Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS JURNAL DISASTER 2 PERSEPSI PERAWAT

INDONESIA TENTANG PENANGGULANGAN


BENCANA TN KESIAPAN

Disusun Oleh:

Dwi Wahyu Ningsih 04174551


Dyan Sriyatna 04174552
Fika Nuri Fatul J 04174555
Indri Heryanti 04174556
Irmalianti 04174557
Kinasih Nurfadhilah 04174558

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2021
ANALISIS JURNAL (PICO)
JUDUL JURNAL: PERSEPSI PERAWAT INDONESIA TENTANG
PENANGGULANGAN BENCANA TN KESIAPAN

NO. FORMAT ANALISIS


1. P Problem: Upaya penanggulangan bencana harus
(Problem/Population) menjadi tanggung jawab instansi pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat.
Indioaneins beberapa tahun terakhir telah
mengubah bencana strategi manajemen, dari
penekanan yang muncul bencana alam dan
kesiapsiagaan menghadapi bencana kesiapan
manajemen. Cornier menjelaskan bahwa faktor
ketahuilah dari rencana manajemen darurat yang
efektif untuk bencana termasuk pengetahuan
publik, keterlibatan perawatan kesehatan, pelatihan
komprehensif, protokol, teknologi, dan komunikasi
yang efektif. Oleh karena itu, partisipasi dan
asumsi tanggung jawab entitas lintas sektoral
sangat penting, termasuk instansi pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat
bersama dengan penyedia hecaaltrhe, terutama
perawat, sangat penting.
Sumber daya manusia untuk menyediakan
perawatan kesehatan adalah sebuah ritm
anptoelement di Indonesia khususnya untuk
perawat profesional. Peran penting perawat dalam
persiapan bencana adalah mendidik masyarakat
untuk mengurangi kerentanan bencana dan
menangani situasi bencana. Dengan demikian, pada
saat bencana terjadi, perawat perlu memiliki
skilldretolad yang memadai kesiapsiagaan
menghadapi bencana dan penanggulangan bencana.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa perawat
sering kali tidak cukup siap menghadapi tanggung
jawab terkait bencana. Dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif, penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan persepsi perawat tentang
pengetahuan, keterampilan, dan kesiapsiagaannya
dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi
di Indonesia.
Population: Perawat Indonesia yang bekerja di
bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan
2. I a. Desain penelitian
(Intervention) Survei deskriptif cross-sectional digunakan untuk
mengetahui persepsi perawat Indonesia tentang
kesiapsiagaan mereka dalam penanggulangan
bencana. Survei Usninognlaine, kami mensurvei
perawat Indonesiabekerja di seluruh Indonesia.
Calon peserta direkrut dari media sosial dan grup
online yang terkait dengan perawat Indonesia
selama empat bulan. nT survei ini anonim dan self-
dikelola, pesan undangan untuk penelitian w cari
ke situs media sosial yang berisi tautan. Kriteria
inklusi untuk perawat termasuk perawat ing di
institusi layanan kesehatan dan institusi pendidikan
setuju untuk ikut parthiin s rtesearch dan terdaftar
sebagai perawat di Indonesia. survei diujicobakan
di antara sampel kecil Insdioannenurses untuk
mengulangi prosedur dan kuesioner.
b. Instrumen penelitian
Data untuk penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan syurqvueestionnaire yang diadaptasi
dari Alat Evaluasi Kesiapsiagaan Bencana (DPE).
12 T, 1) 7. Penerjemahan kuesioner dari Bahasa
Inggris ke Bahasa Indonesia dilakukan oleh ahli
traonrslaantd profesional di bidang
penanggulangan bencana. DPET adalah alat
evaluasi yang dirancang untuk mengukur tiga fase
eissaosfter manajemen, termasuk (1)
kesiapandengan reliabilitas konsistensi internal
alpha Cronbach sebesar 0,879, (2) mitigasi dan
respon dengan reliabilitas konsistensi internal alpha
Cronbach 0,940, dan (3) evaluasi dengan
reliabilitas konsistensi internal alpha Cronbach
sebesar 0,940. Tsra Kuisioner lanted terdiri dari 46
kuisioner Skala Likert 6 poin. Sistem penilaian
untuk pertanyaan favorit menggunakan kriteria
sebagai berikut: 6 untuk 'sangat setuju', 5 untuk
'setuju', 4 untuk 'ragu-ragu / setuju atau tidak
setuju', 3 untuk 'kurang setuju', r2 untuk 'tidak
setuju', dan 1 untuk 'sangat tidak setuju'.
Cronb'asch keandalan konsistensi internal alfa
untukinstrumen asli dilaporkan 0,91. 17
c. Uji statistik
Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis
peran perawat dalam kesiapsiagaan
penanggulangan bencana adalah uji statistik
deskriptif, ANOVA satu arah, dan t dtest dengan
tingkat signifikansi 95%
d. Pertimbangan etis
Studi ini disetujui oleh Komite se Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga (615-KEPK).
Partisipasi dalam penelitian ini adalah responden
voluyntaanrd dipertahankan anonimitas
3. C Studi Muttaradk an Pothisiri 20 bahwa kualifikasi
(Comparasion) pendidikan dan pengalaman serta manajemen bencana
dapat meningkatkan tindakan kesiapsiagaan bencana.
Selain itu, minimnya bukti bahwa kualifikasi
pendidikan dapat meningkatkan kemampuan kognitif
atteo muncul kesiapan. 25 item pertanyaan dalam survei
diadaptasi dari DTP hET surve 1 y 7 dibagi menjadi tiga
subkategori, yaitu (i) pengetahuan tentang bencana (16
sit) e, m (ii) keterampilan manajemen bencana (7 item),
dan kesiapsiagaan keluarga (2 item); Uji skor rata-rata
yang diperoleh dengan skala likert tipe 1-6 adalah 3.13.
17 Dari survei online yang disebarkan, sub kelompok
pengetahuan rata-rata bencana adalah 3,55.
Pengetahuan yang memadai tentang disasre
teprapredness berkaitan dengan fakta yang dimiliki
perawat pelatihan berpengalaman tentang
penanggulangan bencana inr pThlaeci es pekerjaan,
yang dilakukan oleh rumah sakit atau institusi
pendidikan kesehatan. Selanjutnya, esohm pendidikan
iklan dalam kurikulum keperawatan dasar mereka
penanggulangan bencana yang terintegrasi itu.
Informasinyakomponen naistioa dalam kurikulum
nasional untuk pelayanan kesehatan, khususnya
polyteccshnini kesehatan Indonesia. Pengalaman
pendidikan perawat dapat meningkatkan pengetahuan
positif mereka tentang bencana ibu nesebuah
gtepreparedness
Hasil survei pengetahuan tentang deisraaslitgn dengan
temuan Alrazeeni integrasi mata kuliah tentang
penanggulangan bencana ketujuh belas te layanan medis
darurat (EMS) kurikulum; bersama dengan pelatihan
praktis, w ini l hilelp mempersiapkan siswa di EMS
untuk lebih memahami manajemen Bencana. Lebih
lanjut, mahasiswa EMS merasakan perlunya integrasi
penanggulangan bencana dalam kurikulum untuk
program sarjana. Temuan serupa terungkap di Duong 22
mempelajari bahwa kesiapan perawat dan reggarre
kepercayaan respon terhadap bencana dipengaruhi oleh
pengalaman, pendidikan, dan pelatihan mereka
sebelumnya manajemen bencana. 21 mengenai Namun
perawat di Indonesia melakukan validasi dan reafftihrm
di mereka tidak sepenuhnya siap untuk menangani
nyata situasi bencana karena sebagian besar belum
berfungsi di bawah kondisi ekstrim ini. Belum ada
program perencanaan bencana yang disetujui pusat
layanan debdyical di primer dan rumah sakit tingkat,
meskipun sebagian besar perawat menerimanin trgai
tentang penanggulangan bencana. Temuannya adalah
konsisten dengan data sebelumnya dari World Health
aOnrigzation, melaporkan bahwa kesiapan perawat
yang bekerja di layanan medis primer dipertimbangkan
owa prioritas. Selanjutnya, dilaporkan bahwa nursdeos
tidak memenuhi sebagian besar peran mereka pada
tingkat optimal terkait dengan kurangnya persiapan
sama sekali asastoecdi institusi 2.4 Penemuan ini
didukung oleh penelitian di theipPphiniles oleh
Labrague et 3 aal nd Öztekin dkk 12 menunjukkan
bahwa perawat belum sepenuhnya siap menghadapi
bencana karena mereka tidak memahami protokol
manajemen bencana di tempat kerja mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur dan lamanya
tindakan tidak menimbulkan perbedaan persepsi
perawat di Indonesia dalam menghadapi bencana,
terutama pada kategori pengetahuan, keterampilan, dan
evaluasi. Temuan ini sejalan dengan thoofseNajafi et a
1 l 8 yang melaporkan usia tidak terkait dengan
kesiapsiagaan bencana. Gladston dan N 1 Sebuah 9
menunjukkan hasil yang sama dari tidak ada asosiasi
antara, status perkawinan, pendidikan, dan lama kerja
pada pengangkatan dan persepsi kesiapsiagaan dalam
mengelola bencana. Tingkat pendidikan dan
pengalaman digabungkan dalamitnra g tentang
kesiapsiagaan dan tanggap bencana menunjukkan
perbedaan yang signifikan dalam “keterampilan” tetapi
tidak berpengaruh pada pengetahuan dan evaluasi dalam
menghadapi bencana.
4. O Total 1341 perawat Indonesia menyelesaikan
(Outcome) thrivsesyu. Skor rata-rata kesiapsiagaan menghadapi
bencana, kemampuan pulih frd oimbencana, dan
evaluasi bencana adalah 3.1533,, 2. dan 2,46, masing-
masing. Secara umum, pengawasan perawat dalam studi
ini kurang siap menghadapi bencana, daond.

Anda mungkin juga menyukai