Anda di halaman 1dari 5

DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA PADA SETIAP MASA

Dosen pengampu :

Neny Fridayanti, ST.,M.Si (198301292012122005)

Dibuat oleh :

Ingka Malvin Septiawan

NIM 223010501020

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

PRODI TEKNIK SIPIL

2022
Penggalan pidato Presiden Joko Widodo (1 Juni 2020)

Hadirin sekalian yang saya hormati,


Tantangan yang kita hadapi tidaklah mudah, tahun ini atau bahkan tahun depan situasi yang sulit masih
akan kita hadapi, situasi yang memerlukan daya juang kita sebagai bangsa, yang memerlukan kerja keras
agar kita mampu melewati masa sulit itu. Kita tidak sendirian, 215 negara di dunia berada dalam kondisi
seperti kita. Semua dalam kesulitan tapi kita juga harus menyadari semua negara tengah berlomba-lomba
untuk jadi pemenang. Menjadi pemenang dalam pengendalian virus maupun menjadi pemenang dalam
pemulihan ekonominya. Sebagai bangsa yang besar kita juga harus tampil sebagai pemenang, kita harus
optimis, kita harus mampu menciptakan peluang di tengah kesulitan, kita harus menjawab semua itu
dengan inovasi dan karya nyata. Kita tidak boleh berhenti berkreasi, berinovasi, dan berprestasi di tengah
pandemi COVID ini.

Mari kita buktikan ketangguhan kita. Mari kita menangkan masa depan kita. Kita wujudkan cita-cita
luhur para pendiri bangsa. Sebagai saudara sebangsa dan setanah air mari kita terus memperkokoh
persatuan, mari kita peduli dan berbagi untuk sesama, mari kita tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang
kuat, bukan hanya mampu menghadapi tantangan tetapi bangsa yang memanfaatkan kesulitan menjadi
sebuah lompatan kemajuan.
 

Analisis :

Dapat kita ketahui dengan jelas melalui pidato pak Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 juni 2020 yang
dimana Dinamika dan Tantangan pancasila yang dihadapi dalam pada tahun itu situasi bangsa indonesia
sangatlah sulit oleh sebab itu bangsa indonesia memerlukan daya juang dan kerja keras agar mampu
melewati masa-masa sulit. pada tahun itu 215 negara di dunia berada di situasi yang sama, akan tetapi
bangsa indonesia juga harus menyadari semua negara sedang berlomba-lomba untuk menjadi pemenang,
menjadi pemenang dalam pengendalian virus maupun menjadi pemenang dalam pemulihan ekonominya,
sebagai bangsa yang besar bangsa indonesia juga harus tampil sebagai pemenang. Kita harus optimis, kita
harus mampu menciptakan peluang di tengah kesulitan, kita juga harus menjawab semua itu dengan
inovasi dan karya nyata, Bangsa indonesia tidak boleh berhenti berkreasi, berinovasi, dan berprestasi di
tengah pandemi COVID ini.

Penggalan Pidato Presiden B.J Habibie (1 Juni 2011)


Para hadirin yang berbahagia, Ada sejumlah penjelasan, mengapa Pancasila seolah “lenyap” dari
kehidupan kita.   Pertama, situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang telah berubah baik di tingkat
domestik, regional  maupun global. Situasi dan lingkungan kehidupan bangsa pada tahun 1945 -- 66 tahun
yang lalu-telah  mengalami  perubahan  yang  amat  nyata  pada  saat  ini,  dan  akan  terus  berubah  pada 
masa  yang  akan  datang. Beberapa perubahan yang kita alami antara lain: terjadinya proses globalisasi
dalam segala aspeknya, perkembangan  gagasan  hak  asasi  manusia  (HAM)  yang  tidak  diimbagi 
dengan  kewajiban  asasi manusia (KAM), lonjakan pemanfaatan teknologi informasi oleh masyarakat, di
mana informasi menjadi kekuatan, yang  amat  berpengaruh  dalam  berbagai  aspek  kehidupan,  tapi 
juga  yang  rentan  terhadap “manipulasi” informasi dengan segala dampaknya. Ketiga  perubahan 
tersebut  telah  mendorong  terjadinya  pergeseran nilai  yang  dialami bangsa  Indonesia, sebagaimana 
terlihat  dalam  pola  hidup  masyarakat  pada  umumnya,  termasuk  dalam  corak  perilakukehidupan 
politik  dan  ekonomi  yang  terjadi  saat  ini.  Dengan  terjadinya  perubahan  tersebut 
diperlukanreaktualisasi  nilai-nilai  pancasila  agar  dapat  dijadikan  acuan  bagi  bangsa  Indonesia 
dalam  menjawab berbagai persoalan yang dihadapi saat ini dan yang akan datang, baik persoalan yang
datang dari dalammaupun   dari   luar.   Kebelum-berhasilan   kita   melakukan   reaktualisasi   nilai-nilai  
Pancasila   tersebut menyebabkan keterasingan Pancasila dari kehidupan nyata bangsa Indonesia.

Analisis :

Tantangan pancasila yang dihadapi dalam pidato peringatan hari lahir pancasila tanggal 1 juni
tahun 2011 yang dibacakan oleh Presiden B. J. Habibie adalah pada tahun itu terjadinya proses
globalisasi dalam segala aspeknya, perkembangan gagasan hak manusia (HAM) yang tidak
diimbagi dengan kewajiban asasi manusia (KAM), lonjakan pemanfaatan teknologi informasi
oleh masyarakat, dimana informasi menjadi kekuatan yang amat berpengaruh dalam berbagai
aspek kehidupan, tapi juga rentan terhadap “manipulasi” informasi dengan segala dampaknya.
Ketiga perubahan tersebut telah mendorong terjadinya pergeseran nilai yang dialami bangssa
Indonesia, sebagaimana terlihat dalam pola hidup masyarakat pada umumnya, termasuk dalam
corak perilaku kehidupan politik dan ekonomi yang terjadi saat ini. Dengan terjadinya perubahan
tersebut diperlukan reaktualisasi nilai-nilai pancasila agar dapat diajukan acuan bagi bangsa
Inddonesia dalam menjawab berbagai yang dihadapi saat ini dan yang akan datang, baik
persoalan yang datang dari dalam maupun dari luar, Kebelum-berhasilan kita melakukan
reaktualisasi nilai-nilai Pancasila tersebut menyebabkan keterasingan Pancasila dari kehidupan
nyata bangsa indonesia.

Penggalan Pidato Presiden Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Saudara-saudara, kenapa kita sebagai pemimpin rakyat, yang mengetahui sejarah, menjadi
zwaarwichtig, menjadi gentar, pada hal semboyan Indonesia merdeka bukan sekarang saja kita siarkan?
Berpuluh-puluh tahun yang lalu, kita telah menyiarkan semboyan Indonesia merdeka, bahkan sejak
tahun 1932 dengan nyata-nyata kita mempunyai semboyan „INDONESIA MERDEKA SEKARANG". Bahkan
3 kali sekarang, yaitu Indonesia Merdeka s e k a r a n g , s e k a r a n g , s e k a r a n g ! . Dan sekarang kita
menghadapi kesempatan untuk menyusun Indonesia merdeka, - kok lantas kita zwaarwichtig dan gentar
hati!. Saudara -saudara, saya peringatkan sekali lagi, Indonesia Merdeka, political independence,
politieke onafhankelijkheid, tidak lain dan tidak bukan ialah satu j e m b a t a n ! Jangan gentar! Jikalau
umpamanya kita pada saat sekarang ini diberikan kesempatan oleh Dai Nippon untuk merdeka, maka
dengan mudah Gunseikan diganti dengan orang yang bernama Tjondro Asmoro, atau Soomubutyoo
diganti dengan orang yang bernama Abdul Halim. Jikalau umpamanya Butyoo Butyoo diganti dengan
orang-orang Indonesia, pada sekarang ini, sebenarnya kita telah mendapat political independence,
politieke onafhankelijkheid, - in one night, di dalam satu malam! Saudara-saudara, pemuda-pemuda
yang 2 milyun, semuanya bersemboyan: Indonesia merdeka, s e k a r a n g ! Jikalau umpamanya
Balatentera Dai Nippon sekarang menyerahkan urusan negara kepada saudara-saudara, apakah
saudara-saudara akan menolak, serta berkata: mangke- rumiyin, tunggu dulu, minta ini dan itu selesai
dulu, baru kita berani menerima urusan negara Indonesia merdeka?

Analisis :

Pidato ini menjadi tonggak awal berdirinya Pancasila dimana presiden Soekarno menjelaskan apa arti
“MERDEKA” yang sebenarnya. Merdeka bukan berarti sekedar bebas dari penjajahan, akan tetapi
merdeka berarti Negara Indonesia siap menjadi negara mandiri yang mampu menjalankan
pemerintahannya secara baik dan teratur. Karena itu pancasila digunakan sebagai dasar negara oleh
pancasila adalah Idelogi Negara Indonesia, karena pancasila dapat membuat Negara kita berdiri dan
berkembang dengan baik, jika pancasila tidak ada negara kita tidak dapat mendapatkan kedamaian dan
kemerdekaan yang kita rasakan sekarang ini karena ideologilah sebuah pondasi untuk
berdirinya,berkembangnya,dan tercapainya kemerdekaan Negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai