PENDAHULUAN
manusia yang timbul karena faktor alam dan faktor non-alam yang menimbulkan
jatuhnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dapat
karena faktor non-alam antara lain: tanah longsor, banjir, abrasi, dan kebakaran
gempa bumi, gunung meletus, puting beliung, dan tsunami (Ulum, 2014). Untuk
tepat untuk menjamin adanya respons yang cepat dan efektif apabila terjadi
2.572 kejadian bencana alam terjadi di Indonesia. Jumlah kejadian bencana banjir
sepanjang tahun 2018 sebanyak 679 kejadian, bencana tanah longsor terjadi 473
kejadian, bencana puting beliung 804 kejadian, 370 kejadian bencana kebakaran
kekeringan 129 kejadian, bencana gempa bumi disertai tsunami 1 kejadian, dan
1
2
Data dari BNPB juga menunjukkan intensitas kejadian bencana di Provinsi Jawa
Timur menempati urutan kedua setelah Jawa Tengah, yaitu 450 kejadian. Dengan
angka kejadian bencana banjir 84, tanah longsor 89 kejadian, gelombang pasang/
hutan dan lahan 106 kejadian, serta bencana gempa bumi 2 kejadian (BNPB,
2018).
jiwa serta kerugian harta benda yang besar menunjukkan bahwa manajemen
bencana di Indonesia masih sangat jauh dari yang diharapkan (Anies, 2017).
bencana di Indonesia masih minim dan yang menjadi masalah tidak hanya
masalah tersendiri.
bantuan. Oleh karena itu, relawan bencana harus memiliki pengetahuan dalam
bencana dan krisis darurat (Naser & Saleem, 2018). Pengetahuan dapat
dan sikap dari masing-masing individu. Selain itu dalam penelitian yang
dilakukan oleh Kurniawati & Suwito (2017), terdapat pengaruh positif dari
bencana. Hal ini dapat diartikan, semakin tinggi pengetahuan kebencanaan maka
dan keadaan darurat (Naser & Saleem, 2018). Pekerjaan yang dilaksanakan sesuai
dengan pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik
daripada tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai akan tugasnya. Begitu
kontribusi yang cukup efektif untuk mencapai hasil yang lebih baik (Wandita,
Penelitian yang dilakukan oleh Habte et al. (2018), sekitar 50,8% petugas
terhadap kesiapsiagaan bencana tergolong rendah, yaitu 8,3%. Hal ini dapat
diartikan jika tingkat pengetahuan dan sikap yang relatif baik tidak dapat
Malang yaitu, terdapat ±60 orang relawan MDMC Kota Malang dan ±30 orang
kemampuan relawan adalah dengan mengadakan diklat dasar dan diklat madya
serta pelatihan bersama dengan BNPB dan BPBD. Selain itu, MDMC kabupaten
Malang juga biasa mengadakan kajian dari rumah ke rumah antar relawan guna
manajemen bencana. Jika terjadi kejadian luar biasa atau bencana besar, relawan
Hasil dari wawancara peneliti kepada kepala Lembaga dan beberapa relawan
MDMC ada yang baik dan kurang sesuai dengan kluster masing-masing,
relawan MDMC. Sedangkan untuk sikap relawan, dalam beberapa kegiatan yang
diadakan terdapat relawan yang antusias dan enggan mengikuti kegiatan. Hal ini
5
acara lain. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan relawan pasif
bayaran, ketika di lokasi bencana tugas yang dilakukan relawan setiap harinya itu-
itu saja, ketika bertugas relawan tidak mendapatkan bantuan makanan padahal
bertugas. Sehingga dari faktor-faktor ini relawan menjadi stress, jenuh, dan
bencana?
kesiapsiagaan bencana.
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan khusus dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
6
bencana.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Habte et al. (2018) dengan judul Assessment of
Specialized Hospital Health Care Workers, Addis Ababa, Ethiopia. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menilai kesadaran, sikap, dan praktik terkini dari
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sekitar 50,8% petugas
terletak pada tujuan. Yang mana tujuan dari penelitian yang akan dilakukan
kesiapsiagaan bencana.
2. Penelitian ini dilakukan oleh Naser & Saleem (2018), Emergency and disaster
sectional study. Tujuan dari penelitian Naser dan Saleem adalah untuk menilai
dokter dinilai lebih baik dari tenaga kesehatan yang lain. Dan sikap subyek
terhadap manajemen bencana dan gawat darurat dinilai baik. Selain itu,
sampel yang digunakan karena tidak ada data yang tersedia untuk
kesehatan; waktu yang terbatas; pendanaan; dan akses yang tidak aman ke
remaja usia 15-18 tahun memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai
remaja.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Fauzi et al. (2017) dengan judul “Hubungan
5. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati & Suwito (2017) yang berjudul
mahasiswa berada pada kategori tinggi. Hasil pengujian hipotesis dengan uji
10
bencana.