Anda di halaman 1dari 5

PEMUDA DAN PERUBAHAN SOSIAL

"Berikan aku satu orang pemuda, akan aku goncangkan dunia"


(Bung Karno)
Pemuda selalu berada di posisi strategis dari setiap tragedi yang mengusung perubahan di
negara ini. Peran pemuda sudah menonjol sejak masa penjajahan hingga sekarang. Tanpa
pemuda, negara ini seakan tidak bergairah. Perjalanan panjang negara ini hingga titik
sekarang tidak terlepas dari warna-warni yang diberikan para pemuda Indonesia yang peduli
kepada bangsa dan negara sendiri. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, dimana posisi
pemuda Indonesia saat ini dalam mengomandoi perubahan bagi negara?
Pemuda adalah aset yang perlu diperhatikan pemerintah. Generasi muda adalah tulang
punggung bangsa yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan meneruskan tongkat
estafet. Maka tidak salah jika bung Karno berkata, berikan aku satu orang pemuda akan aku
goncangkan dunia.1[1] sedangkan perubahan sosial menurut Laur adalah:
variation over time in the relationship, among individual, groups cultural, and societies.
Social change is pervasive, all of social life is continually changing. (Salim, 2002: 1)
Perubahan sosial erat kaitannya dengan pembangunan baik individu, kelompok, maupun
masyarakat yang lebih luas. Hal ini sejalan dengan peran pemuda sebagai motor penggerak
pembangunan sekaligus garda terdepan dalam menggiring bangsa ini menuju kepada
pembangunan dan kemajuan.
Sejarah Pemuda dalam Perjalanan Bangsa Indonesia
Pada bagian ini penulis lebih memfokuskan pada masa-masa di awal tahun 1900-an. Gerakan
pemuda dimulai dengan didirikannya Boedi Oetomo pada tahun 1908 yang diikuti berdirinya
Taman Siswa 1922. Selanjutnya pada tahun 1928 tercetus pula sumpah pemuda yang menjadi
1[1]http://www.harianhaluan.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=10707:pemuda-adalah-aset&catid=14:pokok-a-tokoh&Itemid=84. diakses pada 13

tonggak dasar kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Di masa-masa perang kemerdekaan
sekitar tahun 1940-an, pemuda juga memiliki peranan penting sehingga proklamasi
kemerdekaan bisa terlaksana pada tanggal 17 Agustus 1945.
Tokoh-tokoh pemuda saat itu begitu banyak dan cenderung memiliki paradigma pemikiran
yang berbeda satu sama lain. Dibalik perbedaannya itu, mereka memiliki kesamaan yaitu,
memperjuangkan Indonesia merdeka dari penjajah. Tokoh yang mencatatkan namanya pada
masa itu diantaranya adalah Ki Hajar Dewantara yang mendirikan Taman Siswa, Douwes
Dekker pendiri Indiisj Partie, Cipto Mangunkusumo yang terkenal dekat dengan nama
sebelumnya, dan masih banyak lagi.
Pada era pasca kemerdekaan, perjuangan pemuda masih terus diuji. Ujian itu mampu dilewati
oleh para pemuda Indonesia saat itu hingga kedaulatan Indonesia diakui oleh dunia. Masamasa awal kemerdekaan Republik Indonesia adalah masa-masa kritis bagi bangsa ini.
Disinilah peran penting para pemuda. Sampai pada akhirnya terjadilah gejolak pada tahun
1965-1966 yang ditandai dengan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI. Gejolak tersebut
tidak dapat dihindarkan. Lagi-lagi pemuda lah yang menjadi motor penggerak perubahan.
Mahasiswa mampu meruntuhkan rezim orde lama untuk kehidupan yang lebih baik lagi.
Di era Orde Baru, peran pemuda seakan mati suri. Tidak ada lagi pergerakan-pergerakan yang
frontal dalam menuntut perubahan. Gerakan sering kali dilakukan secara grassroot dan bawah
tanah. Kondisi ini disebabkan oleh sistem pemerintahan yang diterapkan Orde Baru yang
mengekang kebebasan bersuara. Gerakan bawah tanah dan pemerintahan yang diktator,
menjadikan bentrokan "bawah tanah" un tidak terelakkan. Dampaknya, banyaknya terjadi
pelanggaran HAM pada era Orde Baru, dari Malari hingga Petrus. Bentrokan "bawah tanah"
ini pada akhirnya menemukan waktunya untuk meledak ke permukaan. Puncaknya pada
tahun 1998 diawali dengan krisis moneter yang tidak kunjung pulih, pemuda menjadi garda
terdepan sekaligus motor penggerak perubahan. Sekali lagi pemuda membuktikan peran dan
kekuatannya di negeri ini. Tanpa pemuda, negara ini mungkin sulit untuk berubah.
Dilema Pemuda Indonesia di Era Reformasi
Dilema, itu kata yang tepat bagi posisi dan pemuda Indonesia saat ini. Dilema karena
segregasi yang muncul di kalangan pemuda Indonesia. Dilema karena makin majemuknya
kelompok pemuda Indonesia. Mereka ada yang benar-benar peduli dengan negara ini, ada

pula yang pura-pura peduli dengan negara ini, bahkan ada yang tidak peduli dengan negara
ini tetapi peduli dengan kekayaan negara ini. Segregasi itu lah yang tanpa disadari muncul
dengan jelas di kalangan pemuda Indonesia saat ini.
Bung Karno memang benar saat mengatakan "berikan aku satu orang pemuda akan aku
goncangkan dunia". Begitu dahsyatnya kekuatan dan peran pemuda dimanapun dan kapan
pun. Bahkan saking dahsyatnya, kekuatan ini malah bisa menjadi bumerang bagi Indonesia.
Ya bisa menjadi bumerang ketika para pemuda salah asuhan. Mereka bisa dengan ganas
merongrong negara ini demi nafsu pribadi yang tak akan pernah terpuaskan.
Terlihat kontradiktif jika melihat kondisi pemuda sekarang denga sejarah eksistensi pemuda
di Indonesia. Pemuda sekarang cenderung acuh tak acuh dengan kondisi negara saat ini.
Apatis untuk memikirkan negara dan cenderung tidak ingin terlibat dengan hal yang rumit
dan tidak ada dampak langsung ke dirinya.
Walaupun hingga saat ini pergerakan mahasiswa masih sering kita dengar di media, tetapi
cara yang ditempuh oleh mahasiswa yna gnotaene adalah pemuda tidak seelegan dari yang
terdahulu. Contoh kongkrit yang sering terjadi, mahasiswa di Makassar yang seringkali
aksinya disisipi dengan membakar ban yang berujung kepada kepadatan lalu lintas. Selain itu,
belum lama kita juga disuguhkan dengan berita pemblokiran jalur KRL di stasiun Pondok
Cina sebagai bentuk pembelaan mahasiswa UI terhada nasib para pedagang yang tergusur
dari stasiun Pondok Cina, Depok. Kasus ini berbuntut panjang karena mahasiswa UI dicap
buruk oleh masyarakat khususnya bagi mereka yang setia menjadi penumpang KRL.
Pendidikan dan Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah satu bentuk transformasi yang kompleks yang melibatkan banyak
elemen dalam satu kelompok sosial. Perubahan sosial memiliki dua jalan, yaitu perubahan
sosial yang mengarah negatif maupun yang positif tergantung bagaimana kita melihat
perubahan sosial tersebut dari kacamata yang mana.
Kekompleksan perubahan sosial tersebut juga sudah terjadi di Indonesia bertahun-tahun
sebelumnya. Perubahan ini bisa dikatakan selalu melibatkan pemuda. Pemuda yang menjadi
motor penggerak dan garda depan perubahan bangsa ini. Yang menjadi permasalahan
selanjutnya adalah bagaimana negara dan bangsa ini mampu membentuk karakter pemuda

yang hebat, yang bebas tetapi bertanggung jawab, dan pemuda yang bertingkah selayaknya
manusia bukan robot.
Permasalah pembentukan karakter pemuda ini bisa terselesaikan dengan penyelenggaraan
pendidikan yang manusiawi yang menggiring para pemuda untuk bertindak selayaknya
manusia. Seperti yang Paulo Freire katakan, dalam pendidikan harus mengandung dua
dimensi, yaitu refleksi dan realitas (aksi). Dimana keduanya harus diterapkan secara
bersamaan dalam suatu proses pendidikan. Jika dimensi refleksi saja yang diterapkan maka
akan terjadi verbalisme dan sebaliknya jika dimensi aksi saja yang diterapkan maka yang
terjadi adalah aktivisme (Freire, 1985: 71).
Selain itu, Paulo Freire memiliki asumsi bahwa keberadaan pendidikan tidak terlepas dari
kondisi lingkungan sosial suatu masyarakat itu sendiri (Fakih, 2002: 115). Sehingga
pendidikan tidak dapat dikatakan sebagai salah satu aspek yang dapat dilihat sebagai sesuatu
yang parsial melainkan sebagai sesuatu yang sangat terkait denga konteks yang lebih luas
dari suatu masyarakat itu sendiri.
Sehingga tanggung jawab negara dan kita semua saat ini adalah bagaimana menemukan
formula yang pas untuk pendidikan ke depannya agar karakter pemuda bisa terbentuk ke arah
yang poisitif dan berdampak besar terhadap kemajuan negara dan bangsa Indonesia.
Keberhasilan pendidikan ini tentunya perlu didukung pula oleh semua elemen seperti media
dengan memberikan berita dan tayangan yang berkualitas, pemuka agama dengan memerikan
suri tauladan yang bisa dicontoh oleh semua orang, dan institusi-institusi lainnya perlu
memiliki andil dan peran aktif dalam mewujudkan Indonesia yang maju menuju perubahan
yang lebih baik dengan pemuda sebagai garda terdepan dan motor penggerak perubahan.
*)Tulisan ini pernah diikutsertakan dalam lomba essay suara republika
Daftar Pustaka:
Fakih, Mansour Dr. 2002. Jalan Lain: Manifesto Intelektual Organik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Freire, Paulo. 1985. Pendidikan Kaum Tertindas. Jakarta: LP3ES.
Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi dan Refleksi Metodologi Kasus
Indonesia. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

http://www.harianhaluan.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=10707:pemuda-adalah-aset-&catid=14:pokok-atokoh&Itemid=84.

Anda mungkin juga menyukai