Anda di halaman 1dari 15

Manajemen Keperawatan

“Budaya Dalam Organisasi”

Oleh :
Kelompok 2
Eka Hasriani R (A 18.10.016)
Dian Alfionita (A 18.10.015)
Fitriyah Mursyidah (A 18.10.022)
Fadliah Isnaeni (A 18.10.019)
Ana Jihad islamiyah (A 18.10.010)
Kiki Reski Putri (A 18.10.032)
Indriani (A 18.10.026)
A.Ayu Lestari (A 18.10.002)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
T.A 2020/2021
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Manajemen Keperawatan

mengenai “Budaya Dalam Organisasi”. Makalah ini dianjurkan guna untuk memenuhi tugas

mata kuliah.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari

segi penyusunan,ataupun penulisannya. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran

yang manfaatnya membangun semangat kami,khususnya dosen mata kuliah guna mencapai

acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk baik dimasa yang akan datang.

Bulukumba, 22 September 2021

Penyusun

Kelompok 2
Daftar Isi

Kata Pengantar..............................................................................................................................2

Daftar Isi.........................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5

C. Tujuan...................................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.............................................................................................................................6

A. Defenisi.................................................................................................................................6

B. Karekteristik Budaya Organisasi..........................................................................................7

C. Komponen Pembentuk Budaya Organisasi........................................................................10

D. Elemen Budaya Organisasi.................................................................................................10

E. Fungsi Budaya Organisasi..................................................................................................11

F. Kekuatan Budaya Organisasi..............................................................................................12

G. Konflik dan Perubahan Budaya Organisasi........................................................................12

BAB III.........................................................................................................................................14

PENUTUP....................................................................................................................................14

A. Kesimpulan.........................................................................................................................14

B. Saran...................................................................................................................................14

Daftar Pustaka.............................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya Organisasi merupakan bagian dari Manajemen Sumber Daya Manusia

dan Teori Organisasi. Budaya Organisasi dilihat diri aspek prilaku, sedangkan Teori

organisasi dilihat dari aspek sekelompok individu yang berkerjasama untuk mencapai

tujuan, atau organisasi sebagai wadah tempat individu bekerjasama secara rasional dan

sistematis untuk mencapai tujuan.. Dalam pekembangannya, pertama kali Budaya

Organisasi dikenal di Amerika dan Eropa pada era 1970-an. Salah satu tokohnya :

Edward H. Shein seorang Profesor Manajemen dari Sloan School of Management,

Massachusetts Institute of Technology dan juga seorang Ketua kelompok Studi

Organisasi 1972-1981, serta Konsultan Budaya Oraganisasi  pada berbagai perusahaan di

Amerika dan Eropa. Salah satu karya ilmiahnya : Organizational Culture and Leadership.

Budaya Organisasi pertama sekali diperkenalkan oleh Pettigrew dalam jurnal

Administrative Science Quarterly pada tahun 1979. Sejak saat itu istilah tersebut banyak

digunakan untuk berbagai kepentingan. Penelitian membuktikan bahwa budaya

organisasi yang dominan mendukung pencapaian sasaran organisasi [CITATION And14 \l

1057 ]

Di Indonesia Budaya Organisasi mulai dikenal pada tahun 80 - 90-an, saat banyak

dibicarakan tentang konflik budaya, bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta

pembudayaan nilai-nilai baru. Bersamaan dengan itu para akademisi mulai mengkajinya

dan memasukkannya ke dalam kurikulum berbagai pendidikan formal dan infomal.


B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:

1. Apa yang dimaksud budaya organisasi?

2. Bagaimana Karakteristik budaya organisasi?

3. Apa saja komponen pembentuk budaya organisasi?

4. Apa saja elemen budaya organisasi?

5. Apa saja fungsi budaya organisasi?

6. Bagaimana kekuatan budaya organisasi?

7. Apa saja konflik dan perubahan budaya yang bisa terjadi?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini, adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa mampu mengetahui defenisi dari budaya organisasi.

2. Mahasiswa mampu mengetahui karakteristik budaya organisasi.

3. Mahasiswa mampu mengetahui komponen budaya organisasi

4. Mahasiswamampu mengetahui elemen budaya organisasi.

5. Mahasiswa mampu memahami fungsi buday organisasi.

6. Mahasiswa mampu mengetahui kekuatan budaya oganisasi.

7. Mahasiswa dapat mengetahui konflik dan perubahan budaya yang bisa terjadi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi

Budaya organisasi merupakan suatu realita atau kebiasaan-kebiasaan yang hidup

dan dihayati oleh sebagian besar anggotanya (culture in practice) oleh sebab itu budaya

organisasi bukan hanya mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan. Pada dasarnya budaya

organisasi memiliki berbagai fungsi antara lain : pemberi peran batas, pemberi identitas,

pemersatu komitmen dan penstabil nilai sosial [ CITATION And14 \l 1057 ]

Budaya organisasi adalah seperangkat nilai-nilai, keyakinan dan sikap utama yang

diberlakukan diantara anggota organisasi. Budaya yang dapat menyesuaikan serta

mendorong keterlibatan karyawan dalam memperjelas tujuan dan arah straegi organisasi

serta yang selalu menguraikan dan mengajarkan nilai-nilai dan keyakinan organisasi,

dapat membantu organisasi mencapai pertumbuhan penjualan, pengembalian modal,

keuntungan, mutu, dan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi [ CITATION Dar13 \l 1057 ].

Budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama yang

dipegang oleh anggota-anggota suatu organisasi, yang membedakan organisasi tersebut

dari organisasi lainnya [CITATION Rob02 \l 1057 ].

Berdasarkan beberapa defenisi di atas menunjukan bahwa budaya organisasi

merupakan sistem nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi dan

yang lainnya yang diyakini anggota organisasi dan yang membedakan dengan organisasi

lain dan juga sebagai alat untuk mengontrol interaksi setiap anggotaorganisasi dan
dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin dan anggota organisasi

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu.

B. Karekteristik Budaya Organisasi

Menurut [CITATION Rob02 \l 1057 ] menyatakan ada 10 karakteristik yang

apabila dicampurkan dan dicocokkan akan menjadi budaya organisasi :

1. Inisiatif individu

Yang dimaksud dengan inisiatif individu adalah tingkat tanggung jawab,

kebebasan atau independensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan

pendapat. Inisiatif individu tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan

suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan mengembangkan

organisasi.

2. Toleransi terhadap tindakan beresiko

Dalam budaya organisasi perlu ditekankan, sejauh mana para pegawai

dianjurkan untuk dapat bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko. Suatu

organisasi dikatakan baik apabila dapat memberikan toleransi kepada anggota/para

pegawai untuk dapat bertindak agresif dan inovatif untuk memajukan organisasi/

perusahaan serta berani mengambil resiko terhadap apa yang dilakukannya.

3. Pengarahan

Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi/perusahaan dapat

menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan

tersebut jelas tercantum dalam visi, misi, dan tujuan organisasi. Kondisi ini dapat

berpengaruh terhadap kinerja organisasi/perusahaan.

4. Integrasi
Intergrasi dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi/perusahaan dapat

mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi.

Kekompakan unit-unit organisasi dalam bekerja dapat mendorong kualitas dan

kuantitas pekerjaan yang dihasilkan.

5. Dukungan manajemen

Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat

memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap

bawahan. Perhatian manajemen terhadap bawahan (karyawan) sangat membantu

kelancaran kinerja suatu organisasi/perusahaan.

6. Kontrol

Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau norma-norma

yang berlaku dalam suatu organisasi atau perusahaan.Untuk itu diperlukan sejumlah

peraturan dan tenaga pengawas (atasan langsung) yang dapat digunakan untuk

mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai/karyawan dalam suatu organisasi.

7. Identitas

Identitas dimaksudkan sejauh mana para anggota/karyawan suatu

organisasi/perusaahan dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan dalam

perusahaan dan bukan sebagi kelompok kerja tertentu atau keahlian professional

tertentu. Identitas diri sebagai satu kesatuan dalam perusahaan sangat membantu

manajemen dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi/perusahaan.

8. Sistem imbalan

Sistem imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan (seperti kenaikan

gaji, promosi, dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan
sebaliknya didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya. Sistem

imbalan yang didasarkan atas prestasi kerja pegawai dapat mendorong

pegawai/karyawan suatu organisasi/perusahaan untuk bertindak dan berperilaku

inovatif dan mencari prestasi kerja yang maksimal sesuai kemampuan yang

dimilikinya. Sebaliknya, sistem imbalan yang didasarkan atas senioritas dan pilih

kasih, akan berakibat tenaga kerja yang punya kemampuan dan keahlian dapat

berlaku pasif dan frustasi. Kondisi semacam ini dapat berakibat kinerja

organisasi/perusahaan menjadi terhambat.

9. Toleransi terhadap konflik

Sejauh mana pegawai/karyawan didorong untuk mengemukakan konflik dan

kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat merupakan fenomena yang sering terjadi

dalam suatu organisasi/perusahaan. Namun perbedan pendapat atau kritik yang terjadi

bisa dijadikan sebagai media untuk melakukan perbaikan atau perubahan strategik

untuk mencapai tujuan suatu organisasi/perusahaan.

10. Pola komunikasi

Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal.

Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinya pola komunikasi

antara atasan dan bawahan atau antara karyawan itu sendiri.

C. Komponen Pembentuk Budaya Organisasi

McKenna et all (2000) dalam [ CITATION Dar13 \l 1057 ] membagi budaya

organisasi ke beberapa komponen pembentuk berikut.

a. Filosof, yang menjadi panduan penetapan kebijakan organisasi yang berkenaan

dengan karyawan maupun klien.


b. Nilai-nilai dominan yang dipegang organisasi

c. Norma-norma yang ditetapkan dalam bekerja.

d. Aturan main untuk berelasi dengan baik dalam organisasi yang dipelajari anggota

baru agar dapat diterima organisasi.

e. Tingkah laku khas tertentu dalam berinteraksi yang rutin dilakukan antara anggota

organisasi. Perasaan atau suasana yang diciptakan dalam organisasi.

D. Elemen Budaya Organisasi

Budaya organisasi terdiri dari dua elemen pokok yaitu elemen yang bersifat

idealistik dan elemen yang bersifat behavioral menurut [ CITATION Ach07 \l 1057 ]:

1. Elemen Idealistik

Dikatakan idealistik karena elemen ini menjadi ideologi organisasi yang

tidak mudah berubah walaupun disisi lain organisasi secara natural harus selalu

berubah dan beradaptasi dengan lingkungannya. Elemen ini bersifat terselubung

(elusive), tidak tampak ke permukaan (hidden), dan hanya orang-orang tertentu saja

yang tahu apa sesungguhnya ideologi mereka dan mengapa organisasi tersebut

didirikan.

Elemen idealistik melekat pada diri pemilik dalam bentuk doktrin, falsafah

hidup, atau nilai-nilai individual para pendiri atau pemilik organisasi biasanya

dinyatakan secara formal dalam bentuk pernyataan visi dan misi organisasi.

2. Elemen Behavioral

Elemen behavioral adalah elemen yang kasat mata, muncul ke permukaan

dalam bentuk perilaku sehari-hari para anggotanya dan bentuk-bentuk lain seperti
desain dan arsitektur organisasi, elemen ini mudah diamati, dipahami, dan

diinterpretasikan meskipun kadang tidak sama dengan interpretasi dengan orang

yang terlibat langsung dalam organisasi. Cara paling mudah mengidentifikasi

budaya organisasi adalah dengan mengamati bagaimana para anggota organisasi

berperilaku dan kebiasaan yang mereka lakukan.

E. Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut

1) Budaya berperan sebagai penentu batas-batas, artinya kultur menciptakan perbedaan

atau distingsi antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.

2) Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.

3) Budaya memfalisitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar dari

pada kepentingan individu.

4) Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu

dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan. Hal

ini memuat rasa identitas anggota organisasi.

5) Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan

membentuk sikap serta perilaku karyawan. meningkatkan stabilitas system social.

F. Kekuatan Budaya Organisasi

Robbins (2002) menyatakan bahwa budaya organisasi kuat adalah budaya dimana

nilai-nilai inti organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas oleh

anggota organisasi. Kotter dan Hesket (1992) dalam Tika (2006) menyatakan bahwa

budaya organisasi kuat adalah budaya yang hampir semua manajer menganut bersama

seperangkat nilai dan metode menjalankan bisnis yang relatif konsisten.


Dari beberapa definisi di atas dapat diketahui bahwa suatu budaya organisasi kuat

apabila :

1. Nilai-nilai budaya organisasi di anut secara bersama oleh seluruh pimpinan dan

anggota organisasi.

2. Nilai-nilai budaya organisasi mempengaruhi perilaku pimpinan dan anggota

organisasi.

3. Membangkitkan semangat berprilaku dan bekerja lebih baik.

4. Resisten (kuat) terhadap tantangan eksternal dan internal.

5. Mempunyai sistem peraturan formal dan informal.

6. Memiliki koordinasi dan kontrol perilaku.

G. Konflik dan Perubahan Budaya Organisasi

Rumah sakit sebagai sebuah organisasi terpengaruh oleh perubahan budaya.

Model perubahan budaya dapat dilihat sebagai suatu interaksi antar berbagai budaya di

berbagai tingkat kehidupan manusia. Dalam tingkat global terjadi berbagai perubahan

penting misalnya telekomunikasi, sistem informasi, dan usaha peningkatan efisiensi di

rumah sakit. Berikutnya, pengaruh global secara langsung mempengaruhi budaya local,

budaya di kalangan industri, budaya yang ada di kelompok professional sampai budaya

organisasi.

Dalam hubungan antar budaya terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan.

Kemungkinan terjadi konflik atau terjadi sinergi antar-subculture. Sebagai contoh pada
sektor rumah sakit, terjadi interaksi antara budaya organisasi rumah sakit dengan budaya

profesional. Rumah sakit merupakan lembaga yang mempunyai berbagai subbudaya

(subcultures) berdasarkan profesional yang ada ataupun berdasarkan unit kerja. Sebagai

contoh, sistem kerja di Instalasi Gawat Darurat.Instalasi ini mempunyai bentuk budaya

yang khas yaitu aspek waktu dan kematian merupakan hal yang mempengaruhi pola

kerja. Dengan demikian kultur IGD berbeda dengan kultur rawat jalan biasa. Dalam hal

kelompok profesional, di rumah sakit terdapat berbagai subculture yang berasal dari

berbagai profesi misalnya, budaya perawat, dokter umum, dokter spesialis dengan

bermacam-macam cabang dan juga para manajer [ CITATION Tri05 \l 1057 ].


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Budaya organisasi merupakan sistem nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat,

kebiasaan organisasi dan yang lainnya yang diyakini anggota organisasi dan yang

membedakan dengan organisasi lain dan juga sebagai alat untuk mengontrol interaksi

setiap anggotaorganisasi dan dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri,

pemimpin dan anggota organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

direncanakan terlebih dahulu.

Budaya organisasi merupakan sarana terbaik bagi rumah sakit untuk memahami

sumber daya manusia dalam rumah sakit karena budaya organisasi merupakan nilai,

kepercayaan, norma institusional serta sikap-sikap individual yang menjadi pola dasar

yang diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan dalam proses memecahkan masalah dan

mengambil keputusan ketika beradaptasi dengan lingkungan eksternal dan mengelola

integrasi internal organisasi oleh anggota organisasi itu sendiri [ CITATION Tri05 \l 1057 ]

B. Saran

Dalam makalah tersebut maka diharapkan perlu melakukan sosialisasi kepada

karyawan tentang budaya organisasi yang mengingat tidak semua karyawan memahami

dan bekerja sesuai dengan budaya organisasi yang diterapkan..


Daftar Pustaka

Budiharjo, A. d. (2014). Organisasi, Menuju pencapaian kinerja Optimum. Jakarta: Prasetiya


Publishing.

Darmawan, D. (2013). Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Surabaya: Pena Semesta.

Robbins, S. P. (1996). Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Edisi Terjemahan.


Jakarta: PT. Prenhalindo.

Robbins, S. P. (2002). Perilaku Organisasi : Jilid I. Jakarta: Perhallindo.

Sobirin, A. (2007). Budaya Organisasi Pengertian, Makna Dan Aplikasinya Dalam Kehidupan
Organisasi. Jakarta: IBPP STIM YKPN.

Trisnantoro, L. (2005). Aspek Strategis Dalam Manajemen Rumah Sakit, Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai