DISUSUN OLEH:
PROPOSAL
SOSIALISASI DAN PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) DALAM
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN REMAJA
Ketua,
Menyetujui,
Setiap orang orang memiliki resiko yang sama terkena musibah dan hal-hal
kegawatan yang waktu serta tempatnya tidak dapat diperkirakan. Setiap pribadi
mempunyai andil dalam memberikan pertolongan saat menemukan orang lain terkena
musibah yang dalam hal ini bisa mengakibatkan henti jantung atau cardiac arrest.
Kasus henti jantung sebagian besar terjadi di luar rumah sakit sehingga membutuhkan
bantuan yang cepat dan tepat dalam menanganinya agar tidak terjadi kematian. Pada
pertolongan secara cepat dan tepat. Masyarakat harus mengetahui kemana mereka harus
meminta bantuan.
Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA) merupakan suatu kejadian henti jantung
yang terjadi diluar rumah sakit (AHA, 2015). OHCA menjadi salah satu focus
permasalahan kesehatan dunia karena angka kejadian yang tinggi. Angka kejadian
OHCA secara global yaitu 50 hingga 60 per 10.000 orang pertahun. Angka kejadian
OHCA adalah sebanyak 300.000 kasus di Eropa dan 420.000 kasus di Amerika Serikat
(Go et al, 2014). Sedangkan di Indonesia memiliki angka kejadian OHCA yang
diperkirakan mencapai 10.000 kasus pertahun atau terdapat 30 kejadian OHCA setiap
hari (Depkes). Tingginya angka kejadian OHCA juga diikuti dengan angka
kelangsungan hidup (survival rate) penderita OHCA yang sangat kecil yaitu 12%
(AHA, 2015). Penyebab utama dari rendahnya survival rate korban OHCA adalah
terlambatnya pelaporan dan pemberian tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) (When
tindakan penyelamatan hidup berupa pemberian kompresi dada, di mana setiap orang
perlu tahu dan siapapun bisa melakukannya. Hampir 80% dari serangan jantung
mendadak terjadi di rumah dan disaksikan oleh keluarga terdekat. Oleh karena itulah
sangat dibutuhkan sekali peningkatan jumlah dan kesiapsiagaan RJP awam untuk
memberikan pertolongan pada korban OHCA. Tujuan dari RJP itu sendiri adalah
berusaha memberikan bantuan sirkulasi sistemik beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh
secara efektif dan optimal sampai didapatkan kembali sirkulasi sistemik secara spontan
pelayanan pasien gawat darurat yang terdiri dari layanan pra rumah sakit, pelayanan
dirumah sakit dan pelayanan antar rumah sakit. Pelayanan berpedoman pada respon
cepat yang menekannkan pada prinsip time salving is life and limb salving yang
pelayanan ambulan gawat darurat dan sistem komunikasi (Depkes, 2009). Sistem Pra
ditemukan oleh orang-orang awam khusus seperti anggota Pramuka, Palang Merah
Remaja (PMR), Korp Suka Rela (KSR), Anak Sekolah/ Guru, Ibu Rumah Tangga,
Pengemudi/ supir, Satpam, Petugas Pemadam kebakaran, Petugas SAR dan lain-lain.
Orang awam dan awam khusus ini harus dilatih bagaimana menangani korban gawat
dengan menghubungi 112 (bebas pulsa), melakukan Resusuitasi jantung Paru (RJP) dan
lain-lain. Oleh karena itu yang perlu dilakukan adalah pembinaan masyarakat melalui
atau organisasi lain yang didirikan oleh masyarakat (Lembaga Swadaya Masyarakat).
Organisasi kesehatan dunia seperti Europhean Resuscitation Council dan World Health
pertama pre hospital perlu dilakukan. Masyarakat yang tidak paham akan pertolongan
yang dilakukan tepat atau tidak dan kebanyakan masyarakat awam menunggu tim
ini baik diberikan sejak usia muda untuk menciptakan generasi muda yang kompeten
pre hospital. Jika pertolongan yang diberikan masyarakat awam tepat, maka angka
Usia SMA merupakan usia yang paling memenuhi kriteria untuk dilatih dalam
ikut serta melaksanakan sebagian usaha dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan masyarakat lingkungannya. Salah satu
sekolah yang menjadi target kami adalah SMK Negeri 10 Surabaya yang memiliki
dedikasi tinggi, berbagai fasilitas yang mendukung dalam kegiatan belajar mengajar,
dan memiliki banyak kegiatan ekstrakulikuler yaitu diantaranya Palang Merah Remaja,
Pramuka, Pecinta Alam, Band, Futsal, Teater, Dance, Aktivis Pelajar Muslim (APM),
Cheers, Basket, Voly, Puspita, SKI, Taekwondo, JUJITSU dan lain-lain. Hal inilah
SMK melalui Kader Kesehatan Remaja dalam memberikan bantuan dan pertolongan
dasar kepada penderita. Upaya tersebut dapat berupa pelatihan. Mengenai pelatihan ini
difokuskan pada bantuan hidup dasar yang dapat dengan mudah dipahami oleh
masyarakat umum.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Dapatkah sosialisasi dan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) serta Pertolongan
remaja pada kegawatdaruratan pada kasus henti jantung dan kasus kecelakaan?
Dasar (BHD) serta Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) remaja pada
C. TUJUAN KEGIATAN
a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus
D. MANFAAT KEGIATAN
1. Menambah informasi dan pengetahuan remaja tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD)
dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
3. Masyarakat berpartisipasi aktif dalam sosialisasi dan pelatihan Bantuan Hidup Dasar
serta Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) terhadap kegawat daruratan pada
E. SASARAN KEGIATAN
Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu siswa siswi SMK N 10 Surabaya yang
Berikut ini adalah bentuk rencana kegiatan pengabdian masyarakat tentang sosialisasi
dan pelatihan Bantuan Hidup Dasar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
1. Survei Lapangan
Surabaya
Fasilitator BHD:
1. Rischar Beny Riswanto
2. Ahmad Miftahul Aziz Bosniawan
3. Idham Soamole
4. Rifky Octavia Pradipta
Fasilitator P3K:
1. Dia Amalindah
2. Firda Yusniar
3. Husna Ardiana
4. Suharyono
G. RENCANA ANGGARAN
Harga per
No. Rencana Kebutuhan Jumlah Jumlah
Satuan
Perlengkapan
1)
Banner 1 Rp 50.000 Rp 50.000
Konsumsi
Undangan 5 Rp 25.000 Rp 125.000
2) Peserta 50 Rp. 10.000 Rp. 500.000
Manajemen Sekolah 5 Rp. 15.000 Rp. 75.000
Panitia 26 Rp. 10.000 Rp. 260.000
Kesekertariatan
3)
Print proposal 5 Rp. 10.000 Rp. 50.000
Print laporan pertanggung 2 Rp. 15.000 Rp. 30.000
jawaban
Cinderamata 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000
Doorprize 2 Rp 15.000 Rp 30.000
Akomodasi dan transportasi
4)
Pusat Informasi dan Humas 2 Rp. 50.000 Rp. 100.000
5) Lain-lain 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
Total Rp 1.470.000
H. PENUTUP
masyarakat awam khususnya anak sekolah masih belum mengetahui apa itu bantuan
masyarakat karena jika pertolongan pertama yang dilakukan tepat maka semakin tinggi
juga harapan hidup seseorang sebelum dilakukan tindak lanjut oleh petugas kesehatan.
Demikian proposal kegiatan ini kami buat sebagai bahan pertimbangan untuk
dapat bermanfaat dan berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Atas perhatian dan bantuan dari semua pihak, kami ucapkan terimakasih.