Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Biosains Pascasarjana Vol.

20 (2018) pp
©2018 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

KESIAPSIAGAAN SEKOLAH TERHADAP POTENSI BENCANA


BANJIR DI SDN GEBANGMALANG KECAMATAN MOJOANYAR
KABUPATEN MOJOKERTO

Heti Aprilin1 ,Setya Haksama2, Makhfludi3


1
Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana
Universitas Airlangga Surabaya
2
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya
3
Fakultas Keperawatan Universtas Airlangga Surabaya
Email :h.aprilin@gmail.com

ABSTRAK

Kesiapsiagaan merupakan salah satu proses manajemen bencana,


pentingnya kesiapsiagaan merupakan salah satu elemen penting dari kegiatan
pencegahan pengurangan risiko bencana. Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya
antisipasi dan pengurangan risiko bencana dapat berupa pengetahuan yang
dimiliki seseorang dan sikap yang dilakukan. Pada tempat penelitian SDN
Gebangmalang 1 dan 2 Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto kurang
memahami dalam menghadapi kesiapsiagaan bencana banjir karena
ketidaktahuan tentang dampak bencana. Tujuan penelitian ini menganalisis
kesiapsiagaan sekolah terhadap kesiapsiagaan bencana banjir di SDN
Gebangmalang Kecamatan Mojoanyar kabupaten Mojokerto. Jenis penelitian ini
adalah penelitian survey yang bersifat explanatory. Sampel penelitian ini adalah
guru dan orangtua yang berjumlah 77 orang. Pengambilan sampel diambil semua
(Total Sampling). Instrumen Pengumpulan Data diambil menggunakan kuesioner
dan dianalisa dengan uji statistik spearman’s rho dengan taraf kesalahan α = 0,05.
Hasil penelitian setelah dilakukan uji statistik spearman’s rho diperoleh nilai sig.
(2-tailed) atau p value 0,000 (karena p value <0,05) maka ada hubungan
kesiapsiagaan guru dan orangtua terhadap potensi bencana banjir. Bagi
pemerintah Kabupaten Mojokerto dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dapat bekerjasama dengan dinas pendidikan di wilayah kecamatan
mojoanyar kabupaten mojokerto untuk memberikan sosialisasi dan informasi yang
terintegrasi sehingga guru dan orangtua dapat mendapatkan awareness dan
preparedness yang lebih baik untuk menghadapi ancaman bencana banjir di
kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto

Kata Kunci : Kesiapsiagaan Sekolah, Potensi, Bencana, Banjir

133
JBP Vol.20, No. 2, Agustus 2018 – Heti Aprilin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
©2018 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

ABSTRACT

Preparedness is one of the management process, the importance of disaster


preparedness is one of the important elements of preventive disaster risk reduction
activities. Activities performed as an attempt of anticipation and disaster risk
reduction can be a knowledge attitude and a person owned. Research on the place
of SDN Gebangmalang 1 and 2 Kecamatan Mojoanyar Mojokerto less
understanding in the face of disaster preparedness of flooding due to ignorance
about the impact of this research Aim to analyze disaster preparedness school
disaster preparedness against flood in Mojoanyar Subdistrict Gebangmalang SDN
Mojokerto. purpose and in particular to analyze the relationship of knowledge,
attitude, action and perception of risk preparedness against flood disaster
preparedness diSDN Gebangmalang 1 and 2 Kecamatan Mojoanyar Mojokerto.
This type of research is explanatory research survey that is. The sample of this
research is the teachers and parents of 77 people. Sampling is taken all the (Total
Sampling). Data collection instruments are taken using a questionnaire and
analyzed with statistical tests spearman's rho with α = 0.05 level errors. Research
results after a test statistic spearman's rho retrieved the value of the sig (2-tailed)
or p value 0.000 (because p value < 0.05 ) then there is a relationship of teacher
and parent's preparedness against a potential flooding disaster. For Government
Agencies and Mojokerto Disaster area (BPBD) in collaboration with the Office of
education in region kecamatan mojoanyar mojokerto to provide socialization and
information are integrated so that teachers and parents can get the awareness and
better preparedness to deal with the threat of flood in district Mojoanyar
Mojokerto

Keywords : school preparedness, potential, disaster, flood.

134
JBP Vol.20, No. 2, Agustus 2018 – Heti Aprilin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
©2018 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

PENDAHULUAN dapat dikelompokkan menjadi empat


Kesiapsiagaan terhadap bencana parameter utama yaitu pengetahuan dan
merupakan rangkaian tindakan, sikap, perencanaan kondisi
persiapan serta kegiatan yang kedaruratan, sistem peringatan dini dan
dilakukan baik di tatanan individu, mobilisasi sumber daya. Empat
kelompok atau masyarakat dalam paramater ini merupakan penentu
menghadapi dan mengantisipasi setiap utama penurunan resiko akibat
ancaman bencana yang mengancam terjadinya bencana pada suatu wilayah.
kelangsungan hidup melalui upaya Penurunan satu parameter dapat
pengorganisasian yang terencana, tepat berakibat terjadinya peningkatan resiko
guna dan berdaya guna (Undang- akibat kejadian bencana.
Undang Nomor 24 tahun 2007). Edukasi mengenai resiko
Kesiapsiagaan merupakan salah satu kejadian bencana seharusnya diberikan
mekanismes penanggulangan bencana kepada masyarakat sejak dini. Anak
serta sebagai upaya untuk antisipasi usia sekolah merupakan salah satu
dan pengurangan akibat terjadinya change agent yang dapat menjadi
resiko bencana. Kegiatan yang prioritas untuk dilakukan pendidikan
dilakukan untuk peningkatan mengenai resiko bencana. Hal ini
kesiapsiagaan adalah dengan cara penting menjadi bagian karena
peningkatan pengetahuan dan sikap kecenderungan orang tua akan
yang dilakukan masyarakat. mengikuti apa yang dilakukan oleh
Pengetahuan yang dimiliki oleh anak dan begitu pula sebaliknya.
seseorang atau masyarakat merupakan Berangkat dari hal ini, pendidikan
salah satu kunci utama dari konsep terkait resiko bencana harus diberikan
kesiapsiagaan. Pengetahuan yang sejak dini baik kepada masyarakat
dimiliki oleh seseorang atau maupun pada anak usia sekolah. Anak
masyarakat secara tidak langsung akan usia sekolah dirasa penting untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku diberikan pendidikan mengenai resiko
terutama dalam mengantisipasi setiap bencana karena aktivitas yang mereka
kejadian bencana yang terjadi. lakukan juga berpotensi membutuhkan
Kesiapsiagaan merupakan faktor kesiapsiagaan saat bencana terjadi.
penting yang menjadi fokus perhatian Pada saat anak beraktivitas di sekolah,
dewasa ini mengingat kesiapsiagaan bencana dapat beresiko terjadi.
adalah faktor penentu untuk Pengawasan yang dilakukan orang tua
pengurangan resiko bencana yang cenderung minim pada waktu anak
dapat dilakukan dan diupayakan sejak berada di lingkungan sekolah. Salah
dini (LIPI-UNESCO, 2006) satu bencana yang dapat dialami adalah
Pengalaman yang ada terjadinya bencana banjir. Anak yang
membuktikan bahwa kurangnya berada di sekolah harus siap dan siaga
pengetahuan yang dimiliki, rendahkan untuk menghadapi kondisi bencana
sikap untuk melakukan antisipasi banjir ini untuk dapat meminimalkan
resiko terjadinya bencana, perilaku resiko yang dapat terjadi akibat
negatif untuk pencegahan bencana serta bencana banjir (Chairummi, 2013).
kurangnya kesiapsiagaan dalam Hasil pengumpulan data awal yang
menghdapi suatu kondisi bencana dilakukan pada siswa di SDN
memicu untuk terjadinya peningkatan Gebangmalang 1 dan SDN
resiko saat bencana terjadi (Bakornas, Gebangmalang 2 Kecamatan
2007). Kesiapsiagaan dalam bencana Mojoanyar Kabupaten Mojokerto,

135
JBP Vol.20, No. 2, Agustus 2018 – Heti Aprilin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
©2018 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

sebagian besar siswa tidak mengetahui komunikasi dan informatika kabupaten


mengenai tindakan yang harus mojokerto, 2018).
dilakukan jika bencana banjir datang. Menurut Kepala Pelaksana BPBD
Selama ini bencana banjir selalu Kabupaten Mojokerto M. Zaini
dialami oleh mereka namun para siswa mengatakan wilayah yang sering
mengatakan jika terjadi banjir maka menjadi langganan banjir dan tanah
mereka segera lari untuk pulang dan longsor meliputi kecamatan
tidak memperhatikan kondisi yang ada Mojoanyar, Puri, Mojosari,
disekitar mereka. Dawarblandong,Ngoro, Pungging,
Banjir merupakan bencana besar Jatirejo, Gondang, Pacet dan Trawas.
di dunia. Kejadian dan korban bencana Wilayah Mojoanyar sendiri sering
banjir menempati urutan pertama di terjadi banjir dikarenakan berada di
dunia yaitu mencapai 55%. Persentase aliran sungai Sadar yang sering meluap
kejadian banjir di Indonesia mencapai saat intensitas hujan tinggi. Sungai
38% dari seluruh kejadian bencana. sadar yang mengalir ke kali Porong ini
Kejadian longsor mencapai 18% dari mengalami pendangkalan sehingga tida
seluruh kejadian bencana (Bakornas, bisa menampung debit air yang besar
2007). Tahun 2016 Menurut BPBD dan normalisai dari sungai ini juga
Jawa Timur dilaporkan bahwa 386 belum berjalan.
kejadian bencana alam 98 % (376 Tabel 1. Kejadian bencana banjir
kejadian) didominasi oleh bencana Tahun Kejadian Tren kejadian
hidrometerologi yaitu tanah longsor, bencana bencana banjir
banjir, dan putting beliung. Angka banjir
kejadian tersebut meningkat dari tahun 2015 5 kali -
2015 dengan total 287 kejadian 2016 6 kali 25%
(BPBD, 2016) 2017 12 kali 50%
Salah satu kota di provinsi Jawa Sumber : BNPB / could / dibi tahun
Timur yang mempunyai skor risiko 2017
tinggi terjadi bencana banjir yaitu kota
Mojokerto dengan kelas risiko tinggi LIPI dan UNESCO pada tahun
terjadi banjir dengan total skor 34
2006 melakukan kajian ilmiah pada
(IRBI, 2013).
Secara geografis wilayah Kabupaten tiga wilayah di Indonesia yang rawan
Mojokerto terletak antara 111°20’13” untuk terjadinya bencana yaitu
s/d 111°40’47” Bujur Timur dan antara Kabupaten Aceh Besar, Kota
7°18’35” s/d 7°47” Lintang Selatan. Bengkulu, dan Kota Padang. Penelitian
Berdasarkan struktur tanahnya, wilayah ini bertujuan untuk melakukan kajian
Kabupaten Mojokerto cenderung mengenai kesiapsiagaan terhadap
cekung ditengah-tengah dan tinggi di kondisi bencana di lingkungan sekolah,
bagian selatan dan utara. tatanan rumah tangga dan komunitas.
Bagianselatanmerupakan wilayah pegu Dalam penelitian ini, 5 parameter
nungandengan kondisi tanah yang kesiapsiagaan dilakukan pengkajian
subur, yaitu meliputi Kecamatan Pacet, yaitu pengetahuan tentang bencana,
Trawas, Gondang, dan Jatirejo. Bagian kebijakan dan panduan terkait bencana,
tengahmerupakan wilayah dataran seda rencana tanggap darurat yang tersedia,
ng, sedangkan bagian utara merupakan sistem peringatan bencana yang
daerah perbukitan kapur yang dimiliki serta mobilisasi sumber daya.
cenderung kurang subur ( Dinas Hasil penelitian ditemukan bahwasanya
tingkat kesiapsiagaan terhadap bencana

136
JBP Vol.20, No. 2, Agustus 2018 – Heti Aprilin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
©2018 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

pada lingkungan sekolah, berada di China, bangunan yang ada di sekitar


posisi paling bawah dibandingkan sekolah cenderung tidak mengalami
dengan kesiapsiagaan pada tatanan kerusakan yang cukup berarti. Hal ini
masyarakat dan organisasi yang ada. membuktikan bahwa masih rendahnya
Hal ini membuktikan bahwa sekolah perhatian yang diberikan terutama pada
merupakan ruang publik yang memiliki fasilitas pendidikan / bangunan sekolah
keretanan paling tinggi untuk untuk siap dalam menghadapi
mengalami resiko bencana yang paling terjadinya bencana alam.
tinggi. Data yang ada mencatat bahwa Dari fakta yang dikemukakan di
gempa yang terjadi di Sumatera Barat atas, pengupayaan peningkatan
mengakibatkan kerusakan yang besar kesiapsiagaan bencana pada tatanan
pada lingkungan sekolah. Dampak sekolah menjadi suatu agenda penting
kerusakan ini mengakibatkan yang harus menjadi fokus perhatian.
terhentinya proses belajar mengajar Tanggungjawab untuk mengupayakan
yang dilakukan pada siswa karena hal ini berada pada warga sekolah dan
bangunan sekolah mengalami para pemangku kebijakan yang terkait
kerusakan yang parah. Sarana dan langsung dengan dunia pendidikan.
prasarana di lingkungan sekolah yang Warga sekolah adalah semua orang
dibangun selama ini tidak yang berada dan terlibat dalam
mengindahkan mengenai aturan tata kegiatan belajar-mengajar seperti
ruang. Bangunan sekolah dibangun murid, guru, tenaga pendidikan dan
tanpa memprediksi struktur yang kepala sekolah. Pemangku kebijakan
memadai untuk menghapi kondisi adalah seluruh komponen masyarakat
bencana. Selain di Sumatera Barat, atau organisasi dan insitusi yang
banyak infrastruktur sekolah yang ada berkepentingan dengan sekolah, baik
di Indonesia dibangun tanpa melakukan warga masyarakat maupun lembaga /
penghitungan serta potensi terjadinya institusi masyarakat sekitar sekolah.
bencana. Tidak dapat dibayangkan Sebagai upaya untuk meningkatkan
kerusakan dan korban yang dapat kesiapsiagaan masyarakat dalam
ditimbulkan jika bencana terjadi pada pengurangan risiko bencana, lembaga
saat jam sekolah berlangsung. penanggulangan bencana dalam hal ini
Gempa bumi yang terjadi di adalah Palang Merah Indonesia (PMI)
Sichuan – China pada Mei 2008, Provinsi Jawa Timur, PMI Kabupaten
memberikan bukti besarnya resiko Mojokerto dan Badan Penanggulangan
yang dapat ditimbulkan akibat Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
terjadinya bencana pada jam sekolah Mojokerto harus mampu untuk
berlangsung. Gempa dengan kekuatan berkoordinasi dan saling bekerjasama
7,9 skala richter memakan 87.000 Tujuan penelitian ini adalah
korban dengan sedikitnya 5.355 murid. menganalisis kesiapsiagaan sekolah
Hal ini menunjukkan bahwa 6% korban tentang kesiapsiagaan bencana banjir di
yang meninggal dunia akibat bencana SDN Gebangmalang Kecamatan
adalah anak usia sekolah. Laporan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto
resmi dari pemerintah Cina,
diperkirakan sebanyak 7000 bangunan METODE PENELITIAN
sekolah runtuh dan menimbun para Penelitian ini adala penelitian
pelajar dan guru yang sedang survey yang bersifat explanatory.
beraktivitas di sekolah. Fakta lain yang
Sampel penelitian ini adalah guru dan
dikeluarkan oleh lembaga resmi di
orangtua yang berjumlah 77 orang.

137
JBP Vol.20, No. 2, Agustus 2018 – Heti Aprilin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
©2018 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Pengambilan sampel diambil semua Lebih dari satu 70


(Total Sampling). Instrumen kali 70
total 100 100
Pengumpulan Data diambil
Hasil pengisian kuisioner
menggunakan kuisioner.
Berdasarkan umur, hampir setengah
HASIL PENELITIAN DAN (39%) responden berada diusia 30-40
PEMBAHASAN tahun. Menurut jenis kelamin, sebagian
1. Karakteristik Responden guru besar (74%) responden berjenis
kelamin perempuan. Adapun menurut
Karakterist Klasifikasi F Persent pekerjaan, seluruhnya (100%)
ik ase
Umur < 30 th 4 4
responden bekerja sebagai guru.
30-40 th Menurut pendidikan, selurutnya
39 39 (100%) responden mempunyai latar
41-50 th 22 belakang pendidikan terahir adalah
22 akademi/universitas. Menurut
>50 th pengalaman terkena banjir tahun ini,
35 35
total 100 100 hampir semua (57%) responden pernah
Jenis Laki-laki 26 mengalami banjir hanya satu kali.
kelamin 26 Untuk pengalaman banjir tahun lalu ,
Perempuan 74 hampir semua (65%) responden pernah
74
mengalami banjir lebih dari satu
total 100 100
Pekerjaan Guru kali.Dan menurut frekuensi pernah atau
100 100 tidak pernah mendapatkan penyuluhan,
IRT 0 0 hampir semua (70%) pernah
Wiraswasta 0 0 mendapatkan penyuluhan lebih dari
Petani 0 0 satu kali.
Lain-lain 0 0
total 100 100 2. Karakteristik Responden orangtua
Pendidikan SD / MI 0 0
SLTP / MTS 0 Karakteri Klasifikasi F Persen
0 stik tase
SMA / MA 0 Umur < 30 th 2 2
0 30-40 th
Akademi 100 44 44
/Universitas 100 41-50 th 46
total 100 46
100 >50 th 7
Pengalama Hanya satu 57 57 7
n kali total 100 100
Tahun ini Jenis Laki-laki 50
Lebih dari satu 43 43 kelamin 50
kali Perempuan 50
total 100 100 50
Pengalama Hanya satu total 100 100
n tahun kali 35 35 Pekerjaan Guru 0
lalu 0
Lebih dari satu 65 65 IRT 41 41
kali Wiraswasta 13
total 100 100 13
Frekuensi Hanya satu 30 30 Petani 0 0
penyuluha kali Lain-lain 15 15
n Swasta 31 31
total 100 100

138
JBP Vol.20, No. 2, Agustus 2018 – Heti Aprilin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
©2018 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Pendidikan SD / MI 20 20 Tabel 3. Kategori Penilaian Masing -


SLTP / Masing Variabel
MTS 37 37 Keterangan Skala Penilaian
SMA / MA 35
Pengetahuan <56% ---
35 Kurang
Akademi 7
56% – 75% ---
/Universitas 7 Cukup
total 100 76% –100% --- Baik
100 1,00 – 2,49 ---
Sikap (S)
Pengalama Hanya satu 26 26 Negatif
n kali 2,50 – 4,00 ---
Tahun ini
Positif
Lebih dari 74 74 <56% ---
Tindakan
satu kali Kurang
kesiapsiagaan
total 100 100 (SR) 56% – 75% ---
Pengalama Hanya satu 6 Cukup
n tahun kali 6 76% –100% --- Baik
lalu Persepsi resiko Positif = 2,51-4,00
Lebih dari 94
bencana (PR) Negatif=1,00-2,50
satu kali 94
total 100 100
Frekuensi Hanya satu 7 7 Tabel 4. Statistik Deskriptif
penyuluha kali pengetahuan guru, sikap, tindakan
n kesiapsiagaan, persepsi resiko dan
Lebih dari 93 Variabel
kesiapsiagaan Mean Standard Varias
sekolah
satu kali 93 Deviatio i
total 100 100 n
Hasil pengisian kuisioner Pengetahuan 87.0 0.75 12.00
% %
Berdasarkan umur, hampir setengah Sikap (S) 59.9 12.06 20.13
(46%) responden berada diusia 41-50 %
Tindakan 91.3 3.42 91.66
tahun. Menurut jenis kelamin, sebagian
kesiapsiagaan % %
besar (50%) responden berjenis (SR)
kelamin perempuan dan laki-laki. Persepsi 29.0 2.81 9.66 %
Adapun
besar (41%)menurut pekerjaan,
responden bekerjasebagian
sebagai resiko (PR)
bencana
Ibu rumah tangga. Menurut pendidikan, Kesiapsiagaa 5.72 2.05 38.76
n sekolah %
sebagian besar (37%) responden (KS)
mempunyai latar belakang pendidikan
terahir adalah SLTP/MTS. Menurut Tabel 5. Statistik Deskriptif
pengalaman terkena banjir tahun ini, pengetahuan orangtua, sikap, tindakan
hampir semua (74%) responden pernah kesiapsiagaan, persepsi resiko dan
mengalami banjir lebih dari satu kali. kesiapsiagaan sekolah
Untuk pengalaman banjir tahun lalu , Variabel Mea Standa Varia
hampir semua (94%) responden pernah n rd si
mengalami banjir lebih dari satu Deviati
kali.Dan menurut frekuensi pernah atau on
tidak pernah mendapatkan penyuluhan, Pengetahua 77.8 1.00 22.02
hampir semua (93%) pernah n % %
mendapatkan penyuluhan lebih dari Sikap (S) 58.4 5.40 9.24
satu kali.
6 %

139
JBP Vol.20, No. 2, Agustus 2018 – Heti Aprilin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
©2018 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Tindakan 68.5 5.01 45.97 4. Variabel tindakan kesiapsiagaan


kesiapsiaga % % guru memiliki koefisien regresi baik
an (SR) 5. Variabel persepsi resiko bencana
Persepsi 29.3 3.12 10.64 guru memiliki koefisien regresi
resiko % positif
bencana
(PR) Tabel 7. Hasil Regresi orangtua
Kesiapsiag 5.72 2.21 38.76 Koefi
Standa
aan sekolah % Variab sien Si
rdized t
(KS) el Regr g
Beta
esi
Tabel 6. Hasil Regresi guru Penget -,569 0,932 0 0,5
Koe ahuan ,37 41
fisie Stand (P) 3
Variabel n ardize t Sig Sikap 1,470 0,843 3,0 0,0
Reg d Beta (S) 43 81
resi Tindak 2,596 0,815 10, 0,0
Pengetah - 77,826 0,000 0,9 an 158 01
uan (P) 39,8 98 Kesiap
68 siagan
Sikap (S) 20,4 1,910 0,000 0,9 (SR)
45 98 Perseps - 3,387 3,3 0,0
Tindakan - 68,995 0 ,000 0,9 i resiko 1,754 87 66
Kesiapsi 99,3 98 Bencan
agan 62 a
(SR) (PR)
Persepsi - 1,258 0,052 0,8 Constant = 0.496
resiko .288 19 F = 45,543
Bencana Adj R Square = 0,311
(PR) Sig= 0,699
Constant = 59.291 R Square = 0,442
F = 15.106
Adj R Square = 0.436 Hasil analisis regresi diperoleh
Sig= 0,998 persamaan model regresi linear
R Square = 0.616 berganda sebagai berikut :
I = 0,496+ ,569 P + 1,470 S + 2,596
Hasil analisis regresi diperoleh SR+1,754 PR
persamaan model regresi linear 1. Konstanta intercept sebesar 0,496
berganda sebagai berikut : 2. Variabel pengetahuan orangtua
I = 59,291+ 39,868 P + 20,445 S + memiliki koefisien regresi baik
99,362 SR+0,228 PR 3. Variabel sikap orangtua memiliki
1. Konstanta intercept sebesar 59,291 koefisien regresi positif
2. Variabel pengetahuan guru memiliki 4. Variabel tindakan kesiapsiagaan
koefisien regresi baik orangtua memiliki koefisien regresi
3. Variabel sikap guru memiliki cukup
koefisien regresi positif 5. Variabel persepsi resiko bencana
orangtua memiliki koefisien regresi
positif

140
JBP Vol.20, No. 2, Agustus 2018 – Heti Aprilin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
©2018 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Hasil penelitian yang dilakukan pernah dialaminya. Dari hasil


menunjukkan bahwa pengetahuan yang penelitian didapatkan bahwasanya
dimiliki oleh guru dan orangtua responden pernah mengalami kondisi
didapatkan rerata hasil dalam kategori bencana banjir. Hampir tiap tahun
baik. Beberapa faktor pemungkin dari mereka dihadapkan dengan kondisi
hal ini adalah latar belakang yang serupa. Hal ini secara tidak
pendidikan yang dimiliki, usia serta langsung memotivasi mereka untuk
kegiatan pelatihan / penyuluhan yang berusaha bersosialisasi dengan
pernah mereka ikuti. lingkungannya untuk mendapatkan
Notoatmodjo (2007) informasi yang dapat mereka
mengemukakan bahwasanya manfaatkan untuk dirinya dan
peningkatan pengetahuan yang dimiliki keluarganya.
oleh seorang individu akan memiliki Faktor terakhir adalah latar
korelasi dengan peningkatan perilaku belakang pendidikan. Notoatmodjo
dari individu tersebut. Hal ini (2012) mengemukakan, latar belakang
dikarenakan individu yang menerima pendidikan yang dimiliki oleh seorang
informasi baru yang bermanfaat bagi individu akan mempengaruhi pola
dirinya dan anggota keluarga yang kehidupan dari individu itu sendiri.
dimiliki akan mulai memproses Semakin tinggi tingkat pendidikan
informasi baru tersebut. Selanjutnya yang dimiliki, maka semakin baik pula
individu akan menimbang baik dan pengetahuan, perilaku, motivasi dan
buruknya dari informasi yang baru sikap yang dimiliki. Dari hasil
untuk selanjutnya melakukan evaluasi penelitian didapatkan bahwa latar
atas informasi tersebut. Tahap terakhir belakang pendidikan yang dimiliki oleh
dari proses ini adalah responden penelitian dalam kategori
mengimplementasikan informasi yang cukup yaitu latar belakang pendidikan
didapatkan oleh individu tersebut. SLTP / MTS. Seseorang yang pernah
Seseorang yang pernah mendapatkan menempuh jenjang pendidikan, dalam
informasi mengenai bencana atau dirinya akan terjadi proses sistematis
kesiapsiagaan bencana, akan cenderung terutama dalam berpikir. Hal ini
berperilaku positif dibandingkan dikarenakan selama mereka menempuh
dengan individu yang tidak pernah pendidikan, mereka diajarkan untuk
menerima informasi mengenai melakukan analisa suatu permasalahan.
kesiapsiagaan bencana. Selanjutnya mereka juga diajarkan
Usia yang dimiliki individu juga untuk melakukan evaluasi atas
memiliki pengaruh yang cukup permasalahan yang terjadi untuk
signifikan terhadap perilaku individu. selanjutnya mereka harus melakukan
Hurlock (2012) mengemukakan penyimpulan mengenai permasalahan
bahwasanya usia seseorang akan tersebut. Setelah mendapatkan
mempengaruhi kemampuan seseorang kesimpulan, individu akan mulai
untuk berinteraksi dan bersosialisasi mencoba untuk mendapatkan solusi
dengan orang lain di sekitarnya. atas permasalahan yang dihadapi.
Semakin dewasa usia yang dimiliki Adanya proses sistematis ini secara
oleh seseorang maka, kesempatan yang tidak langsung akan menjadikan
dimiliki oleh individu untuk individu semakin siap siaga dan
mendapatkan informasi akan semakin tanggap dalam menghadapi kondisi
baik. Hal ini dikarenakan individu bencana yang terjadi semisal bencana
belajar dari setiap pengalaman yang banjir.

141
JBP Vol.20, No. 2, Agustus 2018 – Heti Aprilin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
©2018 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Sikap merupakan respon yang 2001). Pada responden guru dan


bersifat positif maupun negatif, pada orangtua, sesuai dengan hasil penelitian
sikap positif kecenderungan tindakan menunjukkan bahwa persepsi orangtua
adalah mendekati menyenangi, positif, hal ini diakibatkan karena rerata
mengharapkan obyek tertentu, pengetahuan orangtua tentang
sedangkan pada sikap negatif terdapat ancaman banjir adalah baik, seluruh
kecenderungan untuk menjauhi, masyarakat memiliki pengalaman
menghindar, membenci, tidak banjir sebelumnya serta pernah
menyukai obyek tertentu. sikap guru mendapatkan penyuluhan yang dapat
negatif dan sikap orangtua positif. meningkatkan kesadaran masyarakat
Sikap yang ditunjukkan responden untuk siap siaga terhadap ancaman
ketika terjadi banjir juga kurang baik banjir.
hal ini dikarenakan setiap kali banjir
belum faham apa yang akan dilakukan. SIMPULAN
Ketika terjadi banjir mereka memilih 1. Tingkat pengetahuan guru dan
untuk bermain-main dengan air orangtua di SDN Gebangmalang
terutama siswa dan sebaliknya kecamatan mojoanyar kabupaten
kecenderungan sikap positif adalah mojokerto terhadap kesiapsiagaan
mendekati, menyenangi, mengharapkan bencana banjir baik
objek tertentu menunjukan bahwa 2. Sikap guru di SDN Gebangmalang
responden terutama untuk melakukan kecamatan mojoanyar kabupaten
upaya pemantauan cuaca dan mojokerto terhadap kesiapsiagaan
informasi banjir . bencana banjir banyak yang
Tindakan kesiapsiagaan guru bersikap negatif dengan
cukup dan orangtua baik, maka kesiapsiagaan bencana yang tidak
responden sudah mempunyai sikap siap sedangkan sikap orangtua di
positif yang menunjukan adanya SDN Gebangmalang kecamatan
kesesuaian dengan stimulus yaitu mojoanyar kabupaten mojokerto
kesiapan menghadapi bencana. Sikap terhadap kesiapsiagaan bencana
positif disebabkan oleh beberapa banjir banyak yang bersikap positif
faktor diataranya adalah pengalaman dengan kesiapsiagaan bencana yang
dan adanya penyuluhan tentang siap
kesiapsiagaan mengantisipasi ancaman 3. Tindakan kesiapsiagaan guru di
banjir.( Azwar ,2011). SDN Gebangmalang kecamatan
Dari pelatihan kebencanaan mojoanyar kabupaten mojokerto
efektif meningkatkan pengalaman terhadap kesiapsiagaan bencana
masyarakat tentang ancaman bencana banjir cukup dengan kesiapsiagaan
dan seringnya terjadi banjir dalam yang tidak siap sedangkan tindakan
satun kurang lebih 6 kali sampai 12 kesiapsiagaan orangtua di SDN
kali per satu tahunnya. Gebangmalang kecamatan
Persepsi resiko bencana guru dan mojoanyar kabupaten mojokerto
orangtua positif. terhadap kesiapsiagaan bencana
Persepsi dipengaruhi oleh banjir baik dengan kesiapsiagaan
pemahaman tentang ancaman, sikap yang siap
diri terhadap risiko, pengalaman 4. Persepsi Resiko guru di SDN
sebelumnya, paparan terhadap Gebangmalang kecamatan
kesadaran, kemampuan untuk mitigasi, mojoanyar kabupaten mojokerto
dan karakteristik demografi (Enders, terhadap kesiapsiagaan bencana

142
JBP Vol.20, No. 2, Agustus 2018 – Heti Aprilin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
©2018 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

banjir sebagian besar memiliki UCAPAN TERIMA KASIH


persepsi yang negatif dengan 1. Dr. Setya Haksama., drg., M.Kes
kesiapsiagaan bencana tidak siap ,Fakultas Kesehatan Masyarakat
sedangkan persepsi resiko orangtua universitas Airlangga Surabaya
di SDN Gebangmalang kecamatan selaku pengajar program magister
mojoanyar kabupaten mojokerto manajemen bencana dan sebagai
terhadap kesiapsiagaan bencana pembimbing 1
banjir sebagian besar memiliki 2. Dr. Makhfudli,
persepsi yang positif dengan S.Kep.Ns.,M.Ked.Trop, Fakultas
kesiapsiagaan bencana siap Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya selaku pembimbing 2
SARAN 3. Dr. Christrijogo Sumartono W., dr.,
1. Bagi pemerintah Kabupaten SpAn., KAR selaku pengajar
Mojokerto dan Badan program magister manajemen
Penanggulangan Bencana Daerah bencana dan sebagai Koordinator
(BPBD), diharapkan dapat program studi magister manajemen
bekerjasama dengan dinas bencana.
pendidikan di wilayah kecamatan
mojoanyar kabupaten mojokerto RUJUKAN JURNAL
untuk memberikan sosialisasi dan 1. Cindrawaty Lesmana, Nurul
informasi yang terintegrasi sehingga Purborini. Kesiapsiagaan Komunitas
guru dan orangtua dapat Sekolah dalam menghadapi bencana
mendapatkan awareness dan di Kabupaten Magelang, 2015
preparedness yang lebih baik untuk 2. Peran Guru Terhadap Kesiapsiagaan
menghadapi ancaman bencana Sekolah dalam menghadapi bencana
banjir di kecamatan Mojoanyar banjir di kelurahan sewu kecamatan
Kabupaten Mojokerto Jebres Kota Surakarta, 2013
2. Perlu diberikan penyuluhan atau
simulasi kepada guru dan orangtua DAFTAR PUSTAKA
tentang kesiapsiagaan bencana Ajzen, I. (1991). “Theory of Planned
banjir di semua fase bencana secara Behavior”. In Organizational
rutin dan terjadwal sesuai dengan Behavior and Human Decision
kesepakatan dengan pemerintah, Processes, 50, 179-211. From
dinas pendidikan dan sekolah- http://people .umass.edu/aizen.
sekolah yang terkena ancaman (Dinduh pada 20 September
bencana banjir untuk memberikan 2018).
gambaran yang mendekati situasi Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality
sebenarnya agar tindakan atau and Behavior, (2nd edition),
respon masyarakat bisa lebih baik Berkshire, UK: Open University
dalam menghadapi bencana banjir di Press-McGraw Hill Education.
kecamatan mojoanyar kabupaten Bakornas PB. 2007. Pengenalan
mojokerto. Karakteristik Bencana dan Upaya
3. Bagi peneliti selanjutnya Untuk Mitigasinya di Indonesia.Jakarta:
bisa Mengembangkan variabel Badan Nasional Penanggulangan
penelitian dan lokasi yang di teliti Bencana.
lebih ekstrim lagi. Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kab. Mojokerto. 2016

143
JBP Vol.20, No. 2, Agustus 2018 – Heti Aprilin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
©2018 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Chairummi. 2013. Pengaruh Konsep Bencana Banjir Akibat Luapan


Diri Dan Pengetahuan Siswa Sungai Bengawan Solo, Tugas
Terhadap Kesiapsiagaan Bencana Akhir Mahasiswa
Gempa Bumi Di SDN 27 dan Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut
MIN Merduati Banda Aceh. Teknologi Sepuluh Nopember,
Program Studi Magister Ilmu Surabaya.
Kebencanaan Program LIPI – UNESCO/ISDR, 2006, Kajian
Pascasarjana Universitas Syiah Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
Kuala Darussalam Banda Aceh. Mengantisipasi Bencana Gempa
Diakses pada 28 September 2018. Bumi & Tsunami, Deputi
DIBI, Badan Nasional Penanggulangan IlmuPengetahuan Kebumian
Bencana. (2015). Data Lembaga Ilmu Pengetahuan
Kebencaan di Indonesia Indonesia, Jakarta
Enders, Jessica. 2001. Measuring Lindell, M.K. and Whitney, M., 2000.
Community Awareness and Correlates of Household Seismic
Preparedness for Emergencies. Hazard Adjusment Adoption.
Australian Journal of Emergency Risk Analysis.
Management, Spring Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan
2001_16(3):pp52-59. Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Federal Emergency Management RINEKA CIPTA
Agency. 2006. Citizen Corps Notoatmodjo, S. 2012. Promosi
Personal Behavior Change Model Kesehatan dan Perilaku
for Disaster Preparedness. Kesehatan. Jakarta: PT RINEKA
Citizen Preparedness Review. CIPTA
Community Resilience Through Niekerk, v.D : USAID Disasters Risk
Civic Responsibly and Self- Reduction Training Course for
Reliance. FEMA B-728/July. Southern Africa (2011):
Gregg, C, E., Houghton, B. F., Introduction to disaster risk
Johnston, D. M.,Paton, C., and reduction. Diunduh pada 28
Swanson, D. A. 2004. The September 2018.
perception of Volcanic Risk in Nurjanah, dkk. 2011. Manajemen
Kona Communities from Mauna Bencana. Bandung: Alfabeta
Loa and Hualalai Volcanoes, Rante, Anshar. 2012. Tingkat
Hawaiki. Journal of Volcanology Kesiapsiagaan Rumah Tangga
and Geothermal Research, 130, Menghadapi Bencana Alam
179-196. Tanah Longsor Di Kelurahan
Hidayati, Deny, dkk. (2006). Kajian Battang Barat Kecamatan Wara
Kesiapsiagaan Bencana Barat Kota Palopo Tahun 2012.
Masyarakat dalam Pascasarjana Universitas
Menghadapi Bencana Gempa dan Hasanuddin Makassar
Tsunami. Jakarta: LIPI- Suton, J., and Tierney, K. 2006.
UNESCO- ISDR. Disaster Preparendess: Concept,
Hurlock, Elizabeth B 2012, Psikologi Guidance and Research,
Perkembangan Suatu Pendekatan Colorado: University of
Sepanjang Rentang Kehidupan. ColoradoCoppola DP, Maloney
Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga. EK.2009. Communicating
Jamaluddin, Badar.(2010). Konsep Emegency Preparedness,
pengendalian Kawsan Rawan Strategies for Creating a

144
JBP Vol.20, No. 2, Agustus 2018 – Heti Aprilin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 (2018) pp
©2018 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Indonesia

Disasters Resilient Public, Taylor Coordinated by the ISDR


& Francis Group , ISBN 978-1- Secretariat with special support
4200-6510-7. from the Government of Japan,
Silvaranto, Teguh. 2014. Disertasi the World Meteorological
Penyusunan Model Penyiapan Organization and the Asian
Kesiapsiagaan Kemandirian Disaster Reduction
Dibidang Kesehatan Bagi Wignyo Adiyoso dan Hidehiko
Keluarga Daerah Rawan Bencana Kanegae (2013), Efektivitas
Gempa Tektonik Dan Tsunami. Dampak Penerapan Pendidikan
Fakultas Kedokteran Universitas Kebencanaan di Sekolah terhadap
Airlangga Surabaya. Kesiapsiagaan Siswa
Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Menghadapi Bencana Tsunami di
tentang Penanggulangan Aceh, Indonesia, Majalah.indd,
Bencana Edisi 03/Tahun XIX/2013
UN-ISDR. 2002. Living with Risk: A Zainuddin, M. 2011. Metodologi
Global Review of Disaster kefarmasian dan Kesehatan.
Reduction Initiatives. Preapared Surabaya: Pusat Penerbitan dan
as An Inter-Agency Effort Percetakan Universitas Airlangga

145
JBP Vol.20, No. 2, Agustus 2018 – Heti Aprilin

Anda mungkin juga menyukai