2, Maret 2020
Abstrak
Banjir merupakan suatu keadaan suatu daerah atau daratan terendam oleh air karena peningkatan volume air.
Bencana banjir dapat mengakibatkan berbagai dampak kesehatan fisik dan mental, kerusakan infrastruktur,
dan kerugian harta benda. Dampak tersebut dapat diminimalkan oleh perawat dengan kesiapsiagaan
pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap perawat tentang
kesiapsiagaan pelayanan kesehatan dalam menghadapi bencana banjir. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian ini melibatkan 42 sampel menggunakan teknik total
sampling yang terdiri dari perawat yang bekerja di Puskesmas di daerah yang terdampak banjir. Instrumen
yang digunakan adalah kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi dalam bentuk
persentase dan narasi mengenai pengetahuan dan sikap perawat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 22
responden (52,4%) belum memiliki pengetahuan kesiapsiagaan pelayanan kesehatan yang baik dan 24
responden (57,1%) belum memiliki sikap kesiapsiagaan pelayanan kesehatan yang baik. Mayoritas
responden yang memiliki pengetahuan baik adalah responden dengan tingkat pendidikan Ners (75%),
responden dengan lama kerja ≥10 tahun (72,2%), responden yang telah mengikuti pelatihan
kegawatdaruratan (73,7%) dan pelatihan terkait bencana (75,0%), sedangkan responden yang memiliki sikap
baik adalah responden dengan tingkat pendidikan Ners (75%) dan responden yang pernah mengikuti
pelatihan terkait bencana (75,0%). Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar perawat meningkatkan
pengetahuan dengan mempelajari literatur tentang bencana banjir dan mengikuti pelatihan terkait bencana
banjir.
Kata kunci: Bencana banjir, Kesiapsiagaan pelayanan kesehatan, Pengetahuan, Perawat, Sikap
Abstract
Flood is a condition in submerged an area or land because volume of water is increasing. Flood disasters
can cause various physical and mental health impacts, infrastructure damages and property losses. Impact
on a disaster can be minimized by nurse with health service preparedness. This research aims to identify the
knowledge and attitude of nurses about health service preparedness in facing the flood disasters. This
research was conducted using descriptive research design. This research involves 42 samples using total
sampling technique that consists of nurses working in health centers in the flood affected areas. The
instrument used was a questionnaire that had been tested for validity and reliability. The analysis utilized
was univariate analysis to see frequency distribution on percentage forms and narration of knowledge and
attitude of nurses. The results of this study showed that 22 respondents (52.4%) did not have good health
service preparedness knowledge and 24 respondents (57.1%) did not have a good health service
preparedness attitude. The majority of respondents that have good knowledge are respondents graduated
from professional nurse (75%), respondents with length of employment ≥10 years (72.2%), respondents that
have attended emergency training (73.7%) and training related to disasters (75%), while respondents that
have good attitudes are respondents graduated from professional nurse (75%) and respondents that have
attended disaster-related training (75%). Based on the result of this research, it is recommended that nurses
must increase knowledge by learning literature about flood disasters and participating in training related to
flood disaster.
Keywords: Attitude, Flood disasters, Health service preparedness, Knowledge, Nurse
158
Indri Setiawati, Gamya Tri Utami, Febriana Sabrian, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang
Kesiapsiagaan Pelayanan Kesehatan dalam Menghadapi Bencana Banjir*
160
Indri Setiawati, Gamya Tri Utami, Febriana Sabrian, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang
Kesiapsiagaan Pelayanan Kesehatan dalam Menghadapi Bencana Banjir*
mengikuti pelatihan terkait bencana (90,5%). pendidikan Ners (75%), lama kerja ≥10
Perawat merupakan sebuah profesi yang banyak dan akan meningkatkan produkvitas
sangat erat kaitannya dengan perempuan kerja dalam bentuk kesiapsiagaan pelayanan
karena didasari oleh kasih sayang dan rasa kesehatan dalam mengantisipasi kejadian
peduli. bencana yang akan terjadi (Dewi, 2010).
3. Pendidikan Lama kerja identik dengan pengalaman,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja seseorang maka
responden terbanyak yaitu responden dengan akan meningkatkan pengalaman seseorang
tingkat pendidikan DIII Keperawatan yang sehingga mempengaruhi pengetahuan serta
berjumlah 38 responden (90,5%). Hal ini sikap perawat dalam kesiapsiagaan pelayanan
sejalan dengan penelitian Ariyanti, Hadi, dan kesehatan dalam menghadapi bencana banjir.
Arofiati (2017) dimana perawat dengan 5. Pelatihan Kegawatdaruratan
tingkat pendidikan DIII Keperawatan lebih Hasil penelitian menunjukkan bahwa
banyak yaitu 93 responden (89,4%). Peran lebih dari separuh responden tidak pernah
pendidikan sangat berpengaruh terhadap mengikuti pelatihan kegawatdaruratan yaitu
terwujudnya kesiapsiagaan bencana berjumlah 23 responden (54,8%). Kegiatan
(Kurniawati & Suwito, 2017). Fungsi pelatihan memiliki tujuan tertentu yaitu untuk
pendidikan merupakan salah satu media meningkatkan kemampuan kerja sehingga
terbaik untuk mempersiapkan segala hal baik menimbulkan perubahan perilaku aspek-aspek
pengetahuan ataupun sikap yang berhubungan kognitif, sikap, dan keterampilan (Dewi,
dengan bencana 2010). Pelatihan merupakan salah satu cara
4. Lama Bekerja meningkatkan pengetahuan bagi perawat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penanggulangan bencana baik sebelum,
lebih banyak responden yang bekerja <10 saat, dan pasca bencana.
tahun (57,1%). Penelitian ini sejalan dengan 6. Pelatihan Bencana
penelitian Apriluana, Khairiyati, dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Setyaningrum (2016) yaitu perawat yang responden terbanyak menyebutkan tidak
bekerja <10 tahun lebih dominan yaitu pernah mengikuti pelatihan bencana yaitu
berjumlah 90 responden (72%). berjumlah 38 responden (90,5%). Hasil ini
Lama kerja menurut Wahidah, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rondiantho, dan Hakam (2016) dapat Berhanu, Abrha, Ejigu, dan Woldemichael
memberikan pengaruh paling besar terhadap (2016) yang menyatakan bahwa responden
kesiapsiagaan bencana. Semakin lama penelitian yang pernah mengikuti pelatihan
seorang perawat bekerja akan menunjukkan terkait bencana hanya 72 responden (20,6%)
pengalaman yang diperolehnya semakin dan 350 (92,8%) responden menyatakan
163
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.2, Maret 2020
terhadap pengetahuan seseorang yang juga perawat yang masih sedikit dalam
akan meningkatkan upaya kesiapsiagaan. penatalaksanaan kejadian bencana banjir.
Lama kerja responden juga berpengaruh Pengetahuan merupakan salah satu
terhadap pengetahuan, responden yang variabel yang dapat mejadi dasar sikap dan
bekerja ≥10 tahun memiliki pengetahuan baik perilaku seseorang. Notoatmodjo (2012)
yaitu 72,2%. Pengalaman yang diperoleh menyatakan bahwa salah satu variabel pokok
perawat dapat dijadikan sebagai sumber dalam pembentukan sikap seseorang adalah
pengetahuan terhadap suatu hal baru atau pengetahuan, hal ini diasumsikan jika
yang pernah terjadi. pengetahuan baik maka secara tidak langsung
Hasil analisis diperoleh bahwa sikap juga akan menjadi lebih baik.
responden yang pernah mengikuti pelatihan C. Sikap perawat tentang kesiapsiagaan
kegawatdaruratan memiliki pengetahuan baik pelayanan kesehatan dalam
yaitu 72,2%. Pelatihan kegawatdaruratan menghadapi bencana banjir
dapat mengembangkan pengetahuan atau Sikap merupakan sebuah respon yang
wawasan serta mempengaruhi kesiapsiagaan akan menentukan tindakan atau perilaku
perawat dalam berespon terhadap hal seseorang. Sikap mempengaruhi perilaku
mendesak pada saat terjadinya bencana melalui proses dalam menentukan keputusan
karena sesuai dengan prinsip dan dalam hal ini adalah keputusan perawat
kegawatdaruratan yaitu kecepatan waktu dan untuk melakukan kesiapsiagaan dalam upaya
ketepatan tindakan. manajemen bencana (Bukhari, Mudatsir, &
Hasil analisis diperoleh bahwa Sari, 2014).
responden yang pernah mengikuti pelatihan Sikap kesiapsiagaan bencana dalam diri
bencana memiliki pengetahuan baik yaitu perawat akan meningkatkan rasa optimisme
sebesar 75%. Hal ini dapat disebabkan oleh perawat dalam memberikan asuhan
pelatihan bencana dapat memberikan keperawatan saat tanggap darurat bencana
informasi yang spesifik mengenai hal-hal (International Council of Nurse, 2009). Sikap
terkait persiapan dalam menghadapi bencana. kesiapsiagaan perawat dimaksudkan untuk
Pengetahuan yang kurang baik pada menimbulkan kesadaran serta kesiapan
perawat dapat disebabkan oleh masih perawat dalam mempersiapkan pelayanan
sedikitnya responden yang terpapar informasi kesehatan yang siaga dalam menghadapi
terkait pentingnya pelaksanaan kesiapsiagaan bencana. Perawat yang memiliki sikap
bencana dan kurangnya pengadaan serta kesiapsiagaan yang baik akan dapat
partisipasi dalam pelatihan terkait memberikan pelayanan kesehatan yang baik
kesiapsiagaan bencana serta pengalaman
165
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.2, Maret 2020
serta optimal pada saat keadaan darurat Hasil analisis sebagian besar perawat
bencana banjir. perempuan memiliki sikap baik yaitu 43,6%
Hasil penelitian menampilkan bahwa 18 yang dapat disebabkan oleh perawat
responden (42,9%) memiliki sikap baik dan perempuan cenderung lebih peka serta
24 responden (57,1%) memiliki sikap yang memiliki rasa peduli terhadap hal
kurang baik. Penelitian ini tidak sejalan disekitarnya. Sehingga perawat perempuan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Husna memiliki sikap lebih baik daripada perawat
(2012), dimana perawat yang memiliki sikap laki-laki.
baik terhadap kesiapsiagaan bencana yaitu 25 Pendidikan juga mempengaruhi sikap
responden (83,3%). Faktor yang perawat, hal ini sesuai dengan peneilitian
mempengaruhi sikap tersebut adalah perawat dimana pendidikan Ners lebih banyak
telah mendapatkan dasar pengetahuan yang memiliki sikap yang baik yaitu 75%.
baik dalam penanggulangan bencana melalui Pendidikan Ners dituntut untuk memiliki
pelatihan-pelatihan yang dilakukan. Hal ini sikap dan keterampilan yang profesional.
dapat dibuktikan dengan sebagian besar Perkembangan sikap seseorang dapat
responden (86,7%) telah mendapatkan dihambat oleh pendidikan yang kurang pada
pelatihan kegawatdaruratan dan pelatihan diri seseorang tersebut.
bencana yang diadakan hampir setiap Responden yang bekerja ≥10 tahun
tahunnya. Hal lain yang dapat mempengaruhi memiliki sikap baik sebesar 55,6%. Lama
sikap perawat yaitu beban kerja yang tinggi kerja perawat merupakan pengalaman kerja
dengan jumlah perawat yang minimal, yang diperoleh perawat. Pengalaman dapat
pengaruh orang lain yang dianggap penting menjadi dasar atas pembentukan sikap
dalam hal ini ialah kepala puskesmas yang seseorang. Semakin bertambah pengalaman
belum memaksimalkan upaya kesiapsiagaan perawat dapat menentukan bagaimana sikap
pelayanan kesehatan dalam menghadapi perawat dalam memberikan pelayanan kepada
bencana banjir di wilayah kerjanya. pasien.
Reponden usia dewasa tengah (36-45 Berdasarkan analisis diperoleh bahwa
tahun) memiliki sikap baik sebesar 55,6%. responden yang pernah mengikuti pelatihan
Hal ini dapat disebabkan responden pada usia kegawatdaruratan memiliki sikap baik
dewasa akhir telah banyak memperoleh (52,6%). Pelatihan kegawatdaruratan dapat
pengalaman yang akan mempengaruhi menghasilkan dampak positif berupa sikap
karakter, pengambilan keputusan dan profesional dalam memberikan pelayanan
menentukan sikap seseorang. kesehatan.
166
Indri Setiawati, Gamya Tri Utami, Febriana Sabrian, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang
Kesiapsiagaan Pelayanan Kesehatan dalam Menghadapi Bencana Banjir*
Hasil analisis diperoleh bahwa (57,1%), sedangkan yang memiliki sikap baik
responden yang pernah mengikuti pelatihan sebanyak 18 responden (42,9%).
bencana memiliki sikap yang baik yaitu
sebesar 75,0%. Hal ini dapat disebabkan
SARAN
pelatihan bencana dapat menanamkan sikap 1. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
tanggap serta siaga dalam menghadapi Hasil penelitian diharapkam dapat
bencana untuk meminimalisir dampak menjadi salah satu dasar informasi dan
bencana yang lebih parah. memperkaya pengetahuan keperawatan
SIMPULAN mengenai pengetahuan dan sikap perawat
Hasil penelitian yang telah dilakukan di puskesmas tentang kesiapsiagaan
diperoleh distribusi responden berdasarkan pelayanan kesehatan dalam menghadapi
karakteristik umur responden terbanyak bencana banjir.
berada pada umur 26-35 tahun (52,4%), 2. Bagi institusi tempat penelitian
responden perempuan (92,9%), tingkat Hasil penelitian ini dapat digunakan
pendidikan DIII Keperawatan (90,5%), lama sebagai tambahan informasi dan gambaran
bekerja <10 tahun (57,1%), responden yang untuk mengembangkan kesiapsiagaan
tidak pernah mengikuti pelatihan pelayanan kesehatan dalam penanganan
kegawatdaruratan (54,8%) dan tidak pernah bencana baik pada tahap sebelum bencana,
mengikuti pelatihan terkait bencana (90,5%). saat bencana, dan pasca bencana.
Hasil penelitian terkait pengetahuan 3. Bagi perawat
tentang kesiapsiagan pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan
dalam menghadapi bencana banjir sebagai bahan informasi untuk
menunjukkan bahwa pengetahuan perawat meningkatkan peran perawat dalam
yang bekerja di puskesmas memiliki berbagai kegiatan manajemen
pengetahuan kurang baik 22 orang (52,4%), penanggulangan bencana untuk
sedangkan yang memiliki pengetahuan baik meminimalkan dampak yang diakibatkan
sebanyak 20 orang (47,6%). dari bencana banjir.
Hasil penelitian terkait sikap perawat 4. Bagi peneliti selanjutnya
dalam kesiapsiagaan pelayanan kesehatan Saran bagi peneliti berikutnya perlu
dalam menghadapi banjir menunjukkan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
bahwa sebagian besar memiliki sikap kurang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
baik yaitu berjumlah 24 orang responden pengetahuan dan sikap perawat terhadap
167
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.2, Maret 2020