Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.

2, Maret 2020

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG


KESIAPSIAGAAN PELAYANAN KESEHATAN DALAM
MENGHADAPI BENCANA BANJIR

Indri Setiawati1, Gamya Tri Utami2, Febriana Sabrian3


1,2,3
Fakultas Keperawatan Universitas Riau
Fakultas Keperawatan Universitas Riau Jalan Pattimura No 9
Gedung G Pekanbaru Riau Kode Pos 28131 Indonesia
Email indristwt@gmail.com

Abstrak

Banjir merupakan suatu keadaan suatu daerah atau daratan terendam oleh air karena peningkatan volume air.
Bencana banjir dapat mengakibatkan berbagai dampak kesehatan fisik dan mental, kerusakan infrastruktur,
dan kerugian harta benda. Dampak tersebut dapat diminimalkan oleh perawat dengan kesiapsiagaan
pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap perawat tentang
kesiapsiagaan pelayanan kesehatan dalam menghadapi bencana banjir. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian ini melibatkan 42 sampel menggunakan teknik total
sampling yang terdiri dari perawat yang bekerja di Puskesmas di daerah yang terdampak banjir. Instrumen
yang digunakan adalah kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi dalam bentuk
persentase dan narasi mengenai pengetahuan dan sikap perawat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 22
responden (52,4%) belum memiliki pengetahuan kesiapsiagaan pelayanan kesehatan yang baik dan 24
responden (57,1%) belum memiliki sikap kesiapsiagaan pelayanan kesehatan yang baik. Mayoritas
responden yang memiliki pengetahuan baik adalah responden dengan tingkat pendidikan Ners (75%),
responden dengan lama kerja ≥10 tahun (72,2%), responden yang telah mengikuti pelatihan
kegawatdaruratan (73,7%) dan pelatihan terkait bencana (75,0%), sedangkan responden yang memiliki sikap
baik adalah responden dengan tingkat pendidikan Ners (75%) dan responden yang pernah mengikuti
pelatihan terkait bencana (75,0%). Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar perawat meningkatkan
pengetahuan dengan mempelajari literatur tentang bencana banjir dan mengikuti pelatihan terkait bencana
banjir.
Kata kunci: Bencana banjir, Kesiapsiagaan pelayanan kesehatan, Pengetahuan, Perawat, Sikap

Abstract

Flood is a condition in submerged an area or land because volume of water is increasing. Flood disasters
can cause various physical and mental health impacts, infrastructure damages and property losses. Impact
on a disaster can be minimized by nurse with health service preparedness. This research aims to identify the
knowledge and attitude of nurses about health service preparedness in facing the flood disasters. This
research was conducted using descriptive research design. This research involves 42 samples using total
sampling technique that consists of nurses working in health centers in the flood affected areas. The
instrument used was a questionnaire that had been tested for validity and reliability. The analysis utilized
was univariate analysis to see frequency distribution on percentage forms and narration of knowledge and
attitude of nurses. The results of this study showed that 22 respondents (52.4%) did not have good health
service preparedness knowledge and 24 respondents (57.1%) did not have a good health service
preparedness attitude. The majority of respondents that have good knowledge are respondents graduated
from professional nurse (75%), respondents with length of employment ≥10 years (72.2%), respondents that
have attended emergency training (73.7%) and training related to disasters (75%), while respondents that
have good attitudes are respondents graduated from professional nurse (75%) and respondents that have
attended disaster-related training (75%). Based on the result of this research, it is recommended that nurses
must increase knowledge by learning literature about flood disasters and participating in training related to
flood disaster.
Keywords: Attitude, Flood disasters, Health service preparedness, Knowledge, Nurse
158
Indri Setiawati, Gamya Tri Utami, Febriana Sabrian, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang
Kesiapsiagaan Pelayanan Kesehatan dalam Menghadapi Bencana Banjir*

PENDAHULUAN efektivitas respon terhadap adanya bencana


Bencana merupakan suatu keadaan secara keseluruhan (Abidin, 2014). Munandar
darurat mendesak yang dapat menyebabkan dan Waraningsih (2018) menyatakan bahwa
kesakitan kematian, kesakitan, cedera, strategi kesiapsiagaan dalam penanggulangan
kerusakan materi serta terganggunya bencana merupakan upaya yang sangat
kehidupan sehari-hari manusia dan hal penting untuk dilakukan, khususnya oleh
tersebut berada diluar kendali manusia untuk perawat. Perawat sebagai tenaga kesehatan
mengendalikan dan mengaturnya (Purwana, terbesar dan first responder serta pemberi
2013). Data yang diperoleh dari Badan pelayanan dalam tanggap darurat bencana
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dituntut untuk memiliki kesiapsiagaan
bencana yang paling tinggi angka kejadiannya bencana yang lebih tinggi dibandingkan
yaitu bencana banjir (BNPB, 2018). Banjir dengan tim lain (Perron, Rudge, Blais, &
merupakan peristiwa atau keadaan suatu Holmes, 2010; Rizqillah, 2018). Kemampuan
daerah atau daratan terendam karena perawat dalam kesiapsiagaan penanggulangan
peningkatan volume air (BNPB, 2016). bencana harus didukung oleh dasar
Dampak yang ditimbulkan dari banjir dapat pengetahuan dan sikap yang baik dalam
berupa adanya masalah kesehatan fisik dan disaster management (Kartika, Yaslina, &
mental, korban jiwa, kerusakan fasilitas Agustin, 2018). Pusponegoro (2011)
umum, dan kerugian harta benda. Upaya- menyatakan bahwa dalam perencanaan
upaya untuk mengurangi dampak bencana penanggulangan bencana diperlukan prinsip
tersebut dapat dilakukan dengan manajemen “The right team in the right place at the right
bencana yang baik (Sinaga, 2015). time with the right knowledge, the right skill
Sendai Framework for Disaster Risk and the right logistics”, dimana salah satu
Reduction 2015-2030 menyatakan bahwa yang harus dimiliki adalah pengetahuan yang
tahapan manajemen bencana yang paling benar. Sikap perawat untuk merespon tanggap
sesuai untuk mengurangi risiko bencana ialah bencana sangat dibutuhkan dalam situasi
pada tahap pra bencana. Hal ini sesuai dengan kritis serta dalam merawat korban bencana
perubahan konsep penanggulangan bencana (Kartika, Yaslina, & Agustin, 2018).
yang dahulu berfokus pada upaya tanggap Riau merupakan salah satu provinsi di
darurat bencana saat ini mengoptimalkan wilayah Indonesia bagian barat yang lebih
upaya pada tahap pra bencana, yaitu sering mengalami banjir berdasarkan
kesiapsiagaan (Khambali, 2017). klasifikasi karakteristik wilayah. Badan
Kesiapsiagaan merupakan suatu Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
kegiatan yang menunjukkan tingkat Provinsi Riau menetapkan Riau menjadi
159
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.2, Maret 2020

status siaga darurat banjir dan diperoleh data METODE PENELITIAN


yaitu sebanyak 927 kepala keluarga (KK) Jenis penelitian ini adalah penelitian
terdampak banjir periode November- kuantitatif dengan menggunakan desain
Desember 2018. Berdasarkan perhitungan penelitian deskriptif. Populasi dari penelitian
kasus diperoleh sebanyak 348 warga yang ini adalah seluruh perawat yang bekerja di
mengalami penyakit akibat banjir yaitu Puskesmas Rumbai, Karya Wanita, Umban
penyakit kulit, diare, ISPA, dan penyakit Sari, Rumbai Bukit, dan Muara Fajar yaitu
lainnya. berjumlah 42 responden. Teknik pengambilan
Hasil wawancara dengan 5 perawat di sampel yang digunakan adalah total sampling
Puskesmas Rumbai dan Rumbai Bukit yaitu menggunakan seluruh populasi dalam
terhadap pengetahuan kesiapsiagaan bencana, penelitian. Penelitian dilakukan mulai dari
2 perawat mengetahui tentang pengertian bulan Januari sampai dengan Juni 2019.
kesiapsiagaaan, 3 orang mengetahui alur Alat pengumpulan data yang digunakan
komunikasi terkait informasi mengenai pada penelitian ini adalah kuesioner.
bencana, 5 perawat belum mengetahui Kuesioner untuk mengukur pengetahuan
perlunya pembentukan tim-tim yang terdiri menggunakan pertanyaan multiple choice
dari tim reaksi cepat, tim penilaian cepat dan dengan 3 alternatif jawaban, sedangkan untuk
tim bantuan kesehatan dalam upaya mengukur sikap menggunakan skala likert
penanggulangan bencana. Berdasarkan latar yang telah dilakukan uji validitas dan
belakang tersebut, maka peneliti tertarik realibilitasnya pada perawat yang bekerja di
untuk melakukan penelitian pada perawat Puskesmas Rejosari dan Puskesmas Sail.
dengan judul “Gambaran pengetahuan dan Analisis data menggunakan analisis
sikap perawat tentang kesiapsiagaan univariat untuk mendeskripsikan karakteristik
pelayanan kesehatan dalam menghadapi responden yaitu umur, pendidikan, jenis
bencana banjir”. Tujuan penelitian ini adalah kelamin, lama bekerja, pengalaman mengikuti
untuk mengidentifikasi pengetahuan dan pelatihan kegawatdaruratan, dan bencana.
sikap perawat tentang kesiapsiagaan
pelayanan kesehatan dalam menghadapi HASIL PENELITIAN
bencana banjir. Hasil penelitian ini dapat Analisis Univariat
1. Karakteristik Reponden
digunakan sebagai sumber informasi dan
Tabel 1
pengembangan ilmu pengetahuan terutama Distribusi karakteristik responden
dalam manajemen disaster atau manajemen
bencana.

160
Indri Setiawati, Gamya Tri Utami, Febriana Sabrian, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang
Kesiapsiagaan Pelayanan Kesehatan dalam Menghadapi Bencana Banjir*

Karakteristik Frekuensi Persentase kurang baik sebanyak 22 orang (52,4%)


Responden (F) (%)
Umur dan pengetahuan baik sebanyak 20 orang
26-35(dewasa awal) 22 52,4
36-45(dewasa tengah) 18 42,9
(47,6%).
46-55 (lansia awal) 2 4,8 Tabel 3
Jenis Kelamin Tabulasi silang karakteristik responden
Laki-laki 3 7,1
Perempuan 39 92,9
dengan pengetahuan
Pengetahuan
Tingkat Pendidikan
DIII 38 90,5 Kurang
Karakteristik Responden Baik
Pendidikan Ners 4 9,5 Baik
Lama Bekerja n % n %
<10 tahun 24 57,1 Umur
≥10 tahun 18 42,9 26-35 (dewasa awal) 12 55 10 46
Pelatihan 36-45 (dewasa tengah) 7 39 11 61
Kegawatdaruratan 46-55 (lansia awal) 1 50 1 50
Ya/Pernah 19 45,2 Jenis Kelamin
Tidak pernah 23 54,8 Laki-laki 1 33 2 67
Pelatihan Bencana Perempuan 19 49 20 51
Pernah 4 9,5 Pendidikan
Tidak Pernah 38 90,5 DIII 17 45 21 55
Pendidikan Ners 3 75 1 25
Tabel 1 menunjukkan bahwa lebih dari Lama Kerja
<10 tahun 7 29 17 71
separuh responden berada pada usia 26-35 ≥10 tahun 13 72 5 28
tahun (52,4%), mayoritas responden adalah Pelatihan
Kegawatdaruratan
perempuan (92,9%), tingkat pendidikan Pernah 14 74 5 26
Tidak pernah 6 26 17 74
responden yang paling dominan yaitu DIII Pelatihan Bencana
1
Keperawatan (90,5%), lama masa bekerja Pernah 3 75 25
21
Tidak pernah 17 45 55
responden terbanyak adalah kategori <10
tahun (57,1%), lebih dari separuh responden Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian

tidak pernah mengikuti pelatihan besar responden yang memiliki

kegawatdaruratan (54,8%), dan tidak pernah pengetahuan baik yaitu responden

mengikuti pelatihan terkait bencana (90,5%). pendidikan Ners (75%), lama kerja ≥10

2. Pengetahuan perawat tentang tahun (72,2%), dan responden yang pernah

kesiapsiagaan pelayanan kesehatan mengikuti pelatihan bencana (75%).

dalam menghadapi bencana banjir Responden yang memiliki pengetahuan

Tabel 2 kurang baik yaitu responden umur 36-45


Distribusi frekuensi pengetahuan perawat tahun (61,1%), laki-laki (66,7%), dan
Frekuensi
Karakteristik Persentase (%) responden yang tidak pernah mengikuti
(F)
Baik 20 47,6 pelatihan kegawatdaruratan (73,9%).
Kurang Baik 22 52,4
Total 42 100 3. Sikap perawat tentang kesiapsiagaan
Data tabel 2 menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan dalam menghadapi
responden yang memiliki pengetahuan bencana banjir
161
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.2, Maret 2020

Tabel 4 mengikuti pelatihan kegawatdaruratan


Distribusi frekuensi sikap perawat
(62,5%), dan tidak pernah mengikuti
Frekuensi
Karakteristik Persentase (%)
(F) pelatihan bencana (60,5%).
Baik 18 42,9
Kurang Baik 24 57,1
Total 42 100
PEMBAHASAN
Data tabel 4 menunjukkan bahwa
A. Karakteristik Responden
responden yang memiliki sikap kurang
1. Umur
baik sebanyak 24 orang (57,1%) dan sikap
Hasil dari penelitian yang telah
baik sebanyak 18 orang (42,9%).
dilakukan menunjukkan sebagian besar
Tabel 5
Tabulasi silang karakteristik responden responden penelitian berusia 26-35 tahun
dengan sikap
(dewasa awal) sebanyak 22 orang (52,4%).
Sikap
Kurang Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Karakteristik Responden Baik
Baik
Kumajas, Warouw, dan Bawotong (2014)
n % n %
Umur bahwa perawat yang berumur 26-35 tahun
26-45 (dewasa awal) 7 32 15 68
36-45 (dewasa tengah) 10 56 8 44 (dewasa awal) lebih banyak yakni berjumlah
46-55 (lansia awal) 1 50 1 50
Jenis Kelamin 21 orang (62,9%). Syahrizal, Karim, dan
Laki-laki 1 33 2 67 Nauli (2015) menyatakan bahwa pada usia
Perempuan 17 44 22 56
Pendidikan dewasa awal adalah usia produktif seseorang
D3 15 40 23 61
Pendidikan Ners 3 75 11 25 dalam melakukan pekerjaan sehingga dapat
Lama Kerja
<10 tahun 8 33 16 67 melakukan berbagai tindakan keperawatan
≥10 tahun 10 56 8 44
yang optimal. Usia seseorang dapat
Pelatihan Kegawatdaruratan
Pernah 10 53 9 47 mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan
Tidak Pernah 8 35 15 63
Pelatihan Bencana perilaku seseorang dalam suatu hal dalam hal
Pernah 3 75 1 25
Tidak pernah 15 40 23 61 ini yaitu kesiapsiagaan pelayanan kesehatan
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian dalam menghadapi bencana banjir.
besar responden yang memiliki sikap baik 2. Jenis Kelamin
yaitu responden yang berpendidikan Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
pendidikan Ners (75%) dan responden yang responden terbanyak berjenis kelamin
pernah mengikuti pelatihan bencana (75%). perempuan yaitu berjumlah 39 responden
Mayoritas responden yang memiliki sikap (92,9%). Pusat Data dan Informasi
kurang baik yaitu responden dengan umur 26- Kementerian Kesehatan Indonesia (2017)
35 tahun (68,2%), responden laki-laki menyatakan bahwa jumlah perawat di
(66,7%), responden dengan lama kerja <10 Indonesia, 71% terdiri dari perawat
tahun (66,7%), responden yang tidak pernah perempuan dan perawat laki-laki 29%.
162
Indri Setiawati, Gamya Tri Utami, Febriana Sabrian, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang
Kesiapsiagaan Pelayanan Kesehatan dalam Menghadapi Bencana Banjir*

Perawat merupakan sebuah profesi yang banyak dan akan meningkatkan produkvitas
sangat erat kaitannya dengan perempuan kerja dalam bentuk kesiapsiagaan pelayanan
karena didasari oleh kasih sayang dan rasa kesehatan dalam mengantisipasi kejadian
peduli. bencana yang akan terjadi (Dewi, 2010).
3. Pendidikan Lama kerja identik dengan pengalaman,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja seseorang maka
responden terbanyak yaitu responden dengan akan meningkatkan pengalaman seseorang
tingkat pendidikan DIII Keperawatan yang sehingga mempengaruhi pengetahuan serta
berjumlah 38 responden (90,5%). Hal ini sikap perawat dalam kesiapsiagaan pelayanan
sejalan dengan penelitian Ariyanti, Hadi, dan kesehatan dalam menghadapi bencana banjir.
Arofiati (2017) dimana perawat dengan 5. Pelatihan Kegawatdaruratan
tingkat pendidikan DIII Keperawatan lebih Hasil penelitian menunjukkan bahwa
banyak yaitu 93 responden (89,4%). Peran lebih dari separuh responden tidak pernah
pendidikan sangat berpengaruh terhadap mengikuti pelatihan kegawatdaruratan yaitu
terwujudnya kesiapsiagaan bencana berjumlah 23 responden (54,8%). Kegiatan
(Kurniawati & Suwito, 2017). Fungsi pelatihan memiliki tujuan tertentu yaitu untuk
pendidikan merupakan salah satu media meningkatkan kemampuan kerja sehingga
terbaik untuk mempersiapkan segala hal baik menimbulkan perubahan perilaku aspek-aspek
pengetahuan ataupun sikap yang berhubungan kognitif, sikap, dan keterampilan (Dewi,
dengan bencana 2010). Pelatihan merupakan salah satu cara
4. Lama Bekerja meningkatkan pengetahuan bagi perawat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penanggulangan bencana baik sebelum,
lebih banyak responden yang bekerja <10 saat, dan pasca bencana.
tahun (57,1%). Penelitian ini sejalan dengan 6. Pelatihan Bencana
penelitian Apriluana, Khairiyati, dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Setyaningrum (2016) yaitu perawat yang responden terbanyak menyebutkan tidak
bekerja <10 tahun lebih dominan yaitu pernah mengikuti pelatihan bencana yaitu
berjumlah 90 responden (72%). berjumlah 38 responden (90,5%). Hasil ini
Lama kerja menurut Wahidah, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rondiantho, dan Hakam (2016) dapat Berhanu, Abrha, Ejigu, dan Woldemichael
memberikan pengaruh paling besar terhadap (2016) yang menyatakan bahwa responden
kesiapsiagaan bencana. Semakin lama penelitian yang pernah mengikuti pelatihan
seorang perawat bekerja akan menunjukkan terkait bencana hanya 72 responden (20,6%)
pengalaman yang diperolehnya semakin dan 350 (92,8%) responden menyatakan
163
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.2, Maret 2020

membutuhkan pelatihan tambahan terkait baik dan 22 responden (52,4%) memiliki


kesiapsiagaan dan tanggap bencana. Husna pengetahuan yang kurang baik. Hasil ini
(2012) menyatakan bahwa pelatihan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
kegawatdaruratan, pelatihan bencana, dan Berhanu, Abrha, Ejigu, dan Woldemichael
pelatihan perawatan luka merupakan salah (2016) menunjukkan bahwa pengetahuan
satu variabel yang mempengaruhi responden tentang kesiapsiagaan menghadapi
kesiapsiagaan perawat dalam menghadapi bencana banjir yang memiliki pengetahuan
bencana. Pelatihan yang diikuti oleh perawat baik 54 responden (14,3%), pengetahuan
dapat memberikan dampak positif dalam cukup berjumlah 136 responden (36,1%), dan
pertambahan informasi serta pengalaman pengetahuan kurang baik menempati jumlah
dalam meningkatkan kesiapsiagaan pelayanan tertinggi yaitu 187 responden (49,6%).
kesehatan dalam menghadapi banjir. Usia mempengaruhi pengetahuan,
B. Pengetahuan perawat tentang responden pada usia produktif (26-35 tahun)
kesiapsiagaan pelayanan kesehatan memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebesar
dalam menghadapi bencana banjir 54,5%. Hal ini dapat disebabkan karena pada
Pengetahuan tentang kesiapsiagaan usia dewasa awal seseorang cenderung untuk
pelayanan kesehatan dalam menghadapi meningkatkan wawasan yang luas,
bencana banjir harus dimiliki oleh perawat. mempunyai aktivitas yang padat dan
Hal ini dikarenakan segala hal yang berkaitan menguasai keterampilan kognitif yang baik.
peralatan bantuan dan pertolongan medis Hasil analisis sebagian besar perawat
harus bisa dilakukan dengan baik dalam perempuan memiliki pengetahuan baik yaitu
waktu yang mendesak (Kartika, Yaslina, & sebesar 48,7% yang dapat disebabkan oleh
Agustin, 2018). perawat perempuan cenderung lebih teliti,
Pengetahuan perawat mengenai upaya tekun, dan giat dalam pembelajaran. Sehingga
kesiapsiagaan bencana merupakan dasar perawat perempuan mempunyai pengetahuan
dalam pemberian pelayanan kesehatan saat lebih baik daripada perawat laki-laki.
terjadinya bencana banjir. Kurangnya Pendidikan dapat mempengaruhi
pengetahuan perawat akan mempengaruhi pengetahuan, responden dengan pendidikan
kecepatan dan ketepatan dalam memberikan Ners lebih banyak memiliki pengetahuan baik
pelayanan kesehatan yang optimal dalam yaitu 75%. Pendidikan yang semakin tinggi
keadaan mendesak atau saat tanggap darurat akan memberikan perubahan berupa
bencana. pertambahan informasi serta perubahan pola
Hasil penelitian menampilkan bahwa 20 pikir seseorang. Pendidikan akan berpengaruh
responden (47,6%) memiliki pengetahuan
164
Indri Setiawati, Gamya Tri Utami, Febriana Sabrian, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang
Kesiapsiagaan Pelayanan Kesehatan dalam Menghadapi Bencana Banjir*

terhadap pengetahuan seseorang yang juga perawat yang masih sedikit dalam
akan meningkatkan upaya kesiapsiagaan. penatalaksanaan kejadian bencana banjir.
Lama kerja responden juga berpengaruh Pengetahuan merupakan salah satu
terhadap pengetahuan, responden yang variabel yang dapat mejadi dasar sikap dan
bekerja ≥10 tahun memiliki pengetahuan baik perilaku seseorang. Notoatmodjo (2012)
yaitu 72,2%. Pengalaman yang diperoleh menyatakan bahwa salah satu variabel pokok
perawat dapat dijadikan sebagai sumber dalam pembentukan sikap seseorang adalah
pengetahuan terhadap suatu hal baru atau pengetahuan, hal ini diasumsikan jika
yang pernah terjadi. pengetahuan baik maka secara tidak langsung
Hasil analisis diperoleh bahwa sikap juga akan menjadi lebih baik.
responden yang pernah mengikuti pelatihan C. Sikap perawat tentang kesiapsiagaan
kegawatdaruratan memiliki pengetahuan baik pelayanan kesehatan dalam
yaitu 72,2%. Pelatihan kegawatdaruratan menghadapi bencana banjir
dapat mengembangkan pengetahuan atau Sikap merupakan sebuah respon yang
wawasan serta mempengaruhi kesiapsiagaan akan menentukan tindakan atau perilaku
perawat dalam berespon terhadap hal seseorang. Sikap mempengaruhi perilaku
mendesak pada saat terjadinya bencana melalui proses dalam menentukan keputusan
karena sesuai dengan prinsip dan dalam hal ini adalah keputusan perawat
kegawatdaruratan yaitu kecepatan waktu dan untuk melakukan kesiapsiagaan dalam upaya
ketepatan tindakan. manajemen bencana (Bukhari, Mudatsir, &
Hasil analisis diperoleh bahwa Sari, 2014).
responden yang pernah mengikuti pelatihan Sikap kesiapsiagaan bencana dalam diri
bencana memiliki pengetahuan baik yaitu perawat akan meningkatkan rasa optimisme
sebesar 75%. Hal ini dapat disebabkan oleh perawat dalam memberikan asuhan
pelatihan bencana dapat memberikan keperawatan saat tanggap darurat bencana
informasi yang spesifik mengenai hal-hal (International Council of Nurse, 2009). Sikap
terkait persiapan dalam menghadapi bencana. kesiapsiagaan perawat dimaksudkan untuk
Pengetahuan yang kurang baik pada menimbulkan kesadaran serta kesiapan
perawat dapat disebabkan oleh masih perawat dalam mempersiapkan pelayanan
sedikitnya responden yang terpapar informasi kesehatan yang siaga dalam menghadapi
terkait pentingnya pelaksanaan kesiapsiagaan bencana. Perawat yang memiliki sikap
bencana dan kurangnya pengadaan serta kesiapsiagaan yang baik akan dapat
partisipasi dalam pelatihan terkait memberikan pelayanan kesehatan yang baik
kesiapsiagaan bencana serta pengalaman
165
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.2, Maret 2020

serta optimal pada saat keadaan darurat Hasil analisis sebagian besar perawat
bencana banjir. perempuan memiliki sikap baik yaitu 43,6%
Hasil penelitian menampilkan bahwa 18 yang dapat disebabkan oleh perawat
responden (42,9%) memiliki sikap baik dan perempuan cenderung lebih peka serta
24 responden (57,1%) memiliki sikap yang memiliki rasa peduli terhadap hal
kurang baik. Penelitian ini tidak sejalan disekitarnya. Sehingga perawat perempuan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Husna memiliki sikap lebih baik daripada perawat
(2012), dimana perawat yang memiliki sikap laki-laki.
baik terhadap kesiapsiagaan bencana yaitu 25 Pendidikan juga mempengaruhi sikap
responden (83,3%). Faktor yang perawat, hal ini sesuai dengan peneilitian
mempengaruhi sikap tersebut adalah perawat dimana pendidikan Ners lebih banyak
telah mendapatkan dasar pengetahuan yang memiliki sikap yang baik yaitu 75%.
baik dalam penanggulangan bencana melalui Pendidikan Ners dituntut untuk memiliki
pelatihan-pelatihan yang dilakukan. Hal ini sikap dan keterampilan yang profesional.
dapat dibuktikan dengan sebagian besar Perkembangan sikap seseorang dapat
responden (86,7%) telah mendapatkan dihambat oleh pendidikan yang kurang pada
pelatihan kegawatdaruratan dan pelatihan diri seseorang tersebut.
bencana yang diadakan hampir setiap Responden yang bekerja ≥10 tahun
tahunnya. Hal lain yang dapat mempengaruhi memiliki sikap baik sebesar 55,6%. Lama
sikap perawat yaitu beban kerja yang tinggi kerja perawat merupakan pengalaman kerja
dengan jumlah perawat yang minimal, yang diperoleh perawat. Pengalaman dapat
pengaruh orang lain yang dianggap penting menjadi dasar atas pembentukan sikap
dalam hal ini ialah kepala puskesmas yang seseorang. Semakin bertambah pengalaman
belum memaksimalkan upaya kesiapsiagaan perawat dapat menentukan bagaimana sikap
pelayanan kesehatan dalam menghadapi perawat dalam memberikan pelayanan kepada
bencana banjir di wilayah kerjanya. pasien.
Reponden usia dewasa tengah (36-45 Berdasarkan analisis diperoleh bahwa
tahun) memiliki sikap baik sebesar 55,6%. responden yang pernah mengikuti pelatihan
Hal ini dapat disebabkan responden pada usia kegawatdaruratan memiliki sikap baik
dewasa akhir telah banyak memperoleh (52,6%). Pelatihan kegawatdaruratan dapat
pengalaman yang akan mempengaruhi menghasilkan dampak positif berupa sikap
karakter, pengambilan keputusan dan profesional dalam memberikan pelayanan
menentukan sikap seseorang. kesehatan.

166
Indri Setiawati, Gamya Tri Utami, Febriana Sabrian, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang
Kesiapsiagaan Pelayanan Kesehatan dalam Menghadapi Bencana Banjir*

Hasil analisis diperoleh bahwa (57,1%), sedangkan yang memiliki sikap baik
responden yang pernah mengikuti pelatihan sebanyak 18 responden (42,9%).
bencana memiliki sikap yang baik yaitu
sebesar 75,0%. Hal ini dapat disebabkan
SARAN
pelatihan bencana dapat menanamkan sikap 1. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
tanggap serta siaga dalam menghadapi Hasil penelitian diharapkam dapat
bencana untuk meminimalisir dampak menjadi salah satu dasar informasi dan
bencana yang lebih parah. memperkaya pengetahuan keperawatan
SIMPULAN mengenai pengetahuan dan sikap perawat
Hasil penelitian yang telah dilakukan di puskesmas tentang kesiapsiagaan
diperoleh distribusi responden berdasarkan pelayanan kesehatan dalam menghadapi
karakteristik umur responden terbanyak bencana banjir.
berada pada umur 26-35 tahun (52,4%), 2. Bagi institusi tempat penelitian
responden perempuan (92,9%), tingkat Hasil penelitian ini dapat digunakan
pendidikan DIII Keperawatan (90,5%), lama sebagai tambahan informasi dan gambaran
bekerja <10 tahun (57,1%), responden yang untuk mengembangkan kesiapsiagaan
tidak pernah mengikuti pelatihan pelayanan kesehatan dalam penanganan
kegawatdaruratan (54,8%) dan tidak pernah bencana baik pada tahap sebelum bencana,
mengikuti pelatihan terkait bencana (90,5%). saat bencana, dan pasca bencana.
Hasil penelitian terkait pengetahuan 3. Bagi perawat
tentang kesiapsiagan pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan
dalam menghadapi bencana banjir sebagai bahan informasi untuk
menunjukkan bahwa pengetahuan perawat meningkatkan peran perawat dalam
yang bekerja di puskesmas memiliki berbagai kegiatan manajemen
pengetahuan kurang baik 22 orang (52,4%), penanggulangan bencana untuk
sedangkan yang memiliki pengetahuan baik meminimalkan dampak yang diakibatkan
sebanyak 20 orang (47,6%). dari bencana banjir.
Hasil penelitian terkait sikap perawat 4. Bagi peneliti selanjutnya
dalam kesiapsiagaan pelayanan kesehatan Saran bagi peneliti berikutnya perlu
dalam menghadapi banjir menunjukkan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
bahwa sebagian besar memiliki sikap kurang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
baik yaitu berjumlah 24 orang responden pengetahuan dan sikap perawat terhadap

167
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.2, Maret 2020

kesiapsiagaan pelayanan kesehatan dalam professionals about disaster preparedness


menghadapi bencana banjir. and response in southwest Ethiopia: a
cross sectional study. Ethiopian journal
of health sciences, 26(5), 415-426.
DAFTAR PUSTAKA Diperoleh pada 20 Januari 2019 dari
https://www.ajol.info/index.php/ejhs/artic
Abidin, A. Z. (2014). Peran pemerintah desa
le/view/144141
dan kesiapsiagaan masyarakat dalam
Bukhari., Mudatsir, & Sari, S. A. (2015).
menghadapi bencana kekeringan di Desa
Hubungan sikap tentang regulasi,
Lorog Kecamatan Tawangsari Kabupaten
pengetahuan dan sikap perawat terhadap
Sukoharjo. Doctoral dissertation,
kesiapsiagaan bencana gempa bumi di
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
badan pelayanan umum daerah rumah
Diperoleh tanggal 20 Januari 2019 dari
sakit ibu dan anak pemerintah Aceh tahun
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/30171
2013. Jurnal Ilmu Kebencanaan, 2 (2).
Apriluana, G., Khairiyati, L., &
Diperoleh tanggal 15 Februari 2019 dari
Setyaningrum, R. (2016). Hubungan
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id
antara usia, jenis kelamin, lama kerja,
Dewi, R. N. W. (2010). Kesiapsiagaan
pengetahuan, sikap, dan ketersediaan alat
sumber daya manusia kesehatan dalam
pelidung diri (APD) dengan perilaku
penanggulangan masalah kesehatan
penggunaan APD pada tenaga kesehatan.
akibat bencana banjir. Thesis Fakultas
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia, 3 (2). Diperoleh tanggal 17
Indonesia. Diperoleh tanggal 21 Juni
Mei 2019 melalui http://ppjp.ulm.ac.id
2019 dari http://ejournal.fkm.ac.id
Ariyanti, S., Hadi, M., & Arofiati, F. (2017).
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2018).
Hubungan karakteristik perawat dan
Data penemuan penyakit krisis kesehatan
karakteristik organisasi dengan perilaku
pasca banjir. Pekanbaru: Dinas kesehatan
caring perawat pelaksana di ruang rawat
Kota Pekanbaru
inap rumah sakit kartika husada. Jurnal
Husna, C. (2012). Faktor-faktor yang
Kesehatan Soedirman, 12 (3). Diperoleh
mempengaruhi pelaksanaan edukasi
tanggal18 Mei 2019 dari
pengurangan risiko bencana. Jurnal
http://.jks.fikes.unsoed.ac.id
Ilmiah Mahasiswa Keperawatan, 2 (3).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Diperoleh tanggal 19 Mei 2019 dari
(2016). Info bencana 2016. Jakarta:
http://ejournal.unsyiah.ac.id
BNPB
Infodatin. (2017). Pusat data dan informasi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
kementerian kesehatan RI: situasi tenaga
(2018). Info bencana 2018. Jakarta:
keperawatan Indonesia. Diperoleh pada
BNPB
19 Mei 2019 dari www.depkes.go.id
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
International Council of Nurses & World
Provinsi Riau. (2018). Bencana banjir,
Health Organization. (2009). ICN
longsor, dan angin puting beliung
Framework of Disaster Nursing.WHO:
Provinsi Riau. Pekanbaru: BPBD Riau
Geneva
Berhanu, N., Abrha, H., Ejigu, Y., &
Kartika, K., Yaslina, & Agustin, M. F. (2018).
Woldemichael, K. (2016). Knowledge,
Hubungan pengetahuan perawat,
experiences and training needs of health
kemamouan kebijakan RS. Fase respon
168
Indri Setiawati, Gamya Tri Utami, Febriana Sabrian, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang
Kesiapsiagaan Pelayanan Kesehatan dalam Menghadapi Bencana Banjir*

bencana IGD RS. Yarsi Bukittinggi. Rizqillah, A. F., (2018). Disaster


Jurnal stikes Perintis Padang. Diperoleh preparedness: survey study pada
tanggal 30 Maret 2019 dari mahasiswa keperawatan Universitas
http://www.jurnal.stikesperintis.ac.id Harapan Bangsa Purwokerto. Jurnal
Khambali, I. (2017). Manajemen Ilmu-ilmu kesehatan (16) 3. Diperoleh
penanggulangan bencana. Yogyakarta: tanggal 30 Maret 2019 dari
ANDI http://www.jurnalnasional.ump.ac.id
Kumajas, F. W., Warouw, H., & Bawotong, J. Setiarini, V., Dewi, W. N., & Karim, D.
92014). Hubungan karakteristik individu (2018). Identifikasi pengetahuan perawat
dengan kinerja perawat di ruang rawat gawat darurat tentang triage. Jurnal
inap penyakit dalam RSUD Datoe Online Mahasiswa (5) 2. Diperoleh
Binangkang. Jurnal Keperawatan 20Mei 2019 dari http://jom.unri.ac.id
Universitas Sam Ratulangi. Diperoleh Sinaga, N. S. (2015). Peran petugas kesehatan
pada tanggal 17 Mei 2019 dari dalam manajamen penanganan bencana
www.media.neliti.com alam. Jurnal ilmiah “Integritas” Vol,
Kurniawati, D., & Suwito. (2017). Pengaruh 1(1). Diperoleh tanggal 06 Januari 2019
pengetahuan kebencanaan terhadap sikap dari http://www.jurnalmudiraindure.com
kesiapsiagaan dalam menghadapi Syahrizal., Karim, D., & Nauli, F. A., (2015).
bencana pada mahasiswa program studi Hubungan pengetahuan perawat terhadap
pendidikan geografi. Jurnal Pendidikan. universal precautions dengan penerapan
Diperoleh tanggal 22 Juni 2019 dari universal precaution pada tindakan
http://ejournal.unikama.ac.id pemasangan infus. Jurnal Online
Munandar, A., & Wardaningsih, S. (2018). Mahasiswa, Vol 2 (1). Diperoleh tanggal
Kesiapsiagan perawat dalam 18 Mei 2019 dari http://jom.unri.ac.id
penatalaksanaan aspek psikologis akibat Wahidah, D. A., Rondhianto, & Hakam, M.
bencana alam. Jurnal Keperawatan (2016). Faktor-faktor yang
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, mempengaruhi kesiapsiagaan perawat
9 (1) 72-82. Diperoleh tanggal 04 April dalam menghadapi bencana banjir di
2019 dari http://ejournal.umm.ac.id Kecamatan Gumukmas Kabupaten
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan Jember. Jurnal Pustaka Kesehatan.
dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Diperoleh tanggal 30 Maret 2019 dari
Cipta http://www.jurnal.unej.ac.id
Perron, A., Rudge, T., Blais, A., & Holmes, World Health Organization. (2014). Floods
D. (2010). The politics of nursing and health: fact sheets for health
knowledge and education critical professionals. Diperoleh pada tanggal 30
pedagogy in the face of the mili-tarization Januari 2019 dari
of nursing in the war on terror. Advances http://www.euro.who.int
in Nursing Science, 33, 184-195
Purwana, R. (2013). Manajemen kedaruratan
kesehatan lingkungan dalam kejadian
bencana. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Pusponegoro, A. D. (2011). The silent
disaster, bencana dan korban massal.
Jakarta: Sagung Seto
169

Anda mungkin juga menyukai