Anda di halaman 1dari 95

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Pasien Stroke

Melakukan Fisioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan

SKRIPSI

Oleh

NURIATI PURBA
141101005

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA 2018

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

ii

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN HASIL SIDANG

iii

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI

iv

Universitas Sumatera Utara


PRAKATA

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena kasih dan
anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan
dukungan keluarga terhadap motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi di
RSUP H. Adam Malik Medan” sebagai salah satu syarat memperoleh kelulusan
sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Pengerjaan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dengan selesainya pengerjaan skripsi ini, dengan penuh
rasa hormat saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.d sebagai Dekan Fakultas Keperawatan


Universitas Sumatera Utara. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, M.Kep sebagai
Wakil Dekan I. Ibu Cholina Trisa Siregar,S.Kep, M.Kep, Sp. KMB
sebagai Wakil Dekan II. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep Sp.
Mat sebagai Wakil Dekan III.
2. Ibu Nunung Febriany Sitepu, S.Kep, Ns, MNS sebagai Dosen
Pembimbing saya yang telah sabar, tulus dan ikhlas meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan
saran-saran yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Ikhanuddin A. Harahap S.Kp.,MNS sebagai dosen penguji I dan
Bapak Asrizal, S,Kep, Ns, M.Kep, WOC(ETN) sebagai dosen penguji II
yang telah memberikan saran-saran dan arahan yang sangat berharga
dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Siti Zahara Nasution S.Kp.,MNS sebagai dosen uji validitas
kuesioner penelitian saya.
5. Direktur Utama RSUP. H. Adam Malik Medan, Direktur SDM dan
Penelitian, Kepala Instalasi LITBANG beserta stafnya, Kepala Instalasi
Rehabilitasi Medik dan Kepala Instalasi Rindu A. Pegawai dan
Fisioterafist di Rehabilitasi Medik. Kepala Ruangan dan perawat Rindu A
Neurologi RSUP. H. Adam Malik Medan yang telah memberikan izin
penelitian dan membantu dalam proses penelitian skripsi ini.
6. Dosen pembimbing akademik saya, Evi Karota Bukit S.Kp, MNS yang
telah memberikan nasehat dan semangat dalam menjalani perkuliahan di
Fakultas Keperawatan USU.
7. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Sumatera
Utara yang telah memberikan dukungan kepada saya.
8. Responden penelitian yang telah bersedia untuk membantu saya dalam
pengambilan data.
9. Kedua orangtua saya yang tercinta, Ayahanda Ramli Purba dan Ibunda
Sarmina Saragih yang sangat menyayangi saya dan tiada henti-hentinya
mendoakan, memberi semangat dan memberi dukungan kepada saya
terlebih selama mengerjakan skripsi ini, dan juga adik saya Rudi Amansen
Purba serta kepada keluarga besar saya yang selalu membantu, memberi
v

Universitas Sumatera Utara


dukungan dan motivasi kepada saya terlebih selama mengerjakan skripsi
ini.
10. Teman-teman dari Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa
Kristen Universitas Sumatera Utara terkhususnya adik-adik koordinasi
UKM KMK UP F.Kep 2018 (Theo, Nurdame, Angel, Ketrin, Reka,
Ernestin, Ervina, Lely), Teman- teman KTB Kairos & Kurios (Kak
Oshinda, Roy, Bg Carlos, Nistatin, Sopo) adik kelompok kecil saya
stambuk S1 2017 (Merry CH, Velypur, Fitri, Rina, Laura, Berthy) dan
teman rekan kerja di Koordinasi UKM/KWK UKM UKM USU yang tetap
memahami setiap kondisi saya.
11. Teman-teman satu dosen pembimbing (Niza, Novita, Febri), Teman satu
kos marakas 32 (kak siska, kak fitri, kak julika, komplek), teman-teman
FKep 2014 terkhusus (Fekky, Yobo sonya, NK butet, Marna), para sahabat
( Roganda, Kak Miska, kak vero, kak ellyska, kak jelita, kak ellyanor,
bang panda, kak Yeni, Kartini), Teman Fisioterafist yang selalu membantu
dan memberi dukungan kepada saya.
12. Pihak Dikti Beasiswa Bidikmisi dan seluruh pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu namun sangat membantu dalam penelitian ini.
13. Kepada Alumni UKM KMK USU UP FKEP yang senantiasa mendukung
pelayanan saya dan mendukung dana penelitian ini.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.


Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini sehingga dapat lebih
disempurnakan.

Medan, 23 Agustus 2018


Peneliti

Nuriati Purba

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SKEMA

Skema 3.1. Kerangka penelitian hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi


pasien stroke melakukan fisioterapi di RSUP Haji Adam Malik
Medan.

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Table 3.1. Definisi operasional penelitian hubungan dukungan keluarga terhadap


motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi di RSUP H. Adam Malik
Medan.
Tabel 5.1.1.1.Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pasien stroke di
RSUP. Haji Adam Malik Medan.
Tabel 5.1.1.2.1.Dukungan Keluarga pada Pasien Stroke di RSUP. H. Adam Malik
Medan.
Tabel 5.1.1.2.2.Distribusi sub variabel dukungan keluarga Pasien Stroke di RSUP.
H. Adam Malik Medan.
Tabel 5.1.1.3.Motivasi Pasien Stroke melakukan Fisioterapi di RSUP. H. Adam
Malik Medan.
Tabel 5.1.2.1.Hubungan dukungan keluarga dengan terhadap motivasi pasien
stroke melakukan fisioterapi di RSUP. H. Adam Malik Medan.

viii

Universitas Sumatera Utara


Judul : Hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien stroke
melakukan fisioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan.
Nama : Nuriati Purba
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)
NIM 141101005
Tahun 2018

Abstrak
Stroke merupakan penyebab kecacatan kedua terbanyak di seluruh dunia pada
individual di atas 60 tahun dan merupakan diagnosis utama teratas dalam
perawatan jangka panjang . Fisioterapi membantu klien membangun kekuatan dan
mempertahankan rentang gerak ( range of motion ) atau ROM dan tonus otot
dibagian otot yang tidak terkena stroke. Pencegahan terhadap komplikasi dari
penyakit stroke dapat dilakukan dengan melakukan latihan ROM pasif atau aktif
yang teratur secara tepat sesuai dengan kondisi penderita. Dukungan keluarga
mempengaruhi motivasi penderita stroke dalam melakukan latihan juga
berpengaruh besar dalam peningkatan kekuatan otot. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah ada hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi
pasien stroke melakukan fisioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan. Sampel
dalam penelitin ini adalah 50 responden menggunakan teknik total sampling. Nilai
reliabilitas dukungan keluarga 0.791 dan nilai reliabilitas kuesioner motivasi
0.746. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner yang disusun
menggunakan skala Guttman. Dan analisa data yang digunakan adalah analisa
data univariat dan bivariat dengan menggunakan uji korelasi uji spearmen.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2018. Dari hasil penelitian
didapat nilai R sebesar 0.346 yang menunjukkan korelasi rendah dan kekuatan
hubungan rend ah antara dukungan keluarga dengan motivasi. Selanjutnya, hasil
uji statistik diperoleh nilap p = 0.007 maka dapat disimpulkan adanya hubungan
yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap motivasi pasien stroke
melakukan fisioterapi. Pihak rumah sakit hendaknya perlu mengadakan pelatihan
tenaga keperawatan secara terencana, dan berkesinambungan dengan mengadakan
program khusus memberikan bimbingan dan latihan untuk keluarga terkait dengan
latihan Fisioterapi.

Kata kunci: Dukungan Keluarga, Motivasi, Fisioterapi, Stroke

ix

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................i
LembarOrisinil.................................................................................................ii
LembarPersetujuanUjianSidangSkripsi..........................................................iv
Prakata.............................................................................................................v
Daftar Skema..................................................................................................vii
Daftar Tabel...................................................................................................viii
Abstrak............................................................................................................ix
Daftar Isi..........................................................................................................xi
Bab 1. Pendahuluan.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 RumusanMasalah...........................................................................5
1.3 Pertanyaan Penelitian.....................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................6
1.4.1 Tujuan Umum....................................................................6
1.4.2 Tujuan Khusus...................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................6
1.5.1 Praktik Keperawatan..........................................................6
1.5.2 PendidikanKeperawatan....................................................7
1.5.3 Penelitian Selanjutnya.......................................................7
Bab 2. Tinjauan Pustaka...............................................................................8
A. KonsepDukunganKeluarga..................................................................8
1. DefinisiKeluarga......................................................................8
2. Tugaskesehatankeluarga..........................................................9
3. Dukungankeluarga..................................................................10
B. Konsep Stroke.....................................................................................13
1. Definisi stroke.........................................................................13
2. Penyebab stroke......................................................................13
3. Jenis stroke..............................................................................14
4. Dampak stroke........................................................................15
5. Penatalaksanaan stroke...........................................................16
6. Fisioterapi stroke....................................................................19
C. KonsepMotivasi..................................................................................20
1. Definisimotivasi......................................................................20
e2m. bPagianmotivasi ................................................................21
3. Teorimotivasi..........................................................................25
4. Tujuanmotivasi.....................................................................26
5. Unsur-unsurmotivasi...............................................................27
6. Fungsimotivasi........................................................................28
Bab 3. Kerangka Konsep.............................................................................29
3.1 Kerangka Penelitian......................................................................29
3.2 Definisi Operasional.....................................................................30
3.3 Hipotesis.......................................................................................32
xi

Universitas Sumatera Utara


Bab 4. Metodologi Penelitian.......................................................................33
4.1 Desain Penelitian...........................................................................33
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................33
4.3 Populasi&Sampel..........................................................................33
4.3.1 Populasi.......................................................................33
4.3.2 Sampel.........................................................................34
4.4 Pertimbangan Etik.........................................................................34
4.5 Instrumen Penelitian.....................................................................36
4.6 Validitas dan Reliabilitas..............................................................37
4.6.1 Validitas......................................................................37
4.6.2 Reliabilitas..................................................................37
4.7 Pengumpulan Data........................................................................38
4.8 Pengolahan&Analisa Data............................................................38
4.8.1. Pengolahan Data...............................................................38
4.8.2. Analisa Data......................................................................39
Bab 5. Hasil &Pembahasan Penelitian.......................................................41
5.1 Hasil Penelitian.............................................................................41
5.1.1 Analisa Univariat........................................................41
5.1.1.1 KarakteristikDemografi...................................41
5.1.1.2 DukunganKeluarga..........................................43
5.1.1.3 MotivasiPasien Stroke.....................................44
5.1.2 Analisa Bivariat...........................................................44
5.1.2.1 HubunganDukunganKeluargaterhadap
Motivasi...........................................................44
5.2 Pemabahasan.................................................................................45
5.2.1 KarakteristikDemografi..............................................45
5.2.2 DukunganKeluarga.....................................................47
5.2.3 MotivasiPasien Stroke.................................................51
5.2.4 HubunganDukunganKeluargaterhadapMotivasi.........53
Bab 6. Kesimpulan & Saran........................................................................55
6.1 Kesimpulan.............................................................................55
6.2 Saran.......................................................................................55
Daftar Pustaka.................................................................................................57
Lampiran 1. Inform Consent
Lampiran 2. Instrumen Penelitian
Lampiran 3. Surat IzinPenelitian
Lampiran 4. Uji Validitas
Lampiran 5. Uji Reliabelitas
Lampiran 6. Uji Normalitas Data
Lampiran 7. LembarBuktiBimbingan
Lampiran 8. RiwayatHidup
Lampiran 9. Data Responden
Lampiran 10.JadwalTentativ
Lampiran 11.SuratEtik

xii

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang memerlukan gerak dan berpindah tempat

untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Stroke adalah suatu sindrom klinis yang

ditandai oleh timbulnya defisit neurologis fokal secara mendadak, yang menetap

setidaknya 24 jam dan disebabkan oleh kelainan sirkulasi otak (Ghifari, A. M. &

Adinda, M.,2017). Hal ini yang mengakibatkan sel-sel otak mengalami

kekurangan oksigen serta energi dan menyebabkan kerusakan otak permanen yang

berakibat kecacatan sampai dengan kematian dini (Depkes RI, 2013).

Berdasarkan data WHO tahun 2002, lebih dari 5,47 juta orang meninggal

karena stroke di dunia. Stroke merupakan penyebab mortalitas terbanyak

peringkat kedua di dunia dengan total 6,5 juta jiwa. Sekitar 550.000 orang

mengalami stroke setiap tahunnya, angka kejadian tersebut meningkat menjadi

700.000 per tahun hanya untuk di Amerika Serikat sendiri (Black, 2014).

Prevalensi stroke di Amerika Serikat merupakan peringkat ke-3 penyebab

kematian dengan laju intensitas yaitu sebanyak 18-37 % untuk kejadian stroke

pertama dan sebesar 62 % untuk kejadian stroke berulang (Iskandar, 2007 dalam

Nugraha, 2016).

Stroke merupakan penyebab mortalitas peringkat pertama yaitu 21,2% dari

total penyebab mortalitas di Indonesia. Sebanyak 12,10/00 (permil atau perseribu)

penduduk di Indonesia menderita penyakit stroke. Hasil Riskesdas tahun 2013

Universitas Sumatera Utara


2

menunjukkan prevalensi penyakit stroke di Indonesia meningkat seiring

bertambahnya usia. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan

ialah pada kelompok usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah pada kelompok

usia 15-24 tahun yaitu sebesar 0,2%. Prevalensi stroke berdasarkan berdasarkan

jenis kelamin lebih banyak pada laki-laki (7,1%) dibandingkan perempuan

(6,8%). Berdasarkan tempat tinggal, prevalensi stroke di perkotaan lebih tinggi

(8,2%) dibandingkan dengan daerah pedesaan (5,7%). Prevalensi kasus stroke

tertinggi terdapat di Sulawesi Utara (10,8%) dan terendah di Provinsi Papua

(2,3%).

Di Sumatera Utara prevalensi stroke berdasarkan diagnosis yaitu 6,00/00,

sedangkan berdasarkan diagnosis dan gejala yaitu 10,30/00 (Ghifari, A. M. &

Adinda, M., 2017). Kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler,

terutama penyakit jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat

mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030 (Infodatin jantung, 2013).

Stroke merupakan penyebab kecacatan kedua terbanyak di seluruh dunia

pada individual di atas 60 tahun dan merupakan diagnosis utama teratas dalam

perawatan jangka Panjang (Halim, 2016 ). Sebanyak 2 juta orang mengalami

stroke yang mempunyai kecacatan, dari angka ini sebanyak 40% memerlukan

bantuan dalam kehidupan sehari-hari (Iskandar, 2007 dalam Nugraha, 2016).

Dampak stroke tidak hanya dirasakan oleh penderita, namun juga oleh keluarga

dan masyarakat di sekitar (Wildani, 2010).

Pasien stroke sangat memerlukan intervensi rehabilitasi medis untuk

mengembalikan pasien pada kemandirian mengurus diri sendiri dan melakukan

Universitas Sumatera
3

aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa menjadi beban bagi keluarganya.

Berdasarkan hasil penelitian Wildani, H. M. dkk, fisioterapi berpengaruh secara

bermakna terhadap kekuatan otot ekstremitas pada penderita stroke non

hemoragik di RS Islam Sultan Agung. Fisioterapi sebanyak 3 kali dalam

seminggu berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kekuatan otot

ekstremitas, dengan rata-rata kekuatan otot ekstremitas atas sebelum di fisioterapi

sebesar 3,19±1,327 dan 4,19±1,214 sesudah di fisioterapi serta kekuatan otot

ekstremitas bawah sebelum di fisioterapi sebesar 3,42±1.308 dan 4,32±1,045

sesudah di fisioterapi (Wildani, 2010). Perlu diupayakan agar pasien tetap aktif

setelah stroke untuk mencegah timbulnya komplikasi tirah baring dan stroke

(Bogousslavsky et al, 2005 dalam Hidayat, 2015). Fisioterapi dapat terlaksanakan

apabila seseorang itu mempunyai motivasi dan dukungan yang kuat terlebih

dahulu (Damayanti, 2007 dalam Hidayat, 2015).

Dukungan keluarga sangat penting bagi pasien karena proses penyembuhan

pasien stroke memerlukan waktu relatif lama, maka perlu pengertian dan

kesabaran yang dalam dari semua pihak, terutama keluarga, pihak keluarga

diharapkan setiap saat mengajak bicara dan berinteraksi dengan pasien stroke

karena secara psikologis, motivasi yang sangat kuat pada penderita untuk

mengekspresikan sesuatu, akan mendorong kemampuannya berbicara dan

bergerak/bertindak (Setiadi, 2009 dalam Nugraha, 2016).

Menurut Levy dalam American Academy of Physical Medicine and

Rehabilitation, anggota keluarga dapat dijadikan bagian penting dalam bagian

yang memiliki peran penting untuk memotivasi psikologis pasien dan

Universitas Sumatera
4

memfasilitasi komunikasi pasien dengan tenaga medis dalam perawatan pasca

stroke. Hal ini dikarenakan keluarga adalah pihak yang paling banyak mengenal

pasien lebih baik dibanding pihak lain (Chaira, 2016).

Pada penelitian Chaira pada tahun 2016 didapatkan pasien dengan dukungan

keluarga yang sangat mendukung memiliki tingkat kepatuhan sebesar 77,3% dan

ketidak patuhan sebesar 22,7%. Hal ini sebaliknya didapatkan pasien dengan

keluarga yang kurang mendukung akan memiliki tingkat kepatuhan sebesar 12,5%

dan tingkat ketidak patuhan yang cenderung tinggi yaitu sebesar 87,5% (Chaira,

2016).

Motivasi juga merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi

tertentu yang dihadapinya, sehingga terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi

yang ditunjukan oleh seseorang dalam menghadapi situasi tertentu dibandingkan

dengan orang lain dalam menghadapi situasi yang sama, motivasi dapat

bersumber dari dalam diri individu atau disebut motivasi intrinsik dan dapat pula

bersumber dari luar individu itu sendiri atau disebut motivasi ekstrinsik (Siagian,

2007 dalam Nugraha, 2016).

Dalam penelitian Chaira pada tahun 2016 responden yang memiliki

dukungan keluarga rendah cenderung memiliki motivasi rendah (32,6%),

sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga tinggi cenderung

memiliki motivasi tinggi (72,0%). Dari hasil uji Rank Spearman diperoleh R

value 0,048 artinya hubungan antara dukungan keluarga secara keseluruhan

dengan motivasi lansia adalah sangat lemah dan searah. P (value) 0,700 > 0,05

maka disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan

Universitas Sumatera
5

keluarga secara keseluruhan dengan motivasi lansia dalam mempertahankan

kualitas hidupnya (Mangasi, 2013). Berdasarkan dukungan keluarga, responden

yang mempunyai dukungan keluarga positif yaitu sebanyak 50 orang responden

(54,9%) dan sebanyak 49 orang responden (53,8%) memiliki motivasi yang tinggi

dalam memeriksakan tekanan darahnya (Wulandhani.dkk, 2014).

Pasien stroke membutuhkan penanganan yang komprehensif, termasuk upaya

pemulihan dan rehabilitasi jangka panjang, bahkan sepanjang sisa hidup pasien.

Program rehabilitasi yang dijalankan harus sesuai dengan kemampuan dan derajat

ketidakmampuan dari masing-masing individu itu sendiri. Keluarga pasien sendiri

sangat berperan besar dalam tahap pemulihan ini, sehingga sejak awal perawatan

diharapkan keluarga ikut terlibat pada penanganan pasien stroke. Pasien stroke

akan memerlukan bantuan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari,

keluarga sebagai orang yang sangat dekat dengan pasien berperan besar dalam

memberikan perawatan lanjutan dan memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Pasien Stroke melakukan

Fisioterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut: “Bagaiamana Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi

Pasien Stroke melakukan Fisioterapi di RSUPH Adam Malik Medan ”.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Universitas Sumatera
6

1.3.1. Bagaimana motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi di RSUP

Haji Adam Malik Medan?

1.3.2. Bagaimana dukungan pasien stroke melakukan fisioterapi di RSUP

Haji Adam Malik Medan?

1.3.3. Apakah ada hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien

stroke melakukan fisioterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan?

1.4. Tujuan penelitian

1.4.1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan melihat bagaimanakah hubungan

keluarga terhadap motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi di

RSUP Haji Adam Malik Medan?

1.4.2. Tujuan khusus

1.4.2.1. Mengetahui dukungan keluarga terhadap pasien stroke

melakukan fisioterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.4.2.2. Mengetahui motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi di

RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.4.2.3. Mengetahui adakah hubungan dukungan keluarga terhadap

motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi di RSUP Haji

Adam Malik Medan.

1.5. Manfaat penelitian

1.5.1. Bagi Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

untuk mengetahui dukungan keluarga terhadap motivasi pasien

Universitas Sumatera
7

penderita stroke melakukan fisioterapi. Praktisi keperawatan dapat

berkolaborasi dengan keluarga untuk meningkatkan motivasi pasien

melakukan fisioterapi.

1.5.2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

dan wawasan tentang pentingnya melibatkan keluarga sebagai support

system yang utama untuk memotivasi pasien stroke.

1.5.3. Bagi Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dan

referensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan

dukungan keluarga terhadap motivasi pasien stroke melakukan

fisioterapi di rumah sakit.

Universitas Sumatera
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dukungan Keluarga

2.1.1. Definisi Keluarga

Keluarga merupakan suatu sistim yang memiliki yang memiliki

anggota yaitu ayah, ibu, dan anak atau semua individu yang tinggal

dalam satu rumah. Anggota keluarga tersebut saling berinteraksi,

interelasi, dan interdepensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga

merupakan sistim yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh supra

sistimnya yaitu lingkungan atau masyarakat, dan keluarga dapat juga

dapat mempengaruhi lingkungan atau masyarakat.

Menurut Fitzpatrick (2004) dalam Tarigan (2016), definisi

tentang keluarga setidaknya dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut

pandang, yaitu:

2.1.1.1. Definisi struktural

Keluarga didefinisikan berdasarkan keberadaan atau

ketidakberadaan anggota keluarga, seperti orang tua, anak,

dan kerabat lainnya. Definisi ini memfokuskan pada isi dari

keluarga sebagai asal usul (families of origin), keluarga

sebagai tempat melahirkan keturunan (families of

procreation), dan keluarga batih (extended family).

Universitas Sumatera
9

2.1.1.2. Definisi fungsional

Keluarga didefinisikan melalui peran dan fungsi-fungsi

psikososial. Fungsi-fungsi tersebut mencakup perawatan,

sosialisasi, dukungan emosi dan materi, maupun pemenuhan

peran-peran tertentu.

2.1.1.3. Definisi intersaksiona l

Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang

memiliki rasa kedekatan satu sama laindengan adanya rasa

identitas sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan

emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan.

Definisi ini memfokuskan keluarga dalam melaksanakan

fungsinya.

2.1.2. Tugas kesehatan keluarga

Menurut Friedman (1998) dalam Sunaryo (2014), mengatakan

bahwa tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:

2.1.2.1. Mengenal masalah kesehatan keluarga: kemampuan keluarga

dalam mengetahui apa penyakitnya, penyebab, tanda gejala,

komplikasi, dan bagaimana cara merawatnya.

2.1.2.2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga:

keluarga dapat mengambil keputusan untuk mengatasi

masalah kesehatan yang dihadapi. Misalnya membawa

anggota keluarga untuk berobat ke fasilitas kesehatan.

Universitas Sumatera
1

2.1.2.3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan:

keluarga diharapkan mampu merawat dengan benar anggota

keluarganya yang sakit agar segera sehat.

2.1.2.4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin

kesehatan keluarga. Misalnya, dengan memelihara

lingkungan tempat tinggalnya agar tidak menimbulkan

penyakit.

2.1.2.5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya

bagi keluarga. Keluarga membawa anggota keluarganya

yang sakit ke fasilitas kesehatan terdekat atau fasilitas

kesehatan yang disukainya.

2.1.3. Dukungan Keluarga

Menurut Friedman & House (1998) dalam Wurtiningsih (2012)

menjelaskan bahwa terdapat 4 jenis dukungan keluarga yaitu:

2.1.3.1. Dukungan Informasional

Keluarga berfungsi sebagai pengumpul informasi dan

penyebar informasi yang disediakan keluarga yang dapat

digunakan oleh individu dalam mengatasi persoalan-

persoalan yang sedang dihadapi. Dukungan ini meliputi

jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk

di dalamnya memberikan solusi dari masalah yang dihadapi,

memberikan nasehat, pengarahan, saran, ide-ide atau

informasi lainnya yang dibutuhkan tentang apa yang

Universitas Sumatera
1

dilakukan oleh anggota keluarga yang sakit di rumah. Jenis

dukungan ini sangat bermanfaat dalam menekan munculnya

suatu stresor karena informasi yang diberikan dapat

menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu.

2.1.3.2. Dukungan penilaian

Dukungan penilaian menekankan pada keluarga sebagai

umpan balik, membimbing, dan menengahi pemecahan

masalah, serta sebagai sumber atau sebagai fasilitator dalam

pemecahan masalah dan vilidator identitas anggota.

Dukungan penilaian dapat dilakukan di antaranya dengan

memberikan support, pengakuan, penghargaan, dan

perhatian berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita.

Dukungan dan perhatian dari keluarga merupakan bentuk

penilaian positif yang diberikan kepada individu.

2.1.3.3. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental yaitu dukungan yang

memfokuskan keluarga sebagai sebuah sumber pertolongan

praktis dan konkrit. Keluarga merupakan sebuah sumber

pertolongan dalam hal pengawasan, kebutuhan individu.

Bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah

seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan

persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara

langsung kesulitan yang dihadapi, diantaranya: kesehatan

Universitas Sumatera
1

anggota keluarga yang menderita penyakit dalam hal

kebutuhan menyediakan makanan dan minuman yang sesuai,

menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita,

menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan lain-lain.

Manfaat dari dukungan ini adalah mengembalikan energi

atau stamina dan semangat yang menurun dan memberikan

rasa perhatian seperti meluangkan waktu untuk membantu

atau melayani dan mendengarkan anggota keluarga

menyampaikan perasaannya sebagai bentuk kepedulian pada

anggota keluarga yang sedang sakit.

2.1.3.4. Dukungan emosional

Dukungan emosional yaitu dukungan yang menempatkan

keluarga sebagai tempat aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

Dukungan emosional yang diberikan berupa kepedulian,

cinta atau kasih sayang, kepercayaan, dan penghargaan

kepada anggota keluarganya. Dengan demikian seseorang

yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak

menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang

memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya,

bersimpati, dan empati terhadap masalah yang dihadapinya,

bahkan mau membantu memecahkan masalah yang

Universitas Sumatera
1

dihadapinya sehingga anggota keluarga yang sakit memiliki

perasaan nyaman, dihargai, diperhatiakan dan dicintai.

2.2. Konsep Stroke

2.2.1. Definisi Stroke

Stroke adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

perubahan neurologis yang disebabkan adanya gangguan suplai darah

ke bagian otak. Stroke menurut World Health Organization (WHO)

adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan

fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung

selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya

penyebab lain selain vaskuler (Rumantir, 2007 dalam Hidayat, 2015).

2.2.2. Penyebab Stroke

Adapun yang menjadi penyebab stroke yaitu:

2.2.2.1. Serangan iskemik transien (transient ischemic attack) adalah

serangan mendadak yang berlangsung secara singkat.

2.2.2.2. Trombosis serebral : CVA yang disebabkan oleh bekuan

darah atau potongan plak menyumbat arteri yang menyuplai

pusat otak vital, biasanya akibat arteiosklerosis.

2.2.2.3. Emboli serebral : bekuan darah terlepas dari trombus di area

tubuh yang lain dan dibawa ke otak lalu bekuan tersebut

menyumbat pembuluh darah di otak dan menghentikan

suplai darah ke otak. Trombosis serebral dan emboli serebral

Universitas Sumatera
1

dapat menurunkan aliran darah yang ke otak dan disebut

sebagai CVA iskemik.

2.2.2.4. Hemoragi atau aneurisme serebral (CVA hemoragi) : arteri

di otak pecah akibat arteriosclerosis, yang terus akan

memperlemah dinding aneurisme, hipertensi, atau

meningatkan tekanan darah secara akut dan berat. Akibatnya

pembuluh darah ruptur dan hemoragi pembuluh darah.

2.2.3. Jenis Stroke

Stroke diklasifikasikan menjadi dua:

2.2.3.1. Stroke Non Hemoragik suatu gangguan peredaran darah otak

tanpa terjadi suatu perdarahan yang ditandai dengan

kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak atau

hemiparese, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan kabur

dan dysfhagia (kesulitan menelan). Stroke non haemoragik

dibagi lagi menjadi dua yaitu stroke embolik dan stroke

trombotik (Wanhari, 2008 dalam hidayat, 2015).

2.2.3.2. Stroke Hemoragik suatu gangguan peredaran darah otak

yang ditandai dengan adanya perdarahan intra serebral atau

perdarahan subarakhnoid. Tanda yang terjadi adalah

penurunan kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat, gejala

fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk

(Wanhari, 2008 dalam Hidayat, 2015).

Universitas Sumatera
1

2.2.4. Dampak Stroke

2.2.4.1. Hemiplegia: merupakan paralisis pada salah satu sisi tubuh.

Hemiplegia berkembang melalui 3 tahap yaitu tahap flaccid

(sisi yang terkena merasa baal dan lemah), tahap spastik

(otot kontraksi dan menegang,dan gerakan sulit dilakukan),

tahap pemulihan (ketika metode terapi dan rehabilitasi

paling sukses dilkaukan).

2.2.4.2. Afasia dan Disfasia: afasia adalah kondisi seseorang yang

tidak dapat berbicara. Disfasia adalah ketidakmampuan

untuk mengatakan apa yang ingin dikatakan oleh orang

tersebut. Disfagia (kesulitan menelan) juga dapat terjadi.

2.2.4.3. Hemianopsia (Hemianopia): kebutaan sebesar setengah

lapang pandang di satu atau kedua mata.

2.2.4.4. Nyeri: setelah cedera serebrovaskular, klien menderita nyeri

yang sangat ringan

2.2.4.5. Gangguan Autonomik: seperti gangguan pernapasan atau

“merinding” dibagian paralisis, dilatasi pupil, tekanan darah

tinggi atau rendah, sakit kepala.

2.2.4.6. Perubahan Kepribadian: perubahan kepribadian mungkin

fungsional atau organik. Jenis fungsional terjadi akibat

frustasi karena tidak mampu berbicara atau berjalan atau

akibat sikap oranglain.Individu merasa tidak berguna dan

tidak berdaya. Perubahan organik dapat terjadi akibat

Universitas Sumatera
1

tersumbatnya suplai darah ke bagian otak. Dalam kasus ini,

individu mungkin terlalu mudah menangis attau merasa

gembira.Kondisi ini tidak dapat dikendalikan.

2.2.5. Penatalaksanaan Stroke

2.2.5.1. Manajemen Medis

1. Identifikasi awal stroke

Faktor penting dalam intervensi dan pengobatan

awal pada stroke adalah identifikasi manifestasi srroke

yang benar dan menentukan manifestasi awal serangan.

Alat pengkajian standar Acute Stroke Quick Screen dan

National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS)

dapat digunakan untuk mengidentifikasi dengan cepat,

sehingga klien bias mendapatkan manfaat dari terapi

trombolisis. Pengkajian awal klien dengan dugaan

stroke meliputi tingkat kesadaran, respon pupil terhadap

cahaya, lapangan pandang, pergerakan ektremitas, cara

bicara, sensasi, refleks, ataksia, dan tanda-tanda vital,

Glasgow coma scale (GCS), riwayat kesehatan

terdahulu, monitoring tekanan intra kranial jika tersedia.

2. Mempertahankan oksigenasi serebral

Klien yang tidak sadar harus dibaringkan kebagian

yang terkena stroke untuk meningkatkan penyaluran

saliva dari jalan napas. Kerah baju harus dilonggarkan

Universitas Sumatera
1

untuk memfasilitasi aliran balik vena. Kepala harus

dielevasi, tapi leher tidak boleh tertekuk. Klien harus

tetap dalam kondisi tenang dan bantuan personil gawat

darurat harus segera dihubungi.

Pada saat klien berada di unit gawat darurat

(UGD), jalan napas yang paten tetap dipertahankan dan

oksigen diberikan. Jika klien memperlihatkan usaha

ventilasi yang buruk, intubasi dan ventilasi mekanis

mugkin dibutuhkan untuk mencegah hipoksia dan

peningkatan iskemia cerebral. EKG dilakukan untuk

mengkaji adanya gangguan jantung, seperti fibrilasi

atrium, yang bias meningkatkan risiko terjadinya stroke

embolik. Tekanan darah juga haruus diperiksa dan

hipertensi bias diturunkan dengan vasodilator. Berhati-

hati lah saat menangani tekanan darah, karena

menurunkan tekanan darah terlalu rendah bias

menurunkan tekanan perfusi serebral.

3. Memperbaiki aliran darah serebral

Klien dievaluasi untuk terapi trombolisis pada saat

tidak terjadi lagi perdarahan interserebral. Tujuan dari

terapi trombolisis adalah membuat kembali saluran pada

pembuluh darah yang tersumbat serta mengembalikan

perfusi jaringan ke otak yang iskemik.

Universitas Sumatera
1

Pengobatan harus segera dilakukan dengan segera

setelah klien ditentukan untuk rt-PA. Dosis untuk rt-PA

pada stroke iskemik akut adalah 0,9 mg/kg diberikan

secara intravena selama satu jam.

2.2.5.2. Rehabilitasi setelah stroke secara interdisiplin

1. Dokumentasikan kondisi klien dan kaji secara

menyeluruh, termasuk adanya gangguan, status penyakit

lainnya, komplikasi, dan perubahan status fungsional

sebelum stroke.

2. Mulai aktivitas fisik segera setelah kodisi medis klien

stabil. Hati-hati pada saat mobilisasi dini pada klien

dengan penurunan neurologis yang progresif,

perdarahan subharakhnoid dan intraserebral, hipotensi

ortostatik yang parah, infark miokardial akut, atau deep

vein thrombosis (DVT) akut.

3. Berikan bantuan dalam mengendalikan fungsi umum

seluruh tahapan pengobatan, seperti mengelola dispagia,

nutrisi, hidrasi, fungsi perkemihan dan pencernaan, tidur

dan istrahat.

4. Cegah komplikasi, termasuk DVT dan emboli paru,

aspirasi, kerusakan kulit, infeksi saluran kencing, jatuh,

kelemahan otot dan kontraktur, cedera bahu, dan kejang.

Universitas Sumatera
1

5. Cegah stroke berulang dengan mengontrol factor-faktor

risiko yang bisa dimodifikasi, antikoagulan oral, anti

platelet, atau tindakan pembedahan.

6. Lakukan pengkajian sepanjang masa akut dan

rehabilitasi. Gunakan alat ukur yang dapat diandalkan.

2.2.6. Fisioterapi pada Pasien Stroke

Fisioterapi membantu klien membangun kekuatan dan

mempertahankan rentang gerak ( range of motion ) atau

ROM dan tonus otot dibagian otot yang tidak terkena stroke.

Klien juga melatih keseimbangan dan keterampilan untuk

kemampuan merasakan posisi, lokasi, dan orientasi, serta

gerakan dari bagian-bagian tubuh. Hal ini bisa

memungkinkan klien, dengan adanya peningkatan yang

berlanjut, untuk duduk pada ujung tempat tidur dan pada

akhirnya berjalan.

Latihan dan keterampilan mobilitas di tempat tidur

diajarkan ditempat tidur klien, seperti juga mobilitas dengan

kursi roda dan berpindah. Klien yang mungkin terbantu

dengan menggunakan kali palsu akan diidentifikasi dan

diajarkan bagaimna memasang dan melepaskannya, klien

dengan hemiplegia biasanya bisa berjalan dengan

menggunakan alat bantu berjalan setelah berlatih

memakainya.

Universitas Sumatera
2

2.3. Konsep Motivasi

2.3.1. Definisi Motivasi

Menurut Putri. A. A. (2014) Motivasi adalah sesuatu yang

mendorong, atau pendorong seseorang bertingkah laku untuk

mencapai tujuan tertentu. Tingkah laku dilatarbelakangi oleh adanya

kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian tujuan tertentu. Menurut

Hamzah (2008) motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam

diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Menurut Nursalam (2008) dalam Pratiwi (2016), motivasi adalah

karakteristik psikologis manusia yang member kontribusi pada tingkat

komitmen seseorang. Terdapat tiga hal penting dalam pengertian

motivasi, yaitu hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan.

Kebutuhan muncul karena adanya sesuatu yang kurang dirasakan oleh

seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan

arahan untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan tujuan yaitu akhir dari

siklus motivasi.

Menurut Sobur. A (2013) dalam Pratiwi (2016), motivasi

merupakan istilah umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan,

termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri

individu, tingklah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir

dari gerakan atau perbuatan. Motivasi dapat juga dikatakan

membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau

Universitas Sumatera
2

menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu untuk

mencapai suatu kepuasan atau tujuan.

2.3.2. Pembagian Motivasi

Motivasi menurut Woodworth dan Marquis dalam Sari (2015):

2.3.2.1. Motivasi Internal

Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang

akan menimbulkan motivasi internal. Kekuatan ini akan

mempengaruhi pikiran, yang selanjutnya akan mengarahkan

perilaku orang tersebut. Motivasi Internal merupakan

motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang sehingga

mempengaruhi pikiran dan perilaku untuk mencapai tujuan

Motivasi Internal dikelompokkan menjadi dua kelompok,

yaitu:

1. Motivasi Fisiologi merupakan motivasi alamiah

(biologis), seperti lapar, haus dan seks.

2. Motivasi Psikologis: dikelompokkan dalam tiga

kategori dasar, yaitu: (a) Motivasi kasih sayang

(afferetional motivation) yaitu motivasi untuk

menciptakan dan memelihara kehangatan,

keharmonisan, dan kepuasan batiniah (emosional)

dalam berhubungan dengan orang lain. (b) Motivasi

mempertahankan diri (ego-defensive motivation) yaitu

motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari

Universitas Sumatera
2

untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka,

mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggaan

diri. (c) Motivasi memperkuat diri (ego-bolstering

motivation) yaitu motivasi untuk mengembangkan

kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi dan

mendapatkan pengakuan orang lain, memuaskan diri

dengan penguasannya terhadap orang lain.

Motivasi Internal merupakan motivasi yang timbul dari

dalam diri seseorang sehingga mempengaruhi pikiran dan

perilaku untuk mencapai tujuan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi internal yaitu:

a. Kebutuhan (need)

Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena

adanya factor-faktor kebutuhan baik biologis maupun

psikologis, misalnya motivasi ibu untuk membawa

balita ke posyandu untuk imunisasi karena balita akan

mendapatkan kekebalan tubuh.

b. Harapan (expectancy)

Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan

adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri

seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan

menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan,

misalnya ibu membawa balita ke posyandu untuk

Universitas Sumatera
2

imunisasi dengan harapan agar balita tumbuh dengan

sehat dan tidak mudah tertular oleh penyakit-penyakit

infeksi.

c. Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh,

misalnya ibu membawa balita ke posyandu tanpa

adanya pengaruh dari orang lain tetapi karena adanya

minat ingin bertemu dengan teman-teman maupun ingin

bertemu dengan tenaga kesehatan (dokter, bidan,

perawat).

2.3.2.2. Motivasi eksternal

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi eksternal yaitu:

1. Dorongan

Ibu membawa balita ke posyandu bukan kehendak

sendiri tetapi dorongan dari keluarga seperti suami,

orang tua, teman. Dukungan dan dorongan dari anggota

keluarga semakin menguatkan motivasi ibu untuk

memberikan sesuatu yang terbaik bagi balitanya.

Dorongan positif yang diperoleh ibu, akan

menimbulkan kebiasaan yang baik pula, karena dalam

setiap bulannya kegiatan posyandu dilaksanakan ibu

akan dengan senang hati membawa balitanya tersebut.

Universitas Sumatera
2

2. Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang

tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang

sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu.

Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran

yang besar dalam memotivasi seseorang dalam merubah

tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang

hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa

kesetiakawanan yang tinggi. Misalnya dalam konteks

pemanfaatan posyandu, maka orang-orang di

lingkungan ibu akan mengajak, mengingatkan, ataupun

memberikan informasi pada ibu tentang pelaksanaan

kegiatan posyandu.

3. Imbalan

Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu

imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan

sesuatu, misalnya ibu membawa balita ke posyandu

karena akan mendapatkan imbalan seperti mendapatkan

makanan tambahan berupa bubur, susu ataupun vitamin

A. Imbalan yang positif ini akan semakin memotivasi

ibu untuk datang ke posyandu dengan harapan bahwa

anaknya akan menjadi lebih sehat.

Universitas Sumatera
2

2.3.3. Teori Motivasi

Menurut Notoatmodjo (2010) dalam Sari (2015), banyak para

ahli dari berbagai disiplin ilmu merumuskan konsep atau teori tentang

motivasi, beberapa diantaranya yaitu:

2.3.3.1. Teori McClelland

Bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi, yakni: 1)

Motivasi primer atau motif yang tidak dapat dipelajari,

motivasi primer timbul pada setiap manusia secara biologis,

motif ini mendorong seseorang untuk terpenuhinya

kebutuhan biologisnya. 2) Motivasi sekunder adalah motif

yang ditimbulkan karena dorongan dari luar akibat interaksi

dengan orang lain atau interaksi sosial yang kemudian

dibedakan menjadi tiga motif, yakni : (1) Motif untuk

berprestasi (need for achievement) adalah dorongan untuk

sukses dalam situasi kompetisi yang didasarkan pada ukuran

“keunggulan” dibanding dengan standar ataupun

kemampuan orang lain. (2) Motif untuk berafiliasi (need for

affiliation) adalah dorongan untuk berinteraksi dengan

manusia lain menjadi bermakna atau terpenuhi. (3) Motif

untuk berkuasa (need for power) adalah kecenderungan

untuk mempengaruhi dan menguasai orang lain, baik dalam

kelompok sosial kecil maupun besar.

Universitas Sumatera
2

2.3.3.2. Teori McGregor

Disimpulkan bahwa teori motivasi dalam teori X & Y

berdasarkan pandangan konvensional atau klasik (teori X)

dan pandangan baru atau modern (teori Y). Untuk

menumbuhkan keyakinan para pemimpin suatu kelompok

bahwa mereka dapat mengarahkan dan memotivasi

anggotanya.

2.3.3.3. Teori Herzberg

Ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam

kegiatan, tugas dan pekerjaannya, yaitu: 1) Faktor-faktor

penyebab kepuasan (satisfier) atau faktor motivasional yang

menyangkut kebutuhan psikologis seseorang, yang meliputi

serangkaian kondisi instrinsik. 2) Faktor-faktor penyebab

ketidakpuasan (dissatisfaction).

2.3.3.4. Teori Maslow

Mendasarkan pada kebutuhan manusia yang dibedakan

antara kebutuhan psikologis, atau disebut kebutuhan materil

(biologis) dan kebutuhan non materi (psikologis).

2.3.4. Tujuan Motivasi

Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau

menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk

melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai

tujuan. Setiap tindakan memotivasi seseorang mempunyai tujuan yang

Universitas Sumatera
2

akan dicapai. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan tercapai,

maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu

dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila

tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu,

setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus

mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan,

kebutuhan, serta kepribadian orang yang akan dimotivasi.

2.3.5. Unsur – Unsur Motivasi

Menurut Sobur. A (2013) dalam Pratiwi (2016), bahwa adapun

motivasi yang terbagi dari beberapa aspek seperti kebutuhan,

dorongan, dan tujuan:

2.3.5.1. Dorongan

Dorongan terjadi dengan sendirinya atau spontan dan

tidak ditimbulkan manuasia dengan sengaja.

2.3.5.2. Kebutuhan

Motif pada dasarnya bukan hanya merupakan suatu

dorongan fisik, tetapi juga orientasi kognitif yang diarahkan

pada suatu kebutuhan. Kebutuhan fisiologis dan psikologis

seperti keamanan pribadi, merasa diri bagian dari

masyarakat, dan harga diri. Konsep lain yang lebih abstrak

mengenai kebutuhan seperti akutualisasi diri, kebutuhan

kognitif (rasa ingin tahu), kebutuhan ekspresi.

2.3.5.3. Tujuan

Universitas Sumatera
2

Unsur ketiga dari komponen motivasi ialah tujuan yang

berfungsi untuk memotivasikan tingkah laku. Tujuan juga

menentukan bagaimana aktifnya setiap individu dalam

tingkah lakunya. Selain ditentukan oleh motif dasar, tingkah

laku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan. Jika tujuannya

menarik, individu akan lebih aktif bertingkah laku.

2.3.6. Fungsi Motivasi

Menurut Mala. A (2011) dalam Pratiwi (2016), motivasi memiliki

2 komponen, yaitu:

2.3.6.1. Menggerakkan, yakni menimbulkan kekuatan pada

seseorang, serta mendorong untuk bertindak dengan cara

tertentu.

2.3.6.2. Mengarahklan, mengarahkan tingkah laku untuk mencapai

suatu tujuan. Apabila sasaran atau tujuan tersebut merupakan

sesuatu yang diinginkan individu, maka motivasi berperan

mendekatkan, dan apabila tujuan tersebut tidak diinginkan

oleh individu, maka motivasi berperan menjauhkan sasaran

atau tujuan.

2.3.6.3. Menopang, menjaga dan menopang tingkah laku dimana

lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas serta

dorongan-dorongan dan kekuatan individu

Universitas Sumatera
BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

(Notoatmodjo, 2014). Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengidentifikasi

hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien stroke melakukan

fisioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan. Berdasarkan tujuan penelitian dapat

digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Dukungan
keluarga: Tinggi
1. Dukungan
informasion
al Motivasi
2. Dukung
an
Penilaia Rendah
n
3. Dukungan
Instrument

Skema 3.1 Kerangka penelitian hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi


pasien stroke melakukan fisioterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan.

29

Universitas Sumatera
3

3.2. Definisi Operasional

Table 3.1 Definisi operasional penelitian hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi di

RSUP H. Adam Malik Medan.

No. Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala


ukur
1. Independen Dukungan keluarga adalah segala bentuk sikap dan Kuesioner 1 = Dukungan baik Ordinal
Dukungan perilaku positif yang diterima pasien stroke dari keluarga Ada 28 (17-24)
Keluarga sebagai motivasi melakukan fisioterapi. pernyataan
Dukungan berupa: dengan 2 = Dukungan sedang
1. Dukungan informasional alternatif (9-16)
adalah bantuan yang diberikan oleh keluarga meliputi pilihan
komunikasi tentang pemberian informasi, usulan, jawaban: 3 = Dukungan kurang
petunjuk, nasehat, ide, dan saran mengenai fisioterapi. 1. ya (0-8)
2. Dukungan penilaian 2. tidak
adalah bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam
memberikan dorongan (support), penghargaan, ataupun
balasan atas apa yang dilakukan pasien stroke atas
kemauan pasien melakukan fisioterapi.
3. Dukungan instrumental
adalah bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam
memberikan atau menyediakan bantuan nyata akan

Universitas Sumatera
3

kebutuhan individu yaitu bantuan dalam materi, tenaga,


dan sarana untuk melakukan fisioterapi.
4. Dukungan emosional
adalah bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam
memberikan perhatian, simpati, empati, cinta, dan
kepercayaaan dimana pasien stroke merasa nyaman
melakukan fisioterapi.
2. Dependen 1. Motivasi intrinsik Kuesioner Tinggi : Nominal
Motivasi Dorongan yang berasal dari dalam diri pasien stroke sebanyak 10 12- 22
untuk melakukan pertanyaan
fisioterapi. Pilihan Rendah :
jawaban : 0 – 11
1. ya
2. tidak

Kuesioner
2. Motivasi ekstrinsik sebanyak 10
Dorongan yang berasal dari luar diri pasien stroke untuk pertanyaan
melakukan fisioterapi. dengan
alternatif
pilihan
jawaban :
1. ya
2. tidak

Universitas Sumatera
32

2.3. Hipotesa Penelitian

Hipot esa dalam penelitian ini yaitu:

Dukungan keluarga Motivasi pasien stroke

Hipotesa alternatif (Ha): yaitu ada hubungan dukungan keluarga terhadap

motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi di RSUP H. Adam Malik

Medan.

Hipotesa nol (Ho): tidak ada hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi

pasien stroke melakukan fisioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan.

Universitas Sumatera
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskripsi korelasi. Penelitian ini bertujuan

untuk menggambarkan ada atau tidak hubungan dukungan keluarga terhadap

motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi di RSUP H Adam Malik Medan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rindu A/Neurologi/Stroke Corner dan Unit

Rehabilitasi Medik di RSUP H. Adam Malik Medan. Adapun alasan peneliti

memilih rumah sakit ini karena merupakan rumah sakit rujukan di Sumatera Utara

dan merupakan rumah sakit pemerintah serta sampel mencukupi untuk dijadikan

responden.

Penelitian ini dimulai pada bulan September 2017 - Juli 2018. Waktu

pengumpulan data selama 1 bulan di mulai pada bulan 23 Maret – 23 April 2018.

Diawali penyusunan proposal, pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan

hasil serta penulisan laporan penelitian.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoadmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian adalah pasien

Stroke yang melakukan fisioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan

yang berjumlah 50 orang.

33

Universitas Sumatera
3

4.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian unsur populasi untuk dijadikan objek

penelitian (Arikunto, 2010). Peneliti menggunakan tehnik

pengambilan sampel yaitu total sampling.

4.4. Pertimbangan Etik

Menurut Nursalam (2003), ada beberapa pertimbangan etik yang harus

diperhatikan pada penelitian ini, yaitu:

4.4.1. Self Determination

Responden diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia

atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela.

4.4.2. Ananomity

Selama kegiatan penelitian,nama dari responden tidak digunakan.

Oleh karena itu, peneliti menggunakan nama inisial responden.

4.4.3. Informed Consent

Seluruh responden bersedia menandatangi lembar persetujuan

setelah peneliti menjelaskan tujuan, manfaat, dan harapan peneliti

terhadap responden, setelah responden memahami semua penjelasan

peneliti.

4.4.4. Confidentiality

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi responden dan

kelompok data tententu yang dilaporkan sebaigai hasil penelitian.

Universitas Sumatera
3

4.4.5. Protetion From Discomfort

Penelitian ini akan dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi

atau persetujuan dari program studi Ilmu Keperawatan yang

selanjutnya mengirimkan surat permohonan untuk mendapatkan izin.

Setelah mendapatkan izin, peneliti akan dapat memulai pengumpulan

data dengan memberikan lembar persetujuan (Informed Concent)

kepada pasien yang menjadi responden. Sebelum pasien

menandatangani lembar persetujuan, peneliti terlebih dahulu

menjelaskan maksud, tujuan, dan prosedur penelitian. Jika responden

menolak, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati

hak-hak nya tanpa ada tekanan fisik ataupun psikologis.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak

mencatumkan nama lengkap tetapi hanya untuk mencatumkan inisial

nama responden atau memberi kode pada masing-masing lembar

pengumpulan data. Kerahasiaan dan keamanan informasi responden

dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang

dilaporkan sebagai hasil penelitian. Selama proses pengambilan data,

peneliti tidak akan menimbulkan sakit secara fisik dan tekanan

psikologis pada responden yang akan diteliti dan tidak akan ada efek

yang merugikan.

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dan Direktur RSUP H Adam Malik medan. Dalam

penelitian ini ada beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan, yaitu:

Universitas Sumatera
3

memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur

pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden

dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon

responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan

mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses

pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden

dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian,

tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian.

4.5. Instrumen Penelitian

Pada peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner,

yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui

(Arikunto, 2010).

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data demografi dan

kuisioner dukungan keluarga serta kuisioner motivasi pasien stroke. Data

demografi terdiri dari umur, jenis kelamin, Pendidikan terakhir, riwayat pekerjaan

sebelumnya. Kuesioner dukungan keluarga terdiri dari 24 buah pertanyaan

meliputi 4 komponen dukungan yaitu: 6 pernyataan dukungan informasional, 6

pernyataan dukungan penilaian, 6 pernyataan dukungan instrumental, dan 6

pernyataan dukungan emosional. Keseluruhan pernyataan merupakan pernyataan

positif, tertutup menggunakan skala Guttman. Dikategorikan menjadi 3 yaitu:

dukungan baik (nilai 17-24), dukungan sedang (nilai 9-16), dukungan kurang

Universitas Sumatera
3

(nilai 0-8). Kuesioner motivasi terdiri dari 20 buah pernyataan meliputi 2

komponen motivasi yaitu : 10 pernyataan motivasi intrinsik dan 10 buah

pernyataan motivasi ekstrinsik. Kuisioner motivasi dikategorikan menjadi 2 yaitu:

motivasi tinggi (nilai 11-20) dan motivasi rendah (0-10).

4.6. Validitas dan Reabilitas Instrumen

4.6.1. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu instrumen

benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan

diukur dan instrumen dianggap valid (Setiadi, 2007). Adapun nilai

standar Koefisien Validitas Isi Aiken’s V. Dalam penelitian ini

dilakukan pengujian validitas isi (content validity) yang terdiri dari 24

dukungan keluarga dan 20 pertanyaan motivasi dan dikonsulkan

kepada Dr. Siti Zahara Nasution S.Kp.,MNS. Nilai Validitas

dukungan keluarga sebesar 1 dan nilai motivasi sebesar 1.

4.6.2. Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya dan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih dengan

menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010). Dalam

penelitian ini akan dilakukan uji reliabilitas pada 10 orang responden

yang berbeda dari responden penelitian dengan karateristik dan lokasi

yang sama. Hasil uji reliabilitas dukungan keluarga memiliki nilai

Universitas Sumatera
3

0.7918 dan nilai reliabilitas motivasi 0.7464. Uji Reliabilitas

menggunakan Rumus Rulon dengan standard reliabel >0.632.

4.7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin penelitian

dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan telah mendapat izin

dari Direktur RSUPH. Adam Malik Medan. Setelah mendapat persetujuan,

peneliti melaksanakan pengumpulan data di RSUPH. Adam Malik Medan, di

mana terdapat responden yang sesuai dengan kriteria penelitian. Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner. Pada saat

pengumpulan data peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat, dan prosedur

pelaksanaan penelitian kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi

diminta untuk menandatangani surat persetujuan sebagai responden/informed

consent. Responden diminta mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.

Selama pengisian kuesioner responden diberi kesempatan untuk bertanya pada

peneliti bila ada pertanyaan yang tidak dipahami. Selanjutnya data yang diperoleh

dikumpulkan untuk dianalisa.

4.8. Pengolahan dan Analisa Data

4.8.1. Pengolahan Data

Semua data yang telah terkumpul dilakukan analisa data dengan

memeriksa semua kuesioner apabila data belum lengkap ataupun ada

kesalahan data dilengkapi dengan mewawancarai ulang responden

(editing). Kemudian data diberi kode secara manual sebelum diolah

dengan komputer (coding) untuk memudahkan peneliti dalam

Universitas Sumatera
3

melakukan analisa data. Data yang dibersihkan kemudian di

masukkan ke dalam program computer dengan cara mengentri data

dari kuesioner (processing). Setelah data di masukkan ke dalam

komputer lakukan pemeriksaan terhadap semua data guna

menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data (cleaning).

Kemudian pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah

dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk dianalisis dan di sajikan

dalam bentuk table maupun dalam grafik (Arikunto, 2010).

4.8.2. Analisa Data

Jenis analisis data yang akan dilakukan sangat bergantung dari

bentuk distribusi datanya. Perlu dilakukan uji normalitas data dan

homogenitas data sehingga dapat ditentukan uji statistic menggunakan

parametrik atau nonparametrik. Metode statistik untuk analisis data

yang digunakan dalam penelitian adalah:

4.8.2.1. Statistik Univariat

Statistik univariat dilakukan untuk mengetahui proporsi

masing kategori dari variabel dependen dan masing- masing

variabel independen. (Buchari, 2015). Pada penelitian ini,

analisa data dengan metode statistik univariat digunakan

untuk menganalisa variabel independen yaitu dukungan

keluarga pada pasien stroke dan variabel dependen yaitu

motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi.

Universitas Sumatera
4

4.8.2.2. Bivariat Statistik

Bivariat statistik dilakukan untuk Bivariat Statistik untuk

mengetahui signifikansi hubungan antara satu variabel

independen dengan satu variabel dependen dengan

menggunakan uji korelasi Spearman rho (Arikunto, 2010).

Dengan taraf signifikan yang digunakan yaitu 95% (α =

0.05). Pedoman dalam menerima hipotesi: Jika nilai p > 0.05

maka dapat disimpulkan Ho diterima, dan jika nilai p < 0.05

maka dapat disimpulkan Ha diterima.

Universitas Sumatera
BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan

dukungan keluarga terhadap motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi di

RSUP H Adam Malik Medan. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari 23

maret sampai dengan 23 April 2018 dengan jumlah responden sebanyak 50

responden.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Analisa Univariat

5.1.1.1. Deskripsi Karakteristik Demografi Responden

Karakteristik data demografi responden yang diperoleh

dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: dari responden

sebanyak 50 orang diketahui bahwa mayoritas usia 56-65

tahun sebanyak 14 orang (28%), usia 46-55 tahun sebanyak

11 orang (22%), usia 36-45 tahun sebanyak 9 orang (18%),

usia >65 tahun sebanyak 7 orang (14%), usia 17-25 tahun

sebanyak 6 orang (12%), dan usia 26-35 tahun sebanyak 3

orang (6%). Mayoritas berjenis kelamin laki- laki sebanyak

35 orang (70%) dan perempuan sebanyak 15 orang (30%).

Mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 20 orang (40%),

perguruan tinggi sebanyak 14 orang (28%), pendidikan SD

sebanyak 11 orang (22%), Pendidikan SMP sebanyak 5

orang (10%). Mayoritas responden memiliki pekerjaan

41

Universitas Sumatera
4

lainnya yang tidak bekerja seperti Ibu rumah tangga,

Mahasiswa dan Pensiunan sebanyak 15 orang (40%), Petani

sebanyak 13 orang (26%), Pegawai swasta sebanyak 9 orang

(18%), PNS sebanyak 5 orang (10%), lainnya yang bekerja

sebagai (petugas kebersihan, tukang becak, pedagang)

sebanyak 5 orang (10%), Wiraswasta sebanyak 3 orang

(6%). Kategori usia dibagi menurut Depkes RI 2009. Untuk

lebih jelasnya, gambaran karakteristik demografi responden

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.1.1.1. Distribus i Frekuensi Karakteristik Responden Pasien stroke di


RSUP. Haji Adam Malik Medan
Karakteristik Frekuensi Persentase
1. Usia
17-25 tahun 6 12
26-35 tahun 3 6
36-45 tahun 9 18
46-55 tahun 11 22
56-65 tahun 14 28
>65 tahun 7 14
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 35 70
Perempuan 15 30
3. Pendidikan
SD 11 22
SMP 5 10
SMA 20 40
Perguruan Tinggi 14 28
Tidak Sekolah 0 0
4. Pekerjaan
PNS 5 10
Pegawai 9 18
Swasta Petani 13 26
Wiraswasta 3 6
Lainnya
Bekerja 5 10
Tidak Bekerja 15 30

Universitas Sumatera
4

5.1.1.2. Dukungan Keluarga pada Pasien Stroke Melakukan

Fisioterapi di RSUP. H. Adam Malik Medan

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang

memiliki dukungan yang baik yaitu sebanyak 40 orang

(80%), yang memiliki dukungan yang cukup sebanyak 9

orang (18 %), dan yang memiliki dukungan yang kurang

sebanyak 1 orang (2 %).

Tabel 5.1.1.2.1. Dukungan Keluarga pada Pasien Stroke di RSUP. H. Adam Malik
Medan
Dukungan Frekuensi Persentase
Baik 40 80
Cukup 9 18
Kurang 1 2

Tabel 5.1.1.2.2 Distribusi sub variabel dukungan keluarga Pasien Stroke di RSUP.
H. Adam Malik Medan
Dukungan Frekuensi Persentase
Dukungan Penilaian
Baik 48 96
Kurang 2 4
Dukungan Instrumental
Baik 44 88
Kurang 6 12
Dukungan Informasi
Baik 37 74
Kurang 13 26
Dukungan Emosional
Baik 47 94
Kurang 3 6

Universitas Sumatera
4

5.1.1.3. Motivasi Pasien Stroke melakukan Fisioterapi di RSUP. H.

Adam Malik Medan

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh

responden memiliki motivasi yang tinggi yaitu sebanyak 50

orang (100%).

Tabel 5.1.1.3. Motivasi Pasien Stroke melakukan Fisioterapi di RSUP. H. Adam


Malik Medan
Motivasi Frekuensi Persentase
Tinggi 50 100
Rendah 0 0

5.1.2. Analisa Bivariat

5.1.2.1. Hubungan dukungan keluarga dengan terhadap motivasi

pasien stroke melakukan fisioterapi di RSUP. H. Adam

Malik.

Hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien

stroke di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

pada penelitian ini menggunakan uji spearman bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel

berskala ordinal.

Dari hasil penelitian didapat nilai R sebesar 0.346 yang

menunjukkan arah korelasi positif dan kekuatan hubungan

rendah antara dukungan keluarga terhadap motivasi pasien

stroke melakukan fisioterapi. Selanjutnya, hasil uji statistik

diperoleh nila p= 0.007 maka dapat disimpulkan adanya

Universitas Sumatera
4

hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi.

Tabel 5.1.2.1. hubungan dukungan keluarga dengan terhadap motivasi pasien


stroke melakukan fisioterapi di RSUP. H. Adam Malik Medan.
N p (value) R
Dukungan Keluarga
50 0.007 0.346
Motivasi

Dari hasil penelitian yang memiliki dukungan yang baik yaitu

sebanyak 40 orang (80%), yang memiliki dukungan yang cukup sebanyak 9

orang (18 %), dan yang memiliki dukungan yang kurang sebanyak 1 orang (2

%) dimana seluruh responden memiliki motivasi yang tinggi yaitu sebanyak

50 orang (100%).

5.2. Pembahasan

5.2.1. Karakteristik Demografi

Dari Tabel Tabel 5.1.1.1. dapat dilihat bahwa responden jenis

kelamin laki-laki merupakan responden terbanyak yaitu sebanyak 35

orang (70%). Sejalan dengan hasil penelitian Mardhiah (2015)

penyakit stroke terjadi pada 4 orang berjenis kelamin laki-laki dan 1

orang perempuan. Dalam penelitiannya tersebut dikatakan bahwa

semua responden mempunyai riwayat hipertensi baik laki-laki

maupun perempuan, dimana hipertensi merupakan salah satu faktor

resiko. Dalam penelitian Wayunah (2016) didapati riwayat hipertensi

terbukti berhubungan secara bermakna dengan kejadian stroke. Dalam

penelitian Wayunah (2016) Jenis kelamin terbukti tidak berhubungan

Universitas Sumatera
4

secara bermakna dengan kejadian stroke (p = 0,631). Artinya stroke

dapat terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan. Sejalan dengan

penelitian Wayunah (2016) bahwa jenis kelamin terbukti tidak

berhubungan secara bermakna dengan kejadian stroke CVD-SH

maupun CVD-SNH (p = 0,631, dan OR= 0,738, CI 95 % = 0,315-

1,732).

Mayoritas responden berusia 56-65 tahun sebanyak 14 orang

(28%). Hal ini sejalan dengan penelitian Ghani (2016) menyatakan

risiko stroke semakin meningkat dengan bertambahnya usia. Umu≥r

55 tahun berisiko 10,23 kali dibanding usia 15-44 tahun. Namun

dalam penelitian. Wayunah (2016) menyimpulkan umur terbukti tidak

berhubungan secara bermakna dengan kejadian stroke CVD-SH

maupun CVD-SNH (p = 0,059, dan OR = 2,563, CI 95 % = 1,054

– 6,233) karena diketahui responden yang berumur dewasa (< 55

tahun) berisiko 2,56 kali terjadi stroke CVD-SH daripada stroke CVD-

SNH dibandingkan responden yang berumur lansia (≥ 55 tahun) .

Mayoritas responden SMA sebanyak 20 orang (40%). Berbeda

dengan hasil penelitian Ghani (2016) menemukan bahwa prevalensi

stroke lebih tinggi pada kelompok tidak sekolah dan tidak tamat SD,

kemungkinan hal ini erat hubungannya dengan pengetahuan yang

kurang akibat pendidikan rendah, sehingga kurang mengetahui akibat

gaya hidup salah seperti senang makan tinggi lemak dan lain-lain akan

memudahkan timbulnya penyakit degeneratif.

Universitas Sumatera
4

Mayoritas responden memiliki pekerjaan lainnya seperti Ibu

rumah tangga, Mahasiswa dan Pensiunan sebanyak 15 orang (30%).

Berbeda dengan penelitian Hanchaiphiboolkul dalam Ghani (2016) di

Thailand mendapatkan faktor risiko yang berhubungan dengan

prevalensi stroke yang tinggi adalah jabatan pekerjaan (p<0,001).

Dalam penelitian Wayunah (2016) responden yang memiliki riwayat

aktifitas fisik terbukti berhubungan secara bermakna dengan kejadian

stroke CVD-SH maupun CVD-SNH (p = 0,011, dan OR = 0,146,

CI 95 % = 0,032-0,664). Namun jika dilihat dari nilai OR,

menunjukkan bahwa responden yang memiliki riwayat aktivitas fisik

yang berat berisiko hanya 0,15 kali terjadi stroke CVDSH daripada

stroke CVD-SNH dibandingkan responden yang memiliki riwayat

aktivitas sedang.

5.2.2. Dukungan keluarga pada pasien stroke untuk melakukan fisioterapi

di RSUP H Adam Malik

Menurut Friedman (1998) dalam Sunaryo (2014) mengatakan

bahwa tugas keluarga adalah mengenal masalah kesehatan

keluarga, memutuskan tindakan kesehatan yang tepat, merawat

keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi

lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga, dan

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi

keluarga.

Universitas Sumatera
4

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang

memiliki dukungan yang baik sebanyak 40 orang (80%), yang

memiliki dukungan yang cukup sebanyak 9 orang (18 %), dan

yang memiliki dukungan yang kurang sebanyak 1 orang (2 %).

Mayoritas pasien stroke yang melakukan fisioterapi memiliki

dukungan keluarga yang baik yaitu sebanyak 40 orang. Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Setyoadi (2017) menemukan bahwa

dukungan keluarga dari 57 pasien stroke di Instalasi Rehabilitasi

Medik Rumah Sakit Dr. Iskak menunjukkan bahwa sebagian besar

pasien stroke mendapatkan dukungan keluarga yang baik yaitu

sebanyak 50 orang (87,72%), dukungan keluarga yang cukup

sebanyak 7 orang (12,28%), dan tidak ada responden yang berada

pada kategori dukungan keluarga kurang.

Pasien yang mendapat dukungan keluarga yang baik yaitu

sebanyak 40 orang menyatakan mendapat perhatian kasih sayang,

keluarga membantu dalam melakukan aktivitas sehari-hari maupun

melatih gerakan yang diajarkan fisioterapi, mencukupi kebutuhan

perawatan dan memberitahu perkembangan yang dialami pasien.

Pada penelitian ini sebagian pasien mendapat dukungan keluarga

yang cukup yaitu sebanyak 9 orang karena keterbatasan keluarga

untuk selalu meluangkan waktu membantu pasien pasca stroke

untuk melakukan gerakan yang diajarkan fisioterapi di rumah. Ada

1 orang pasien memiliki dukungan keluarga yang kurang, hal ini

Universitas Sumatera
4

dapat terjadi karena kurangnya kepedulian antar sesama anggota

keluarga.

Menurut Friedman & House (1998) dalam Wurtiningsih

(2012) menjelaskan bahwa ada 4 jenis dukungan yang dapat

diberikan kepada anggota keluarga yang sedang sakit, yaitu:

dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan

instrumental, dan dukungan emosional. Berdasarkan data

menunjukkan sebanyak 48 keluarga (96%) pasien datang bersama

keluarga saat menjalani rawat jalan di rehab medik dikarenakan

pasien masih mampu datang sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian, jenis dukungan keluarga yang

paling banyak diterima adalah dukungan penilaian (48 responden),

dukungan emosional (47 responden), dukungan instrumental (44

responden), dan jenis dukungan informasional (37 responden). Hal

ini berbeda dengan hasil penelitian Setyaningrum (2014) dukungan

instrumental dalam kategori baik (58,1%), dukungan informasional

yang baik (42,9%), dukungan emosional dalam kategori baik

(38,1%) dan dukungan penilaian dalam kategori baik (47,8%).

Demikian juga didapati berbeda dengan hasil penelitian Setyoadi

(2017) jenis dukungan keluarga yang diterima pasien stroke

terbanyak adalah dukungan informasional (89,47%) dan dukungan

emosional (89,47%). Jenis dukungan keluarga yang paling sedikit

diberikan adalah dukungan penghargaan (77,2%). Selanjutnya

Universitas Sumatera
5

dukungan instrumental dan jenis dukungan yang paling sedikit

didapatkan adalah dukungan penghargaan. Namun Hasil penelitian

dukungan keluarga dari 57 pasien stroke di Instalasi Rehabilitasi

Medik Rumah Sakit Dr. Iskak menunjukkan bahwa sebagian besar

pasien stroke mendapatkan dukungan keluarga yang baik yaitu

sebanyak 50 orang (87,72%). Dari hal ini dapat disimpulkan tidak

adanya pengaruh komponen dukungan keluarga terhadap dukungan

yang kurang, cukup, maupun baik.

Jenis dukungan Penilaian paling banyak diterima pasien stroke

dalam penelitian ini yaitu sebanyak (48 responden). Dukungan ini

diberikan melalui support, perhatian, penghargaan yang merupakan

respon positif keluarga dengan kondisi pasien yang sedang stroke.

Dukungan emosional (47 responden), hal ini diberikan melalui

kepedulian, kasih sayang, mendengarkan keluh kesah, memberikan

rasa nyaman kepada pasien. Dukungan instrumental (44

responden), hal ini diberikan melalui menyediakan kebutuhan

sehari-hari, menyediakan tempat/biaya/waktu untuk proses

perawatan pasien. Dukungan informasional (37 responden), hal ini

diberikan melalui perkembangan yang dialami dan informasi

mengenai manfaat fisioterapi.

Universitas Sumatera
5

5.2.3. Motivasi pasien stroke untuk melakukan fisioterapi di RSUP H Adam

Malik

Menurut Putri. A. A. (2014) motivasi adalah sesuatu yang

mendorong, atau pendorong seseorang bertingkah laku untuk

mencapai tujuan tertentu dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan

diarahkan pada pencapaian tujuan. Dari hasil penelitian didapatkan

bahwa seluruh responden yang memiliki motivasi yang tinggi yaitu

sebanyak 50 orang (100%). Sejalan dengan penelitian Manurung. M

(2017) menunjukkan bahwa motivasi pasien pasca stroke untuk

melakukan ROM di RSU HKBP Balige tinggi untuk melakukan

ROM, dimana sebanyak 11 orang (64.7%) memiliki motivasi yang

baik dalam melakukan ROM dan sebanyak 6 orang (35.3%) memiliki

motivasi yang cukup dalam melakukan ROM.

Berbeda dengan hasil penelitian Setyaningrum (2014) diketahui

bahwa paling banyak responden dengan motivasi rendah yaitu

sebanyak 17 responden (37,0 %). Motivasi yang rendah pada

sebagian besar respoden menyatakan bahwa mereka tidak berharap

(52,2 %) bahwa kelemahan yang dialaminya akan segera pulih seperti

semula dan tidak mau melakukan fisioterapi lagi apabila responden

mengalami keluhan yang diakibatkan fisioterapi (50,0 %). Selain itu

didapatkan data bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa

mereka melakukan fisioterapi tidak atas kemauan atau tekad dari

dalam diri responden sendiri (50,0%) dan mereka tidak merasa

Universitas Sumatera
5

optimis (50,0 %) bahwa dengan fisioterapi ini maka akan bisa pulih

kembali.

Pada kenyataannya dilapangan pasien Stroke melakukan

Fisioterapi termotivasi untuk dapat kembali melakukan aktivitas

sendiri, fungsi gerak tubuh normal kembali dan jenuh dengan keadaan

yang sangat terbatas. Dalam penelitian Marlina (2011) Hasil uji

statistik didapatkan p= 0,000 (α=0,05) dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh yang bermakna latihan ROM terhadap peningkatan kekuatan

otot pada pasien stroke iskemik. Dalam penelitiannya juga

menyarankan untuk mewujudkan discharge planning program pada

pasien stroke untuk menjamin latihan dirumah, serta mengadakan

program khusus memberikan bimbingan dan latihan untuk keluarga

cara-cara melakukan latihan ROM dirumah pada pasien stroke,

sebagai salah satu upaya mengurangi kecacatan dan meningkatkan

fungsi kemandirian pasien sehingga dengan demikian pasien dapat

melakukan aktivitas sehari-hari serta dapat memenuhi kebutuhan

dasar.

Hasil penelitian Muarandari (2014) terdapat perbaikan rerata nilai

kekuatan otot yang signifikan pada awal penelitian sebelum fisioterapi

dengan setelah 3 bulan fisioterapi. Makin sering dilakukan terapi

latihan, atau makin besar intensitas waktu terapi latihan semakin besar

pula perbaikan derajat paresis penderita stroke. Ditemukan dalam

penelitian Musrika, J. H. (2014) bahwa sebagian besar penderita

Universitas Sumatera
5

stroke meliliki motivas negatif untuk melakukan rentang gerak

dirumah sendiri yaitu sebanak 10 responden (66,7%). Hal ini

disebabkan karena kurangnya pengetahuan penderita stroke tentang

pentingnya melakukan rentang gerak. Oleh karena itu keluarga sangat

berperan daam hal ini untuk menjadi pendukung dan edukator di

rumah dalam hal melakukan rentang gerak yang pernah diajarkan.

Dalam Penelitian Manurung (2017) menyatakan dukungan keluarga

mempengaruhi motivasi penderita stroke dalam melakukan latihan

juga berpengaruh besar dalam peningkatan kekuatan otot. Dalam hal

ini, anggota keluarga atau pasien sendiri dapat melakukan latihan

ROM mandiri diluar pemberian latihan dari fisioterapi.

5.2.4. Hubungan dukungan keluarga dengan terhadap motivasi pasien stroke

melakukan fisioterapi di RSUP. H. Adam Malik.

Dari hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien stroke

melakukan fisioterapi di RSUP H Adam Malik Medan. Hal ini dilihat

dari nilai p= 0.007 (<0.05) nilai r sebesar 0.346 yang menunjukkan

arah korelasi positif dan kekuatan hubungan rendah antara dukungan

keluarga terhadap motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi. Hal

ini sejalan dengan penelitian Chaira. S (2016) terdapat pengaruh

antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan

neurorehabilitasi di RSUDZA Banda Aceh tahun 2015 didapatkan p-

value 0,002 (p<0,05).

Universitas Sumatera
5

Dalam penelitian Manunrung (2017) menyimpulkan dukungan

keluarga mempengaruhi motivasi penderita stroke dalam melakukan

latihan, juga berpengaruh besar dalam peningkatan kekuatan oto

dengan hasil penelitian nilai p = 0.001 yang berarti ada hubungan

yang signifikan antara hubungan dukungan keluarga dengan motivasi

dalam melakukan ROM pada pasien pasca stroke di RSU HKBP

Balige dengan kekuatan hubungan rendah dan dengan arah korelasi

positif. Hasil penelitian Nuryanti. S (2016) juga menemukan bahwa

ada hubungan yang signifikan dukungan keluarga (dukungan

informasi, dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan

penghargaan) dengan motivasi melakukan Range Of Motion (ROM)

pada pasien pasca stroke di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo

Balikpapan tahun 2016.

Penelitian Wibowo, Y. (2012) juga menemukan p < α 0.05 ada

hubungan dukungan keluarga dengan motivasi pasien pasca stroke.

Saran diharapkan terbentuk suatu pemahaman yang holistik mengenai

kebutuhan penderita pasca stroke dalam melakukan latihan fisioterapi,

dukungan keluarga sebagai peyemangat untuk membantu melakukan

terapis. Dari hasil penelitian Setyaningrum (2014) dari hasil uji

statistik menggunakan uji chi square diketahui bahwa ada hubungan

dukungan keluarga dengan motivasi pada pasien pasca stroke untuk

menjalani fisioterapi di RSUD Wilayah Kabupaten Semarang dengan

nilai p value 0,003 (α : 0,05%).

Universitas Sumatera
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga

terhadap motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi di RSUP H. Adam Malik

Medan tahun 2018, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Mayoritas pasien

stroke memiliki dukungan keluarga yang baik sebanyak 40 orang (80%), dalam

melakukan fisioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2018. Seluruh

pasien stroke memiliki motivasi yang tinggi yaitu sebanyak sebanyak 50 orang

(100%) dalam melakukan fisioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2018.

Ada hubungan yang signifikan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien

stroke melakukan fisioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2018.

6.2. Saran

Adapun saran pada penelitian ini, yaitu:

6.2.1. Bagi Praktik Keperawatan

Diharapkan perawat mendukung keluarga untuk memotivasi dan

memperhatikan dan memastikan pasien/keluarga sampai gerakan yang

harus dilakukan saat fisioterapi agar dapat dilatih diluar jadwal terapi

demi mendukung kesembuhan pasien.

6.2.2. Bagi Masyarakat

Diharapkan keluarga untuk memmelatih gerakan fisioterapi agar dapat

dilatih diluar jadwal terapi dan dilakukan secara mandiri oleh pasien

demi mendukung kesembuhan pasien.


55

Universitas Sumatera
56

6.2.3. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan Rumah Sakit tetap menjadi instansi yang dapat menjadi

pendukung penurunan kecacatan pasca stroke dengan cara

memberikan fasilitas yang baik dan lengkap untuk fisioterapi di

Rumah Sakit. Pihak rumah sakit atau pengelola pelayanan kesehatan

hendaknya perlu mengadakan pelatihan tenaga keperawatan secara

terencana, dan berkesinambungan terkait dengan latihan ROM,

mewujudkan discharge planning program pada pasien stroke untuk

menjamin latihan dirumah, serta mengadakan program khusus

memberikan bimbingan dan latihan untuk keluarga cara-cara

melakukan latihan ROM dirumah pada pasien stroke.

Universitas Sumatera
Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Black, J. M. dan Hawks, J. H. (2014). Keperawatan medikal bedah: Manajemen

Cipta.

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan keluarga: teori dan praktik edisi 3.


Jakarta: EGC.

Ghani, Lannywati, dkk. (2016). Faktor risiko dominan penderita stroke di


indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Volume 44, Nomor 1.

Ghifari, Al. M. & Adinda, M. (2017). Gambaran Tekanan Darah pada Pasien
Stroke Akut di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2015.
Http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/buletin_farmatera Vol 2 no 2.

Halim, R. Dkk. (2016). Gambaran pemberian terapi pada pasien stroke dengan
hemiparesis dekstra atau sinistra di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic (ecl), Volume 4, Nomor 2.

Hamzah, H. (2008). Teori motivasi dan pengukurannya: analisis di bidang


Pendidikan edisi 1. Jakarta: bumi aksara.

Hidayat, D. (2015). Hubungan peran keluarga dalam merawat penderita pasca


stroke dengan kepatuhan penderita mengikuti rehabilitasi di ruang
rehabilitasi rsu kutacane.

Hidayat, R. (2016). Pengaruh pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap


kepatuhan menjalani neurorehabilitasi pada pasien pasca stroke di unit
rehabilitasi medik rsudza banda aceh. Chaira et al. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Medisia Vol. 1 No. 4: 12-17.

Hidayati, N. Violita, V. (2015). Peran pendampingan keluarga pasien stroke


dengan motivasi pasien melaksanakan rom aktif. Journals of Ners
Community Volume 6.

Kemenkes, RI. (2013). Profil kesehatan Indonesia 2013. Diakses dari


http://www.depkes.go.id/profil kesehatan Indonesia 2013.

Kemenkes, RI. (2014). Riset kesehatan dasar 2013. Badan penelitian dan
pengembangan kesehatan: Kemenkes RI. Diakses dari
http://www.litbang.depkes.go.id.

57

Universitas Sumatera
5

Kemenkes, RI. (2017). Profil kesehatan Indonesia 2016. klinis untuk hasil yang
diharapkan (ed. 8 vol. 3). Singapura: Elsevier.

Mangasi, A. (2013). Hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi lansia


dalam mempertahankan kualitas hidup lansia di rw 05 kelurahan paseban
kecamatan senen jakarta pusat 2012.

Manurung, M. (2017). Dukungan Keluarga dengan Motivasi dalam Melakukan


ROM Pada Pasien Pasien Stroke di RSU HKBP Balige Kabupaten Toba
Samosir. Idea Nursing Journal Volume VIII, Nomor 3.

Marlina. (2011). Pengaruh Latihan ROM terhadap Peningkatan Kekuaan Otot


pada Pasien Stroke Iskemik di RSUD ZA Banda Aceh. Idea Nursing Journal
Volume III, Nomor. 1.

Muarandari, A & Tri Wahyuliati. (2014). Efikasi Fisioterapi terhadap Perbaikan


Derajat Paresis Berdasarkan Status Ekonomi Penderita Stroke. Mutiara
Medika, Volume 14 No 1: 33-38.

Notoatmodjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Nugraha, A. Dkk. (2017). Dukungan keluarga dalam memotivasi pasien untuk


melakukan mobilisasi pasca stroke di rumah sakit umum (RSUD) Dr. Slamet
Kab. Garut. Jurnal poltekkes provinsi benguku vol. 3 no. 7

Nuryanti, S. (2016). Hubungan antara dukungan keluarga dan motivasi melakukan


rom pada pasien pasca stroke. Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 2.

Padila. (2012). Buku ajar: keperawatan keluarga. Yogyakarta: nuha medika.

Potter, Patricia. & Perry, Anne. (2009). Fundamental keperawatan 1, Edisi 7.

Pratiwi, T. K. (2016). Motivasi pasien kanker payudara yang menjalani


kemoterapi di rsuph adam malik.

Sari, H. P. (2015). Motivasi belajar mahasiswa semester II dalam mengikuti


pembelajaran inovatif di fakultas kedokteran umsu tahun 2014.

Setyaningrum, F. W. A. Dkk. Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi


pada pasien pasca stroke untuk menjalani fisioterapi di rsud wilayah
kabupaten semarang.

Setyoadi, dkk. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian


Pasien Stroke di Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Dr. Iskak
Tulungagung. Volume 4, Nomor 3.

Universitas Sumatera
5

Sunaryo. (2014). Sosiologi untuk keperawatan.Jakarta: BUMI MEDIKA.

Tarigan, A. P. (2016). Dukungan keluarga dalam upaya rehabilitasi pada pasien


stroke di rsuph adam malik.

W, Okthavia. C. (2014). Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Terhadap


Tingkat Self Esteem Pada Penderita Pasca Stroke. Jurnal Psikologi
Pendidikan dan Perkembangan Volume 3, No. 2.

Wayunah, dan Saefulloh, M. (2016). Analisis Fajktor yang Berhubungan dengan


Kejadian Stroke di RSUD Indramayu. Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia. 2016;2(2):65–76.

Wibowo, A. (2014). Metodologi penelitian praktis bidang kesehatan ed.1 cetak.2.

Wildani, H. M. (2010). Pengaruh fisioterapi pada penderita stroke non hemoragik.


Vol 2, no. 2.

Wulandhani, A.S. (2014). Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi lansia


hipertensi dalam memeriksakan tekanan darahnya. JOM PSIK VOL. 1 NO.
2.

Wurtiningsih, B. (2012). Dukungan keluarga pada pasien stroke di ruang saraf


rsup dr. Kariadi semarang. Medica Hospitalia | Vol. 1, No. 1.

Universitas Sumatera
Lampiran
Surat Pernyataan Persetujuan Setelah Penjelasan Untuk Mengikuti
Penelitian (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama :
Umur :
Setelah mendapat penjelasan serta saya memahami sepenuhnya tentang penelitian,
Judul penelitian : Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Motivasi Pasien
Stroke Melakukan Fisioterapi di RSUP H. Adam Malik
Medan.
Nama peneliti : Nuriati Purba.
Instansi penelitian : Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan bersedia mengikuti penelitian ini dengan sukarela


sebagai subjek dalam penelitian ini.

Medan, Agustus 2018

( )

Universitas Sumatera
Lampiran
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian
a. Semua pertanyaan harus dijawab
b. Berilah tanda check list (√) pada kotak yang telah disediakan
c. Setiap pertanyaan dijawab hanya satu jawaban yang sesuai dengan tanda
A. Kuesioner Data Demografi
1. Kode responden :
2. Umur....................................................tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
5. Pendidikan terakhir : SD SMP
SMA Perguruan Tinggi
Tidak Sekolah
6. Pekerjaan : PNS Wiraswasta
Pegawai Swasta Petani
Lainnya :…
B. Kuisioner Dukungan Keluarga
Berilah tanda check (√)
Pilih jawaban yang sesuai dengan yang anda alami dan anda rasakan.

No. Pertanyaan Ya Tidak


DUKUNGAN PENILAIAN
1 Keluarga mendengarkan keluh kesah klien selama menjalani
terapi gerak/ fisioterapi, terapi aktivitas sehari, terapi bicara.
2 Keluarga terlibat dalam mengambil keputusan dalam menjalani
fisioterapi.
3 Keluarga menyemangati klien ketika klien belajar melakukan
fisioterapi.
4 Keluarga berpikiran positif terhadap usaha dan tindakan yang
sudah dilakukan klien saat fisioterapi.
5 Keluarga memperhatikan reaksi klien saat terapi fisioterapi
dilakukan.
6 Keluarga membantu meningkatkan harga diri dan rasa percaya
diri klien selama perawatan sehingga klien tetap merasa
berharga dan berguna.

Dukungan Instrumental
1 Keluarga menemani klien ketika melakukan fisioterapi.
2 Keluarga membantu menyediakan kebutuhan harian klien
seperti, makanan, pakaian
3 Keluarga memfasilitasi transportasi ketika klien akan kontrol

Universitas Sumatera
ke rumah sakit
4 Keluarga meluangkan waktu untuk melatih klien melakukan
terapi fisioterpi dirumah.
5 Keluarga menyediakan seluruh biaya yang dibutuhkan oleh
klien selama perawatan
6 Keluarga menyediakan tempat khusus untuk klien berlatih
fisioterapi dirumah.
Dukungan Informasi
1 Keluarga memberitahukan bahwa fisioterapi yang klien jalani
sangat penting.
2 Keluarga menunjukkan tempat fisioterapi yang tepat untuk
mengobati stroke klien.
3 Keluarga mengarahkan dan memberi tanggapan atas tindakan
yang dilakukan klien
4 Keluarga memberitahu klien sebelum tindakan terapi dilakukan
5 Keluarga memberitahu perkembangan yang dialami klien
setiap melakukan fisioterapi.
6 Keluarga mempelajari apa yang diajarkan petugas kesehatan
agar bisa melatih klien dirumah

Dukungan Emosional
1 Keluarga memberikan rasa percaya pada klien saat menjalani
fisioterapi.
2 Keluarga dapat berbagi dan memberikan kasih sayang serta
kepedulian pada klien ketika menjalani fisioterapi.
3 Keluarga memberikan rasa nyaman, perasaan saling memiliki
kepada klien.
4 Ketika klien mengalami stress, keluarga berusaha untuk
menumbuhkan kembali perasaan dicintai dan disayangi dalam
diri klien sehingga klien merasa berharga kembali.
5 Keluarga memotivasi klien untuk berkomunikasi dengan orang
lain seperti saudara dan teman
6 Keluarga memuji klien saat ada kemajuan dari tindakan klien

Universitas Sumatera
B. LEMBAR KUESIONER MOTIVASI
Berilah tanda check (√)
Pilih jawaban yang sesuai dengan yang anda alami dan anda rasakan.
No. Pertanyaan Ya Tidak
MOTIVASI INSTRINSIK
1 Apakah fisioterapi ini bermanfaat untuk klien?
2 Apakah klien melakukan fisioterapi ini karena ingin cepat
pulih kembali?
3 Apakah klien berharap kelemahan pada bagian tubuh
yang sakit akan dapat kembali normal jika melakukan
fisoterapi?
4 Apakah klien berharap dapat terhindar dari risiko
kecacatan yang menetap jika melakukan fisioterapi?
5 Apakah klien mengharapkan kelemahan pada bagian
tubuh klien yang sakit dapat segera sembuh sesuai
harapan klien?
6 Apakah klien melakukan fisoterapi atas dasar kemauan
sendiri?
7 Apakah klien melakukan fisioterapi karena sadar tentang
pentingnya fisioterapi pasca terserang stroke?
8 Seandainya klien mengalami keluhan pada saat
pelaksanaan fisioterapi apakah klien akan tetap
melakukannya?
9 Apakah selama tidak melakukan fisioterapi klien tetap
melatih gerakan-gerakan pada bagian tubuh yang sakit?
10 Apakah klien bersemangat saat melakukan fisioterapi?
MOTIVASI EKSTRINSIK
11 Apakah keluarga mendukung klien untuk melakukan
fisoterapi?
12 Apakah keluarga menemani klien selama melakukan
fisoterapi?
13 Apakah petugas kesehatan (fisioterapis, dokter, dan
perawat) menyemangati klien selama melakukan
fisioterapi?
14 Bila klien melihat orang lain melakukan fisioterapi,
apakah ada dorongan untuk melakukan fisioterapi juga?
15 Apakah petugas kesehatan (fisioterapis, dokter dan
perawat) menjelaskan apa manfaat fisioterapi yang
dilakukan?
16 Apakah petugas kesehatan (fisioterapis, dokter dan
perawat) mengarahkan klien selama melakukan
fisioterapi?
17 Apakah fasilitas yang ada mendukung klien dalam
melakukan fisioterapi?

Universitas Sumatera
18 Apakah klien memperoleh informasi mengenai manfaat
fisioterapi selain dari petugas kesehatan (fisioterapi,
perawat)?
19 Apakah informasi tersebut yang mendorong klien untuk
melakukan fisoterapi?
20 Apakah klien melakukan fisoterapi hanya karena disuruh
oleh keluarga?

Universitas Sumatera
Lampiran 3

Universitas Sumatera
Universitas Sumatera
Universitas Sumatera
Universitas Sumatera
Lampiran 4
Uji Validitas
Koefisien Validitas Isi Aiken’s
V V =∑ S/[n(C-1)]
S = r-lo
Lo = Angka penilaian terendah
C = Angka penilaian tertinggi
R = Angka yang diberikan penilai

Tabel 1. Item Pertanyaan Kuisioner Dukungan Keluarga terhadap pasien stroke


melakukan fisioterapi
Item Penilaian
Nilai (R) S= R-Lo
1 4 4-1=3
2 4 4-1=3
3 4 4-1=3
4 4 4-1=3
5 4 4-1=3
6 4 4-1=3
7 4 4-1=3
8 4 4-1=3
9 4 4-1=3
10 4 4-1=3
11 4 4-1=3
12 4 4-1=3
13 4 4-1=3
14 4 4-1=3
15 4 4-1=3
16 4 4-1=3
17 4 4-1=3
18 4 4-1=3
19 4 4-1=3
20 4 4-1=3
21 4 4-1=3
22 4 4-1=3
23 4 4-1=3
24 4 4-1=3
∑S 72

V = ∑ S/[n(C-1)]
V = 72/[24(4-1)]
V=1

Universitas Sumatera
Koefisien Validitas Isi Aiken’s
V V =∑ S/[n(C-1)]
S = r-lo
Lo = Angka penilaian terendah
C = Angka penilaian tertinggi
R = Angka yang diberikan penilai

Tabel 1. Item Pertanyaan Motivasi pasien stroke melakukan fisioterapi


Item Penilaian
Nilai (R) S= R-Lo
1 4 4-1=3
2 4 4-1=3
3 4 4-1=3
4 4 4-1=3
5 4 4-1=3
6 4 4-1=3
7 4 4-1=3
8 4 4-1=3
9 4 4-1=3
10 4 4-1=3
11 4 4-1=3
12 4 4-1=3
13 4 4-1=3
14 4 4-1=3
15 4 4-1=3
16 4 4-1=3
17 4 4-1=3
18 4 4-1=3
19 4 4-1=3
20 4 4-1=3
∑S 60

V = ∑ S/[n(C-1)]
V = 60/[20(4-1)]
V=1

Universitas Sumatera
Universitas Sumatera
Lampiran 5
Uji Reliabelitas

Rumus Rulon (Teknik Belah Dua) r11 = 1 - 𝑽𝑽𝑽𝑽


𝑽𝑽𝑽𝑽
Keterangan:
r 11 : Reliabilitas instrument
Vt : Varians total atau varians skor total
Vd : Varians differens
d : Skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan akhir

Tabel. Dukungan Keluarga terhadap pasien stroke yang melakukan fisioterapi.


Jumlah Skor Belahan Skor Belahan Selisih
Responden Awal Akhir (d)
R1 8 11 -2
R2 6 5 1
R3 6 5 1
R4 8 5 3
R5 10 9 1
R6 11 11 0
R7 11 10 1
R8 10 9 1
R9 12 12 0
R10 6 8 2
∑d : 8
∑𝑑𝑑 2 : 22

∑𝑑𝑑 2 (∑𝑑𝑑 )2 64
− 22− 22−6.4 15.6
Vd = 𝑁
10 = = 1.56
𝑁 = 10 = 10 10
𝑁𝑁
r 𝑽𝑽𝑽𝑽 1.56
11 = 1 = = 1- 0.2082 = 0.7918 (Reliabel)
- 𝑽𝑽𝑽𝑽 7.4899
1-

Universitas Sumatera
Rumus Rulon (Teknik Belah Dua) r11 = 1 - 𝑽𝑽𝑽𝑽
𝑽𝑽𝑽𝑽
Keterangan:
r 11 : Reliabilitas instrument
Vt : Varians total atau varians skor total (7.4899)
Vd : Varians ( Varians differens)
d : Skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan

akhir Tabel. Motivasi pasien stroke yang melakukan fisioterapi.


Jumlah Skor Belahan Skor Belahan Selisih
Responden Awal Akhir (d)
R1 10 6 4
R2 8 5 3
R3 9 6 3
R4 9 6 3
R5 7 5 2
R6 8 7 1
R7 10 9 1
R8 9 7 2
R9 8 6 2
R10 10 10 0
∑d : 21
∑𝑑𝑑 2 : 57

Rumus Varians:
2 (∑𝑑𝑑 )2 441
∑𝑑𝑑 −
Vd = 𝑁 57− 57−44,1 12,9 = 1,29
𝑁 𝑁
= 10 10 = 10 = 10
𝑁
r11 = 1 𝑽𝑽𝑽𝑽 = 1.29
= 1- 0.2536 = 0.7464 (Reliabel)
- 𝑽𝑽𝑽𝑽 7.4899
1-

Universitas Sumatera
Lampiran
Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

variabel Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Variabel dukungan
.165 50 .002 .853 50 .000
Penelitian keluarga
motivasi .193 50 .000 .930 50 .005

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variance

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

Variabel Penelitian Based on Mean 13.299 1 98 .000


Based on Median 10.230 1 98 .002
Based on Median and
10.230 1 69.014 .002
with adjusted df
Based on trimmed mean 11.499 1 98 .001

Universitas Sumatera
Lampiran
Lembar Bukti

Universitas Sumatera
Universitas Sumatera
Lampiran 8

Riwayat Hidup

Nama : Nuriati Purba

Tempat tanggal lahir : Saran Padang, 02 Oktober 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Marakas no 32 Titirantai Medan Baru

Riwayat Pendidikan :

1. 2002-2008 : SDN no.106871 Gunung Pamela

2. 2008-2011 : SMP Swasta GKPS 5 Saran Padang

3. 2011-2014 : SMA Swasta Kampus HKBP Nommensen Pematang

Siantar

Universitas Sumatera
Lampiran 9
DATA PENELITIAN
JK Pendidikan Terakhir Pekerjaan Keluarga Lama Stroke
No Inisial Umur <1 >1 Tgl
LK PR SD SMP SMA PT TS PNS PGS PTN WRST DLL Psgn Ank Ortu
bln bln
1 PS 48 √ √ √ √ √ √ 23-04-18
2 MS 61 √ √ √ √ √ 23-04-18
3 MSS 52 √ √ √ √ √ 24-01-18
4 BN 62 √ √ √ √ √ 24-04-18
5 SS 45 √ √ √ √ / 25-04-18
6 HIS 48 √ / √ √ 25-04-18
7 PHM 50 √ √ KRY √ √ 25-04-18
8 RS 46 √ √ IRT 0 √ 25-04-18
9 CS 55 √ √ LH 0 / 26-04-18
10 MBB 37 √ √ GR √ √ 27-04-18
11 DJD 73 √ √ PSN √ √ 27-04-18
12 UB 67 √ √ BCK √ √ √ 27-04-18
13 DS 50 √ √ √ √ √ / 25-04-18
14 S 64 √ √ √ √ √ √ 30-04-18
15 SB 68 √ √ √ √ / 30-04-18
16 MLL 59 √ √ √ √ √ 30-04-18
17 VAS 24 √ √ √ √ √ 30-04-18
18 DS 24 √ √ MSH √ √ 2/5/2018
19 DHP 25 √ √ MSH 0 / 3/5/2018
20 MHJ 26 √ √ √ √ √ 4/5/2018
21 AB 60 √ √ PSN √ √ 4/5/2018

Universitas Sumatera
22 LS 86 √ √ √ √ √ 4/5/2018
23 NS 57 √ √ √ √ √ √ 4/5/2018
24 AP 42 √ / / / / 7/5/2018
25 ASM 65 √ √ IRT √ √ 8/5/2018
26 MSG 76 √ √ IRT √ / 8/5/2018
27 AMN 54 √ √ IRT √ √ 9/5/2018
28 RS 45 √ √ PDG √ √ 9/5/2018
29 HNY 63 √ √ √ √ 11/5/2018
30 KS 71 √ √ √ √ √ 11/5/2018
31 SHSB 37 √ √ √ √ √ 11/5/2018
32 YSR 59 √ √ IRT √ 11/5/2018
33 PM 43 √ SD IRT √ 11/5/2018
34 IMK 16 √ √ PLJR √ 11/5/2018
35 AFF 45 √ √ √ √ √ 14/5/2018
36 JFR 20 √ √ √ √ √ 14/5/2018
37 AT 36 √ √ √ √ √ 14/5/2018
38 APM 22 √ √ √ √ 15/5/2018
39 SA 60 √ √ √ √ √ 15/5/2018
40 RM 27 √ √ OP.KTR 16/5/2018
41 SAWR 50 √ √ √ 17/5/2018
42 TPD 57 √ √ √ 17/5/2018
43 AHH 43 √ √ √ √ 17/5/2018
44 RH 26 √ √ √ √ 18/5/2018
45 RMD 44 √ √ CLN 18/5/2018
46 KSM 50 √ √ IRT 19/5/2018
47 EVR 53 √ √ √ 19/5/2018
48 SMI 39 √ √ √ √ 21/5/2018

Universitas Sumatera
49 JMS 84 √ √ √ PSN √ 21/5/2018
50 TM 82 √ √ √ 23/5/2018
51 ASR 61 √ √ √ 23/5/2018
52 AA 64 √ √ √ 23/5/2018
53 MHDZ 28 √ √ PGR √ √ 23/5/2018
54 FR 57 √ √ √ √ 23/5/2018
55 DK 50 √ √ √ √ 24/5/2018
56 GH 60 √ √ √ 24/5/2018
57 BS 44 √ √ √ √ 25/5/2018
58 SPHS √ 4/5/2018
59 NLG √
60
61 MM 50 √ SMA √ √ √
62 RS 73 √ SD √ √
63 RBB 47 √ SMP √
64 RLS √ √ √

Universitas Sumatera
Lampiran 10
JADWAL TENTATIV PENELITIAN

No Uraian Kegiatan 2016 2017


Sept Okt Nop Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust
1 Pengajuan judul
2 Proses Persetujuan judul
3 Penyusunan proposal skripsi
4 Bab 1 Pendahuluan
5 Bab 2 Tinjauan Pustaka
6 Bab 3 Kerangka Penelitian
7 Bab 4 Metode Penenlitian
8 Instrumen Penelitian
9 SIDANG PROPOSAL
10 Perbaikan proposal
11 Uji Validasi instrumen
12 Uji Etik Penelitian
13 Uji Reliabilitas Instrumen
14 Analisis hasil uji reliabilitas
16 Pengumpulan data yang telah disetujui
pembimbing
17 Analisis data
18 Penyusunan laporan
19 SIDANG AKHIR PENELITIAN
20 Perbaikan laporan akhir

Universitas Sumatera
21 Penyusunan manuskrip
22 Penyerahan laporan dan manuskrip
yang telah disetujui pembimbing

Diketahui oleh,
Dosen Pembimbing

(Nunung Febriany Sitepu., S.Kep, Ns, MNS)

Universitas Sumatera
Lampiran 11
Surat Etik

Universitas Sumatera

Anda mungkin juga menyukai