Hal. 67-73
ABSTRAK
Indonesia memiliki risiko tinggi akan terjadi bencana alam. Tatanan geologi
menjadikan permukaan alam bergunung-gunung dan berlembah yang menyebabkan
potensi untuk banjir. Banjir merupakan salah satu bencana alam yang paling sering
terjadi. Perilaku kesiapsiagaan adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko bencana.
Mahasiswa keperawatan sebagai calon perawat memiliki peran penting dalam
penanggulangan bencana. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan metode yang tepat agar
mahasiswa memahami dan siap dalam menghadapi bencana. Salah satu metode
pembelajaran yang bisa diberikan adalah metode simulasi. Metode simulasi dilakukan
untuk meningkatkan kesiapsiagaan mahasiswa dalam menghadapi bencana. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode simulasi bencana banjir terhadap
tingkat kesiapsiagaan mahasiswa program studi ilmu keperawatan FIK Unipdu Jombang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan pendekatan one
group pra-post test design. Populasinya adalah seluruh Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan semester 8. Sampelnya adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
semester 8 yang memenuhi kriteria penelitian. Tehnik sampling menggunakan
Probability Sampling (systematic simple random sampling). Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan pemberian kuisoner sebelum dilakukan metode simulasi
bencana banjir, kemudian dilakukan simulasi bencana banjir. Setelah simulasi
mahasiswa diberikan kuesioner lagi untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan mahasiswa
dalam menghadapi bencana banjir. Analisis dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon
Signed rank Test dengan tingkat kemaknaan ρ<0.05.
Hasil dari uji statistic Wilcoxon Signed rank Test didapatkan ρ = 0,000 yang
berarti terdapat pengaruh metode simulasi bencana banjir terhadap tingkat kesiapsiagaan
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FIK Unipdu Jombang.
Tingkat kesiapsiagaan bencana Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FIK
Unipdu Jombang mengalami peningkatan setelah dilakukan simulasi bencana banjir.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan pentingnya menerapkan metode pembelajaran
simulasi yang melibatkan pada tiga aspek yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap
dimana mahasiswa bermain peran mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-
olah dalam keadaan yang sebenarnya.
ABSTRACT
Indonesia has a high risk of natural disasters. The geological condition makes a
natural surface of mountains and valleys that induced potential for flood disaster. Flood
is one of the most frequent natural disasters. Preparedness behavior is one way to reduce
disaster risk. Nursing students as nurse candidates have an important role in disaster
management. In the learning process required a right method for students to understand
and ready to face of disaster. One of the learning methods that can be given is a
simulation method. The simulation method used to improve student preparedness in
facing disaster. The purpose of this study to analyze an effect of simulation method for
flood disaster preparedness on nursing students, Faculty of Health Sciences, Universitas
Pesantren Tinggi, Darul Ulum.
67
This study was pre-experimental research with one group pre-post test design
approach. The population was all of Nursing Students, in 8 semesters. Sampling
technique used Probability Sampling (systematic simple random sampling). Data
collection was conducted by giving questionnaire before and after an intervention. The
analysis used Wilcoxon Signed-rank Test with significance level ρ <0.05.
The result of Wilcoxon Signed-rank Test statistic test obtained ρ = 0,000 which
means there was an effect of simulation method of flood disaster preparedness towards
nursing students.
Disaster preparedness level of nursing students increased after simulation of a
flood disaster. The results of this study explain importance of applying simulation
learning method which involves three aspects, namely knowledge, skill, and attitude,
especially with roleplay like in a real situation.
68
mampu bekerja dalam kondisi siaga keadaan yang sebenarnya. Metode
tanggap bencana. Situasi penanganan simulasi bencana banjir yang
antara keadaan siaga dan keadaan diajarkan kepada mahasiswa
normal memang sangat berbeda, diharapkan dapat meningkatkan
sehingga perawat harus mampu pemahaman dan kesiapsiagaan
secara skill dan teknik dalam bencana pada mahasiswa.
menghadapi kondisi seperti ini. Penelitian ini bertujuan untuk
Kegiatan pertolongan medis dan menganalisis pengaruh metode
perawatan dalam keadaan siaga simulasi bencana banjir terhadap
bencana dapat dilakukan oleh proesi kesiapsiagaan mahasiswa progam
keperawatan. Berbekal pengetahuan studi ilmu keperawatan FIK Unipdu
dan kemampuan yang dimiliki Jombang.
seorang perawat bisa melakukan
pertolongan siaga bencana dalam METODE DAN ANALISA
berbagai bentuk. Jenis penelitian yang
Mahasiswa Keperawatan digunakan adalah pra eksperimen
merupakan calon perawat yang akan dengan pendekatan one group pra-
memiliki peran penting dalam post test design Populasi dalam
kesiapsiaganan penanganan bencana. penelitian ini adalah seluruh
Keperawatan kritis 2 merupakan mahasiswa prodi ilmu keperawatan
salah satu mata kuliah semester 8 semester 8 Fakultas Ilmu Kesehatan
pada kurikulum progam studi ilmu Unipdu Jombang. Pada penelitian ini
keperawatan yang membahas tentang sampel yang diambil adalah sebagian
manajemen dan kesiapsiagan mahasiswa prodi ilmu keperawatan
bencana. Agar proses belajar semester 8 Fakultas Ilmu Kesehatan
mengajar dapat terlaksana dengan Unipdu Jombang. Sampling
baik dan mencapai sasaran, maka penelitian ini adalah Sistematic
faktor yang harus diperhatikan Simple Random Sampling. Besar
adalah metode mengajar. Salah satu sampel 42 responden.Variabel
metode pembelajaran yang bisa Independen penelitian ini adalah
digunakan adalah metode metode simulasi bencana
pembelajaran simulasi. Menurut banjir.Variabel dependen adalah
Nana Sudjana (2000) simulasi tingkat kesiapsiagaan mahasiswa.
merupakan metode mengajar untuk Tahap pengumpulan data tentang
menjelaskan sesuatu melalui tingkat kesiapsiagaan mahasiswa
perbuatan atau proses tingkah laku sebelum dilakukan metode simulasi
yang dilakukan seolah-olah dalam bencana banjir melalui kuesioner
69
kemudian dilakukan simulasi, setelah Tabel 2 Tingkat Kesiapsiagaan
Setelah Simulasi
dilakukan metode simulasi diberikan
Tingkat Frekuensi Porsentase
kuesioner untuk mengevaluasi Kesiapsiagaan
Baik 25 59,50%
tingkat kesiapsiagaan mahasiswa
Cukup 15 35,70%
dalam menghadapi bencana banjir.
Kurang 2 4,80%
Setelah itu menganalisis hasil dari Total 42 100 %
kuesioner sebelum dan setelah
dilakukan metode simulasi bencana Berdasarkan tabel 2
banjir terhadap tingkat kesiapsiagaan menunjukan bahwa tingkat
bencana pada mahasiswa. kesiapsiagaan mahasiswa setelah
Setelah data terkumpul, data dilakukan simulasi sebagian besar 25
diuji dengan menggunakan SPSS, responden (9,50%) memiliki tingkat
dengan uji statistic Wilcoxon dengan kesiapsiagaan baik.
tingkat kemaknaan ρ = 0.05 bila hasil Pengaruh Metode Simulasi
yang diperoleh ρ < 0,05 maka Ho Bencana Banjir terhadap Tingkat
ditolak berarti ada pengaruh metode Kesiapsiagaan Mahasiswa Sesuai
simulasi bencana banjir terhadap dengan uji analisi wilcoxon
tingkat kesiapsiagaan mahasiswa. didapatkan hasil ρ = 0,000 yang
berarti ada pengaruh metode simulasi
HASIL DAN PEMBAHASAN bencana banjir terhadap tingkat
kesiapsiagaan mahasiswa progam
Hasil Penelitian studi ilmu keperawatan FIK Unipdu
Tabel 1 Tingkat Kesiapsiagaan Jombang.
Sebelum Simulasi
Tingkat Frekuensi Porsentase
Kesiapsiagaan
Pembahasan
Baik 4 9,50%
Cukup 17 40,50% Berdasarkan hasil penelitian
Kurang 21 50% terdapat perbedaan tingkat
Total 42 100 % kesiapsiagaan mahasiswa dalam
menghadapi bencana banjir dengan
Berdasarkan tabel 1 nilai signifikansi ρ = 0,000. Nilai
menunjukan bahwa tingkat rata-rata sebelum dilakukan simulasi
kesiapsiagaan mahasiswa sebelum adalah 64,52 dan setelah dilakukan
dilakukan simulasi setengahnya 21 simulasi adalah 78,45.
responden (50%) memiliki tingkat Progam Studi Ilmu
kesiapsiagaan kurang. Keperawatan merupakan pendidikan
akademik profesional dengan proses
pembelajaran yang menekankan pada
70
tumbuh kembang kemampuan memilih, model-model pembelajaran
mahasiswa untuk menjadi seorang yang tepat, metode mengajar yang
akademisi dan profesional. Kerangka sesuai dan teknik-teknik mengajar
konsep Pendidikan keperawatan yang menunjang pelaksanaan metode
yang meliputi falsafah keperawatan mengajar. Untuk menentukan
sebagai profesi, dan keperawatan strategi pembelajaran yang tepat,
sebagai bentuk pelayanan pendidik mempertimbangkan akan
professional, hal ini sebagai wujud tujuan, karakteristik peserta didik,
landasan tumbuh kembang materi pelajaran dan sebagainya agar
kemampuan yang akan strategi pembelajaran tersebut dapat
mempengaruhi isi kurikulum dan berfungsi maksimal.
pendekatan utama dalam proses Metode pembelajaran dalam
pembelajaran. Selama proses mata kuliah kritis 2 meliputi metode
pendidikan ditempuh melalui tahap ceramah, diskusi dan juga metode
akademik dan profesi. Jumlah simulasi. Metode simulasi diterapkan
semester dalam tahap akademik dalam upaya meningkatkan
sebanyak delapan semester dan dua kesiapsiagaan mahasiswa dalam
semester dalam tahap profesi. menghadapi bencana. Teknik
Terdapat beberapa mata kuliah simulasi digunakan dalam semua
dalam tahap akademik sebagai mata sistem pengajaran, terutama dalam
kuliah penciri institusi. Salah satu desain instruksional yang
mata kuliah tersebut adalah mata berorientasi pada tujuan-tujuan
kuliah kritis 2. Mata kuliah kritis 2 tingkah laku. Latihan-latihan
ditempuh di semester delapan. keterampilan menuntut praktik yang
Menurut Pupuh (2011) agar proses dilaksanakan di dalam situasi
belajar mengajar dapat terlaksana kehidupan nyata (dalam pekerjaan
dengan baik dan mencapai sasaran, tertentu), atau dalam situasi simulasi
maka salah satu faktor penting yang yang mengandung ciri-ciri situasi
harus diperhatikan adalah kehidupan senyatanya. Latihan-
menentukan metode pembelajaran latihan dalam bentuk simulasi pada
yang tepat. dasarnya berlatih melaksanakan
Pembelajaran yang efektif tugas-tugas yang akan dihadapi
harus memiliki rencana dan strategi dalam kehidupan sehari-hari. Teknik
khusus serta memiliki pola umum simulasi digunakan pada empat
guna mencapai tujuan pembelajaran kategori keterampilan, yakni
yang baik. Dalam penerapan strategi kognitif, psikomotorik, reaktif, dan
pembelajaran pendidik perlu interaktif. Keterampilan-
71
keterampilan tersebut diperlukan mengantisipasi bencana alam, seperti
untuk mengembangkan bencana banjir, yaitu: pengetahuan
keterampilan-keterampilan produktif dan sikap terhadap risiko bencana,
yang lebih kompleks (Hamalik, kebijakan dan panduan, rencana
2008:196). untuk keadaan darurat bencana,
Metode simulasi mengajarkan sistem peringatan bencana dan
mahasiswa tentang ketrampilan kemampuan untuk memobilisasi
dalam menghadapi bencana banjir. sumber daya.
Menurut Nurjannah dalam Ristyani Metode simulasi bencana
(2016) hal-hal yang dapat dilakukan banjir diterapkan kepada mahasiswa
untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan dilakukan didaerah rawan banjir.
dalam menghadapi bencana antara Mahasiswa di hadapkan pada kondisi
lain pelatihan mengenai bagaimana nyata daerah yang berisiko
menyelamatkan diri sendiri dan mengalami bencana banjir. Tingkat
orang lain, koordinasi antara pihak kesiapsiagaan mahasiswa meningkat
terkait, menyiapkan perlengkapan setelah dilakukan metode simulasi.
darurat, bagaimana memberikan Dilihat dari hasil pengetahuan,
pertologan pertama pada orang yang seorang perawat bisa melakukan
terluka, dan upaya-upaya yang pertolongan pada bencana dalam
dilakukan untuk pemulihan secara berbagai bentuk sesuai dengan
cepat. kemampuan dan ilmu yang dimiliki.
Kesiapsiagaan (preparedness)
menghadapi banjir adalah kegiatan KESIMPULAN DAN SARAN
yang dilakukan dalam rangka
Kesimpulan
mengantisipasi bencana banjir
sehigga tindakan yang dilakukan Pemberian metode simulasi
pada saat dan setelah terjadi banjir bencana banjir memberikan
dilakukan secara tepat dan efektif, pengaruh terhadap tingkat
yang dilakukan tenaga ahli dan kesiapsiagaan mahasiswa. Perawat
personil atau tenaga lapangan. dianggap sebagai salah satu profesi
Tenaga ahli yang diperlukan adalah kesehatan yang harus disiapkan
tenaga ahli yang memenuhi untuk menghadapi dan menangani
kualifikasi dibidangnya, salah bencana alam. Dalam
satunya adalah perawat (Colombo, mempersiapkan kesiapsiagaan
2012). Menurut LIPI- perawat harus dimulai sejak tahap
UNESCO/ISDR (2006) terdapat 5 pendidikan akademik maupun
faktor kritis kesiapsiagaan untuk profesi. Dengan demikian, pemilihan
72
metode pembelajaran yang tepat LIPI, UNESCO/ ISDR. 2006. Kajian
Kesiapsiagaan Masyarakat
dapat merpersiapkan mahasiswa
Dalam Menghadapi Ancaman
sebagai calon perawat profesional Bencana Alam. Jakarta: LIPI
Press.
yang siap menghadapi bencana.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Saran Jakarta: PT. Rineka Cipta.
73