Diusulkan Oleh:
A. Latar Belakang
Kecelakaan dapat terjadi dimanapun, kapanpun dan pada siapapun
yang bersifat mendadak dan akibatnya bervariasi diantaranya cedera
hingga kematian. Tempat yang paling sering menyebabkan cedera pada
remaja yaitu di lingkungan rumah atau lingkungan sekolah. Aktivitas
seperti, bermain, berjalan-jalan, bersepeda, berolahraga dan aktivitas
lainnya dapat menyebabkan cedera pada remaja. Kecelakaan dilingkungan
sekolah sangat beragam diantaranya, patah tulang, kecelakaan lalu lintas,
strain, sprain, keracunan, tersedak makanan dan pingsan. Pada tahun 2018,
sekitar 12,2% orang Indonesia yang berumur 15-24 tahun mengalami
cedera yang mengakibatkan kegiatan sehari-hari terganggu.
Data di Indonesia tentang prevalensi cedera dan tempat terjadinya
cedera adalah jalan raya 31,4%, rumah dan lingkungannya 44,7%, sekolah
dan lingkungannya 6,5%, tempat bekerja 9,1%, dan lainnya 8,3%. Lebih
lanjut dikemukana bahwa 8,4% orang yang berumur 15-24 tahun
mengalami cedera disekolah dan sekitar 24,6% orang yang berumur 15-24
tahun mengalami cedera dirumah dan lingkungan (Riskesdas, 2018).
Besarnya persentase cedera yang terjadi diperlukan Pendidikan Kesehatan
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan
terhadap pertolongan pertama pada korban akibat cedera.
Hasil riset di SMP Muhammadiyah 1 Sragen sebanyak 12 anak
(21,4%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K) dan penanganan yang tepat pada saat terjadi
pingsan dan luka lecet, mereka juga kurang memahami peralatan P3K
seperti kassa steril dan betadine. (Risa; Ika Subekti Wulandari; Noerma
Shovie Rizqiea, 2019). Penelitian di MTSN 1 Bukit Tinggi terdapat 72,3%
anggota PMR memiliki pengetahuan yang baik tentang sinkop sementara
itu, 27,7% anggota PMR kurang mengetahui dengan baik mengenai
sinkop. (Vita Febrina; Rina Semiarty; Abdiana, 2017).
Penelitian di SMP Pahoa mengenai edukasi dan pelatihan
pertolongan pertama melibatkan PMR dan Osis sebagai responden,
berjumlah 64 orang responden. Hasil penelitian yaitu sebelum dilakukan
edukasi diperoleh hasil dari pretest dengan nilai rata-rata paling tinggi
69% dari OSIS dan paling rendah 62% oleh PMR, kemudian mengalami
peningkatan setelah dilakukan edukasi dengan diperoleh hasil dari posttest
paling tinggi 95% dari OSIS dan paling rendah 89% dari PMR. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa anggota PMR belum maksimal dan
masih memerlukan pendampingan yang lebih jika dilihat dari hasil skor
rata-rata tersebut. (Siswadi, Panjaitan, Cicilia, & Hutasoit, 2020).
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan penanggulangan
terhadap kecelakaan pada remaja awam berkolerasi dengan perkembangan
keilmuan terkini. Aplikasi kesehatan digital bisa menjadi sarana
penyediaan pelayanan kesehatan yang mudah di akses dan berkualitas
tinggi sebagai bentuk dalam mengatasi kebutuhan kesehatan. (Rohayati,
2020). Secara global jumlah pengguna gawai meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2019 terjadi kenaikan sebanyak 5,6 % sementara itu
jumlah pengguna aktif mencapai 3,8 miliar unit. Pada tahun 2022 di
prediksi terjadi pertumbuhan hingga 3,9% pengguna. Pertumbuhan ini
digerakkan oleh wilayah berkembang seperti Timur Tengah, Afrika,
Amerika Latin, dan Asia Tenggara. (Irfan;Aswar;Erviana, 2020).
Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 260 juta jiwa yang
menjadikannya salah satu pasar teknologi terbesar (Irfan;Aswar;Erviana,
2020). Pada tahun 2017 sebanyak 66,3% individu di Indonesia telah
memiliki smartphone, dimana usia 9-19 tahun sebanyak 65,3 % sudah
memiliki smartphone (Kominfo, 2017).
Perkembangan teknologi aplikasi kesehatan digital merupakan
komponen penting dari kesehatan elektronik (eHealth). Di Indoneisa
sendiri penggunaan aplikasi kesehatan digital dapat membantu program
promosi kesehatan pada masyarakat, yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan dan cara pencegahannya. Penggunaan
smartphone di Indonesia pada tahun 2020 sebesar 30% dari total penduduk
Indonesia meningkat 2% dibandingkan pada tahun 2019 yaitu sebesar
28%. (Yuni Novianti Marin Marpaung; Irwansyah, 2021)
Dari latar belakang diatas pembuatan aplikasi mobile diharapkan
dapat memfasilitasi remaja terutama siswa tingkat SMP untuk memiliki
pengetahuan dan penanganan awal terhadap kecelakaan. Kelompok umur
ini diharapkan mampu mengidentifikasi jenis kecelakaan dan memberikan
penangangangan awal ketika terjadinya kecelakaan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari aplikasi digital ini untuk meningkatkan
pengetahuan dan mensosialisasikan kepada pengguna tentang
penanganan awal terhadap terjadinya kecelakaan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep dasar pertolongan pertama pada kecelakaan
kecelakanaan pada siswa SMP menggunakan mobile aplikasi.
b. Melakukan tindakan penanganan pertama pada kecelakaan
menggunakan mobile aplikasi.
c. Mengevaluasi tindakan penanganan pertama yang terjadi melalui
aplikasi digital.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Tersedak
Tersedak (choking) adalah kondisi terjadinya sumbatan jalan nafas
oleh benda asing dapat berupa makanan, mainan dan lain lain.
Tersedak merupakan kondisi gawat darurat, bila terlalu lama dibiarkan
dapat mengakibatkan kekurangan oksigen dan menyebabkan kematian
(Yeti Nurhayat;Kartika Dian Listyaningsih;Tresia Umariant, 2017).
Tanda-tanda orang yang sedang mengalami tersedak adalah batuk
tidak bersuara, kebiruan, tidak bisa berbicara dan bernafas (Sheylla
Septina Margaretta;Ely Isnaeni, 2022).
5. Dislokasi
Dislokasi merupakan cidera yang paling sering terjadi di sekolah saat
berolahraga maupun beraktivitas sehari-hari. Dislokasi disebabkan
akibat benturan yang keras secara tiba-tiba atau tidak disengaja
terhadap sendi dengan arah yang salah atau berlawanan dengan alur
otot. Bagian tubuh yang sering terjadi yaitu, pergelangan kaki,
pergelangan tangan, jari tangan, sendi siku, sendi lutut dan keram otot
Cara penanganan pada dislokasi :
a. Istirahatkan bagian tubuh yang cidera agar tidak memperparah
dan memperluas cidera
b. Berikan kompres es bagian tubuh yang cidera untuk mengurangi
nyeri
c. Berikan tekanan pada area cidera dengan balutan ikatan.
d. Tinggikan bagian tubuh yang cidera untuk mengurangi bengkak.
C. Evaluasi
Tindakan P3K yang dilaksanakan dengan benar akan mengurangi
kecacatan bahkan menyelematkan korban dari kematian. Namun jika
tindakan P3K dilakukan dengan tidak tepat maka beresiko memperburuk
keadaan korban kecelakaan. (Ika Subekti Wulandari;Noerma Shovie
Rizqiea, 2021).
Pemberian pertolongan pertama yang cepat dan tempat di
lingkungan sekolah saat terjadinya cedera dan kedaruratan medis dapat
membantu mengurangi adanya komplikasi, biaya pengobatan dan
kematian. jika sekolah tidak memiliki petugas kesehatan yang terlatih,
maka guru dan siswa harus memperbaharui pengetahuan dan keterampilan
pertolongan pertama secara berkala (Retno Lusmiati Anisah;Parmilah,
2020)
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Teknologi kini menjadi sesuatu yang tidak luput dari kehidupan sehari-
hari terutama kebutuhan teknologi informasi yang sudah menjadi konsumsi
publik. (Rudi Julianto;Mei Lestari;Ni Wayan Parwati, 2020). Mobile aplikasi
PAKAT dapat menjadi media informasi yang memfasilitasi Pendidikan Kesehatan
tentang penanganan awal kecelakaan. Dengan sasaran siswa Sekolah Menengah
Pertama PAKAT didesain secara sederhana namun menarik dan informatif agar
pengguna merasa mudah dan nyaman. Karena di desain secara sederhana
masyarakat umum pun bisa mudah mengakses aplikasi tersebut. Selain itu
PAKAT bisa menjadi media belajar bersama dalam kegiatan ekstrakulikuler
seperti UKS dan PMR. Ada beberapa alasan mengapa mobile aplikasi PAKAT
penting dimiliki masyarakat seperti :
1. Awareness dan Sarana Edukasi
Untuk menyebarluaskan berbagai informasi mengenai pertolongan pertama
pada kecelakaan. Melalui aplikasi ini, pengguna juga bisa menemukan
beragam informasi seputar penanganan awal kecelakaan. Mulai dari definisi
pertolongan pertama pada kecelakaan, jenis-jenis kecelakaan hingga langkah-
langkah penanganan awal kecelakaan.
2. Kemudahan
Mobile aplikasi PAKAT dibuat dengan pengoperasian yang mudah namun
tidak lambat. Hal ini sangat penting agar pengguna segera mendapatkan
layanan yang diinginkan
3. Sebagai pedoman
Mobile aplikasi ini dapat membantu memberikan pedoman awal kepada
seluruh pengguna yang kurang memahami mengenai P3K. Sehingga melalui
mobile aplikasi ini dapat membntu menambah pengetahuan dan juga
wawasan pengguna jika sewaktu-waktu terjadinya kecelakan.
4. Dapat dikembangkan untuk lebih banyak kondisi pertolongan pertama
Mobile Aplikasi PAKAT akan memberikan layanan terbaik bagi pengguna.
Salah satu hal yang dilakukan adalah mengelola dan meningkatkan kualitas
aplikasi, seperti di berikan update sesuai dengan perkembangan ilmu
kesehatan dan teknologi terbaru.
5. Sebagai promosi kesehatan
Mobile Aplikasi PAKAT mengembangkan dan menyebarkan konten secara
online mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan. Platform digital ini
bisa menjadi sarana baru untuk melakukan promosi kesehatan. Tidak hanya
mendapat informasi tambahan, pengguna juga memperoleh kemampuan
intelektual dan keterampilan untuk langkah pertama memberikan pertolongan
awal.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kecelakaan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja bahkan dapat
berakibat hingga kematian. sehingga diperlukan pengetahuan dalam
melakukan pertolongan pertama. Pengetahuan tentang pertolongan
pertama pada kecelakaan khususnya bagi anak sekolah perlu ditingkatkan.
Palang merah remaja (PMR) dan unit kesehatan sekolah (UKS)
mengambil peran utama dalam penanganan pertolongan pertama pada
kecelakaan,
Perkembangan teknologi informasi saat ini telah merambat ke
seluruh sektor kehidupan termasuk bidang kesehatan. Perkembangan
teknologi aplikasi kesehatan digital merupakan kompenen penting dari
kesehatan elektronik. Penggunaan aplikasi kesehatan digital dapat
membantu promosi kesehatan seperti, meningkatkan pengetahuan dan cara
pencegahannya.
Pengembangaan mobile aplikasi kesehatan yaitu PAKAT menjadi
salah satu teknologi yang dapat memfasilitasi remaja terutama siswa
tingkat SMP untuk memiliki pengetahuan dan penangan awal terhadap
kecelakan. Pengguna diharapkan mampu mengidentifikasi jenis
kecelakaan dan memberikan penanganan awal ketika terjadinya
kecelakaan.
B. Rekomendasi
Teknologi informasi sudah menjadi konsumsi yang tidak luput dari
kehidupan sehari-hari. Platform digital bisa menjadi sarana baru untuk
melakukan promosi kesehatan. Tidak hanya mendapat informasi
tambahan, pengguna juga memperoleh kemampuan intelektual dan
keterampilan untuk langkah pertama memberikan pertolongan awal.
Sehingga dapat membantu pengguna dari kaum umum awam maupun
khusus seperti ekstrakulikuler UKS dan PMR.
DAFTAR PUSTAKA