Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


PAKAT (PANDUAN AWAL KECELAKAAN AMAN TERPADU)
MOBILE APLIKASI P3K UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PKM-TEKNOLOGI KESEHATAN

Diusulkan Oleh:

YETRO VALENTINO PO.62.20.1.20.028


ARNIYUNIA PO.62.20.1.20.004
HENURIADI PO.62.20.1.20.012
DINDA SALSABILA PO.62.20.1.21.059

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


PALANGKA RAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecelakaan dapat terjadi dimanapun, kapanpun dan pada siapapun
yang bersifat mendadak dan akibatnya bervariasi diantaranya cedera
hingga kematian. Tempat yang paling sering menyebabkan cedera pada
remaja yaitu di lingkungan rumah atau lingkungan sekolah. Aktivitas
seperti, bermain, berjalan-jalan, bersepeda, berolahraga dan aktivitas
lainnya dapat menyebabkan cedera pada remaja. Kecelakaan dilingkungan
sekolah sangat beragam diantaranya, patah tulang, kecelakaan lalu lintas,
strain, sprain, keracunan, tersedak makanan dan pingsan. Pada tahun 2018,
sekitar 12,2% orang Indonesia yang berumur 15-24 tahun mengalami
cedera yang mengakibatkan kegiatan sehari-hari terganggu.
Data di Indonesia tentang prevalensi cedera dan tempat terjadinya
cedera adalah jalan raya 31,4%, rumah dan lingkungannya 44,7%, sekolah
dan lingkungannya 6,5%, tempat bekerja 9,1%, dan lainnya 8,3%. Lebih
lanjut dikemukana bahwa 8,4% orang yang berumur 15-24 tahun
mengalami cedera disekolah dan sekitar 24,6% orang yang berumur 15-24
tahun mengalami cedera dirumah dan lingkungan (Riskesdas, 2018).
Besarnya persentase cedera yang terjadi diperlukan Pendidikan Kesehatan
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan
terhadap pertolongan pertama pada korban akibat cedera.
Hasil riset di SMP Muhammadiyah 1 Sragen sebanyak 12 anak
(21,4%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K) dan penanganan yang tepat pada saat terjadi
pingsan dan luka lecet, mereka juga kurang memahami peralatan P3K
seperti kassa steril dan betadine. (Risa; Ika Subekti Wulandari; Noerma
Shovie Rizqiea, 2019). Penelitian di MTSN 1 Bukit Tinggi terdapat 72,3%
anggota PMR memiliki pengetahuan yang baik tentang sinkop sementara
itu, 27,7% anggota PMR kurang mengetahui dengan baik mengenai
sinkop. (Vita Febrina; Rina Semiarty; Abdiana, 2017).
Penelitian di SMP Pahoa mengenai edukasi dan pelatihan
pertolongan pertama melibatkan PMR dan Osis sebagai responden,
berjumlah 64 orang responden. Hasil penelitian yaitu sebelum dilakukan
edukasi diperoleh hasil dari pretest dengan nilai rata-rata paling tinggi
69% dari OSIS dan paling rendah 62% oleh PMR, kemudian mengalami
peningkatan setelah dilakukan edukasi dengan diperoleh hasil dari posttest
paling tinggi 95% dari OSIS dan paling rendah 89% dari PMR. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa anggota PMR belum maksimal dan
masih memerlukan pendampingan yang lebih jika dilihat dari hasil skor
rata-rata tersebut. (Siswadi, Panjaitan, Cicilia, & Hutasoit, 2020).
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan penanggulangan
terhadap kecelakaan pada remaja awam berkolerasi dengan perkembangan
keilmuan terkini. Aplikasi kesehatan digital bisa menjadi sarana
penyediaan pelayanan kesehatan yang mudah di akses dan berkualitas
tinggi sebagai bentuk dalam mengatasi kebutuhan kesehatan. (Rohayati,
2020). Secara global jumlah pengguna gawai meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2019 terjadi kenaikan sebanyak 5,6 % sementara itu
jumlah pengguna aktif mencapai 3,8 miliar unit. Pada tahun 2022 di
prediksi terjadi pertumbuhan hingga 3,9% pengguna. Pertumbuhan ini
digerakkan oleh wilayah berkembang seperti Timur Tengah, Afrika,
Amerika Latin, dan Asia Tenggara. (Irfan;Aswar;Erviana, 2020).
Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 260 juta jiwa yang
menjadikannya salah satu pasar teknologi terbesar (Irfan;Aswar;Erviana,
2020). Pada tahun 2017 sebanyak 66,3% individu di Indonesia telah
memiliki smartphone, dimana usia 9-19 tahun sebanyak 65,3 % sudah
memiliki smartphone (Kominfo, 2017).
Perkembangan teknologi aplikasi kesehatan digital merupakan
komponen penting dari kesehatan elektronik (eHealth). Di Indoneisa
sendiri penggunaan aplikasi kesehatan digital dapat membantu program
promosi kesehatan pada masyarakat, yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan dan cara pencegahannya. Penggunaan
smartphone di Indonesia pada tahun 2020 sebesar 30% dari total penduduk
Indonesia meningkat 2% dibandingkan pada tahun 2019 yaitu sebesar
28%. (Yuni Novianti Marin Marpaung; Irwansyah, 2021)
Dari latar belakang diatas pembuatan aplikasi mobile diharapkan
dapat memfasilitasi remaja terutama siswa tingkat SMP untuk memiliki
pengetahuan dan penanganan awal terhadap kecelakaan. Kelompok umur
ini diharapkan mampu mengidentifikasi jenis kecelakaan dan memberikan
penangangangan awal ketika terjadinya kecelakaan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari aplikasi digital ini untuk meningkatkan
pengetahuan dan mensosialisasikan kepada pengguna tentang
penanganan awal terhadap terjadinya kecelakaan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep dasar pertolongan pertama pada kecelakaan
kecelakanaan pada siswa SMP menggunakan mobile aplikasi.
b. Melakukan tindakan penanganan pertama pada kecelakaan
menggunakan mobile aplikasi.
c. Mengevaluasi tindakan penanganan pertama yang terjadi melalui
aplikasi digital.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan adalah usaha pertolongan
medis dasar kepada penderita cedera sesegara mungkin di lokasi kejadian.
Medis dasar adalah tindakan perawatan yang dapat di lakukan oleh awam
atau awam terlatih berdasarkan ilmu kedokteran (Putri Wulandini;Kiki
Parmanda, 2017).
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan adalah upaya pertolongan
dan perawatan sementara terhadap korban sebelum mendapat pertolongan
paramedeik (Putri Wulandini;Kiki Parmanda, 2017). Pertolongan tersebut
adalah penanganan yang sementara yang dilakukan oleh petugas awam
saat melihat korban kecelakaan.

B. Jenis – jenis Serta Cara Penanganan Kecelakaan


1. Pingsan
Pingsan adalah kehilangan kesadaran diri pada seseorang untuk
sementara waktu atau suatu kondisi kehilangn kesadaran mendadak
yang disebabkan karena kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
(Didit Damayanti, 2020)
2. Luka bakar merupakan kerusakan yang terjadi pada jaringan, luka
bakar terjadi karena adanya kontak kulit dengan suhu tinggi seperti:
api, air panas, setrika, arus listrik, benda/cairan kimia, dan juga
paparan sinar matahari. (Muhammad Taukhid:Iva Milia Hani
Rahmawati, 2022)
3. Luka dan Pendarahan
a. Luka merupakan terputusnya atau hilangnya jaringan kulit dan
terjadinya gangguan pada struktur anatomi tubuh manusia seperti
kulit, hypodermis, otot, tendon, saraf, pembulu darah, hingga ke
tulang. Luka sering terjadi dengan rusaknya jaringan saraf dan
robelnya pembulu darah sehingga terjadinya pendarahan di luka
tersebut. (Nia Laurenza Sitohang;Untung Sudharmono, 2020).
b. Pendarahan adalah dimana darah keluar secara berlebihan dari
pembuluh darah karena rusaknya pembulu darah tersebut.
Biasanya pendarahan disebabkan oleh benturan fisik, sayatan,
tertusuk, tergores, yang mengakibatkan pecahnya pembuluh
darah. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat
mengakibatkan pasien kekurangan cairan dan syok hipovolemik
atau ketidakmampuan jantung memasok darah yang cukup ke
tubuh akibat adanya kekurangan volume darah (Nia Laurenza
Sitohang;Untung Sudharmono, 2020).

4. Tersedak
Tersedak (choking) adalah kondisi terjadinya sumbatan jalan nafas
oleh benda asing dapat berupa makanan, mainan dan lain lain.
Tersedak merupakan kondisi gawat darurat, bila terlalu lama dibiarkan
dapat mengakibatkan kekurangan oksigen dan menyebabkan kematian
(Yeti Nurhayat;Kartika Dian Listyaningsih;Tresia Umariant, 2017).
Tanda-tanda orang yang sedang mengalami tersedak adalah batuk
tidak bersuara, kebiruan, tidak bisa berbicara dan bernafas (Sheylla
Septina Margaretta;Ely Isnaeni, 2022).
5. Dislokasi
Dislokasi merupakan cidera yang paling sering terjadi di sekolah saat
berolahraga maupun beraktivitas sehari-hari. Dislokasi disebabkan
akibat benturan yang keras secara tiba-tiba atau tidak disengaja
terhadap sendi dengan arah yang salah atau berlawanan dengan alur
otot. Bagian tubuh yang sering terjadi yaitu, pergelangan kaki,
pergelangan tangan, jari tangan, sendi siku, sendi lutut dan keram otot
Cara penanganan pada dislokasi :
a. Istirahatkan bagian tubuh yang cidera agar tidak memperparah
dan memperluas cidera
b. Berikan kompres es bagian tubuh yang cidera untuk mengurangi
nyeri
c. Berikan tekanan pada area cidera dengan balutan ikatan.
d. Tinggikan bagian tubuh yang cidera untuk mengurangi bengkak.

C. Evaluasi
Tindakan P3K yang dilaksanakan dengan benar akan mengurangi
kecacatan bahkan menyelematkan korban dari kematian. Namun jika
tindakan P3K dilakukan dengan tidak tepat maka beresiko memperburuk
keadaan korban kecelakaan. (Ika Subekti Wulandari;Noerma Shovie
Rizqiea, 2021).
Pemberian pertolongan pertama yang cepat dan tempat di
lingkungan sekolah saat terjadinya cedera dan kedaruratan medis dapat
membantu mengurangi adanya komplikasi, biaya pengobatan dan
kematian. jika sekolah tidak memiliki petugas kesehatan yang terlatih,
maka guru dan siswa harus memperbaharui pengetahuan dan keterampilan
pertolongan pertama secara berkala (Retno Lusmiati Anisah;Parmilah,
2020)
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Tahapan pembuatan aplikasi mobile dimulai dengan membuat purwarupa


(prototype), yang akan diujicobakan ke sassaran atau responden yang diharapkan,
purwarupa merupakan program dengan metode pendekatan pengembangan sistem
cepat dan bertahap yang dapat segera di evaluasi oleh pemakai. Dengan
berkembangnya dunia pemograman terdapat konsep model dan metode yang
beragam. Sehingga menuntut seorang developer untuk bekerja secara cepat dalam
mendesain,membangun protoype, dan merancang seluruh kebutuhan sistem yang
ada. (Rudi Julianto;Mei Lestari;Ni Wayan Parwati, 2020).
Dalam pembuatan purwarupa dapat di terapkan USD (User Centered
Design) yang cocok dengan pengguna awam IT (Technology Information). Ada 7
tahapan dalam pembuatan prototipe (Rudi Julianto;Mei Lestari;Ni Wayan
Parwati, 2020) :
1. Tahap mendefinisikan kebutuhan pengguna
Developer sistem dan user bertemu untuk menentukan tujuan umum,
kebutuhan yang diketahui dan gambaran yang akan di butuhkan berikutnya.
2. Tahap perancangan
Rancangan adalah adalah dasar pembuatan purwarupa dari aspek software
yang diketahui.
3. Tahap evaluasi purwarupa
Developer sistem dan pengguna bersama-sama mendefinisikan format dan
kebutuhan keseluruhan perangkat lunak, mengidentifikasikan semua
kebutuhan,dan garis besar sistem yang akan dibuat. Jika sudah sesuai maka
langkah 4 akan diambil, jika tidak purwarupa direvisi dengan mengulangi
langkah-langkah 1,2 dan 3.
4. Tahap Pengkodean Sistem
Desain interface menu utama dirancang sederhana agar memudahkan serta
tidak membingungkan pengguna.
5. Tahap Pengujian Sistem
Pada tahap ini dilakukan uji pada koding yang telah di buat apakah dapat
berjalan dengan baik atau ada bagian-bagian yang perlu di perbaiki ataukah
atau ada bagian yang masih belum sesuai dengan user.
6. Tahap Evaluasi Sistem
Evaluasi sistem adalah memeriksa dan menilai sistem atau perangkat lunak
apakah sudah sesuai dengan keinginan pengguna, jika sistem sudah sesuai
maka sistem dapat dilanjutkan ketahap selanjutnya.
7. Tahap Penggunaan Sitem
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pembuatan perangkat lunak yang
dinilai sudah jadi dan sudah lulus uji sehingga dinilai siap untuk digunakan
oleh pengguna.
BAB IV
POTENSI HASIL DAN IMPLEMENTASI

Teknologi kini menjadi sesuatu yang tidak luput dari kehidupan sehari-
hari terutama kebutuhan teknologi informasi yang sudah menjadi konsumsi
publik. (Rudi Julianto;Mei Lestari;Ni Wayan Parwati, 2020). Mobile aplikasi
PAKAT dapat menjadi media informasi yang memfasilitasi Pendidikan Kesehatan
tentang penanganan awal kecelakaan. Dengan sasaran siswa Sekolah Menengah
Pertama PAKAT didesain secara sederhana namun menarik dan informatif agar
pengguna merasa mudah dan nyaman. Karena di desain secara sederhana
masyarakat umum pun bisa mudah mengakses aplikasi tersebut. Selain itu
PAKAT bisa menjadi media belajar bersama dalam kegiatan ekstrakulikuler
seperti UKS dan PMR. Ada beberapa alasan mengapa mobile aplikasi PAKAT
penting dimiliki masyarakat seperti :
1. Awareness dan Sarana Edukasi
Untuk menyebarluaskan berbagai informasi mengenai pertolongan pertama
pada kecelakaan. Melalui aplikasi ini, pengguna juga bisa menemukan
beragam informasi seputar penanganan awal kecelakaan. Mulai dari definisi
pertolongan pertama pada kecelakaan, jenis-jenis kecelakaan hingga langkah-
langkah penanganan awal kecelakaan.
2. Kemudahan
Mobile aplikasi PAKAT dibuat dengan pengoperasian yang mudah namun
tidak lambat. Hal ini sangat penting agar pengguna segera mendapatkan
layanan yang diinginkan
3. Sebagai pedoman
Mobile aplikasi ini dapat membantu memberikan pedoman awal kepada
seluruh pengguna yang kurang memahami mengenai P3K. Sehingga melalui
mobile aplikasi ini dapat membntu menambah pengetahuan dan juga
wawasan pengguna jika sewaktu-waktu terjadinya kecelakan.
4. Dapat dikembangkan untuk lebih banyak kondisi pertolongan pertama
Mobile Aplikasi PAKAT akan memberikan layanan terbaik bagi pengguna.
Salah satu hal yang dilakukan adalah mengelola dan meningkatkan kualitas
aplikasi, seperti di berikan update sesuai dengan perkembangan ilmu
kesehatan dan teknologi terbaru.
5. Sebagai promosi kesehatan
Mobile Aplikasi PAKAT mengembangkan dan menyebarkan konten secara
online mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan. Platform digital ini
bisa menjadi sarana baru untuk melakukan promosi kesehatan. Tidak hanya
mendapat informasi tambahan, pengguna juga memperoleh kemampuan
intelektual dan keterampilan untuk langkah pertama memberikan pertolongan
awal.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Kecelakaan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja bahkan dapat
berakibat hingga kematian. sehingga diperlukan pengetahuan dalam
melakukan pertolongan pertama. Pengetahuan tentang pertolongan
pertama pada kecelakaan khususnya bagi anak sekolah perlu ditingkatkan.
Palang merah remaja (PMR) dan unit kesehatan sekolah (UKS)
mengambil peran utama dalam penanganan pertolongan pertama pada
kecelakaan,
Perkembangan teknologi informasi saat ini telah merambat ke
seluruh sektor kehidupan termasuk bidang kesehatan. Perkembangan
teknologi aplikasi kesehatan digital merupakan kompenen penting dari
kesehatan elektronik. Penggunaan aplikasi kesehatan digital dapat
membantu promosi kesehatan seperti, meningkatkan pengetahuan dan cara
pencegahannya.
Pengembangaan mobile aplikasi kesehatan yaitu PAKAT menjadi
salah satu teknologi yang dapat memfasilitasi remaja terutama siswa
tingkat SMP untuk memiliki pengetahuan dan penangan awal terhadap
kecelakan. Pengguna diharapkan mampu mengidentifikasi jenis
kecelakaan dan memberikan penanganan awal ketika terjadinya
kecelakaan.

B. Rekomendasi
Teknologi informasi sudah menjadi konsumsi yang tidak luput dari
kehidupan sehari-hari. Platform digital bisa menjadi sarana baru untuk
melakukan promosi kesehatan. Tidak hanya mendapat informasi
tambahan, pengguna juga memperoleh kemampuan intelektual dan
keterampilan untuk langkah pertama memberikan pertolongan awal.
Sehingga dapat membantu pengguna dari kaum umum awam maupun
khusus seperti ekstrakulikuler UKS dan PMR.

DAFTAR PUSTAKA

Didik Susentiyanto Atmojo;Elfi Quyumi;Heny Kristanto. (2022). Efektivitas Pelatihan


Pertolongan Pertama Pada Pengetahuan,Keterampilan dan Kompetensi Awam
Terlatih Dengan Metode Drill dan Practice. Jurnal Keperawatan, 14, 283-290.
Didit Damayanti. (2020). Sosialisasi penanganan pertama sinkopterhadap pengetahuan
murid SMPN 1 KayenKidul dalam meningkatkan derajat kesehatan siswa
sekolah. Jurnal Kesehatan Pengabdian Masyarakat, 67-71.
Ika Subekti Wulandari;Noerma Shovie Rizqiea. (2021). PENGARUH DANCE P3K
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA MENGENAI
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K). Dance P3K,
Peningkatan Pengetahuan Siswa, Pertolongan Pertama.
Irfan;Aswar;Erviana. (2020). Hubungan Smartphone Dengan Kualitas Hidup Remaja Di
SMA Negeri 2 Majene. Jurnal Of Islamic Nursing, 95-10.
Khadavi M.;Ulfah W.A. (2019). Workshop Pelatihan Pencegahan dan Perawatan Cedera
(PPC) Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Kecamatan Garunggang Kota
Pangkal Pinang. Jurnal Pengabdian Masyarakat , 8-12.
Kominfo. (2017). Survey Penggunaan TIK 2017 Serta Implikasinya Terhadap Aspek
Sosial Budaya Masyarakat. Survey Penggunaan TIK Tahun 2017.
Misbah Nurjannah;Zulman Astuti. (2022). Penyuluhan Kesehatan Pertolongan Tersedak
Untuk Orang Awam Di Era Pandemi Covid -19. Jurnal Kreativitas Pengabdian
Kepada Masyarakat (PKM), 608-614.
Muhammad Taukhid:Iva Milia Hani Rahmawati. (2022). Pelatihan Cool, Cover, and
Callbagi Siswa SMA Dharmawanita Kediri untuk Pertolongan Pertama Luka
Bakar. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMSI), 1047-1054.
Nia Laurenza Sitohang;Untung Sudharmono. (2020). Pengetahuan Pertolongan Pertama
Pada Pendarahan Luka Luar Dalam Program Peningkatan Kapasitas Siagaa
Bencana Anggota Pathfinder Jemaat Universitas Advent Indonesia. Jurnal
Kesehatan, 10-20.
Putri Wulandini;Kiki Parmanda. (2017). Pendidikan Kesehatan Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (First Aid) Pada Siswa SMA Kampar Riau. Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 47-56.
Retno Lusmiati Anisah;Parmilah. (2020). Edukasi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) Bagi Palang MerahRemaja (PMR) Meningkatkan Kesiapan Menolong
Korban Kecelakaan. Jurnal Kesehatan, vol.9, 112-119.
Risa; Ika Subekti Wulandari; Noerma Shovie Rizqiea. (2019). THE PENGARUH
DANCE P3K TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA
MENGENAI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) DI
SMP MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN. J-ABDIPAMAS.
Riskesdas. (2018). LAPORAN NASIONAL RISKESDAS 2018. Riskesdas 2018 dalam
angka, Indonesia, 249-269.
Rohayati. (2020). Aplikasi E-Health Berbasi Teknologi Smartphone Dalam Monitoring
Klien Di Komunitas : Studi Literatur . Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
Forikes, 120-124.
Rudi Julianto;Mei Lestari;Ni Wayan Parwati. (2020). Aplikasi Pengenalan Alat
Kesehatan Berbasis Android. Jurnal Informatika UPGRIS Vol. 6, 42-45.
Sheylla Septina Margaretta;Ely Isnaeni. (2022). Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Dan
Ketrampilan Orang Tua Dalam Pennanganan Tersedak pada Bayi. Journal Of
TSCNers, 72-80.
Siswadi, J. Y., Panjaitan, M. A., Cicilia, S. L., & Hutasoit, E. O. (2020). EDUKASI DAN
PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMAPADA ANGGOTA PMR DAN
OSIS SMP PAHOA. Prosiding PKM-CSR, Vol. 3, 406-408.
Vita Febrina; Rina Semiarty; Abdiana. (2017). Hubungan Pengetahuan Siswa Palang
Meraah Remaja dengan Tindakan Pertolongan Pertama Penderita Sinkop di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bukittinggi. Jurnal Kesehatan Andalas , 435-
439.
Yeti Nurhayat;Kartika Dian Listyaningsih;Tresia Umariant. (2017). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Penanganan Tersedak Benda Asing Pada Balita Terhadap
Self Efficacy Ibu Di Posyandu Desa Pelem Karangrejo Magetan. Maternal , 25-
31.
Yuni Novianti Marin Marpaung; Irwansyah. (2021). Aplikasi Kesehatan Digital Sebagai
Konstruksi Sosial Teknologi Media Baru. Jurnal Media dan Komunikasi, 243-
258.

Anda mungkin juga menyukai