ISSN: 2087-2879
Cut Husna
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah PSIK-FK Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Medical Surgical Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine, Syiah Kuala University
E-mail: husna_psik_usk@yahoo.com
ABSTRAK
Kesiapsiagaan adalah upaya yang dilaksanakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana guna
menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda, dan berubahnya tata kehidupan masyarakat.
Kesiapsiagaan menghadapi suatu bencana adalah suatu kondisi secara individu maupun kelompok yang
memiliki kemampuan secara fisik dan psikis dalam menghadapi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapsiagaan bencana di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2011. Jenis penelitian adalah deskriptif
eksploratif dengan desain cross sectional study. Sampel berjumlah 30 orang perawat pelakasana dengan
metode total sampling. Kuesioner di rancang oleh penulis yang terdiri dari data demografi: umur, jenis
kelamin, masa kerja, pendidikan dan pelatihan kegawatatdaruratan yang pernah diikuti. Sedangkan sub
variabel faktor yang mempengaruhi kesiapsiagaan bencana terdiri dari 1) faktor pengetahuan terhadap
kesiapsiagaan bencana, 2) sikap terhadap kesiapsiagaan bencana, 3) kebijakan dan panduan, 4) rencana untuk
keadaan darurat bencana, 5) sistim peringatan bencana, dan 6) mobilisasi sumber daya. Data penelitian di
analisis dengan menggunakan computer software. berdasarkan hasil penelitian di peroleh tingkat
pengetahuan terhadap resiko bencana (63,3%), sikap terhadap resiko bencana (83,3%), skebijakan dan
panduan (73,3%), rencana untuk keadaan darurat (73,3%), sistem peringatan bencana (70%), dan mobilisasi
sumber daya (86,7%) dengan semua subvariabelnya berada pada kategori baik. Diharapkan kepada perawat
pelaksana dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan khusus terkait penanganan kebencanaan dan
kepada pengambil kebijakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh agar dapat
meningkatkan perencanaaan dan pelaksanaan kesiapsiagaan bencana melalui pelatihan kebencanaan dan
kegawatdaruratan secara kontinu kepada seluruh perawat terutama yang bekerja di IGD.
ABSTRACT
Preparedness is an effort in order to anticipate disaster. It aims to avoid victim, loss of property, and
changes in the community livelihood. Disaster preparedness is a condition of an individual or group that has
the ability to physically and psychologically in the face of disaster. This study aimed to describe the factors
that affect disaster preparedness in emergency installation of dr. Zainoel Abidin regional general hospital
Banda Aceh Year 2011. This research was a descriptive explorative using a cross sectional study. There were
30 nurse practitioners who involved in this study by using total sampling method. The questionnaire was
designed by the researcher which consists of demographic data including, age, gender, length of
employment, education background, and training related to disaster preparedness who have been
participated. Moreover, the influencing factor of disaster preparedness sub-variables including, (1)
Knowledge factor related to disaster preparedness, (2) behavior related to disaster preparedness, 3) policies
and guidelines, 4) plan for disaster emergencies, 5) disaster warning systems, and 6) resource
mobilization.The data were analyzed using computer software. Based on the finding, the knowledge on
disaster risk reduction (63.3%), behaviors towards disaster risk reduction (83.3%), policies and guidance
(73.3%), plan for emergencies (73.3%), the disaster warning system (70%), and the mobilization of
resources (86.7%) with all sub-variables are in proper category. The finding suggested the nurse
practitioners to increase knowledge and skill especially on disaster preparedness and to the policy maker in
dr. Zainoel Abidin regional general hospital Banda Aceh to improve the planning and implementation of
disaster preparedness and emergency training continuously to all nurses especially those working in the
emergency installation.
10
Idea Nursing Journal Vol. III No. 2 2012
11
Idea Nursing Journal Cut Husna
membangun sistem jaringan bantuan (Urata, kebijakan dan panduan, rencana untuk
2009, p. 15-16). keadaan darurat bencana, sistim peringatan
Adapun hasil studi terkait yang bencana, dan mobilisasi sumber daya dalam
dilakukan oleh Arianti (2007, p. 3), kesiapsiagaan bencana di Instalasi Gawat
menjelaskan bahwa perawat harus mampu Darurat Rumah Sakit Umum Daerah dr.
membuat keputusan yang tepat dalam Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2011.
menangani pasien pada kondisi kritis.
Sedangkan menurut Depkes RI (2007, p. 3), METODE
perawat yang bertugas di bencana harus Jenis penelitian ini adalah deskriptif
mengetahui tindakan yang harus dilakukan eksploratif yaitu untuk melihat faktor-faktor
dalam kesiapsiagaan bencana. Selanjutnya yang mempengaruhi kesiapsiagaan bencana,
penelitian terkait tentang manajemen dengan desain cross sectional study, yang
bencana yang dilakukan oleh Wati (2007, p. merupakan rancangan penelitian dengan
2) menjelaskan bahwa sebagian besar peran melakukan pengukuran atau pengamatan
perawat terhadap manajemen bencana tidak pada saat bersamaan. Populasi dalam
dijalankan sebagaimana mestinya, penelitian ini adalah semua perawat
dikarenakan belum adanya persiapan dari pelaksana yang berada di IGD Rumah Sakit
pihak institusi dalam persiapan bencana. Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
Meskipun seluruh perawat telah dibekali Aceh yang berjumlah 30 orang. Teknik
pelatihan penanganan kegawatdaruratan, pengambilan sampel yang digunakan adalah
namun tidak adanya perencanaan bencana total sampling yaitu seluruh populasi di
akan menjadi faktor penghambat kesiapan jadikan sampel yang berjumlah 30 orang.
perawat dalam merespon terhadap bencana. Pengumpulan data di lakukan pada tanggal
Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan 19-22 Oktober 2011.
Indonesia (LIPI) dan United Nations Sebagai alat pengumpulan data dalam
Educational, Scientific and Cultural penelitian ini, penulis menggunakan
Organization (UNESCO) (2006, p. 13), kuesioner yang terdiri dari: Bagian A
terdapat 5 faktor-faktor yang mempengaruhi merupakan pengumpulan data demografi
kesiapsiagaan bencana yaitu: 1) pengetahuan yang terdiri dari umur, jenis kelamin, masa
dan sikap terhadap risiko bencana, 2) kerja dan pendidikan serta pelatihan yang
kebijakan dan panduan,3) rencana untuk pernah diikuti. Bagian B merupakan
keadaan darurat bencana, 4) sistem pengumpulan data sub variabel yang
peringatan bencana, 5) kemampuan untuk dirancang oleh penulis berdasarkan literatur,
mobilisasi sumber daya. Berdasarkan hal terdiri dari 1) faktor pengetahuan terhadap
diatas maka penulis tertarik untuk meneliti kesiapsiagaan bencana, 2) sikap terhadap
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi kesiapsiagaan bencana , 3) kebijakan dan
Kesiapsiagaan Bencana di Instalasi Gawat panduan, 4) rencana untuk keadaan darurat
Darurat Rumah Sakit Umum Daerah dr. bencana, 5) sistim peringatan bencana, 6)
Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2011”. mobilisasi sumber daya. Pengukuran setiap
Secara umum, penelitian ini bertujuan variabel tersebut menggunakan kuesioner
untuk mengetahui faktor-faktor yang dalam bentuk multipel choices dalam bentuk
mempengaruhi kesiapsiagaan bencana di dichotomous untuk sub variabel
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum pengetahuan yang terdiri dari 6 item.
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Sedangkan untuk sub variabel lainnya
Tahun 2011”. Tujuan Khusus yaitu untuk menggunakan skala Likert terdiri dari 26
mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, pernyataan yang bersifat positif dan negatif
12
Idea Nursing Journal Vol. III No. 2 2012
(21 item positif dan 5 item negatif). Sebelum Tabel 1. Distribusi Data Demografi Responden
kuesioner diberikan kepada responden, Tentang Kesiapsiagaan Bencana Di IGD
RSUDZA Banda Aceh 2011 (n=30)
penulis terlebih dahulu melakukan uji coba
No Variabel Frekuensi Persentase
instrumen kepada responden yang 1 Usia
mempunyai karakteristik yang sama dengan 20-29 18 60
sampel dalam penulisan ini di Rumah Sakit 30-39 12 40
Umum Meuraxa Kota Banda Aceh. Total 30 100
Berdasarkan hasil reliabilitas yang dilakukan 2 Jenis
kelamin
pada 5 responden didapat untuk semua item Laki-laki 19 63,3
pernyataan adalah valid dan reliabel dengan Perempuan 11 36,7
nilai Cronbach Alpha = 0,993, dan Kuder Total 30 100
dan Richardson (KR-20) dengan nilai 3 Masa Kerja
reliabel untuk sebuah instrument baru adalah <2 tahun 1 3.3
≥0,70. Penelitian ini dilakukan dengan >2 tahun 29 96,7
pertimbangan aspek etik dimana responden Total 30
4 Pendidikan
yang setuju secara sukarela dapat terlibat D-III 22 73,3
dalam penelitian diberikan informasi tentang D-IV 2 6,7
haknya untuk berpartisipasi aktif ataupun S1 Kep 1 3,3
dapat mengundurkan diri kapanpun tanpa Ners 5 16,7
ada penekanan dan efek negatif lainnya.
Total 30 100
Sumber: Data Primer (diolah, 2011)
HASIL
Adapun hasil penelitian tentang dengan frekuensi 19 orang (63,3%), masa
faktor-faktor yang mempengaruhi kerja responden adalah >2 tahun dengan
kesiapsiagaan bencana di Instalasi Gawat frekuensi 29 orang (96,7%) dan pendidikan
Darurat Rumah Sakit Umum Daerah dr. responden adalah D-III dengan frekuensi 22
Zainoel Abidin Banda Aceh dapat dijelaskan orang (73,3%).
sebagai berikut: Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa
sebagian besar pelatihan yang diikuti oleh
Data Demografi Responden dapat responden adalah pelatihan basic life
dilihat pada tabel 1. Berdasarkan tabel 1 support (BLS) dengan frekuensi 26 orang
dapat diketahui bahwa sebagian besar umur (86,7%).
responden adalah 20-29 tahun dengan
frekuensi sebanyak 18 orang (60%). Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesiapsiagaan bencana ditampilkan melalui
Sebagian besar jenis kelamin responden
tabel distribusi frekuensi yang sekaligus
adalah perempuan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelatihan Kegawatdaruratan di Instalasi
Gawat Darurat RSUDZA Banda Aceh 2011 (n=30)
No Pelatihan Kegawatdaruratan Jumlah Yang ikut pelatihan Persentase
Responden
1 BLS 30 26 86,7
2 BCLS 30 12 40
3 BTLS 30 9 30
4 HDLS 30 2 6,7
5 Pencegahan Infeksi 30 17 56,7
6 Perawatan Luka 30 19 63,3
7 Dukungan Psikologis 30 3 10
Terhadap Korban Bencana
Sumber: Data Primer (di olah, 2011)
13
Idea Nursing Journal Cut Husna
14
Idea Nursing Journal Vol. III No. 2 2012
15
Idea Nursing Journal Cut Husna
16
Idea Nursing Journal Vol. III No. 2 2012
17
Idea Nursing Journal Cut Husna
IGD Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel hari di bagiannya. Tindakan
Abidin Banda Aceh sudah baik yaitu baik mempertahankan pemrosesan pasien yang
dari segi adanya pelatihan kegawatdaruratan rutin ini memungkinkan perawat untuk
dan kebencanaa, ketersediaan tim siaga melakukan tugasnya pada tingkat yang
bencana dan juga adanya hubungan kerja paling efektif ketika mereka menghadapi
sama dengan organisasi lain, baik ditingkat suasana yang penuh stres dan kekacauan
nasional maupun internasional. (Oman, 2008, p. 20).
Mobilisasi sumber daya di instalasi
gawat darurat Rumah Sakit Umum Daerah KESIMPULAN DAN SARAN
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada Faktor-faktor kesiapsiagaan bencana
katagori baik, kaadaan tersebut di karenakan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
perawat pelaksana mendapatkan pelatihan Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
kegawatdaruratan dan di dukung juga oleh Aceh berada pada kategori baik.
adanya poster tentang bencana serta adanya Pengetahuan terhadap risiko bencana, sikap
pengalaman tentang keadaan bencana terhadap risiko bencana, kebijakan dan
tsunami masa lalu, memiliki masa kerja rata- panduan, rencana untuk keadaan darurat
rata diatas 2 tahun. Menurut Notoatmodjo bencana, sistem peringatan bencana, dan
(2003) yaitu sebagian besar pengetahuan mobilisasi sumber daya di Instalasi Gawat
merupakan domain yang sangat penting Darurat Rumah Sakit Umum Daerah dr.
untuk terbentuknya tindakan seseorang. Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada
Maka apabila seseorang itu memiliki kategori baik.
pengetahuan yang baik secara otomatis Berdasarkan hasil penelitian yang
keberhasilan dalam melakukan tindakan pun telah disimpulkan di atas, maka peneliti
akan baik pula begitu juga sebaliknya, memberikan rekomendasi kepada perawat
dimana seseorang yang memiliki tingkat pelaksana agar lebih meningkatkan
pengetahuan yang kurang maka keberhasilan pengetahuan dan ketrampilan tentang
dalam melakukan tindakanpun akan kurang kesiapsiagaan bencana dengan mengikuti
pula. pelatihan kebencanaan dan
Sedangkan menurut Depkes RI (2007, kegawatdaruratan secara kontinu. Dan bagi
P. 60) sumber daya yang di perlukan untuk Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
kesiapsiagaan bencana salah satunya adalah Abidin Banda Aceh agar lebih
sumber daya manusia terutama tenaga meningkatkan peran serta dalam
kesehatan sangat berpengaruh pada meningkatkan kesiapsiagaan terhadap
kesiapsiagaan bencana karena ketiadaan bencana baik dari segi ketersediaan fasilitas
pakar kesehatan akan menjadi faktor dan alat-alat medis serta kebutuhan lainnya
penghalang dalam menangani situasi yang dibutuhkan ketika bencana. Serta bagi
darurat. LIPI dan UNESCO (2006, p. 14-15) peneliti yang berminat untuk membuat
dalam mobilisasi sumber daya juga penelitian lebih lanjut dalam bentuk metode
diperlukan adanya tim yang terlatih untuk penelitian atau desain penelitian lainnya
menangani kesiapsiagaan bencana, untuk dengan jumlah sampel yang lebih banyak
mewujudkan sumber daya manusia yang pada beberapa rumah sakit sehingga
terlatih maka diperlukan adanya pelatihan hasilnya dapat dijadikan bahan referensi
kegawatdaruratan dan kebencanaan bagi untuk penelitian lanjutan menyangkut
setiap individu terutama perawat. faktor-faktor yang mempengaruhi
Perawat Instalasi gawat darurat yang kesiapsiagan bencana.
telah terbiasa dengan kegiatan rutin sehari-
18
Idea Nursing Journal Vol. III No. 2 2012
KEPUSTAKAAN
Arianti, L. (2007). Faktor-faktor yang Sugandi. (2010). Pengetahuan dan
mempengaruhi keputusan perawat pengurangan resiko bencana. Dikutip
dalam triase pasien di instalasi gawat Tanggal 15 November 2011 dari
darurat badan pelayanan kesehatan http://sigap bencana.com.
rumah sakit umum daerah dr. Zainoel
Abidin. Banda Aceh: Skripsi (Tidak Susanto. (2006). Kesiapsiagaan menghadapi
Dipublikasikan). bencana oleh masyarakat. Dikutip
tanggal 15 November 2011, dari
Baghdady, A. (2005). Tsunami Tanda http://www.antara news.com
Kekuasaan Allah. Jakarta: Cakrawala
Publishing. Tuhusetya, S. (2010). Pendidikan
kebencanaan dan kesigapan
Departemen Kesehatan R.I. (2001). mengurangi resiko. Dikutip tanggal
Pedoman teknis upaya kesehatan 15 September 2011, dari
kerja rumah sakit. Jakarta: Bakti http://sawali.com
Husada.
Urata. (2009). Keperawatan bencana (Ed.
Departemen Kesehatan R.I. (2007). 1). Banda Aceh: Forum Keperawatan
Pedoman teknis penanggulangan Bencana.
krisis kesehatan akibat bencana.
Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia No. 24,
(2007). Tentang penanggulangan
Fanggidae, A. (2005). Bencana Gempa dan bencana. Dikutip tanggal 04 Maret
Tsunami. Jakarta: Kompas. 2011, dari http://keperawatan
komunitas.com
Fauziah. (2006). Bencana alam:
Perlindungan kesehatan masyarakat. Wati, N. L. (2007). Gambaran kesiapsiagaan
Jakarta: EGC. perawat puskesmas dalam manajemen
bencana di puskesmas 1 bantul
LIPI & UNESCO (2006). Pengembangan Yogyakarta. Dikutip tanggal 24 Maret
framework untuk mengukur 2011, dari http://publikasi.umy.ac.id
kesiapsiagaan masyarakat terhadap
bencana alam. Dikutip tanggal 28
September 2011, dari
http://Repository.upi.edu.com.
19