Anda di halaman 1dari 11

SOSIALISASI DAN PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) DALAM


MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN REMAJA

DISUSUN OLEH:

MAGISTER KEPERAWATAN (M12)

PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL
SOSIALISASI DAN PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) DALAM
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN REMAJA

Telah disetujui untuk dilaksanakan

Ketua,

Muhamad Anis Taslim


NIM 131914153029

Menyetujui,

Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Koordinator Program Studi


Universitas Airlangga Magister Keperawatan Universitas Airlangga

Dr.Kusnanto,S.Kp.,M.Kes Dr. Tintin Sukartini, S. Kp., M. Kes


NIP. 196808291989031002 NIP. 197212172000032001
A. LATAR BELAKANG

Setiap orang orang memiliki resiko yang sama terkena musibah dan hal-hal

kegawatan yang waktu serta tempatnya tidak dapat diperkirakan. Setiap pribadi

mempunyai andil dalam memberikan pertolongan saat menemukan orang lain terkena

musibah yang dalam hal ini bisa mengakibatkan henti jantung atau cardiac arrest.

Kasus henti jantung sebagian besar terjadi di luar rumah sakit sehingga membutuhkan

bantuan yang cepat dan tepat dalam menanganinya agar tidak terjadi kematian. Pada

dasarnya semua upaya yang dilakukan bertujuan agar penderita memperoleh

pertolongan secara cepat dan tepat. Masyarakat harus mengetahui kemana mereka harus

meminta bantuan.

Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA) merupakan suatu kejadian henti jantung

yang terjadi diluar rumah sakit (AHA, 2015). OHCA menjadi salah satu focus

permasalahan kesehatan dunia karena angka kejadian yang tinggi. Angka kejadian

OHCA secara global yaitu 50 hingga 60 per 10.000 orang pertahun. Angka kejadian

OHCA adalah sebanyak 300.000 kasus di Eropa dan 420.000 kasus di Amerika Serikat

(Go et al, 2014). Sedangkan di Indonesia memiliki angka kejadian OHCA yang

diperkirakan mencapai 10.000 kasus pertahun atau terdapat 30 kejadian OHCA setiap

hari (Depkes). Tingginya angka kejadian OHCA juga diikuti dengan angka

kelangsungan hidup (survival rate) penderita OHCA yang sangat kecil yaitu 12%

(AHA, 2015). Penyebab utama dari rendahnya survival rate korban OHCA adalah

terlambatnya pelaporan dan pemberian tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) (When

et al, 2013 dalam Yunanto et al, 2017).

Resusuitasi jantung Paru (RJP) merupakan salah satu pengetahuan mengenai

tindakan penyelamatan hidup berupa pemberian kompresi dada, di mana setiap orang

perlu tahu dan siapapun bisa melakukannya. Hampir 80% dari serangan jantung
mendadak terjadi di rumah dan disaksikan oleh keluarga terdekat. Oleh karena itulah

sangat dibutuhkan sekali peningkatan jumlah dan kesiapsiagaan RJP awam untuk

memberikan pertolongan pada korban OHCA. Tujuan dari RJP itu sendiri adalah

berusaha memberikan bantuan sirkulasi sistemik beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh

secara efektif dan optimal sampai didapatkan kembali sirkulasi sistemik secara spontan

(Modul BTCLS, 2012).

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SGPDT) adalah suatu

pelayanan pasien gawat darurat yang terdiri dari layanan pra rumah sakit, pelayanan

dirumah sakit dan pelayanan antar rumah sakit. Pelayanan berpedoman pada respon

cepat yang menekannkan pada prinsip time salving is life and limb salving yang

melibatkan pelayanan masyarakat awam umum, awam khusus, petugas medis,

pelayanan ambulan gawat darurat dan sistem komunikasi (Depkes, 2009). Sistem Pra

Rumah sakit dengan kejadian kasus kegawatdaruratan sehari-hari paling sering

ditemukan oleh orang-orang awam khusus seperti anggota Pramuka, Palang Merah

Remaja (PMR), Korp Suka Rela (KSR), Anak Sekolah/ Guru, Ibu Rumah Tangga,

Pengemudi/ supir, Satpam, Petugas Pemadam kebakaran, Petugas SAR dan lain-lain.

Orang awam dan awam khusus ini harus dilatih bagaimana menangani korban gawat

darurat misalnya melakukan permintaan pertolongan (Call For Help) di Surabaya

dengan menghubungi 112 (bebas pulsa), melakukan Resusuitasi jantung Paru (RJP) dan

lain-lain. Oleh karena itu yang perlu dilakukan adalah pembinaan masyarakat melalui

pelatihan peningkatan kemampuan, pembentukan elemen-elemen organisasi yang

pengorganisasiannya dibawah Pemda, seperti Public Safety Center (PSC), Poskesdes,

atau organisasi lain yang didirikan oleh masyarakat (Lembaga Swadaya Masyarakat).

Organisasi kesehatan dunia seperti Europhean Resuscitation Council dan World Health

Organization merekomendasikan bahwa anak sekolah sudah bisa mendapatkan


pelatihan RJP sejak usia 12 tahun dan materi RJP dapat dimasukkan kedalam kurikulum

pendidikan (Bohn et al, 2015).

Peningkatan pengetahuan masyarakat dalam upaya pemberian pertolongan

pertama pre hospital perlu dilakukan. Masyarakat yang tidak paham akan pertolongan

pertama akan cenderung memberikan pertolongan seadanya tanpa memikirkan tindakan

yang dilakukan tepat atau tidak dan kebanyakan masyarakat awam menunggu tim

penolong datang tanpa memikirkan kondisi korban. Penyuluhan dan pelatihan

merupakan upaya penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

masyarakat awam dalam memberikan pertolongan pertama. Penyuluhan dan pelatihan

ini baik diberikan sejak usia muda untuk menciptakan generasi muda yang kompeten

dalam mengaplikasikan serta mensosialisasikan cara untuk memberikan pertolongan

pre hospital. Jika pertolongan yang diberikan masyarakat awam tepat, maka angka

harapan hidup korban akan lebih tinggi.

Usia SMA merupakan usia yang paling memenuhi kriteria untuk dilatih dalam

ikut serta melaksanakan sebagian usaha dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan masyarakat lingkungannya. Salah satu

sekolah yang menjadi target kami adalah SMK Negeri 10 Surabaya yang memiliki

dedikasi tinggi, berbagai fasilitas yang mendukung dalam kegiatan belajar mengajar,

dan memiliki banyak kegiatan ekstrakulikuler yaitu diantaranya Palang Merah Remaja,

Pramuka, Pecinta Alam, Band, Futsal, Teater, Dance, Aktivis Pelajar Muslim (APM),

Cheers, Basket, Voly, Puspita, SKI, Taekwondo, JUJITSU dan lain-lain. Hal inilah

yang menjadi landasan bagi mahasiswa S2 Program Magister Keperawatan

mengadakan sebuah upaya memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada remaja

SMK melalui Kader Kesehatan Remaja dalam memberikan bantuan dan pertolongan

dasar kepada penderita. Upaya tersebut dapat berupa pelatihan. Mengenai pelatihan ini
difokuskan pada bantuan hidup dasar yang dapat dengan mudah dipahami oleh

masyarakat umum.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Dapatkah sosialisasi dan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) serta Pertolongan

Pertama pada Kecelakaan (P3K) dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

remaja pada kegawatdaruratan pada kasus henti jantung dan kasus kecelakaan?

2. Bagaimanakah cara meningkatan pengetahuan dan keterampilan Bantuan Hidup

Dasar (BHD) serta Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) remaja pada

kegawatdaruratan pada kasus henti jantung dan kasus kecelakaan?

C. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan Pelaksanaan kegiatan:

a) Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Bantuan Hidup Dasar (BHD) serta

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) remaja pada kegawatdaruratan pada

kasus henti jantung dan kasus kecelakaan

b) Tujuan Khusus

1) Memberikan informasi dan pengetahuan kepada remaja tentang penganan awal

pada kasus henti jantung dan kecelakaan,

2) Meningkatkan keterampilan remaja dalam melakukan resusitasi jantung paru dan

pertolongan pertama pada kecelakaan.

D. MANFAAT KEGIATAN

1. Menambah informasi dan pengetahuan remaja tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD)
dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.

2. Meningkatkan keterampilan remaja dalam melakukan resusitasi jantung paru dan

pertolongan pertama pada kecelakaan.

3. Masyarakat berpartisipasi aktif dalam sosialisasi dan pelatihan Bantuan Hidup Dasar

serta Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) terhadap kegawat daruratan pada

korban henti jantung dan korban kecelakaan.

E. SASARAN KEGIATAN

Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu siswa siswi SMK N 10 Surabaya yang

tergabung dalam organisasi OSIS, PMR, Pramuka, dan Paskibraka.

F. TEMPAT DAN WAKTU KEGIATAN

Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Senin, 25 November 2019

Tempat : SMK Negeri 10 Surabaya

G. BENTUK KEGIATAN DAN SUSUNAN ACARA

Berikut ini adalah bentuk rencana kegiatan pengabdian masyarakat tentang sosialisasi

dan pelatihan Bantuan Hidup Dasar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

Kader Kesehatan Remaja yaitu

1. Survei Lapangan

Survei awal lapangan dilakukan di SMK Negeri 10 Surabaya

2. Berkoordinasi dengan pihak kampus dan Kepala Sekolah SMK Negeri 10

Surabaya

3. Sosialisasi Program dan pelatihan


Sosialisasi program bertujuan untuk memberikan informasi mengenai rangkaian

kegiatan kepada pihak-pihak terkait yang selanjutnya akan dilakukan pelatihan

keterampilan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Pertolongan Pertama pada

Kecelakan (P3K) kepada remaja.

Adapun rincian kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

Waktu Estimasi Kegiatan PJ


06.30 – 06.30 30’ Berangkat Menuju Lokasi Suhendra Agung,
S.Kep., Ns
06.30 – 07.30 60’ Persiapan panitia di Aula Sekolah Suhendra Agung,
dan Perijinan ke Pihak Sekolah S.Kep., Ns
07.30 – 08.00 30’ Registrasi Peserta Diah Priyantini,
S.Kep., Ns dan Husna
Ardiana, S.Kep., Ns
08.00 – 08.10 10’ Pembukaan dan doa oleh MC Angga Miftakhul
Nizar, S.Kep., Ns.
Idham Soamole,
S.Kep., Ns
08.10 – 08.30 20’ Sambutan: Angga Miftakhul
1. Perwakilan sekolah Nizar, S.Kep., Ns
2. Dosen Pembimbing (Dr.
Tintin Sukartini, S.Kp.,
M.Kes)
08.30 – 08.45 15’ Pretest kegiatan Nur Aini Lutfi, S.Kep.,
Ns
08.45 – 09.30 45’ Penyampaian Materi: Nur Aini Lutfi, S.Kep.,
1. Basic Life Support untuk Ns
Remaja
2. P3K pada Pertolongan
Kecelakaan di Sekolah
c) 3. Diskusi
09.30 – 09.40 10’ Pembagian Kelompok Nur Aini Lutfi, S.Kep.,
Ns
09.40 – 10.40 60’ Demonstrasi pelaksanaan BLS Nur Aini Lutfi, S.Kep.,
dan P3K, kemudian saling Ns
bertukar silang
10.40 – 10.55 15’ Pelaksanaan posttest Angga Miftakhul
Nizar, S.Kep., Ns
10.55 – 11.05 10’ Penyerahan Doorprise Angga Miftakhul
Nizar, S.Kep., Ns
11.05 – 11.10 5’ Penutupan Angga Miftakhul
Nizar, S.Kep., Ns
11.10 – 11.20 10’ Foto Bersama Angga Miftakhul
Nizar, S.Kep., Ns
11.20 - Kembali Ke Fakultas Suhendra Agung,
Keperawatan Unair S.Kep., Ns
E. SUSUNAN KEPANITIAAN
Pelindung : Dr. Kusnanto, SKp., M.Kes (Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga)
Penanggung jawab : Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes.
Ketua : Muhammad Anis Taslim, S.kep., Ns
Wakil Ketua : Suharyono, S.Kep., Ns.
Bendahara : Dwi Yoga Setyorini, S.Kep., Ns.
Sekretaris 1 : Husna Ardiana, S.Kep., Ns
Sekretaris 2 : Diah Priyantini, S.Kep., Ns
Seksi-seksi
Sie Acara : Suhendra Agung Wibowo, S.Kep., Ns
Nur Aini Lutfi Rahmawati, S.Kep., Ns
Angga Miftahul Nizar, S.Kep., Ns
Sie Humas : Rischar Beny Riswanto, S.Kep., Ns
Dia Amalindah, S.Kep., Ns
Dian Retno Pratiwi, S.Kep., Ns.
Muhamad Syarifudin, S.Kep., Ns.
Ahmad Miftahul Aziz Bosniawan, S.Kep., Ns.
Sie Konsumsi : CH. R Yeni Suryandari, S.Kep., Ns
Nur Hidayatin, S.Kep., Ns
Anggun Hidayaturrahmi, S.Kep., Ns.
Ira Purnamasari, S.Kep., Ns.
Sie Perlengkapan : Rifky Octavia Pradipta, S.Kep., Ns
Idham Soamole, S.Kep., Ns.
Superzeki Zaidatul Fasilah, S.Kep., Ns.
Firda Yusniar, S.Kep., Ns.
Restiyana Agus, S.Kep., Ns.
Wa Ode Nurlina, S.Kep., Ns.
Sie Publikasi dan Dokumentasi : Ika Adelia Susanti, S.Kep., Ns.
Elok Paradisa, S.Kep., Ns.
Agnestria Winarto, S.Kep., Ns.
F. SUSUNAN PELATIH DAN PEMATERI
MC : Angga Miftahul Nizar, S.Kep., Ns
Pemateri Bantuan Hidup Dasar (BHD) : Suhendra Agung Wibowo
Pemateri Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K): CH. R Yeni Suryandari
Pembuat materi : Diah Priyantini

Fasilitator BHD:
1. Rischar Beny Riswanto
2. Ahmad Miftahul Aziz Bosniawan
3. Idham Soamole
4. Rifky Octavia Pradipta

Fasilitator P3K:
1. Dia Amalindah
2. Firda Yusniar
3. Husna Ardiana
4. Suharyono

G. RENCANA ANGGARAN

Berikut rencana anggaran yang diperlukan dalam kegiatan Sosialisasi Dan

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat:

Harga per
No. Rencana Kebutuhan Jumlah Jumlah
Satuan
Perlengkapan
1)
Banner 1 Rp 50.000 Rp 50.000
Konsumsi
Undangan 5 Rp 25.000 Rp 125.000
2) Peserta 50 Rp. 10.000 Rp. 500.000
Manajemen Sekolah 5 Rp. 15.000 Rp. 75.000
Panitia 26 Rp. 10.000 Rp. 260.000
Kesekertariatan
3)
Print proposal 5 Rp. 10.000 Rp. 50.000
Print laporan pertanggung 2 Rp. 15.000 Rp. 30.000
jawaban
Cinderamata 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000
Doorprize 2 Rp 15.000 Rp 30.000
Akomodasi dan transportasi
4)
Pusat Informasi dan Humas 2 Rp. 50.000 Rp. 100.000
5) Lain-lain 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
Total Rp 1.470.000

H. PENUTUP

Dengan melihat kondisi sekarang, kami masih banyak mendapatkan bahwa

masyarakat awam khususnya anak sekolah masih belum mengetahui apa itu bantuan

hidup dasar yang sangat memberikan efek untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat karena jika pertolongan pertama yang dilakukan tepat maka semakin tinggi

juga harapan hidup seseorang sebelum dilakukan tindak lanjut oleh petugas kesehatan.

Demikian proposal kegiatan ini kami buat sebagai bahan pertimbangan untuk

ditindak lanjuti dan pedoman penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat agar

dapat bermanfaat dan berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Atas perhatian dan bantuan dari semua pihak, kami ucapkan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai