disturb diambil karena sulitnya
penanganan terhadap tanah undisturb terhadap pasir, jadi uji yang digunakan adalah
uji triaxial tanah pasir. Kedalaman 1 m dari permukaan ditentukan karena menghindari
tanah yang tercampur dengan sampah atau faktor-faktor lain dari lingkungan. Jadi
tanah yang diambil masih merupakan tanah asli yang belum terpengaruh oleh faktor-
faktor lain. Jumlah pengambilan sampel tanah seberat 1000 g untuk pengujian yang
akan dilakukan dan juga untuk cadangan jika terjadi kegagalan pengujian atau
kesalahan dalam sampel.
• Auger Iwan
• Batang pemegang
• Kunci Inggris
• Socket
• Tabung 2 buah
• Lilin
• Oli
B. Prosedur Pengambilan
1. Persiapan Praktikum :
a. Semua alat-alat praktikum disiapkan.
b. Menentukan titik pengeboran dan membersihkan permukaan tanah dari
rumput dan batuan.
c. Mengoleskan oli pada tabung
2. Jalannya Praktikum :
a. Memasang auger Iwan pada batang bor dan diletakkan di titik bor.
b. Memutar bor searah jarum jam sambil dibebani. Batang bor diusahakan tetap
tegak lurus.
c. Memasukkan auger Iwan sampai kedalaman 30 cm, lalu ambil contoh tanah
dan dimasukkan dalam kantong plastik.
d. Pada kedalaman 0,3 m auger Iwan diganti dengan socket dan tabung, lalu
pasang kepala pemukul dan dipukul dengan palu. Setelah tabung penuh,
tabung diangkat kembali, dilepas, dan kemudian kedua permukaan tabung
ditutup dengan lilin. Contoh yang didapat adalah contoh tanah tak terganggu.
FLOW CHART HAND BORE
Mulai
Mengangkat tabung yang sudah penuh, dan menutup dua permukaan tabung
dengan plastisin/ plastik dengan karet
Selesai
3. Pengujian Tanah di Laboratorium
Tanah yang diambil dari lokasi dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian. Pengujian dilakukan untuk mencari nilai kadar air, berat jenis, batas
batas Atterberg, nilai kohesi dan sudut gesek tanah. Pengujian yang dilakukan
adalah pengujian :
1. Kadar air,
2. Pengujian berat jenis,
3. Analisa saringan dan hidrolisis,
4. Batas batas Atterberg,
5. Pengujian triaxial.
I. KADAR AIR
A. TUJUAN
Maksud percobaan untuk memeriksa kadar air suatu contoh tanah. Kadar air tanah
adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalan tanah dan berat kering
tanah, dinyatakan dalam persen ( % ).
B. ALAT
1. Oven
2. Cawan kedap udara dan tidak berkarat
3. Neraca
4. Desikator
C. BENDA UJI
Tanah dengan ukuran butiran maksimum lewat saringan no. 40, jumlah benda uji
minimum 10 gram dan ketelitian 0,01 gram ( tanah disturb ).
D. PELAKSANAAN
1. Menimbang dan mencatat berat cawan kosong beserta tutupnya (w1).
2. Mengisi cawan tersebut dengan benda uji sampai setengah bagian.
3. Menimbang dan mencatat berat cawan beserta tutupnya yang berisi benda uji
(w2).
4. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah dimasukkan ke dalam oven selama
24 jam. Sertakan tutup cawan, jangan sampai tertukar dengan cawan lain.
5. Mengeluarkan cawan dari oven lalu memasukkan cawan tersebut ke dalam
desikator.
6. Menimbang cawan beserta tutup yang berisi benda uji yeng telah di oven (w3).
FLOWCHART
KADAR AIR
Mulai
Memasukkan cawan yang berisi benda uji ke dalam oven selama 24 jam
Selesai
II. BERAT JENIS TANAH
A. TUJUAN
Maksud percobaan berat jenis tanah adalah untuk menentukan berat jenis suatu
tanah dengan piknometer. Berat jenis adalah perbandingan antara berat butir tanah
dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu.
B. ALAT
1. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml.
2. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
3. Desikator
4. Termometer ukuran 0-50C dengan ketelitian pembacaan 1C
5. Air destilasi
6. Wash bottle
7. Alat vacuum
8. Cawan porselen
C. BENDA UJI
Tanah seberat 30-40 gram yang akan digunakan untuk pemeriksaan secara diplo
(2 percobaan secara terpisah).
D. PELAKSANAAN
1. Membersihkan piknometer luar dalam dan keringkan, kemudian timbang (W1).
2. Menghancurkan tanah dalam cawan porselen dengan menggunakan pestel,
kemudian keringkan dalam oven. Ambil tanah kering dari oven, kemudian
dinginkan ke dalam desikator. Setelah dingin, memasukkan ke dalam piknometer.
3. Menimbang piknometer yang berisi tanah dengan tutupnya (W2).
4. Memasukkan air destilasi ke dalam piknometer sebanyak setengah bagian atau
sampai tanah terendam, kemudian mengocoknya hingga tercampur merata.
5. Menambahkan air destilasi hingga 2/3 bagian.
6. Merebus piknometer yang berisi campuran tanah dengan air sampai gelembung di
dalamnya hilang.
7. Menunggu sampai piknometer dan suspensinya di dalam dingin, kemudian ukur
suhunya.
8. Menambahkan air destilasi sampai penuh, kemudian menimbangnya (W3).
9. Membuang tanah dan air yang telah ditimbang.kemudian mengisi piknometer
dengan air destilasi sampai penuh lalu menutup dan menimbangnya (W4).
FLOWCHART
BERAT JENIS
Mulai
Mengisi piknometer dengan air destilasi sampai penuh, lalu menutup dan
menimbangnya
Selesai
III. ANALISA SARINGAN
A. TUJUAN
Maksud percobaan analisa saringan adalah untuk menentukan distribusi ukuran
butiranbutiran untuk tanah yang mengandung butir-butir yang tertahan di saringan
nomor 10.
B. ALAT
1. Saringan kasar untuk butir-butir kerikil,yang terdiri atas saringan nomor 10, 20,
40, 60, 80, 100, 140, dan 200.
2. Cawan.
3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
4. Kuas
C. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan adalah contoh tanah yang tertahan di saringan nomor 200.
D. PELAKSANAAN
1. Menyiapkan benda uji berupa tanah yang tertahan di saringan nomor 200.
2. Menyiapkan 1 set saringan, yaitu saringan nomor 10, 20, 40, 60, 80, 100, 140, dan
200 untuk diuji analisis saringanya.
3. Menata nomor saringan dan yang terbesar hingga yang terkecil, lalu menaruh 1
set ayakan tersebut dalam mesin uji getar (seave shaker).
4. Memasukkan benda uji ke dalam 1 set ayakan, kemudian menjalankan mesin uji
getar hingga mesin tersebut berhenti (± 15 menit).
5. Menimbang sampel tanah yang tertahan pada setiap nomor saringan
menggunakan neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
FLOWCHART
ANALISA SARINGAN
Mulai
Selesai
PENGUJIAN TANAH
Mulai
Selesai
III. BATAS CAIR TANAH
A. Maksud
Maksud percobaan batas cair tanah adalah untuk menentukan batas cair suatu tanah.
Batas cair suatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan
antara cair dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaan batas cair apabila diperiksa
dengan alat casagrande, kedua bagian dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar
2mm, menutup kembali sepanjang 12,7 mm oleh 25 kali pukulan dalam kecepatan 2
pukulan perdetik
B. Alat
1. Alat batas cair casagrande
2. Alat pembarut (Grooving Tool)
3. Cawan Porselen
4. Pastel (penumbuk/penggerus) berkepala karet
5. Spatel
6. Saringan no 40
7. Alat pemeriksa kadar air
8. Oven
9. Desikator
10. Neraca
C. Benda Uji
1. Tanah Disturb yang lolos saringan no 40
2. Air Destilasi
D. Pelaksanaan
1. Menyiapkan alat dan benda uji ( tanah lolos saringan no 40 )
2. Memasukkan tanah kedalam mangkok porselen
3. Menambahkan air destilasi ke mangkok berisi tanah kemudian aduk hingga
merata menggunakan spotel
4. Memasukan tanah yang telah dicampur merata dengan air ke dalam mangkok
casagrande sambil ditekan agar tidak terdapat gelembung udara
5. Membuat alur lurus pada garis tengah mangkok sehingga tanah terpisah menjadi 2
bagian simetris dengan menggunakan alat pembarut
6. Menggunakan alat casagrande
7. Menghitung berapa jumlah pukulan yang diperlukan hingga tanah turun dan
menyatu
8. Mengambil tanah dan mangkok casagrande dengan spotel dan memasukkannya
kedalam 2 cawan yang terlebih dahulu telah ditimbang (w1)
9. Menimbang cawan yang telah berisi tanah (w2)
10. Memasukkan cawan yang telah berisi tanah kedalam oven selama 24jam
11. Mengeluarkan tanah yang telah dioven kemudian memasukannya kedalam
desikator
12. Menimbang cawan berisi tanah yang telah dikeluarkan dari desikator (w3)
13. Mengeluarkan percobaan sebanyak 4 kali
FLOWCHART
Mulai
Membuat alur lurus pada gari tengah mangkok sehingga tanah terpisah
menjadi dua bagian simetris dengan menggunakan alat pembarut
Selesai
IV. BATAS PLASTIS DAN INDEKS PLASTISITAS
A. TUJUAN
Maksud percobaan untuk menentukan batas plastis suatu tanah. Batas plastis
tanah adalah kadar air minimum bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan
plastis. Tanah ada dalam keadaan plastis, apabila tanah digiling - giling menjadi
batang -batang berdiameter 3 cm mulai menjadi retak-retak. Indeks plastisitas suatu
tanah adalah bilangan yang merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisnya.
B. ALAT
1. Cawan porselen
2. Pestel (penumbuk)
3. Spatel
4. Pelat kaca
5. Saringan no. 40
6. Alat alat pemeriksa kadar air
C. BENDA UJI
Tanah yang tertahan saringan no. 40
D. PELAKSANAAN
1. Meletakkan contoh tanah ke dalam cawan porselen, mencampur air sedikit demi
sedikit lalu mengaduk sampai rata. Kadar air tanah yang diberikan adalah sampel
tanah bersifat cukup plastis dan dapat mudah dibentuk menjadi bola dan tidak
terlalu melekat pada jari.
2. Meremas dan membentuk tanah tersebut menjadi memanjang di atas pelat kaca.
3. Melakukan hal tersebut sampai tanah terlihat retak-retak atau sampai putus.
4. Memasukkan tanah yang sudah dibentuk tadi ke dalam cawan sebanyak 3/4 tinggi
cawan.
5. Menimbang cawan yang berisi tanah tersebut.
6. Memasukkan cawan yang berisi tanah tersebut ke dalam oven selama 24 jam.
FLOWCHART
BATAS PLASTIS DAN INDEKS PLASTISITAS
Mulai
Selesai
V. BATAS SUSUT DAN FAKTOR-FAKTOR SUSUT TANAH
A. TUJUAN
Maksud percobaan ini meliputi pemeriksaan - pemeriksaan untuk mementukan data
dari tanah subgrade, yang meliputi : batas susut, angka susut, dan susut linear.
B. ALAT
1. Cawan porselen
2. Pisau perata
3. Spatel
4. Cawan susut dari porselen
5. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram
6. Alat pengukur volumeter tanah
7. Gelas ukuran 25 cc
8. Air raksa
9. Oli
10. Oven
C. BENDA UJI
Tanah lolos saringan no. 40
D. PELAKSANAAN
1. Menimbang cawan (w1)
2. Mengolesi cawan dengan oli secukupnya
3. Menuang tanah yang sudah tercampur air destilasi ke dalam cawan
4. Meratakan tanah deang pisau perata
5. Menimbang cawan yang berisi tanah
6. Membiarkan cawan kering tanah
7. Meletakkan cawan yang berisi tanah ke dalam oven selama 24 jam
8. Mengeluarkan cawan yang berisi tanah kering dari dalam oven lalu mendinginkannya
ke dalam desikator
9. Menimbang berat tanah setelah kering oven
10. Menuang air raksa ke dalam cawan kaca
11. Memasukkan tanah ke dalam cawan yang berisi air raksa hingga air raksanya tumpah
12. Menimbang air raksa yang tumpah
FLOWCHART
BATAS SUSUT DAN FAKTOR-FAKTOR SUSUT TANAH
Mulai
Menimbang cawan kosong (w1) lalu mengolesi dengan oli pada bagian dalam
Memasukkan cawan yang berisi benda uji ke dalam oven selama 24 jam
Selesai
VI. TRIAXSIAL TEST
A. Tujuan
Maksud dari percobaan triaxial adalah untuk menentukan parameter geser tanah
dengan alat triaxial pada kondisi “unconsolidated Undrained” tanpa pengukuran tekanan
pori
B. Benda Uji
Benda uji Berupa Silinder tanah Undisturb dengan perbandingan antara tinggi dan
diameter adalah 2:1 dan 3:1. Diameter benda uji adalah 2-3cm dengan tinggi benda uji
minimum 2-2,5 diameter
C. Alat
1. Set triaxial dengan dinding transparan dan perlengkapannya
2. Alat untuk memberikan tekanan yang konstan pada cairan dalam sel dengan ketelitian
0,1 atau 0,05 kg/cm2
3. Arloji ukur untuk mengukur pemendekatan axial benda uji
4. Membran karet yang sesuai dengan ukuran benda uji
5. Kaliper
6. Busur
D. Pelaksanaan
1. Mengukur contoh tanah (berbentuk silinder) menggunakan kaliper, kemudian
mencatat diameter, tinggi, dan berat silinder
2. Memasukkan benda uji ke dalam membran kemudian menyelubungkan membran
pada benda uji dan mengikat membran pada tutup atas maupun bawah dengan gelang
karet pengikat, untuk menjamin rapat air
3. Memasang benda uji yang sudah terbungkus membran pada tumpuan dasar sel
triaxial. Mengatur kedudukannya supaya seimbang
4. Mengisi sel triaxial dengan air dan memberikan tekanan air sesuai nilai yang
diinginkan
5. Mengatur jarum arloji ke angka nol
6. Menjalankan alat uji triaxial dengan kecepatan 0,5 – 2 persen/menit
7. Membaca dan mencatat arloji
8. Melakukan pembacaan sesuai dengan tabel yang telah ditentukan
9. Setelah pembacaan selesai, hentikan mesin beban
10. Mengeluarkan air dari dalam sel triaxial, kemudian membuka sel dan mengeluarkan
benda uji
11. Membuka membran karet
12. Menimbang benda uji dan mencatat berat benda uji
13. Memasukkan benda uji kedalam oven untuk dicari kadar airnya
FLOWCHART
TRIAXIAL TEST
Mulai
Memulai pengujian triaxial sesuai beban yang ditentukan dan mencatat data
Masukan sempel tanah dan cawan yang sudah ditimbang ke oven selama 24jam
Selesai
E. Analisa hasil Penelitian
Semua hasil yang didapat dari pelaksanaan penelitian akan ditampilkan dalam
bentuk tabel, grafik, hasil perhitungan serta penjelasan – penjelasan yang didapat dari
1. Pengujian sampel tanah asli berupa pengujian analisa saringan dan hidrolisis,
pengujian kadar air, pengujian berat jenis, pengujian batas batas atterberg, dan
pengujian triaxial
2. Melakukan perhitungan daya dukung tanah sesuai dengan data uji yang dilakukan
untuk merencanakan plat yang sesuai dengan kondisi tanah
3. Merencanakan kekuatan plat yang digunakan untuk menahan tanah saat terjadi
keruntuhan atau kegagalan pada dinding penahan tanah
4. Hasil dari perencanaan dan perhitungan ditampilkan dalam gambar sketsa sesuai
dengan daya dukung tanah dan penyebaran beban yang terjadi dengan perhitungan
daya dukung tanah secara manual
5. Menarik kesimpulan dari penelitian
FLOW CHART PENELITIAN
Mulai
Distrub Undistrub
4. Triaxial test
Menghitung kuat geser tanah dan kuat DPT untuk mendesain plat
Mendesain Plat
Memaparkan perhitungan, analisa, dan desain dalam bentuk data, perhitungan, dan
gambar
Selesai