Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

PENGABDIAN MASYARAKAT

“PENGEMBANGAN TIMBANG TERIMA BERBASIS ANDROID UNTUK


MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN”

Disusun oleh:
MAGISTER KEPERAWATAN PEMINATAN MANAJEMEN

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL
PENGABDIAN MASYARAKAT
“PENGEMBANGAN TIMBANG TERIMA BERBASIS ANDROID
UNTUK MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN”
DI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO

Telah disetujui untuk dilaksanakan pada tanggal 27 November 2019

Ketua Sekretaris

Nanda Bachtiar, S.Kep.,Ns. Wahyuni, S.Kep., Ns


NIM. 131914153041 NIM. 131914153042

Mengetahui,
Ketua Program Magister Keperawatan Pembimbing Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Dr. Tintin Sukartini S. Kp, M. Kes Prof. Dr. H. Nursalam, M.Nurs (Hons)
NIP. 197212172000032001 NIP. 196612251989031004

Menyetujui,
Wakil Dekan I

Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes


NIP. 196808291989031002
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL
PENGABDIAN MASYARAKAT
“PENGEMBANGAN TIMBANG TERIMA BERBASIS ANDROID
UNTUK MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN”
DI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO

Telah disetujui untuk dilaksanakan pada tanggal 27 November 2019

Ketua Sekretaris

Nanda Bachtiar, S.Kep.,Ns. Wahyuni, S.Kep., Ns


NIM. 131914153041 NIM. 131914153042

Mengetahui,
Ketua Program Magister Keperawatan Pembimbing Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Dr. Tintin Sukartini S. Kp, M. Kes Prof. Dr. H. Nursalam, M.Nurs (Hons)
NIP. 197212172000032001 NIP. 196612251989031004

Menyetujui,
Wakil Dekan I

Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes


NIP. 196808291989031002
No KEGIATAN KETERANGAN
1 Nama Kegiatan Pengabdian Masyarakat
2 Tema Kegiatan Pengembangan Timbang Terima Berbasis Android untuk
Meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan
3 Waktu dan Tempat Waktu : 27 November 2019
Pelaksanaan Tempat : Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo
Surabaya
4 Jenis Kegiatan Sosialisasi Alur Timbang Terima Berupa Dokumentasi
SOAP Berbasis Android
5 Tujuan Kegiatan Meningkatkan Pengetahuan Tentang Alur Timbang
Terima Berupa Dokumentasi SOAP Berbasis Android
6 Anggaran yang Rp. 920.000,-
dibutuhkan
I. Latar Belakang
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan
dengan baik melalui komunikasi yang efektif antarperawat, maupun dengan tim
kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan
keefektivitasannya adalah saat pergantian sif (timbang terima pasien) (Nursalam,
2018).
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan /belum, dan perkembangan pasien saat
itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh
perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan
lisan (Nursalam, 2018).
Pelaksanaan timbang terima di Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo
Surabaya mencakup penyampaian tentang kondisi pasien, terapi medis dan
pemeriksaan penunjang yang belum atau sudah dilakukan sesuai instruksi dokter
serta tindakan yang akan dilakukan untuk pasien pada hari itu. Pelaksanaan timbang
terima dipimpin oleh PJ Shift atau ketua tim dan dilakukan secara lisan dan tertulis.
Setelah timbang terima dilakukan di nurse station kemudian di validasi langsung ke
semua pasien. Dokumentasi keperawatan timbang terima di Rumah Sakit Katolik
St. Vincentius a Paulo Surabaya menggunakan format SOAP yang dituliskan pada
buku timbang terima, belum ada penggunaan aplikasi berbasis android untuk
memudahkan dan mempersingkat waktu pendokumentasian keperawatan untuk
disampaikan saat timbang terima. Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan
adanya sosialiasi terkait alur timbang terima berupa dokumentasi SOAP berbasis
android yang mudah dan efektif pada perawat di Rumah Sakit Katolik St.
Vincentius a Paulo.
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan bagaimana
penerapan alur timbang terima berupa dokumentasi SOAP berbasis android?

III. TUJUAN KEGIATAN


Tujuan Pelaksanaan kegiatan:
a) Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan tentang pengembangan timbang terima berbasis
android yang diharapkan dapat meningkatkan pengembangan pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo.
b) Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan tentang alur timbang terima berupa dokumentasi
SOAP berbasis android.

IV. MANFAAT KEGIATAN


a) Bagi Klien/ Pengguna Layanan Rumah Sakit
1. Mendapatkan kepuasan dalam pelayanan keperawatan.
2. Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
b) Bagi Perawat
1. Mendapatkan ilmu pengetahuan tentang alur timbang terima berupa
dokumentasi SOAP berbasis android
2. Meningkatkan motivasi kerja perawat untuk melaksanakan timbang terima
untuk meningkatkan pelayanan keperawatan.
c) Bagi Pemerintah
Mendukung terwujudnya pelayanan keperawatan yang bermutu.

V. SASARAN KEGIATAN
Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat tentang pengembangan timbang terima
berbasis android untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah perawat
yang ada di Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo.
VI. TEMPAT DAN WAKTU KEGIATAN
Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Rabu, 27 November 2019
Tempat : Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo
Waktu : 09.00 WIB - selesai

VII. BENTUK KEGIATAN DAN SUSUNAN ACARA


Berikut adalah rencana bentuk kegiatan pengabdian masyarakat “Pengembangan
timbang terima berbasis android untuk meningkatkan Mutu Pelayanan
Keperawatan”:
a) Melakukan perijinan ke Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo sebagai
tempat dilaksanakannya kegiatan
b) Berkoordinasi dengan Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo sebagai
tempat dilaksanakannya kegiatan.
c) Survei Lapangan
Survei awal lapangan dilakukan di Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo
Adapun susunan kegiatan Pengabdian Masyarakat “pengembangan timbang terima
berbasis android untuk meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan” adalah
sebagai berikut :
PENANGGUNG KETERANGAN
NO. WAKTU KEGIATAN
JAWAB
1 09.00 - 09.30 Persiapan Panitia Sekretaris
Registrasi
2 09.30 – 09.45 1. Pembukaan MC:
2. Sambutan-sambutan Ns. Nurul Arifah,
a. Ketua Panitia S.Kep
b. Pembimbing
3. Doa
3 09.45 – 10.15 Pemaparan Materi Terkait Ns. Hardityo Moderator:
Alur Timbang Terima Fajarsiwi, S.Kep Ns. Daviq
Berupa Dokumentasi Ayatulloh, S.Kep
SOAP Berbasis Android
4 10.15 – 10.45 Diskusi dan Tanya Jawab Moderator:
Ns. Daviq
Ayatulloh, S.Kep
5 10.45 – 11.00 Penutup MC:
Ns. Nurul Arifah,
S.Kep
VIII. SUSUNAN KEPANITIAAN
Pelindung : Prof. Dr. Nursalam, M. Nurs (Hons)
Penanggung Jawab : Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes.
Ketua Panitia : Ns. Nanda Bachtiar M., S. Kep.
Sekretaris : Ns. Wahyuni, S.Kep.
Bendahara : Ns. Yeni Erlina, S.Kep.
Sie Acara : Ns. Enniq Mazayudha, S.Kep.
Ns. Nurullia Hanum Hilfida, S.Kep.
Sie Publikasi & Dokumentasi : Ns. Lanny Tria Damayanti, S.Kep.
Sie Humas : Ns. Daviq Ayatulloh, S.Kep.
Sie Pemateri : Ns. Hardityo Fajar Siwi, S. Kep
Sie Konsumsi : Ns. Sofiatun, S.Kep.
Ns. Lilis Indrawati, S.Kep.
Sie Penggalangan Dana : Ns. Nurul Arifah, S.Kep.
Ns. Dluha Maf’ula, S.Kep.

VIII. RENCANA ANGGARAN


RINCIAN HARGA PER
NO. JUMLAH JUMLAH
KEBUTUHAN SATUAN
1. Perlengkapan
Banner 1 Rp 100.000,- Rp 100.000,-
Kesektariatan 1 Rp 100.000,- Rp 100.000,-
2. Fee PIH 2 Rp 100.000,- Rp 200.000,-
3. Konsumsi
Snack 30 Rp 10.000,- Rp 300.000,-
Minum 1 Kardus Rp 20.000,- Rp 20.000,-
4. Lain-lain Rp 200.000,- Rp 200.000,-
TOTAL Rp 920.000,-

IX. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan ini kami buat sebagai bahan pertimbangan untuk
ditindaklanjuti dan pedoman penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat agar
dapat bermanfaat dan berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Atas perhatian dan bantuan dari semua pihak, kami ucapkan
terimakasih.
TIMBANG TERIMA

Oleh :
MAHASISWA MAGISTER KEPERAWATAN
(M12)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2019
KONSEP
TIMBANG TERIMA

1. Pengertian Timbang Terima


Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan /belum, dan perkembangan pasien saat
itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh
perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan
lisan (Nursalam, 2018).
2. Tujuan Timbang Terima
Menurut Nursalam (2018) tujuan umum timbang terima adalah
mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting,
dan tujuan khususnya adalah:
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
b. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada klien.
c. Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
3. Manfaat Timbang Terima
Manfaat timbang terima menurut Nursalam (2018) antara lain:
a. Bagi perawat
1) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
2) Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antarperawat
3) Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan
4) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
b. Bagi pasien
Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap
4. Prosedur Timbang Terima
Berikut ini prosedur timbang terima menurut Nursalam (2018):
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana

Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan 10 Nurse PP, PA


setiap pergantian sif/operan. station
menit
2. Prinsip timbang terima, semua
pasien baru masuk dan pasien
yang dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/dapat
teratasi serta yang memerlukan
observasi lebih lanjut
3. PA/PP menyempaikan timbang
terima kepada PP (yang menerima
pendelegasian) berikutnya, hal
yang perlu disampaikan dalam
timbang terima:
a. Aspek umum yang meliputi
M1 s/d M5
b. Jumlah pasien
c. Identitas pasien dan diagnosis
medis
d. Data (keluhan /subjektif dan
objektif)
e. Masalah keperawatan yang
masih muncul
f. Intervensi keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan
(secara umum)
g. Intervensi kolaboratif dan
dependen
h. Rencana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan
(persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dan
program lainnya).
Pelaksanaan Nurse Stasion 25 Nurse Karu, PP,
1. Kedua kelompok dinas sudah Station PA
menit
siap (sif jaga)
2. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan
3. Kepala ruang membuka acara
timbang terima
4. Penyampaian yang jelas, singkat,
dan padat oleh perawat jaga
(NIC)
5. Perawat jaga sif selanjutnya dapat
melakukan klarifikasi, tanya
jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah
ditimbang terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas.

Di Bed Pasien
6. Kepala ruangan menyampaikan
salam dan PP menanyakan Ruang/
kebutuhan dasar pasien Bed
7. Perawat jaga selanjutnya Pasien
mengkaji secara penuh terhadap
masalah keperawatan, kebutuhan,
dan tindakan yang telah/belum
dilaksanakan, serta hal-hal
penting lain selama masa
perawatan
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada petugas
berikutnya.
Post- timbang 1. Diskusi 10 Nurse Karu, PP,
terima 2. Pelaporan untuk timbang terima Station PA
menit
dituliskan secara langsung pada
format timbang terima yang
ditandatangani oleh PP yang jaga
saat itu dan PP yang jaga
berikutnya diketahui oleh Kepala
Ruang.
3. Ditutup oleh Karu

5. Metode Dalam Timbang Terima


1) Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di
sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara
umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga
proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak
up to date.
2) Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang
sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan
di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien
secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang
disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun bedside
handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa
kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait
kondisi penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan
perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien
secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan
pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi
penyakit atau persepsi medis yang lain.

Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:


a. Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan
kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one
way communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja
atau media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan
bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk
dikombinasi.

Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman


implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:
1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya
pertanyaan dari penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi
terapi, pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus
diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat
penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang
atau mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk
perawatan dan terapi sebelumnya.
5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan
kegagalan informasi atau terlupa.
6. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat timbang terima menurut Nursalam (2018)
antara lain:
1) Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian sif
2) Dipimpin oleh Karu atau PP
3) Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien
5) Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien
6) Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang
cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia
bagi pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan
secara langsung di dekat pasien.
7) Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
7. Alur Timbang Terima

Situation

Data Demografi Diagnosis Medis Diagnosis Keperawatan (Data)

Background

Riwayat keperawatan

Assessment: KU, TTV, GCS,


Skala nyeri, Jesiko Jatuh, ROS
(poin yang penting)

Recomendation:
1. Tindakan yang Sudah
2. Dilanjutkan
3. Stop
4. Modifikasi
5. Strategi Baru
(Nursalam, 2018)

8. Dokumentasi Dalam Timbang Terima


Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan
keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen
pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang
efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga
kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan
oleh perawat. Hal-hal yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima
antara lain: identitas pasien, diagnosa medis pesien, dokter yang menangani,
kondisi umum pasien saat ini, masalah keperawatan, intervensi yang sudah
dilakukan, intervensi yang belum dilakukan, tindakan kolaborasi, rencana umum
dan persiapan lain serta tanda tangan dan nama terang. Manfaat
pendokumentasian adalah dapat digunakan lagi untuk keperluan yang
bermanfaat, mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan
lainnya tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien serta
bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi
mengenai pasien telah dicatat (Suarli & Yayan, 2009).

9. Evaluasi Dalam Timbang Terima


Evaluasi timbang terima menurut Nursalam (2018), antara lain:
1) Struktur (Input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain: catatan timbang terima, status pasien dan kelompok sif timbang
terima. Kepala ruang/ Nurse in change (NIC) memimpin kegiatan timbang
terima yang dilaksanakan pada pergantian sif yaitu malam ke pagi, pagi ke
sore. Kegiatan timbang terima pada sif sore ke malam dipimpin oleh perawat
primer yang bertugas pada saat itu.
2) Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti sif. Perawat
primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti sif.
Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang
perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima
mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan, intervensi yang
belum/sudah dilakukan.
3) Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian sif. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antarperawat berjalan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kassean, H., K., & Jagoo, Z., B.,(2005). Managing change in the nursing handover from
traditional to bedside handover – a case study from Mauritius. BMC
Nurs, 4 (1), 1. doi:10.1186/1472-6955-4-1
Nursalam. (2018). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. (Edisi 5).Jakarta: Salemba Medika
Suarli, S. & Yayan, B., (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Erlangga Medical Series

Anda mungkin juga menyukai