Anda di halaman 1dari 11

Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No.

1 Juli 2019 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)


url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2
Efektifitas Metode Simulasi : Role Play Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Basic Life Support
(Bls) Di Kelurahan Setono Kabupaten Ponorogo

EFEKTIFITAS METODE SIMULASI : ROLE PLAY TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BASIC LIFE SUPPORT (BLS) DI
KELURAHAN SETONO KABUPATEN PONOROGO

Filia Icha Sukamto1), Dianita Rifqia Putri2)

1Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo


2 FakultasIlmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
*correspondence author: Telepon: 081336054554, E-mail: filiaicha@gmail.com

DOI: https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2.500

Abstrak
Latar Belakang:Kualitas CPR sering diabaikan, faktor yang mempengaruhi adalah individu,
pelatihan, kesadaran, teknik dan kelelahan penyelamat. Penolong pertama seringkali orang awam
yang tidak memiliki kemampuan menolong yang memadai sehingga dapat dipahami jika penderita
dapat meninggal ditempat kejadian atau selamat sampai ke fasilitas kesehatan dengan kecacatan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas metode simulasi: role play terhadap
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang Basic Life Support (BLS).
Metode: Jenis penelitian pre eksperimental, kuota sampling dengan sample 80 respoden. Instrumen
berupa kuisioner, tehnik pengambilan data pre dan post test. Uji statistic bivariat dengan Mc Nemar.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan pada pretest di dapatkan 53 (66,2%)
berpengetahuan buruk sedangkan tingkat pengetahuan posttest didapatkan 72 (90%) berpengetahuan
baik. Analisis data dengan uji statistic McNemar menunjukkan nilai significansi = 0,00. Karena nilai
p<0,05 maka pengetahuan antara sebelum dan sesudah simulasi : role play berbeda secara bermakna.
Simpulan: Adanya perbedaan yang bermakna antara pengetahuan sebelum dan sesudah simulasi :
role play maka diharapkan pada pemberian informasi tidak hanya sekedar teori namun ada pratik
berkesinambungan seperti pelatihan, untuk meningkatkan pengetahuan baik pada masyarakat awam
guna membantu dalam pertolongan pertama.

Kata Kunci: Basic Life Support, Metode Simulasi : Role Play, Pengetahuan, Masyarakat

646
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2
Efektifitas Metode Simulasi : Role Play Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Basic Life Support
(Bls) Di Kelurahan Setono Kabupaten Ponorogo

Abstract

Background: Quality of CPR often overlooked. Factors that influence are individuals, training,
awareness, techniques and savior fatigue. First helper often a lay person which doesn’t have enough
skills so it can be understood if the patient can die or survived with a disability.
Purpose: This study aims to determine the effectiveness of simulation role play method to increase
public knowledge about Basic Life Support (BLS).
Method: Type research was Pre-experimental, quota sampling with 80 respondents. Data collection
techniques use pre and post-test. Test bivariate statistics use McNemar.
Result: The results showed the level of knowledge at the pretest was 53 (66.2%) with poor knowledge,
while the post-test knowledge was 72 (90%) with good knowledge. Data analysis with Mc Nemar test
showed significance value = 0.00 (value of p <0.05), the knowledge between before and after the
role play simulation is significantly different.
Conclusion: The existence of a meaningful difference between knowledge before and after role play
simulation, expected that the provision of information isn’t just a theory but continuous practices like
training, to increase good knowledge in ordinary people to help in first aid.

Keywords: Basic Life Support, Simulation Methods: Role Play, Knowledge, Society

Pendahuluan Pada penderita dengan kegagalan pernapasan


Keadaan gawat darurat bisa terjadi
dan jantung kurang dari 4-6 menit akan
karena ulah manusia maupun alam, misalnya
menyebabkan kerusakan otak yang
bencana alam, banjir, gempa bumi, tsunami,
ireversibel.
gunung meletus, tanah longsor, ledakan bom,
Henti napas disebabkan karena
kegagalan tehnologi, kecelakaan lalulintas
stroke, tenggelam, keracunan dan henti
yang merupakan penyebab kematian utama
jantung selain disebabkan karena penyakit
baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.
jantung juga bisa karena jatuh atau
Penolong pertama seringkali orang awam
kecelakaan. Kecelakaan lalulintas yang
yang tidak memiliki kemampuan menolong
melibatkan kendaraan bermotor di Indonesia
yang memadai sehingga dapat dipahami jika
meningkat dari tahun 2012 hingga tahun 2014
penderita dapat langsung meninggal ditempat
yaitu dari 200.701 kasus menjadi 203.334
kejadian atau mungkin selamat sampai ke
kasus atau mengalami kenaikan sebesar 4%
fasilitas kesehatan dengan mengalami
(Departement Perhubungan, 2014). Jumlah
kecacatan karena cara transport yang salah.

647
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2
Efektifitas Metode Simulasi : Role Play Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Basic Life Support
(Bls) Di Kelurahan Setono Kabupaten Ponorogo

angka kematian menurut data dari Kepolisian ketrampilan masyarakat adalah melalui

Republik Indonesia (2014) akibat kecelakaan pelatihan atau pembelajaran dengan metode

lalulintas adalah sejumlah 31.186 kasus. Data yang sesuai, peralatan yang menunjang dan

tersebut juga menunjukkan bahwa secara rata instruktur yang kompeten dibidangnya. Salah

– rata korban meninggal sekitar 84 orang satu metode yang digunakan untuk

setiap harinya atau 3- 4 orang setiap jamnya. meningkatkan pengetahuan masyarakat

Angka kejadian kecelakaan di ponorogo pada adalah dengan metode simulasi. Metode

tahun 2014 mencapai 412 kejadian dengan simulasi merupakan salah satu metode

korban meninggal dunia mencapai 98 orang. pembelajaran yang dapat digunakan dalam

Sedangkan angka kejadian kecelakaan pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran

lalulintas mulai bulan Januari sampai Juni yang menggunakan metode simulasi

2015 mencapai 313 korban dengan korban cenderung objeknya bukan benda atau

meninggal dunia mencapai 40 orang (Data kegiatan yang sebenarnya, melainkan

LakaLantas, 2014-2015). Peneliti melakukan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura

wawancara kepada warga Kelurahan setono (Sri Anitah, W. DKK. 2012).

ponorogo mengenai penanganan kecelakaan Basic Life Support (BLS) merupakan

lalulintas. Ketika terjadi kecelakaan lalulintas, penanganan pertama kegawat daruratan yang

maka masyarakat menghubungi polisi merupakan pelayanan pra Rumah Sakit dan

lalulintas dan polisi akan segera datang respons cepat serta tepat untuk

kelokasi kejadian untuk mengamankan. menyelamatkan nyawa dan mencegah

Warga juga menjelaskan bahwa warga tidak kecacatan (time saving is life and limb saving)

tahu cara memberi pertolongan yang benar sebelum dirujuk kesarana rujukannya (rumah

sebelum korban dibawa ke rumah sakit . sakit) sesuai kebutuhan, maka dibentuk sarana

Salah satu cara untuk memberikan PUBLIC SAFETY CENTRE (PSC) sebagai

dan meningkatkan pengetahuan serta

648
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2
Efektifitas Metode Simulasi : Role Play Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Basic Life Support
(Bls) Di Kelurahan Setono Kabupaten Ponorogo

ujung tombak SAFE COMMUNITY yang Bahan dan Metode

merupakan sarana publik. Metode penelitian yang digunakan

Pengetahuan merupakan domain dalan penelitian ini adalah eksperimen

yang sangat penting untuk terbentuknya dengan desain pre-ekspiremental designs jenis

tindakan seseorang. Pengetahuan dipengaruhi one group pretest – posttest design atau studi

oleh beberapa faktor diantaranya adalah usia, intervensi yaitu penelitian untuk menguji

intelegensi, pemahaman, pengalaman, tingkat hipotesis sebab akibat dengan melakukan

pendidikan, dan sarana informasi intervensi berupa pembelajaran dengan

(Notoatmodjo, 2007). Maka pengetahuan metode simulasi yang sebelumnya dilakukan

tentang pertolongan pertama korban observasi berupa pre test kemudian dilakukan

kecelakaan yang dilakukan oleh masyarakat observasi lagi berupa post test setelah

perlu diteliti apakah menggunakan tehnik dan dilakukan metode simulasi sehingga dapat

metode BLS yang benar atau tidak sehingga dilihat perbedaan pengetahuan sebelum dan

dapat meningkatkan angka keselamatan baik sesudah dilakukan simulasi. Penelitian

pada kecelakaan lalulintas maupun pada kasus dilakukan di Kelurahan Setono Kabupaten

atau kejadian sehari - hari. Penelitian ini Ponorogo menggunakan tehnik pengambilan

mencoba menganalisis metode simulasi untuk sampling kuota sampling dengan jumlah

meningkatkan pengetahuan masyarakat sample 80 responden. Instrumen yang yang

tentang BLS. digunakan berupa kuisioner pengetahuan

Tujuan penelitian ini untuk BLS.

menganalisis efektifitas metode simulasi : role Pengambilan data penelitian

play terhadap peningkatan pengetahuan dilakukan setelah mendapat ijin dari Kepala

masyarakat tentang Basic Life Support (BLS) Desa Setono selanjutnya dibantu oleh

Di Kelurahan Setono Kecamatan Jenangan perangkat desa responden dikumpulkan di

Kabupaten Ponorogo. satu tempat dan penelitian ini dilakukan 2

649
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2
Efektifitas Metode Simulasi : Role Play Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Basic Life Support
(Bls) Di Kelurahan Setono Kabupaten Ponorogo

tahap. Setelah responden terkumpul peneliti Hasil

menjelaskan tujuan penelitian dan meminta Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia, Pendidikan,
Pengalaman, Informasi, Pengetahuan Pre
Test dan Pengetahuan Post Test Masyarakat
persetujuan responden, serta membagikan tentang BLS Di Kelurahan Keamatan
Jenangan Setono Ponorogo
kuisioner untuk diisi pada saat itu selanjutnya Variabel Frekuen Persen (%)
si
peneliti memberikan simulasi : role play Usia 26 – 35 5 6,2
(Th) 36 – 45 28 35,0
46 – 55 22 27,5
setelah simulasi dibagikan kuisioner untuk 56 – 65 25 31,2
Total 80 100
mengukur pengetahuan setelah simulasi.
Pendidikan SD 15 18,8
SMP 20 25,0
Pengolahan data yang dilakukan SMA 36 45,0
Perguruan 9 11,2
Tinggi
melalui tahap editing, koding dan scoring
Total 80 100
Pengalaman Tidak 77 96,2
serta tabulating dan data dianalisis melalui Menolong Pernah 3 3,8
Pernah
prosedur univariat dan bivariat dengan Total 80 100
Informasi Tidak 77 96,2
Pernah 3 3,8
menggunakan uji statistic McNemar dengan Pernah
Total 80 100
Pengetahuan Buruk 53 66,2
tingkat kemaknaan 95% (α<0,05). Pretest Baik 27 33,8
Total 80 100
Pengetahuan Buruk 8 10,0
Posttest Baik 72 90,0
Total 80 100
Sumber : Data Primer 2017

Dari tabel 1. didapatkan dari total 80

masyarakat dalam penelitian ini sebagian

besar berusia 36 – 45 tahun sebanyak 28

(35,0%) responden. Sebagian besar

berpendidikan SMA sebanyak 36 (73,3%)

responden. Sebagian besar mempunyai

pengalaman menolong sebanyak 77 (96,2%)

responden. Responden yang belum pernah

mendapatkan informasi tentang BLS

sebanyak 77 (96,2%) responden. Responden

650
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2
Efektifitas Metode Simulasi : Role Play Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Basic Life Support
(Bls) Di Kelurahan Setono Kabupaten Ponorogo

yang mempunyai pengetahuan buruk tentang antara sebelum dan sesudah simulasi role play

BLS sebelum simulasi roleplay sebanyak 53 berbeda secara bermakna.

(66,2%). Responden yang mempunyai Pembahasan


Pengetahuan Masyarakat Tentang BLS
pengetahuan baik tentang BLS setelah
Sebelum Simulasi : role play.
simulasi roleplay sebanyak 72 (90%).
Dari hasil penelitian pengetahuan
Tabel 2 Data Bivariat Pengetahuan Pretest dan Posttest
simulasi : role play pada Responden di tentang BLS sebelum simulasi role play
Kelurahan Kecamatan Jenangan Setono
Ponorogo didapatkan responden yang mempunyai
Variabel / Buru Baik p
Pengetahuan k
Posttest
pengetahuan buruk tentang BLS sebelum
N % n %

simulasi roleplay sebanyak 53 (66,2%).


Pengetahu Buruk 8 10 45 56,2 0,00
an Pretest Baik 0 0 27 27
Penelitian yang dilakukan Pergola (2009),
Total 8 10 72 90

Sumber : Data Primer 2017 didapatkan hanya sebagian kecil masyarakat

Berdasarkan tabel 2. hasil penelitian mempunyai pengetahuan cukup tentang BHD.

didapatkan responden yang berpengetahuan Penelitian Rajapakse, Noc, & Kersnick (2010)

sebelum simulasi roleplay buruk dan sesudah didapatkan tingkat pengetahuan tentang

simulasi roleplay tetap buruk ada 8 orang. ketrampilan RJP secara umum rendah.

Responden yang berpengetahuan sebelum Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan

simulasi roleplay buruk dan sesudah simulasi Erawati Susi (2015) menunjukkan seara

roleplay berubah baik ada 45 orang. umum pengetahuan masyarakat tentang BHD

Responden yang berpengetahuan sebelum baik. Perbedaan hasil penelitian pada ketiga

simulasi roleplay baik dan sesudah simulasi peneliti tersebut bisa terjadi karena beberapa

roleplay tetap baik ada 27 orang. Hasil uji faktor yaitu perbedaan kuisioner yang

statistik dengan uji Mc Nemar didapatkan digunakan. Dimana terdapat perkembangan

Angka Significany menunjukkan angka yang berkesinambungan tentang CPR,

0,000. Karena nilai p < 0,05 maka dapat pembaruan tahun 2005, tahun 2010, tahun

diambil kesimpulan bahwa pengetahuan 2015 (American Heart Association, 2010).

651
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2
Efektifitas Metode Simulasi : Role Play Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Basic Life Support
(Bls) Di Kelurahan Setono Kabupaten Ponorogo

Perkembangan ilmu CPR menunjukkan jika dengan cara yang tepat melalui penyuluhan

awalnya CPR hanya bisa dilakukan oleh atau pelatihan secara berkesinambungan akan

tenaga medis, namun sekarang tehnik BLS meningkatkan pengetahuan masyarakat

disa dipelajari dan dilakukan oleh masyarakat tetntang BLS. Masyarakat tidak akan takut

awam maupun awam khusus yang sudah lagi untuk melakukan CPR karena takut salah,

mendapatkan pelatihan. Ada beberapa faktor takut mencederai atau takut akan tertular

yang membatasi bystander untuk melakukan penyakit akibat menolong sehingga mampu

penyelamatan nyawa, yaitu ketakutan jika meningkatkan kualitas kesehatan.

melakukan kesalahan saat CPR atau tehnik Pengetahuan Masyarakat Tentang BLS
Setelah Simulasi : role play.
yang salah, ketakutan terkait kewajiban
Dari hasil penelitian pengetahuan
hukum dan transmisi penyakit jika
tentang BLS setelah simulasi role play
memberikan ventilasi, karakteristik korban
didapatkan responden yang mempunyai
dan karakteristik sosiokultural daerah (Mani
pengetahuan baik tentang BLS setelah
G, Danasekaran R, Annadurai K, 2014).
simulasi roleplay sebanyak 72 (90%).
Hasil penelitian menunjukkan dari 77
Serangan jantung atau kasus henti nafas yang
responden yang tidak mendapatkan informasi
membutuhan identifikasi dan pemberian
didapatkan 51 responden mempunyai
kompresi segera, sebagian besar terjadi di
pengetahuan buruk sebelum role play. Studi
lingkungan luar Rumah Sakit, Masyarakat
yang dilakukan oleh Mani G, Danasekaran R,
sebagai bagian yang paling sering pertama
Annadurai K (2014) menunjukkan di
kali kasus tersebut (Abdullah Alanazi, 2013).
Indonesia prevalensi bystander untuk
BLS tidak hanya didapat dari pendidikan
melakukan CPR sangat rendah karena
formal namun bisa didapat dari pendidikan
beberapa kendala dimana hal ini bisa
non formal misalnya dengan pelatihan secara
mempengaruhi ketahanan hidup dari OHCA.
bekala baik pemula maupun untuk
Pemberian informasi yang baik dan diberikan
penyegaran. Dari 45 responden yang

652
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2
Efektifitas Metode Simulasi : Role Play Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Basic Life Support
(Bls) Di Kelurahan Setono Kabupaten Ponorogo

berpendidikan SMA dan PT terdapat 41 tetap buruk ada 8 orang. Responden yang

responden yang berpengetahuan baik. berpengetahuan sebelum simulasi roleplay

Penelitian ini sejalan dengan teori buruk dan sesudah simulasi roleplay berubah

Notoatmodjo (2003) dalam hutapea, Elda baik ada 45 orang. Responden yang

Lunera (2012), dimana pendidikan berpengetahuan sebelum simulasi roleplay

berbanding lurus dengan pengetahuan, baik dan sesudah simulasi roleplay tetap baik

seseorang yang berpendidikan tinggi makan ada 27 orang. Hasil uji statistik dengan uji Mc

berpengetahuan baik pula. Seseorang yang Nemar didapatkan Angka Significany

mempunyai pendidikan tinggi akan lebih menunjukkan angka 0,000. Karena nilai p <

mudah untuk menerima informasi, dimana 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pada penelitian ini responden mendapat pengetahuan antara sebelum dan sesudah

informasi dengan tehnik simulasi role play simulasi role play berbeda secara bermakna.

yaitu selain pemeberian teori peneliti Resusitasi kardiopulmoner bystander (CPR)

memperagakan BLS dengan media manekin. penting untuk bertahan hidup dari luar rumah

Dengan peningkatan pengetahuan responden sakit serangan jantung (OHCA). Namun,

tentang BLS ini sangat penting dengan penelitian terbaru menunjukkan bahwa

harapan bahwa setiap orang di masyarakat kualitas CPR adalah penting dan sering

tahu tentang Cardiopulmonary Resuscitation diabaikan faktor yang mempengaruhi

(CPR) untuk indentifikasi dan kelangsungan hidup. Faktor individu,

menyelamatkan nyawa. pelatihan, kesadaran, teknik dan kelelahan

Perbedaan Pengetahuan Masyarakat penyelamat dapat mempengaruhi kualitas


tentang BLS Sebelum dan Sesudah
CPR. Komponen kualitas CPR meliputi
Simulasi : role play.
tingkat, rasio, kedalaman dan rasio kompresi
hasil penelitian didapatkan responden
ventilasi Ong Eng Hock Marcus (2011).
yang berpengetahuan sebelum simulasi

roleplay buruk dan sesudah simulasi roleplay

653
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2
Efektifitas Metode Simulasi : Role Play Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Basic Life Support
(Bls) Di Kelurahan Setono Kabupaten Ponorogo

Beberapa strategi telah disarankan tentang BLS sebelum dan setelah simulasi.

agar meningkatkan kualitas CPR di Pemberian siimulasi BLS ini sangat penting

masyarakat kita. Ini meliputi penelitian, dengan harapan bahwa setiap orang di

pelatihan, pendidikan dan penggabungan masyarakat tahu tentang Cardiopulmonary

teknologi tepat guna yang mengukur dan Resuscitation (CPR) untuk menyelamatkan

memberi umpan balik kualitas CPR. Salah nyawa dan meningkatkan kualitas kesehatan

satunya dengan metode simulasi (role masyarakat.

playing) merupakan proses pembelajarannya Simpulan


Perkembangan ilmu CPR
yang mengutamakan pola permainan dalam
menunjukkan jika awalnya CPR hanya bisa
bentuk dramatisasi. Dramatisasi dilakukan
dilakukan oleh tenaga medis, namun sekarang
oleh kelompok dengan mekanisme
tehnik BLS disa dipelajari dan dilakukan oleh
pelaksanaan yang diarahkan oleh pelatih
masyarakat awam maupun awam khusus yang
untuk melaksanakan kegiatan yang telah
sudah mendapatkan pelatihan. Ada beberapa
ditentukan / direncanakan sebelumnya (Sri
faktor yang membatasi bystander untuk
Anitah, W (2012). Pada penelitian ini
melakukan penyelamatan nyawa, yaitu
responden adalah masyarakat awam untuk
ketakutan jika melakukan kesalahan saat CPR
tehnik CPR adalah compresi only, renponden
atau tehnik yang salah, ketakutan terkait
ditunjukkan drama terkait asus henti nafas
kewajiban hukum dan transmisi penyakit jika
atau henti jantung serta bagai mana cara
memberikan ventilasi, karakteristik korban
memberikan pertolongan dengan BLS yang
dan karakteristik sosiokultural daerah.
tepat kemudian responden diberi kesempatan
Beberapa strategi telah disarankan agar
melakukan tehnik kompresi yang benar dan
meningkatkan kualitas CPR di masyarakat
tepat. Setelah simulasi responden diberikan
kita. Ini meliputi penelitian, pelatihan,
test lagi sehingga dapat diketahui perbedaan
pendidikan dan penggabungan teknologi tepat
yang bermakna pengetahuan msyarakat
guna yang mengukur dan memberi umpan

654
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2
Efektifitas Metode Simulasi : Role Play Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Basic Life Support
(Bls) Di Kelurahan Setono Kabupaten Ponorogo

balik kualitas CPR. Pada penelitian ini Daftar Pustaka

responden adalah masyarakat awam untuk Abdullah Alanazi, Bin-Hotan, M. ALqahtani,


H. ALhalyabah, A. Alanazi and Al-
tehnik CPR adalah compresi only, renponden oraibi, Saleh (2013), Community
Awareness About Cardiopulmonary
ditunjukkan drama terkait asus henti nafas Resuscitation Among Secondary School
Students in Riyadh. World Journal of
atau henti jantung serta bagai mana cara Medical Sciences 8 (3): 186-189, 2013.

memberikan pertolongan dengan BLS yang Anitah, Siti.2012. Media Pembelajaran.


Surakarta: Yuma Pustaka.
tepat kemudian responden diberi kesempatan
AHA Journal, (2005, November 28). 2005
melakukan tehnik kompresi yang benar dan American Heart Association guidelines
for cardiopulmonari resucitation and
tepat. Setelah simulasi responden diberikan emergency cardiovascular care.
Februari 23 2015.
test lagi sehingga dapat diketahui perbedaan http.circ.ahajournals.org/content/112/2
4 _suppl/IV1.full
yang bermakna pengetahuan msyarakat
Dahlan, M Sopiyudin, (2008). Statistik
tentang BLS sebelum dan setelah simulasi. Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta :
Salemba Medika
Pemberian siimulasi BLS ini sangat penting
Dephub RI (2014). Kecelakaan Jalan Raya
dengan harapan bahwa setiap orang di Yang Melibatkan Sepeda Motor.
(Maret, 2015).
masyarakat tahu tentang Cardiopulmonary http://www.dephub.go.id/read/berita/31
2709/kecelakaan-lalu-lintas.
Resuscitation (CPR) untuk menyelamatkan
Erawati Susi. (2015), Tingkat pengetahuan
nyawa dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat tentang Bantuan Hidup
Dasar di Kota Administrasi Jakarta
masyarakat Selatan

Ucapan Terimakasih Frame Scott B. (2003). PHTLS: Basic and


Advance Prehospitalntrauma life
support.(5ed).Missouri; Mosby
Rektor Universitas Muhammadiyah
Hurlock, E.B. (1998). Psikologi
Ponorogo dan Dekan Fakultas Ilmu
Perkembangan. Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi 5
Kesehatan Universitas Muhammadiyah
: Jakarta : Erlangga.
Ponorogo atas support serta fasititasnya.
Mani G., Danasekaran R, Annadurai K.
(2014), Bystander cardiopulmonary
resuscitation: Equipping communities
to save lives. Prog Health Sci 2014, Vol
4, No2 Bystander CPR for community

655
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2
Efektifitas Metode Simulasi : Role Play Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Basic Life Support
(Bls) Di Kelurahan Setono Kabupaten Ponorogo

Moewardi, (2003). Materi Pelatihan PPGD. Resuscitation in Public of Slovenia.


Surakarta. Wiener Klin Wochenschr, 667-672

N. Kartikawati Dewi. (2011). Dasar – Dasar Resucitation council. (2010, Oktober). Adult
Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: Basic Life Support. Februari 23 2015.
Salemba Medika http://www.resus.org.uk/page/.bls.pdf
Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Resucitation council. (2015). AHA
Cipta Guidelines Update For PR and ECC.
Maret 2016.
Ong E H M. (2011), Improving the quality of http://www.cercp.org>recursos>Guias2
CPR in the community. Singapore Med 015
J 2011; 52(8) : 586
Sunyoto.(2010. Agustus 3). Presentasi, case
Pergola. (2009), Lay People Basic Life study, simulasi, Maret 2015.
Support Trainning in Primary Schools http://www.fkm.unsri.ac.id/index.php?
Education, Medical Education 376-80 option=com_content&view=article&id
Rajapakse , Noc, & Kersnik. (2010), Public =44:presentasi-case-study-
Knowledge of Cardiopulmonary simulasi&catid=8:informasi

656

Anda mungkin juga menyukai