Anda di halaman 1dari 34

PHASES PRA INCIDENT DAN

UPDATE KOMPETENSI PERAWAT BENCANA

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

NS. NURDIN, S.KEP., M.KEP

nsnurdinmwuim@gmail.com
Apa yang akan kita diskusikan?

 Apa itu mitigasi?


 Apa peran perawat pada fase mitigasi?
 Apa itu kesiapsiagaan?
 Apa peran perawat pada fase kesiapsiagaan?
 Update Kompetensi perawat phase pre incident?

nsnurdinmwuim@gmail.com
nsnurdinmwuim@gmail.com

Fase Pencegahan dan


Mitigasi?

Fase pencegahan/mitigasi adalah penyusunan prosedur tindakan


untuk proses pencegahan dan menurunkan risiko terkait bencana,
mengidentifikasi risiko dan menentukan keputusan tepat dapat
mereduksi bencana dan merendahkan dampak setelah bencana
yang mencakup berbagai kegiatan untuk mengurangi korban jiwa
dan harta benda (ICN & WHO, 2009).
nsnurdinmwuim@gmail.com

Apa itu mitigasi?

Mitigasi merupakan salah


satu bagian dari kegiatan
manajemen bencana pada
Pra Bencana – Sebelum
terjadi bencana
Apa saja kegiatan mitigasi?

nsnurdinmwuim@gmail.com
nsnurdinmwuim@gmail.com

Bagaimana mitigasi di Indonesia?

 Banyak pihak yang menyatakan bahwa Indonesia saat ini disebut belum memiliki
standar mitigasi bencana sebagaimana layaknya yang ada di negara-negara
rawan bencana lainnya seperti Jepang, Australia, dan Amerika Serikat
 Sistem peringatan dini hingga budaya mitigasi juga belum menjangkau seluruh
elemen masyarakat, bahkan di lingkungan aparat pemerintahan sendiri, termasuk
pemerintah daerah
 Pengetahuan masyarakat tentang mitigasi bencana belum diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
nsnurdinmwuim@gmail.com

Apa risiko bencana di indonesia?


nsnurdinmwuim@gmail.com
nsnurdinmwuim@gmail.com

Strategi Penyelenggaraan PB 2015-2019


Peningkatan efektivitas pencegahan dan
mitigasi bencana

 Optimalisasi strategi penyadaran publik untuk mengembangkan


partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pencegahan dan mitigasi
bencana
 Mengembangkan riset-riset terapan dengan kerangka kerja terstruktur
dan mengarah kepada peningkatan rasio biaya-manfaat dan selalu
mempertimbangkan proses adaptasi pengetahuan asli lokal di tatanan
masyarakat pengguna hasil riset
 Penataan ruang dan lahan pada sebagian besar daerah prioritas
nasional berdasarkan rencana pengelolaan sumberdaya air, tanah dan
hutan sesuai dengan hasil Kajian Risiko Bencana serta Kajian Lingkungan
Hidup Strategis Daerah

nsnurdinmwuim@gmail.com
nsnurdinmwuim@gmail.com

Kompetensi perawat menurut


ICN (2009)
• Pelayanan
• Pengurangan • Praktek Etik, kepada • Pemulihan
Resiko, Legal etik dan masyarakat jangka panjang
Pencegahan Akuntabilitas • Pelayanan buat individu,
Penyakit dan kepada individu keluarga dan
• Komunikasi dan
Promosi Kesehatan dan keluarga masyarakat
• Perencanaan dan Sharing • Perawatan
Pembuatan Informasi psikologis
Kebijakan • Pendidikan dan • Pelayanan
Kesiapsiagaan kepada
kelompok rentan

nsnurdinmwuim@gmail.com
nsnurdinmwuim@gmail.com

1. Penggunaan data epidemiologi


2. Kolaborasi untuk pengurangan
resiko
3. Perencanaan
4. Identifikasi kendala
5. Identifikasi kelompok resiko
6. Memahami konsep isolasi,
karantina dan dekon
7. Kolaborasi untuk kesiapan
masyarakat
1. Edukasi ke masyarakat
2. Pengkajian status kesehatan
dan layanan kesehatan di
masyarakat
3. Bekerjasama dalam
menurunkan resiko
penularan penyakit
4. Berpartisipasi dalam
pemenuhan keb kesh masy
seperti imunisasi
5. Bekerjasama dg masyarakat
meningkatkan kemampuan
tanggap bencana

nsnurdinmwuim@gmail.com
nsnurdinmwuim@gmail.com

1. Memahami terminology dalam


bencana
2. Memahami siklus manajemen
bencana
3. Memahami peran pemerintah
dalam bencana
4. Memahami perencanaan
manajemen bencana di
masyarakat dan tempat kerja
5. Berpartisipasi dalam perencanaan
manajemen bencana
6. Memahami kebutuhan populasi
khusus dalam bencana
nsnurdinmwuim@gmail.com
nsnurdinmwuim@gmail.com

FASE KESIAPSIAGAAN

 Fase manajemen bencana yang memiliki perencanaan, kesiapan,


dan prioritas utama dalam manajemen bencana adalah fase
kesiapsiagaan (ICN & WHO, 2009). Fase kesiapsiagaan adalah
usaha yang dilaksanakan untuk melakukan antisipasi bencana
dengan mengorganisir dan mengambil metode yang tepat,
efektif,dan efisien (Ramli, 2011).
nsnurdinmwuim@gmail.com

STAKEHOLDER PEMERINTAH
nsnurdinmwuim@gmail.com

Tujuan Fase Kesiapsiagaan

PRB (Pengurangan Risiko Meminimalisir/menurunkan


Bencana) dampak bencana

Purpose

❖ Risiko Rendah ❖ Respon Cepat


❖ Kerentanan Rendah ❖ High Buffering capacity
❖ Ketahanan Tinggi ❖ High Absorbing
capacity
Stakeholder KESEHATAN
PENCARIAN DAN
Preparedness Phase EKONOMI PENYELAMATAN
1. Pemerintah

2.Komunitas sekolah LOGISTIK


PEMULIHAN DINI
3. Individu maupun keluarga
PENGUNGSIAN
SARANA
DAN
Stakeholder DAN
Kesiapsiagaan PERLINDUNGAN
PRASARANA PENDIDIKAN
4. NGOs/ LSM

5.Bidang profesi
Partisipasi Perawat
6. Kelompok swasta

7. Masyarakat ( Sopaheluwaken, et al.,


2006),

nsnurdinmwuim@gmail.com
Kerangka Kerja Fase Kesiapsiagaan

❖ Perencanaan dan Tindakan


Perencanan Kontigensi
➢ Perencanaan kontingensi 1. Melakukan penilaian bahaya, menganalisis
➢ Metode Peringatan Dini resiko dan tingkat resiko yang ada.
2. Melakukan pengembangan skenario terhadap
➢ Pendidikan Publik, Pelatihan dan segala aspek sebelum tanggap darurat.
simulasi 3. Penetapan kebijakan dan strategi yang tepat
4. Perencanaan dan sinkronisasi pada setiap
sektoral yaitu dengan mengintegrasikan
semua elemen dan sektor sektor yang terkait

Metode Peringatan Dini


1. Melakukan pemantauan dan
memberikan layanan peringatan,
sehingga menjadi parameter bagi public
2. Menyebarkan dan memberikan informasi
tentang risiko
3. Membangun kemampuan respons dari
masyarakat

nsnurdinmwuim@gmail.com
➢ Pendidikan Publik, Pelatihan dan Simulasi

Pada tanggal 10 april 2018 BPBD


Kabupaten Buleleng menggelar simulasi
bencana gempa bumi, tsunami dan Pada tanggal 26 April 2017, BPBD
kebakaran di Rumah Sakit TNI-AD Wirasatya Provinsi Bali bekerjasama dengan BPBD
Singaraja diikuti oleh perawat, pegawai Kota Denpasar dan Prodi D IV
dan dokter di rumah sakit tingkat IV TNI-AD Keperawatan melaksanakan simulasi
Wirasatya Singaraja, BPBD Buleleng, PMI bencana tsunami yang diadakan di
Buleleng, Basarnas, serta Damkar Desa Serangan, Denpasar, Bali dengan
Buleleng.https://bpbd.bulelengkab.go.id melibatkan siswa SD dan SMP yang
ada di Desa Serangan.
http://www.poltekkes-denpasar.ac.id
Pada tanggal 26 April 2019, Fakultas
Keperawatan Universitas Syiah Kuala
(Unsyiah) civitas akademik lingkup
fakultas, dan mahasiswa sekitar 60-80
orang dibagi menjadi beberapa
kelompok, diantaranya sebagai
petugas medis, petugas evakuasi,
petugas ambulance dan pasien.
http://fkep.unsyiah.ac.id

nsnurdinmwuim@gmail.com
nsnurdinmwuim@gmail.com
❖ Pengorganisasian & Pengelolaan

➢ Mobilisasi Sumber daya dan Koordinasi


➢ Mekanisme Respons dan Manajemen Informasi

Mobilisasi Sumber daya dan Koordinasi


a. Melakukan identifikasi dan inventarisasi semua sumber daya
yang dimiliki oleh daerah dan setiap sektor
b. Melakukan persiapan sarana dan prasaran sesuai protap
c. Membentuk forum koordinasi
d. Menyelenggarakan pertemuan lintas sektor untuk
menyusun rencana terpadu sesuai dengn tugas dan fungsi
utama masing-masing sektor

1. PERSIAPAN SDM
❖ Quick Response Team (TRC)
❖ Rapid Health Assessment (RHA)
❖ Health Support Team (HST)
❖ MFR

2. MANAJEMENT SUPPORT DISASTER


❖ MIMMS (Major Incident Medical Management and
Support)
❖ HEICS (Hospital Emergency Incident Command System)
❖ HOPE (Hospital Preparedness for Emergencies & Disater)
1. Berkolaborasi untuk identifikasi dan
mengatasi tantangan etik.
2. Menerapkan kerangka etik secara
nasional untuk mendukung dan
memprioritaskan keputusan
3. Melindungi hak, nilai, dan martabat
individu dan komunitas
4. Praktek sesuai spiritual/kepercayaan,
kultur-sosial dari individu dan
komunitas.
5. Menjaga kerahasiaan
6. Memahami keyakinan setiap individu.
7. Deskripsi terkait isu keamanan dan
etik dalam sebuah masalah

nsnurdinmwuim@gmail.com
1. Praktek sesuai hukum yang berlaku.
2. Memahami regulasi UU tentang
bencana serta regulasi dalam praktik
Kep. ketika bencana.
3. Mengakui peran hukum kesehatan
untuk melindungi masyarakat ketika
bencana.
4. Memahami impilkasi hukum saat
bencana dan gawat darurat.
5. Menjelaskan masalah hukum dan
peraturan yang terkait dengan masalah
seperti bekerja sebagai relawan

nsnurdinmwuim@gmail.com
1. Bertanggung jawab atas
tindakan mandiri.
2. Pendelegasian sesuai
hukum/regulasi yang berlaku
baik ketika bencana..
3. Mengidentifikasi batasan
pengetahuan, keterampilan,
dan praktik ketika bencana.
4. Praktek sesuai hukum/regulasi
praktik keperawatan.
5. Advokat untuk perawatan yang
tepat dan aman.

nsnurdinmwuim@gmail.com
nsnurdinmwuim@gmail.com

1. Menjelaskan rantai komando dan


peran perawat dalam sistem
2. Berkomunikasi secara efektif.
3. Menjelaskan prinsip komunikasi krisis
dalam intervensi dan manajemen
risiko.
4. Identifikasi dan segera komunikasikan
informasi penting pada otoritas
setempat
5. Memanfaatkan berbagai alat
komunikasi.
6. Mengkoordinasikan dan memberikan
informasi dengan tim tanggap
bencana lainnya mengenai masalah
perawatan dan kebutuhan sumber
daya kesehatan
7. Memahami proses manajemen
informasi kesehatan saat bencana.
nsnurdinmwuim@gmail.com

1. Mempertahankan pengetahuan di bidang


keperawatan bencana.
2. Berpartisipasi dalam latihan kesiapsiagan.
3. Mendapatkan update pengetahuan dan
keterampilan baru di bidang keperawatan
bencana.
4. Memfasilitasi penelitian di bidang
keperawatan bencana.
5. Monev kebutuhan pelatihan tambahan di
bidang keperawatan bencana.
6. Mengembangkan dan memelihara serta
monev rencana kesiapsiagaan pribadi dan
keluarga dan masyarakat ya.ng diperlukan
saat tanggap bencana
7. Menjelaskan peran perawat kondisi
bencana.
8. Aplikasi latihan kesiapsiagaan sebagai
bagian dari tim multidisiplin
nsnurdinmwuim@gmail.com

Perspektif Internasional

 Update!
 Mengacu kepada International Council of
Nurses (ICN)
 ICN Core Competencies in Disaster Nursing,
diterbitkan tahun 2019
nsnurdinmwuim@gmail.com

ICN 2019 – 8 domain


Domain I Preparation and Planning (tindakan yang diambil selain dari keadaan darurat tertentu untuk meningkatkan
kesiapan dan keyakinan dalam tindakan yang akan diambil selama bencana)
Domain II Communication (pendekatan untuk menyampaikan informasi penting kepada orang lain atau tugas darurat dan
mendokumentasikan keputusan yang dibuat)

Domain III Incident management system (struktur tanggap bencana / tanggap darurat diperlukan oleh negara / organisasi /
institusi dan tindakan untuk membuatnya efektif)

Domain IV Safety and Security (memastikan bahwa perawat, kolega, dan pasien tidak mendapatkan beban tambahan oleh
praktik yang tidak aman)

Domain V Assessment (mengumpulkan data tentang pasien / keluarga / komunitas yang ditugaskan untuk mendasarkan
tindakan keperawatan selanjutnya)

Domain VI Intervention (tindakan klinis atau tindakan lain yang diambil sebagai respons terhadap asesmen pasien / keluarga
/ masyarakat dalam penanganan insiden bencana)

Domain VII Recovery (setiap langkah yang diambil untuk memfasilitasi dimulainya kembali pra-acara individu / keluarga /
komunitas / organisasi berfungsi atau memindahkannya ke tingkat yang lebih tinggi)

Domain VII Law and Ethics (kerangka hukum dan etika untuk keperawatan bencana / darurat)
Mitigasi? Tidak dieksplisitkan

1. Memastikan adanya
kesiapan personal, keluarga
dan professional
2. Berpartisipasi dalam latihan
kebencanaan
3. Memastikan update
pengetahuan bencana
4. Mampu mengakomodasi
kebutuhan populasi khusus
saat bencana

nsnurdinmwuim@gmail.com
nsnurdinmwuim@gmail.com

1. Memastikan adanya
rencana sistem komunikasi
emergency/bencana yang
akan digunakan.
2. Komunikasi emergency
pada semua perawat di
tempat kerja
3. Mengembangkan media
komunikasi khusus dengan
kerjasma tim bencana.
4. Mengembankna panduan
tentang dokumnetasi
selama emergency/ disaster.
Referensi

 Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.


 World Health Organization (WHO) & International Council of Nursing (ICN). 2009. ICN Framework of Disaster Nursing Competencies.
Geneva, Switzerland: ICN.
 KEMENKES. (2011). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Pedoman teknis penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana edisi
revisi .
 KEPMENKES NO 066 TAHUN 2006 PEDOMAN SDM KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN BENCANA.
 Kurniawan, Lilik, Triutomo, Sugeng, Yunus, Ridwan, Amri, Mohd. Robi, & Hantyanto, Arezka Ari. (2014). Indeks Risiko Bencana Indonesia
2013. Jawa Barat: Direktorat Pengurangan Risiko Bencana Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
 Pusponegoro, A, & Sujudi, A. (2016). Kegawatdaruratan dan Bencana Solusi dan Petunjuk Teknis Penanggulangan Medik dan Kesehatan:
PT. Rayyana Komunikasindo.
 UNISDR. (2015). United Nations Office for Disaster Risk Reduction :Sendai Framework For Disaster Risk Reduction Vol. I
 UU NO 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA

nsnurdinmwuim@gmail.com
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai