BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat kejadian luka tidak di tangani dengan benar maka sangat mudah
Risma et al 2018).
menengah, pada data menunjukan bahwa wilayah Afrika dan Asia Tenggara
mengalami angka terbanyak yaitu 60% kematian setiap tahunnya (WHO, 2018:
Siti, 2019).
Luka di Indonesia menurut hasil Rikesdas tahun 2018 adalah 9,2% dengan
daerah gorontalo sebanyak 6,9%. Jenis luka tertinggi yang di miliki oleh
masyarakat indonesia adalah luka lecet atau memar lalu luka sobek. Penyebab
luka terbanyak adalah jatuh sebanyak 20% dan kecelakaan motor sebanyak 70%
(Riskesdas, 2018).
Luka di Aceh menurut riskesdas adalah 14,8 % untuk cedera dan tempat
terjadinya luka paling sering di lingkungan rumah dan jalan raya. Kejadian luka
2
akibat kecelakaan lalu lintas persentase 0-4% Aceh menduduki posisi 1,9%
(Riskesdas, 2019).
Prevalensi kejadian luka di aceh tengah khususnya pada desa Kala Kemili
1,9% dari keseluruhan penduduk Kala Kemili, kemudian luka yang sering terjadi
adalah Vulnus Laceratum. Luka tersebut terjadi pada umur rata-rata pada remaja
(Puskesmas Bebesen,2019).
Kejadian paling tinggi terjadi luka pada anak-anak, aktivitas yang tiinggi
di usia anak-anak memang rentan terjadinya luka, baik itu luka lecet maupun
ledakan gas dan lain-lainnya. Angka kejadian luka bakar paling banyak terjadi
aliran listrik. Usia yang rentan mengalami luka bakar adalah anak-anak yang aktif
mengindari cedera pada anak oleh sebab itu penataan ruang yang aman dan
hindari barang yang dapat mencederai anak (Kaipuran, Monoarfa & Hatibie,
2015:Aditya,2018).
bahawa pertolongan pertama berguna hanya pada saat situasi gawat darurat yang
mungkin tidak akan mereka alami. Perlu di pahami bahwa pertolongan pertama
yang diberikan ketika kecelakaan merupakan bantuan yang sangat mendesak dan
3
sangat dibutuhkan. Mendesak karna pada saat itu petugas medis tidak langsung
benar tentang pertolongan pertama, masyarakat seringkali menjadi panik dan tidak
tahu harus berbuat apa ketika menghadapi kondisi darurat tersebut. Sehingga,
karena salah penanganan dari awal itulah justru memperparah situasi serta kondisi
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimiliki dan dalam melakukan
petolongan dan penanganan vulnus atau cedera harus memiliki pengetahuan untuk
pertama kepada diri sendiri atau orang lain yang terjadi cedera atau luka ( Putri
dari hasil pencarian, sebanyak 31% peserta telah mengalami luka bakar, 98%
peserta sudah memiliki dapur terpisah dari ruangan lain, 100% menggunakan gas
LPG 3 kg, hanya 2% peserta yang telah mempelajari penanganan darurat bencana
dan jalur mengatur evakuasi bencana, dan 100% peserta merasa mereka tidak
(HardisiswoSoedjana : 2018).
4
yang sering terjadi pada masyarakat tersebut seperti kecelakaan lalu lintas, cedera
terkena benda tumpul atau tajam dan cedera akibat terjatuh saat melakukan
aktifitas.
2. Manfaat penelitian ini bagi ilmu keperawatan adalah dapat di jadikan salah
perawatan luka.
4. Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah hasil dari penelitian ini di
luka.
(luka).
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sensoris, terutama pada masa dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
terhadap suatu objek melalui panca indra yang di milikinya. Panca indra manusia
hubungannya diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka akan semakin luas
dari pendidikan formal saja, tetapi juga di peroleh dari pendidikan non formal.
Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan
aspek negatif.
7
Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin banyak aspek
positif dan objek yang di ketahui, maka akan menimbulkan sikap semakin positif
1. Tahu (Know)
Tahu di artikan sebagai recall atau memanggil memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
telah di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Tahu disini merupakan
tingkatan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur
orang yang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu dapat menyebutkan,
2. Memahami (Comprehention)
Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut,
yang di pelajari.
8
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
pada situasi atau kondisi yang lain. Aplikasi juga diartikan aplikasi atau
yang lain.
4. Analisis (Analysis)
telah sampai pada tingkatan ini adalah jika orang tersebut dapat membedakan,
5. Sintesis (Synthesis)
yang sudah dimilikinya. Dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun
6. Evaluasi (Evaluation)
perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi bebereapa proses, diantaranya :
tersebut.
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
perkembangan orang lain menuju impian atau cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan agar tercapai keselamatan dan
seseorang termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi
untuk sikap berpesan serta dalam pembangunan pada umunya makin tinggi
b. Pekerjaan
c. Umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun, sedangkan
menurut Huclock (1998) semakin cukup umur, tingkap kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikit dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat seorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi
kedewasaannya.
d. Faktor Lingkungan
kelompok.
11
e. Sosial Budaya
komponen jaringan, dimana secara spesifik tedapat subtansi jaringan yang rusak
luka akut dan luka kronis. Luka akut yaitu yang baru dan penyembuhannya
tersebut (Semer,2013).
IV (Maryunani,2015)
lapisan epidermis atau bagian atas dari dermis tetapi tidak melintasinya.
Tanda klinis dari luka stadium II antara lain abrasi, blister atau lubang
tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis, sebagai suatu lubang
yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya. Bisa meliputi
4. Stadium IV : luka “Full thickness” yaitu luka yang mencapai lapisn otot,
tendon dan tulang dengan adanya destruksi atau kerusakan yang luas.
yang biasanya dengan benda yang tidak tajam. Biasa terjadi pada kulit dan
pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil. Walaupun
sangat luas. Luka bisa mempunyai resiko tinggi terhadap infeksi sehingga
tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada
bagian ujung biasanya lukanya akan melebar. Luka ini biasaya di sebabkan
oleh peluru.
terjadi kepada setiap individu yang mngalami luka. Artinya secara alami tubuh
luka yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi / remodeling
(Maryunani, 2015).
1. Fase inflamasi
Fase inflamasi hanya berlangsung selama 5-10 menit dan setelah itu akan
terjadi vasodilatasi. Fase ini merupakan respon vaskuler dan seluler yang terjadi
akibat perlukaan yang menyebabkan rusaknya jaringan lunak. Dalam fase ini
pendarahan akan di hentikan dan area luka akan di bersihkan dari benda asing,
sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan proses penyembuhan. Pada fase ini
akan berperan pletelet yang berfungsi hemostasis, dan lekosit serta makrofag yang
adanya eritema, hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlangsung sampai
Fase ini merupakan lanjutan dari fase inflamasi. Dalam fase profelasi
terjadi perbaikan dan penyembuhan luka yang ditandai dnegan proliferasi sel.
Yang berperan penting dalam fase ini adalah fibrolas yag bertanggung jawab pada
granulasi dimana sejumlah sel dan pembuluh darah baru tertanam di dalam
jaringan baru. Selanjutnya dalam fase ini juga terjadi proses epitelisasi, dimana
Fase ini dimulai pada minggu ketiga setelah terjadi luka dan berakhir
sampai kurang lebih 12 bulan. Dalam fase ini terjadi penyempurnaan terbentuknya
jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang lebih kuat dan bermutu.
Sintesa kolagen yang telah di mulai pada fase proliferasi akan dilanjutkan pada
fase maturasi. Kecuali pembentukan kolagen juga akan terjadi pemecahan kolagen
oeleh enzim kolagenasi. Penyembuhan akan tercapai secara optimal jika terjadi
kelebihan kolagen pada fase ini akan menyebabkan terjadinya penebalan jaringan
parut atau hypertropoic scar. Sedangkan produksi kolagen yang terlalu sedikit
juga dapat mengakitbatkan turunnya kekuatan jaringan parut sehingga luka akan
selalu terbuka.
16
1. Primary intention
Biasanya terjadi pada luka dengan kedalaman full tickness yang di tutup
jenis ini dapat sembuh dengan cepat. Infeksi pada penyembuhan luka jenis ini
juga tergolong jarang bahkan tidak ada. Jaringan granulasi dan jaringan parut pada
jenis penyembuhan ini juga tergolong sangat sedikit. Contoh jenis penyembuhan
2. Secondary intention
Biasanya tejadi pada luka dengan kedalaman partial atau full tickness yang
secara sengaja dibiarkan terbuka agara terjadi penyembuhan luka melalui deposisi
jaringan granulasi. Umumnya penyembuhan luka jenis ini dapat sembuh dengan
sangat lambat. Infeksi juga sering kali ditemukan pada penyembuhan luka jenis
ini. Jaringan granulasi dan jaringan parut pada jenis penyembuhan ini juga
ulkus kaki.
3. Tertiary intention
Biasanya terjadi pada luka dengan kedalaman full tickness biasanya secara
edema sampai kondisi optimal terpenuhi untuk penutupan luka aktif. Umunya
17
penyembuhan luka jenis ini dapat sembuh dengan lambat. Infeksi juga sering kali
ditemukan pada penyembuhan luka jenis ini. Jaringan granulasi dan jaringan parut
pada jenis penyembuhan ini juga tergolong banyak. Contoh jenis penyembuhan
menyimpulkan bahwa tingkat strees yang dialami oleh para penderita luka
dapat menimbulkan reaksi terhadap fisik, kognitif, emosi, dan tingkah laku. Yang
tertera dalam penelitiannya tahun 2015 menyembutkan bahwa dari hasil penelitian
yang dilakukan pada 22 orang respondes dengan tingkat stres berat sebanyak 7
orang (31,8%), sedang sebanyak 9 orang (40,9%), stres ringan sejumlah 4 orang
(18,2%), dan stres normal sebanyak 2 orang (9,1%). Dari 7 orang yang mengalami
stres berat keseluruhan dari mereka mengalami penyembuhan luka yang kurang
baik. Sementara dari 9 orang yang mengalami stres sedang terdapat 8 diantaranya
yang mengalami penyembuhan luka yaang tidak baik. Untuk tingkat stres ringan
luka yang kurang baik. Sementara untuk orang yang tingkat stresnya normal
oleh banyak faktor yang di bagi menjadi faktor sistemik dan lokal. Faktor sistemik
diabetes, malnutrisi dan kekurangan nutris, stres psikososial dan usia. Faktor ini
lain fisik, tekanan lokal, perfusi pembulih darah, dan cacat neurologi (Wild,
penyembuhan luka antara lain perawatan yang kurang baik, Osteomylitis kronis,
Banyak luka yang tidak dapat segera sembuh karena kurang perawatan.
2. Osteomylitis kronis
kejadian trauma atau patah tulang. Osteomylitis kronis adalah masalah yang
dan tulang untuk menyembuh, hal tersebut adalah penyebab utama morbiditas
3. Konsumsi Tembakau
jaringan yang rusak dan jaringan yang relatif hipoksia seperti tulang.
4. Kanker
Luka yang berlangsung lama (beberapa bulan hingga tahun) yang tampak
mengkilap dan tidak kunjung sembuh bisa saja ternyata sebuah kanker. Biasanya
luka ini terlihat sedikit berbeda di banding luka terbuka pada umumnya. Tepi
meninggi dan tidak beraturan merupakan indikasi adanya kanker. Luka bakar
dapat juga berubah menjadi kanker kulit. Jika ragu, ambil biopsi dari jaringan
dana kirimkan ke ahli patologi antomi. Kanker harus dieksisi semuanya untuk
5. Malnutrisi
kalori yang cukup di perlukan dalam proses penyembuhan luka. Vitamin C, A, zat
besi dan zink juga merupakan nutrisi penting untuk penyembuhan luka. Jika
perlukan.
6. Diabetes
7. Obat-obatan
Perhatikan daftar obat yang dikonsumsi pasien. Steroid dan NSAID dapat
mempengaruhi penyembuhan. Vitamin A 25.000 IU/hari oral atau 200.000 IU/8
jam topikal selama 12 minggu dapay mengurangi efek steroid.
20
8. Radiasi
memerlukan waktu yang sangat panjang untuk sembuh jika terjadi luka pemberian
Untuk luka di ekstremitas bawah, rasakan pulsasi di sekitar tumit dan kaki.
Jika tidak dijumpai pulsasi, pasien tersebut memiliki penurunan aliran darah ke
Adanya cedera pada kulit dan jaringan dibawahnya karena cedera tiba-tiba
seperti trauma atau luka bakar atau direncanakan seperti pembedahan, akan
penyembuhan luka tersebut sangat rentan terganggu oleh beberapa faktor seperti
darah (Bryant dan Nix, 2007 : I Made, 2018). Oleh karena itu, perlu dilakukan
managemen perawatan luka akut yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih
lanjut. Menurut Carville (2017), prinsip managemen luka akut pascatrauma dan
4) Gunakan teknik aseptik jika diindikasikan adanya usia rentan ( bayi atau
asing.
sesuai kemampuan.
1) Cegah infeksi.
muncul.
3) Lindungi luka dari trauma dan dukungan tipe penyembuhan primer dengan
sesuai kemampuan.
1) Bersihkan luka dengan air mengalir atau NaCl 0,9% (jika ada)
2) Bersihkan sekitar luka dengan kain bersih yang lembut atau kassa
3) Oleskan salep yang memang khusus untuk luka jika lukanya ringan
22
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi. Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh
dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung atau tidak
langsun), akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.
3) Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka
Trauma adalah luka atau cedera pada jaringan. Trauma atau yang disebut
injury atau wound, dapat juga diartikan sebagai kerusakan atau luka yang
suatu struktur. Trauma juga diartikan sebagai kejadian yang tidak terduga karena
kontak yang keras dengan suatu benda. Trauma secara etiologi di bagi menjadi
dua yaitu trauma yang disengaja dan trauma yang tidak di sengaja.
Perawatan luka di kenal dua teknik dasar yang sering di terapkan untuk
merawat luka yaitu teknik steril dan teknik bersih. Teknik steril merupakan teknik
dimana tenaga kesehatan memakai peralatan dan bahan yang telah disterilkan
sehingga tidak ada bakteri atau partikel virus yang menempel di permukaannya.
Beberapa contoh peralatan steril antara lain peralatan yang telah di sterilkan
dengan Autoklaf untuk digunakan di ruang operasi serta beberapa peralatan medis
yang telah di sterilkan dan di bungkus dengan baik dari pabrik sehingga tidak
terkontaminasi dengan lingkungan luar yang tidak steril. Sedangkan teknik bersih
adalah teknik dimana tenaga kesehatan memakai peralatan dan bahan yang tidak
Cukup dengan peralatan yang telah di bersihan dengan alkohol tanpa harus
konvensional dan teknik perawatan modern. Teknik rawat luka modern lebi
Inteleukin 6 Pada Pasien Luka Diabetik. Dalam penelitian ini diamati peningkatan
penyembuhan luka dipengaruhi faktor pertumbuhan dan sitokin. Hal ini akan di
yang lain.
5. Kondisi luka :
epithelialising (pink).
luka berwarna merah, kontrol eksudat, menghilangkan bau tidak sedap dan
Tingkat Pengetahuan
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. evaluasi
Kriteria Tingkat
Pengetahuan :
Pengetahuan Baik
Penanganan luka
masyarakat Cukup
Kurang
BAB III
Kerangka konsep merupakan suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
Pengetahuan:
Tingkat pengetahuan
Baik
masyarakat tentang
Kurang
penanganan luka
Cukup
No Variabel Defenisi Cara ukur Alat ukur Skala ukur Hasil ukur
operasional
1 Pengetahuan Segala Pembagian kuesione Ordinal Pengetahu
tentang informasi kuesioner r an baik
penanganan yang di jika
luka ketahui oleh mendapat
masyarakat kan skor
tentang 76-100%
penanganan Pengetahu
luka an cukup
jika
mendapat
kan skor
56-75%
Pengetaha
uan
kurang
jika
mendapat
kan skor
<56%
28
BAB IV
2018).
4.2.1 Populasi
yang berada di Desa Kala Kemili Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
suatu proses dalam menyeleksi porsi untuk menjadi sampel dari populasi untuk
dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
29
rumus Slovin :
N
n=
1+ N (e)2
Keterangan :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
Penelitian ini direncanakan pada bulan Juni sampai Dengan Juli tahun 2020.
Alat Pengukuran data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang
jawaban yang tegas yaitu benar dan salah. Instrumen penelitian ini
benar dan salah. Rumus yang digunakan untuk mengukur persentase dari
Penelitian ini hanya melibatkan responden yang mau terlibat dan tanpa
a. Otonomi (Autonomy)
secara lengkap tentang tujuan dan prosedur penelitian (Informed consent) kepada
responden, juga jelaskan jika ketidaknyamanan dalam penelitian, serta tidak ada
resiko apapun yang akan terjadi pada responden menunjukan perasaan sedih yang
c. Keadilan (justice)
terhadap responden.
merugikan bagi responden dan berupaya agar peneliti tidak akan mengakibatkan
penderitaan pada responden, baik secara fisik maupun psikis seperti berusaha
32
e. Kejujuran (Veracity)
g. Kerahasiaan (Confidentialty)
Kerahasiaan informasi yang diberikan responden, peneliti jamin dan data yang di
h. Akuntability (Accountability)
jawabkan.
kelompok sampel yang sama. Dalam penelitian ini instrument yang digunakan
adalah adopsi dari skripsi Vinda Kuswana Murti (2019), sehingga tidak di uji
primer yaitu melalui angket dengan menggunakan kuesioner yang telah dirancang
berikut :
cara melakukan izin dari ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes
Muhammadiyah. Setelah itu peneliti akan memilih tempat penelitian dan populasi
diri, menjelaskan tujuan dari penelitian, dan meminta kepada calon responden
jawaban. Kemudian peneliti meminta pamit secara lisan kepada responden dengan
sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan baik dan
a. Editing
Kegiatan editing bertujuan agar data yang di peroleh dapat diolah dengan
baik dan menghadirkan informasi yang benar. Kegiatan yang dilakukan adalah
melihat dan memeriksa apalah semua pertanyaan terjawab atau terisi, dapat dibaca
serta melihat apakah ada kekeliruan yang dapat mengganggu dalam mengolah
data selanjutnya.
b. Coding
35
Pada tahap ini yang diperoleh diberikan kode numerik (angka) untuk
kode I, umur 14 tahun di berikan kode 2, dan umur 15 tahun di berikan kode 3.
Untuk jenis kelamin diberikan kode 1 pada laki-laki dan 2 untuk perempuan.
c. Tabulating
Data yang telah di periksa dan diberikan kode maka data dihitung dengan
Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa
dari jenis datanya. Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan
37−
∑x
n
Keterangan :
x : nilai rata-rata
menggunakan rumus :
fi
P− x 100 %
N
Keterangan :
P : proporsi
fi :frekuensi teramati