Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa sehingga buku Panduan Mata Kuliah
Mekanika Tanah - Praktikum dapat disusun dan diselesaikan dengan baik demi kelacaran
pelaksanaan Praktikum Mekanika Tanah yang dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun
Akademik 2022/2023.
Buku ini telah melalui proses perbaikan, penambahan dan lainnya yang dianggap
perlu sehingga sekiranya dapat digunakan sebaik-baiknya oleh seluruh pengguna Laboratorium
Mekanika Tanah Fakultas Teknik UPR utamanya oleh mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik UPR sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan percobaan praktikum dan
penelitian di Laboratorium Mekanika Tanah, kami yakin bahwa buku ini masih banyak
memiliki kekurangan karnanya kami memohon masukan, kritik dan saran membangun agar
sekiranya kita bersama dapat menyempurnakan buku panduan ini.
Demikian kami sampaikan, semoga Buku Panduan Praktikum Praktikum Mekanika
Tanah ini dapat berguna dengan baik sebagaimana mestinya. Terima kasih.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PERCOBAAN HAND BORING; SOIL SAMPLING
ASTM D – 1452 – 65
1.1. Maksud
1. Untuk mengetahui keadaan lapisan tanah di bawah yang akan menjadi pondasi.
2. Menentukan kedalaman untuk pengambilan contoh tanah asli atau tidak asli.
3. Mengumpulkan data/ informasi untuk menggambarkan profil tanah dan
mendapatkan gambaran tanah berdasarkan jenis dan warna tanah melalui
pengamatan visual.
4. Pengambilan tanah asli atau tidak asli untuk keperluan penyelidikan yang lebih
lanjut dan teliti di laboratorium mengenai sifat-sifat lapisan tanah ini, tanah
diusahakan tidak mengalami perubahan yang berarti dalam struktur, kadar air
maupun susunan kimianya.
1.2. Peralatan
1. Bor tangan : a. Helical Auger (Bor Spiral) alat bor kecil dengan diameter
minimum 1 ½”
b. Post Hole Auger (Iwan Type, tanpa casing)
c. Drive Hand
d. Stick apparatus
2. Bor mesin : a. Helical Auger (Bor Spiral) alat bor, diameter 3 – 6”
b. Core baret diameter s/d 4”
c. Bucket Auger diameter s/d 48”
3. Casing (jika diperlukan), terdiri dari pipa baja dengan diameter yang lebih besar dari
mata bor yang dipakai atau digunakan.
4. Perlengkapan : a. Label-label
b. Formulir profil bor
c. Parafin
d. Kantong sampel
e. Perlengkapan lain sesuai keperluan
1
Macam – Macam Alat Bor Tangan
Gambar II.a. Iwan Type Besar Gambar II.b. Iwan Type Kecil
2
4. Jika dipergunakan casing, maka casing harus dimasukan pada kedalaman tertentu,
dengan tidak melebihi kedalam sampel tanah yang akan diambil.
5. Ambil sampel tanah dengan menggunakan Shelby Tube (tabung) dengan diameter
6,85 cm dengan jalan ditekan atau ditumbuk.
6. Tabung yang sudah terisi penuh dikeluarkan, pada kedua ujung tabung ini ditutup
dengan paraffin, untuk menjaga agar kelembaban tidak berubah.
7. Tabung kemudian diberi label yang mencantumkan lokasi, nomor boring, kedalaman
dan keterangan lain yang diperlukan.
1.6. Laporan
Data pengeboran diperoleh harus dicatat di profil bor, antara lain:
1. Tanggal mulai pemboran dan tanggal selesai pemboran
2. Jenis tanah pada setiap kedalaman tertentu
3. Diameter bor/core barrel yang dipakai, metode pemboran, dan kemajuan lubang bor.
4. Permukaan air tanah.
3
FORMAT TABEL HAND BORING
Lokasi : ............................................
Tanggal Praktikum : ............................................
Kelompok : ............................................
4
Flowchart Percobaan Hand Boring
Soil Sampling
5
BAB II
PEMERIKSAAN BERAT ISI/ VOLUME (DENSITY TEST)
DENGAN DRIVE CYLINDER METHODE
6
Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan sample di lapangan adalah :
1. Drive cylinder, diameter ± 2” – 2,5” (50 mm – 140 mm) Ada dua jenis cylinder ,
yaitu :
Cylinder yang diberi nomor-nomor yang berbeda dan dengan cepat dapat
mudah diketahui sebelum ditimbang
Ø3"
Z.½” - 3"
0.2"
Cylinder yang memakai drat digunakan untuk kedalaman yang lebih dari 1
meter
Ø3"
½” Drat
ØZ.7/8"
2. Drive Head
Untuk kedalaman kurang dari 1 meter Sliting Weight untuk menusukkan ke
dalam tanah lebih dari 1 meter, digunakan Hummer dengan Extension Drive Rood
untuk memasukkan Cylinder ke dalam tanah.
7
5. Anker tipe Iwan atau tipe Auger lainnya untuk membuat lubang sampai
kedalaman yang akan ditusuk dengan Cylinder.
6. Neraca kapasitas 1 kg dengan ketelitian 1.0 gram dan kapasitas 500 gram
dengan ketelitian 0.10 gram.
7. Alat pengering (Dry Oven)
8. Alat-alat bantu dan bahan lainnya : sikat, katrol untuk Hummer, kaleng dengan
tutupnya untuk kadar air test dan sebuah sendok besar.
2.4. Perhitungan
Perhitungan Kadar Air tanah :
𝐖𝟏 − 𝐖𝟐
𝐰= 𝐱 𝟏𝟎𝟎 (%)
𝐖𝟐 − 𝐖𝟑
Dimana :
W1 = Berat container + tanah basah (gram)
W2 = Berat container + tanah kering (gram)
W3 = Berat container (gram)
w = Kadar air (%)
9
2.5. Form Tabel Data Percobaan Berat Isi, Isi Pori, Derajat Kejenuhan
Lokasi : ............................................
Kelompok : ............................................
Tinggi Ring cm
1 Berat Ring gr
10
PEMERIKSAAN BERAT ISI
DENSITY TEST (DRIVE CLYNDER METHOD)
Pengambilan Sampel Di
Lapangan
11
BAB III
PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH
AASHTO T-265-79 ; ASTM D-2216-71
3.1. Tujuan:
Tujun percobaan ini adalah memeriksa kadar air suatu contoh tanah. Kadar air adalah
perbandingan antara berat air yang di kandung tanah dengan berat kering tanah, yang
dinyatakan dalam persen..
3.2. Peralatan:
1. Oven dengan suhu dapat di atur konstan pada 105°- 110° C.
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang - kurangnya :
a. 0,01 gram - untuk berat minimum bahan 10 gram,
b. 0, 10 gram - untuk berat minimum bahan 100 gram,
c. 1,00 gram - untuk berat minimum bahan 1000 gram.
3. Desikator
4. Cawan sample tertutup dari gelas atau logam tahan karat.
3.3. Bahan:
Jumlah bahan (benda uji) yang di butuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung
pada ukuran butir maximum dari contoh yang di periksa dengan ketelitian sebagai
berikut:
Ukuran butir maximum Jumlah bahan (gram) Ketelitian Neraca (gram)
Lolos Saringan No.(3/4)" 1.000 1,00
Lolos saringan No. 10 100 0,10
Lolos saringan No. 40 10 0,01
Catatan:
4. a. Bila diragukan setelah 24 jam tanah mungkin belum kering, pengeringan tanah
dilanjutkan beberapa jam pada penimbangan 2 kali yang berurutan beratnya harus tidak
kurang lagi / tetap (maksimum selisih 0,1%)
b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung bahan organic atau
gibs, gunakan temperature oven sekitar 60oC - 80oC. Waktu pengeringan akan lebih dari
24 jam dan digunakan cara seperti pada 1.a.
5. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli juga merupakan pelengkap
dari percobaan-percobaan lain seperti Percobaan Pemadatan, Batas-batas Atterberg,
Konsolidasi dan lain sebagainya.
6. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan sebanyak 2 kali untuk tiap sampel yang
hasilnya harus hampir sama kemudian diambil nilai rata-rata. Jika selisih kedua percobaan
terlalu berbeda maka harus diulang.
7. Buat kesimpulan dari hasil pengujian.
13
FLOWCHART
PEMERIKSAAN KADAR AIR (WATER CONTENT)
14
BAB IV
PEMERIKSAAN BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)
15
Kalibrasi Labu Ukur :
o Menimbang labu ukur dengan ketelitian 0,01 gram
o Labu diisi dengan air sampai 2/3 bagian kemudian dididihkan
o Ketika air dalam labu mendidih, tambahkan air dingin sampai labu terisi penuh
kemudian diangkat
o Timbang labu dengan ketelitian 0,01 gram
o Ukur suhu dengan thermometer suhu
o Ulangi langkah-langkah di atas sampai suhu mencapai 300C
o Kemudian dari data yang ada dibuat grafik kalibrasi labu ukur
4.4. Perhitungan
Perhitungan Spesific Gravity Tanah :
𝐖𝐬
𝐆𝐬 =
𝐖𝟐 + 𝐖𝐬 − 𝐖𝟏
Keterangan :
Gs = Specific Gravity
Ws = Berat tanah kering (gram)
W1 = Berat labu + air + tanah (gram)
W2 = Berat labu + air (gram)
16
4.5. Teori Specific Gravity
Harga berat specific butiran tanah (bagian padat) sering dibutuhkan dalam
bermacam-macam keperluan perhitungan dalam Mekanika Tanah. Harga-harga tersebut
dapat ditentukan dengan akurat di laboratorium. Sebagian besar mineral yang menjadi
penyusun tanah berkisar antara 2,6 dan 2,9. Berat spesifik dari bagian padat tanah pasir
yang berwarna terang, umumnya sebagian besar terdiri dari quartz, dapat
diperkirakan sebesar 2,65. Untuk tanah berlempung atau berlanau, harga tersebut
berkisar antara 2,6 – 2,9.
t = Gs x w
Keterangan :
t = berat isi / berat satuan (unit weight) tanah
w = berat isi / berat satuan (unit weight) air
17
4.6. Form Data Percobaan Berat Jenis (Spesific Gravity)
Lokasi : ............................................
Kelompok : ............................................
No. Pemeriksaan 1 2 3 4 5 6 7 8
Temperatur (οC)
18
b. Tabel data percobaan Spesific Gravity
1 2 3
Berat labu ukur Berat labu ukur Berat labu ukur
No. + air + tanah Temp. + air + tanah Temp. + air + tanah Temp.
(gram) (◦C) (gram) (◦C) (gram) (◦C)
Rata- Rata Gs
19
FLOWCHART PERCOBAAN
KALIBRASI ALAT SPECIFIC GRAVITY
21
BAB V
PEMERIKSAAN GRADASI BUTIRAN TANAH
DENGAN ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
5.4. Perhitungan
22
5.5. Teori Analisa Mekanis Tanah
Analisa mekanis tanah adalah penentuan variasi ukuran partikel-partikel yang
ada pada tanah. Variasi tersebut dinyatakan dalam presentase dari berat kering total.
Analisa ayakan adalah mengayak dan menggetarkan contoh tanah melalui satu set
ayakan dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil secara berurutan. Untuk
standard ayakan Amerika Serikat, nomor ayakan dan lubang diberikan pada Form
dibawah ini
Lokasi : ............................................
Kelompok : ............................................
BERAT
SARINGAN BERAT SARINGAN BERAT Ʃ BERAT PERSENTASE
SARINGAN + TERTAHAN TERTAHAN
NOMOR DIAMETER TERTAHAN TERTAHAN LOLOS
SARINGAN (mm) (gr) (gr) (gr) (gr) (%) (%)
1
12 " 38,1
1" 25,4
3/4" 19,1
4 4,75
8 2,38
10 2
16 1,19
20 0.84
30 0,59
40 0,420
50 0,30
60 0,25
100 0,15
200 0,075
PAN
23
FLOWCHART PEMERIKSAAN GRADASI BUTIRAN
TANAH DENGAN ANALISA SARINGAN/ SIEVE ANALYSIS
(MECHANICAL GRAIN SIZE)
24
BAB VI
PEMERIKSAAN GRADASI BUTIRAN TANAH
DENGAN ANALISA HIDROMETER (HYDROMTER)
25
c. Sambil menunggu larutan di mixer, dilakukan koreksi pembacaan Hydrometer,
yaitu Koreksi Meniscus dan Zero Correction, dengan cara: - Isi tabung gelas
dengan air suling sebanyak 1000 ml
- Masukkan hydrometer dalam tabung gelas tersebut lalu dilakukan
pembacaan pada ujung permukaan air yang menempel pada permukaan
hydrometer
- Pembacaan tersebut dinamakan Zero Correction, dengan ketentuan bila di
atas angka 0 (nol) berharga negatif dan bila di bawah angka 0 (nol) berharga
positif
- Koreksi Meniscus diperoleh dengan cara pembacaan permukaan air yang
mendatar dikurangi Zero Correction
d. Setelah di mixer larutan dicampur air sampai 1000 ml dan masukkan dalam tabung
gelas
e. Tutup rapat-rapat mulut tabung dengan telapak tangan dan kocoklah dengan
mendatar sampai tercampur
f. Setelah dikocok letakkan tabung gelas ditempat yang datar kemudian masukkan
Hydrometer
g. Biarkan Hydrometer terapung bebas dan tekanlah stopwatch
h. Catatlah angka skala pada Hydrometer pada rentang waktu ½, 1, dan 2 menit
dan ukur suhunya
i. Sesudah pembacaan di menit kedua, angkatlah Hydrometer dan cuci dengan
menggunakan air kemudian kocok kembali larutan dalam tabung
j. Masukkan kembali Hydrometer dengan hati-hati ke dalam tabung dan lakukan
pembacaan pada saat 15, 30, 60, 120 dan 1440 menit.
26
6.5. Perhitungan
a. Perhitungan analisa saringan dapat dilakukan seperti dalam cara pemeriksaan
analisa saringan agregat halus dan kasar
b. Dari pembacaan Rh tentukan diameter dengan menggunakan nomogram
terlampir. Untuk ini nilai pembacaan Th harus dituliskan disamping skala Rh pada
nomogram terlampir
c. Hitung diameter persen dari berat butiran yang lebih kecil dari diameter (D) dari
rumus-rumus berikut :
- Untuk hidrometer dengan pembacaan 5 – 10 gram/liter
𝐚 (𝐑𝐇 + 𝐊)
𝐏= 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐖𝟑
𝟏𝟔𝟎𝟔𝐚 (𝐑𝐇 + 𝐊 − 𝟏)
𝐏= 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐖𝟑
Dimana:
K = Koreksi Suhu
a = Faktor Kalibrasi
1. Rc = Ra – Zc + Ct
Dimana : Rc = Bacaan hidrometer terkoreksi.
Ra = Bacaan hidrometer saat pengujian. Zc
= Koreksi terhadap nol hidrometer.
Ct = Koreksi terhadap temperatur (lihat tabel 2)
𝐑𝐜 . 𝐚
2. % 𝐋𝐨𝐥𝐨𝐬 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐖𝟑
3. R = Ra + 1
Dimana : R = Bacaan hidrometer hanya terkoreksi oleh meniskus.
Ra = Bacaan hidrometer saat pengujian
27
𝐋
4. 𝐯=
𝐭
Dimana : L = Jarak yang ditempuh butiran (lihat table 4)
v = Kecepatan butiran mengendap.
t = Waktu pengamatan
L
5. D= √ xK
t
Dimana :
D = Diameter butiran.
K = Besaran yang tergantung pada kekentalan air dan Gs (lihat tabel 3)
L = Jarak yang ditempuh butiran
t = Waktu pengamatan
Tabel 1 Tabel 2
Koreksi ( a ) terhadap berat jenis ( Gs ) Koreksi ( Ct ) terhadap temperature
23 0.70
24 1.00
28
Tabel 3
Nilai K pada persamaan D = √Lt x K
Tabel 4
Nilai L ( Effective Depth ) untuk Hydrometer tipe 152H
Bacaan Bacaan Bacaan
Effective Effective
hydrometer Effective hydrometer hydrometer
Depth Depth
terkoreksi oleh Depth terkoreksi oleh terkoreksi oleh
Menikus Menikus Menikus
(R) (L) (R) (L) (R) (L)
0 16.3 21 12.9 42 9.4
1 16.1 22 12.7 43 9.2
2 16.0 23 12.5 44 9.1
3 158 24 12.4 45 8.9
4 15.6 25 12.2 46 8.8
5 15.5 26 12.0 47 8.6
6 15.3 27 11.9 48 8.4
7 15.2 28 11.7 49 8.3
8 15.0 29 11.5 50 8.1
9 14.8 30 11.4 51 7.9
10 14.7 31 11.2 52 7.8
11 14.5 32 11.1 53 7.4
12 14.3 33 10.9 54 7.3
13 14.2 34 10.7 55 7.1
14 14.0 35 10.5 56 7.0
15 13.8 36 10.4 57 6.8
16 13.7 37 10.2 58 6.6
17 13.5 38 10.1 59 6.5
18 13.3 39 9.9
19 13.2 40 9.7
20 13.0 41 9.6
29
6.6. Form Data Percobaan Kalibrasi Hydrometer
30
6.7. Form Data Percobaan Hydrometer
Lokasi : ............................................
Tanggal Praktikum : ............................................
Kelompok : ............................................
Catatan :
Merupakan prosentase kumulatif lolos terhadap seluruh sampel merupakan “Prosentase (%) lolos pada analisa Hydrometer dikalikan prosentase (%) lolos saringan No.
200 pada analisa saringan”.
31
6.8.Grafik Data Percobaan Hydrometer dan Analisa Saringa
32
PEMERIKSAAN GRADASI BUTIRAN TANAH
DENGAN ANALISA HIDROMETER
(HYDROMTER)
33
BAB VII
PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG
3. Langkah Kerja
a. Aduk benda uji sebanyak 100 ml dengan menggunakan spatula, dan tambahkan
air sambil diaduk hingga tanah menjadi homogen.
b. Setelah merata, letakkan sebagian benda uji diatas mangkuk batas cair, dan
ratakan permukaan hingga bagian paling tebal sekitar 1cm.
c. Buat alur dengan membagi 2 tanah sample tersebut dengan Grooving Tools.
d. Putar tuas alat dengan kecepatan jatuhan mangkuk 2 putaran perdetik
34
e. Lakukan putaran terus hingga belahan sample bersinggungan sepanjang 1.25
cm dan catat jumlah ketukannya.
f. Ulangi pekerjaan c dan e beberapa kali hingga didapat jumlah ketukan yang
sama.
g. Kembalikan lagi sampel uji, dan buat adonan baru dengan merubah kadar airnya
hingga dapat perbedaan jumlah pukulan sebesar 8 sampai 10 pukulan.
35
5. Form Data Percobaan Liquid Limit
Lokasi : ............................................
Tanggal Praktikum : ............................................
Kelompok : ............................................
Batas Cair (LL)
Nomor Cawan 1 2 3 4
Satuan
Banyaknya Pukulan
Berat cawan gram
Kadar air %
Grafik Hubungan Jumlah Pukulan dan Kadar Air Untuk Menentukan Batas Cair (Liquid Limit)
(Skala Log)
Kadar Air (%)
10 25 100
36
FLOWCHART PERCOBAAN
LIQUID LIMIT
37
7.2. PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
1. Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas plastis. Batas plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih
dalam keadaan plastis.
9. Langkah Kerja
a. Letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan di dalam sebuah wadah
b. Aduklah benda uji tersebut sambil menambahkan air sedikit demi sedikit sampai
kadar air merata
c. Setelah contoh menjadi campuran yang rata, buat bola-bola tanah dari benda uji
itu seberat 8 gram, kemudian bola-bola tanah itu di giling-giling di atas plat
kaca. Penggilingan dilakukan dengan telapak tangan sampai membentuk batang
dengan diameter ± 3 mm.
d. Jika pada saat penggilingan ternyata sebelum benda uji mencapai diameter ± 3
mm sudah retak, maka benda uji disatukan kembali, kemudian ditambah sedikit
air dan diaduk sampai merata. Setelah itu, buat bola-bola lagi dan lakukan
kembali penggilingan hingga mencapai diameter ± 3 mm.
e. Jika ternyata penggilingan bola-bola itu bisa mencapai diameter lebih dari 3 mm
tanpa menunjukkan retakan-retakan, maka contoh tanah perlu dibiarkan
beberapa menit di udara agar kadar airnya berkurang sedikit.
f. Pengadukan dan penggilingan diulangi terus sampai retakan-retakan itu terjadi
tepat pada saat pilinan mempunyai diameter ± 3 mm.
38
10. Perhitungan
Menentukan kadar air rata-rata (WC) sebagai harga batas plastis: Kadar air pada
batas plastis (plastic limit water content):
Berat air = (berat cawan + tanah basah) – (berat cawan + tanah
kering)
Berat tanah kering = (berat cawan + tanah kering) – berat cawan
𝐖𝟏 + 𝐖𝟐
Perhitungan Kadar Air = wp =
𝟐
Lokasi : ............................................
Tanggal Praktikum : ............................................
Kelompok : ............................................
Batas Plastis
Nomor Cawan 1 2 3
39
FLOWCHART PERCOBAAN BATAS PLASTIS
(PLASTIC LIMIT)
Letakan benda uji di atas plat kaca, aduk hingga kadar air
merata
40
7.3. PEMERIKSAAN BATAS SUSUT (SHRINGKAGE LIMIT)
1. Tujuan Percobaan
Mencari kadar air tanah dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanah
setelah dioven, dimana pengurangan kadar air tidak akan menyebabkan
pengurangan volume massa tanah, tetapi penambahan kadar air tanah akan
menyebabkan penambahan volume massa tanah.
41
3. Langkah Kerja
a. Menimbang berat Shringkage Disk
b. Mengisi Shringkage Disk dengan air raksa untuk menentukan volume
tanah basah
c. Sampel tanah yang digunakan diambil dari percobaan Liquid Limit dengan
nilai N (jumlah ketukan) mendekati 25 ketukan.
d. Masukkan tanah kedalam Shringkage Disk dan ratakan dengan mengetuk-
ngetuk agar cawan benar-benar terisi, kemudian ratakan permukaan tanah
dengan menggunakan Grass Plate.
e. Kemudian tanah tersebut ditimbang. Biarkan pasta mengering di udara dan
kemudian masukkan kedalam oven.
f. Setelah sample benar-benar kering, timbang ulang berat cawan kosong
bersih dan kering.
g. Alirkan raksa kedalam cawan yang berisi sampel yang sudah mengering,
dan kemudian press dengan kaca secara kuat hingga raksa yang berlebih
mengalir keluar.
h. Ukur banyaknya air raksa yang meluber untuk mengetahui volume tanah
kering (Vs)
4. Perhitungan
𝐖𝐯
Kadar Air (w) = 𝐱 𝟏𝟎𝟎 %
𝐖𝐬
𝐕− 𝐕𝐬
Shrinkage Limit = SL = 𝐖 − 𝐱 𝟏𝟎𝟎 %
𝐖𝐬
Dimana:
Ws = berat tanah asli
V = volume tanah asli
Vs = volume tanah kering
Berat air = (berat cawan+ tanah basah) – (berat cawan + tanah kering)
Kadar air = (berat air) / (berat tanah kering) x 100%
Shringkage limit = w - Δw
42
5. Form Data Percobaan Shrinkage Limit
Lokasi : ............................................
Kelompok : ............................................
Berat cetakan gr
Berat air gr
𝐕− 𝐕𝟎
SL = 𝐖 − 𝐱 𝟏𝟎𝟎 %
𝐖𝟎
43
FLOWCHART PERCOBAAN
SHRINKAGE LIMIT
44
BAB VIII
PERCOBAAN PEMADATAN
(STANDAR & MODIFIED)
45
Spesifikasi Uji Pemadatan :
Penjelasan Satuan Metode Metode Metode Metode Metode Metode Metode Metode
A B C D A B C D
Cetakan ft3 1/30 1/13,33 1/30 1/13,33 1/30 1/13,33 1/30 1/13,33
Volume cm3 943,9 2124,3 943,9 2124,3 943,9 2124,3 943,9 2124,3
inch 4 6 4 6 4 6 4 6
Diameter
mm 101,6 152,4 101,6 152,4 101,6 152,4 101,6 152,4
Inch 12 12 12 12 18 18 18 18
Tinggi jatuh penumbuk
mm 304,8 304,8 304,8 304,8 457,2 457,2 457,2 457,2
Jumlah lapisan tanah 3 3 3 3 5 5 5 5
Fraksi tanah yang diuji lolos ayakan No. 4 No. 4 3/4 in 3/4 in No. 4 No. 4 3/4 in 3/4 in
46
8.3. Langkah Kerja
1. Pengujian Pemadatan Standar
a. Sample tanah diambil sebanyak kurang lebih 25 kg kemudian dijemur pada
terik matahari sehingga gumpalan tanah mudah dihancurkan.
b. Kemudian sample tanah tersebut diayak dengan saringan No. 4.
c. Sample tanah tersebut dibagi menjadi 5 bagian masing-masing dengan berat
4,5 kg. Kemudian pada masing-masing bagian ditambahkan sebanyak 100
ml, 200 ml, 300 ml, 400 ml, 500 ml atau secukupnya sesuai kondisi tanah
kemudian dieramkan selama kurang lebih satu hari.
d. Masing-masing sample yang sudah di campur air, (mulai dari kadar 100 ml), di
ratakan pada wadah (nampan) dan kemudian dibagi menjadi 3 bagian dengan
asumsi pembagian beratnya sama rata.
e. Mulai dari bagian sample yang pertama dimasukkan kedalam tabung
pemadatan (terdiri dari tabung atas dan tabung bawah), kemudian dipadatkan
dengan tumbukan proctor seberat 2,45 kg dan tinggi jatuh 30,5 cm yang
dijatuhkan bebas sebanyak 25 kali merata keseluruh permukaan sample sebagai
lapisan ke-1.
f. Kemudian dilanjutkan ke lapisan ke-2 dan ke-3 dengan prosedur yang sama.
g. Setelah prosedur penumbukan, sample tanah dipotong hingga bagian atas
tabung bawah, dengan asumsi kepadatan merata mulai pada bagian tersebut.
h. Timbang dan catat berat tanah beserta mold.
i. Lakukan pemeriksaan kadar air pada sample yang sudah ditimbang dengan
mengambil sedikit sampel pada bagian permukaan, bagian tengah dan bagian
bawah.
47
dijatuhkan bebas sebanyak 56 kali merata keseluruh permukaan sample sebagai
lapisan ke-1.
d. Ulangi langkah 3) untuk lapisan ke-2 sampai ke-5.
e. Setelah prosedur penumbukan, sample tanah dipotong hingga bagian atas
tabung bawah, dengan asumsi kepadatan merata mulai pada bagian tersebut.
f. Timbang dan catat berat tanah beserta mold.
g. Lakukan pemeriksaan kadar air pada sample yang sudah ditimbang dengan
mengambil sedikit sampel pada bagian permukaan, bagian tengah dan bagian
bawah.
8.4. Perhitungan
a. Perhitungan Berat Isi Basah
𝐁𝟐 − 𝐁𝟏
γ =
𝐕
γ = Berat Isi basah (gram/cm3)
B1 = Berat cetakan dan keeping alas (gram)
B2 = Berat cetakan, keping alas dan benda uji (gram)
𝜸
γd =
(𝟏+𝐰)
48
8.5. Form Data Percobaan Pemadatan
Lokasi : ............................................
Tanggal Praktikum : ............................................
Kelompok : ............................................
Penambahan Air ml
Nomor cawan
Berat cawan gr
Catatan:
Penambahan air disesuaikan dengan hasil kurva γd dimana kurva tersebut harus ada puncaknya (bagian yang naik dan turun)
49
2. Perhitungan Berat Isi :
Gs
50
4. Berat Isi Kering Saat Zero Air Void
𝑮𝒔 . 𝜸𝒘
γd =
(𝟏 + 𝐰.𝐆𝐬)
γd
51
BAB IX
PERCOBAAN CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
Catatan :
Contoh tanah yang diuji mempunyai kadar air mendekati kadar air optimum (toleransi 5%)
52
g. Letakkan keping pemberat di atas permukaan benda uji seberat minimal 4,5 kg atau
sesuai dengan beban perkerasan
h. Pemberat selanjutnya dipasang setelah torak disentuhkan pada permukaan benda uji
i. Torak penetrasi diatur pada permukaan benda uji sehingga arloji beban menunjukkan
beban permulaan sebesar 4,5 kg. Pembebanan permulaan ini dilakukan untuk
menjamin bidang sentuh yang sempurna antara torak dengan permukaan benda uji.
j. Atur arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi sampai menunjukkan
angka nol
k. Berikan pembebanan dengan teratur, agar teratur pembebanan dilakukan
secara otomatis
l. Pembacaan pembebanan dicatat pada penetrasi 0.25 mm (0.010”), 0.5 mm (0.020”),
1 mm (0.039”), 1.5 mm (0.059”), 2 mm (0.079”), 3 mm (0.118”), 4 mm (0.157”), 6
mm (0.236”), 8 mm (0.315”), dan 10 mm (0.394”) Beban maksimum dan
penetrasinya dicatat bila pembebanan maksimum terjadi sebelum penetrasi 12,5
mm (0.5”)
m. Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar air
n. Pengambilan benda uji untuk kadar air dapat diambil dari kedalaman atas, tengah,
dan bawah bila diperlukan kadar air rata-rata.
9.4. Tentukan Beban dengan penurunan 0,1 inchi dan 0,2 inchi
53
9.6. Tentukan CBR Design
54
9.7. Form Data Praktikum California Bearing Ratio (10 Pukulan)
Kadar Air
Keterangan Atas Tengah Bawah Penurunan 0.2 inchi
Berat cawan
Tanah basah + cawan
Tanah kering + cawan
Berat Air
Berat tanah kering
Kadar air
Kadar air rata-rata
55
9.8. Form Data Praktikum California Bearing Ratio (25 Pukulan)
Kadar Air
Keterangan Atas Tengah Bawah Penurunan 0.2 inchi
Berat cawan
Tanah basah + cawan
Tanah kering + cawan
Berat Air
Berat tanah kering
Kadar air
Kadar air rata-rata
56
9.9. Form Data Praktikum California Bearing Ratio (56 Pukulan)
Kadar Air
Keterangan Atas Tengah Bawah Penurunan 0.2 inchi
Berat cawan
Tanah basah + cawan
Tanah kering + cawan
Berat Air
Berat tanah kering
Kadar air
Kadar air rata-rata
57
Grafik CBR Design
58
BAB X
PERCOBAAN KERUCUT PASIR (SAND CONE)
10.1. Pendahuluan
Percobaan Kerucut Pasir merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan
dilapangan, untuk menentukan berat isi kering ( kepadatan ) tanah asli ataupun hasil
suatu pekerjaan pemadatan, yang dapat dilakukan pada tanah kohesif maupun tanah non-
kohesif.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk tujuan yang sama khusus yaitu :
- Metoda Silinder (Drive Silinder Method), khusus untuk tanah kohesif.
- Metoda Balon Karet (Rubber Ballon Method), untuk semua jenis tanah.
- Metoda Nuclear (Nuclear Method), untuk semua jenis tanah.
Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh melalui percobaan ini, biasanya
digunakan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan di lapangan yang dinyatakan
dalam derajat pemadatan (degree of compaction), yaitu perbandingan antara γd
(kerucut pasir) dengan γdmaks hasil percobaan pemadatan dilaboratorium dalam ( % ).
10.2.Tujuan Percobaan
Untuk menghitung nilai kepadatan ( berat isi kering ) tanah dilapangan.
10.3. Peralatan
1. Peralatan utama terdiri dari :
- Tabung kalibrasi pasir uji
- Botol atau silinder tempat pasir uji.
- Kerucut yang dilengkapi dengan kran.
- Pelat dasar yang berlubang.
2. Sekop kecil, linggis, palu, perata, dll
3. Timbangan dengan ketelitian 1.0 gram ( dibawa di lapangan )
4. Pasir uji ( Ottawa sand )
5. Kantung plastik, cawan untuk penentuan kadar air.
59
10.4. Kalibrasi
Pekerjaan kalibrasi sebaliknya dilakukan di laboratorium, terdiri atas :
1. Berat isi pasir uji
a. Timbang silinder kalibrasi pasir uji ( W1 ).
b. Isi silinder kalibrasi tersebut sampai penuh dengan pasir uji
c. Setelah penuh ratakan permukaan pasir pada silinder kalibrasi kemudian
timbang (W2).
d. Ganti pasir uji pada silinder kalibrasi dengan air yang diisi sampai
penuh, kemudian timbang ( W3 ).
e. Hitung berat isi pasir uji γsand = ( W2 – W1 ) / ( W3 – W1 )
60
10.6. Perhitungan
a. Berat isi pasir uji :
61
10.7. Data Hasil Pengujian
Kalibrasi Alat :
Berat tabung+kerucut+pasir awal (W4) = gram
Berat tabung+kerucut+pasir akhir (W5) = gram
Berat pasir dalam kerucut W6 = (W4 - W5) = gram
Kalibrasi pasir uji :
Berat tabung kalibrasi+air (W3) = gram
Berat tabung kalibrasi+pasir (W2) = gram
Berat tabung kalibrasi (W1) = gram
3
Berat air = volume tabung (W3-W1) = cm
Berat pasir (W2-W1) = gram
Berat isi pasir uji (W2-W1) / (W3-W1) γsand = gr/cm3
62