Anda di halaman 1dari 19

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ANAK AUTIS DALAM

MENYELAMATKAN DIRI DARI BENCANA GEMPA BUMI MELALUI


TERAPI PERMAINAN SIMULASI BENCANA GEMPA BUMI

ARTIKEL SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh:
Hani Nur Islami
3201414042

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

1
1
Edu Geography

Edu Geography

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN SISWA AUTIS DALAM


MENYELAMATKAN DIRI DARI BENCANA GEMPA BUMI MELALUI
PERMAINAN SIMULASI BENCANA

Hani Nur Islami, Dewi Liesnoor Setyowati


Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Info Artikel Abstrak
_____________ Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas siswa autis dalam
Sejarah Artikel: permainan simulasi bencana gempa bumi serta untuk mengetahui peningkatan
Diterima
pengetahuan dan keterampilan anak autis dalam menyelamatkan diri dari
Disetujui
Dipublikasikan
bencana gempa bumi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Metode
_____________
pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan metode observasi.
Keywords: Analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis data deskriptif
Ability, play therapy, presentase dan deskriptif komparatif dengan membandingkan antara dua
dasability, parameter. Hasil penelitian menunjukan aktivitas siswa autis dalam permainan
earthquack simulasi bencana gempa bumi dikategorikan aktif pada perlakuan 4 dengan
_____________ presentase 80,82% sedangkan untuk aspek pengetahuan dan keterampilan siswa
autis dalam menyelamatkan diri dari bencana gempa bumi mengalami
peningkatan. Pada aspek pengetahuan terdapat peningkatan sebesar 3 dengan
persentase 25%. Aspek keterampilan mengalami peningkatan sebesar 19 dengan
persentase 92%. Saran peneliti adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
guna menyempurnakan permainan simulasi untuk memberikan pembelajaran
menyelamatkan diri dari bencana gempa bumi tidak hanya autis ringan.
Abstract

The purpose of this study was to determine the activity of autistic students in
earthquake disaster simulation games and to determine the increase in
knowledge and skills of autistic children in saving themselves from earthquake.
This research is an experimental research. Data collection methods used are
test methods and observation methods. Data analysis used is using descriptive
percentage analysis and descriptive comparative data by comparing between
two parameters. The results showed that the activity of autistic students in
earthquake disaster simulation games was categorized as active in treatment 4
with a percentage of 80.82% while for aspects of knowledge and skills of autistic
students in saving themselves from the earthquake disaster had increased. In the
knowledge aspect there is an increase of 3 with a percentage of 25%. Skills
aspects have increased by 19 with a percentage of 92%. Researcher's suggestion
is that further research is needed to improve simulation games to provide
learning to save themselves from earthquake disasters not only mild autism.
________________________________________________________________
© 2018 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 2252-6684
Gedung C1 Lantai 2 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: geografiunnes@gmail.com

1
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

PENDAHULUAN

Wilayah Negara Kesatuan Selatan terdapat zona patahan subduksi


Republik Indonesia memiliki kondisi atau pertemuan antara Lempeng Eurasia
geografis, geologi, hidrologis, dan dengan Lempeng Indo-Australia yang
demografis yang memungkinkan berjarak 300 kilometer dari Pantai
terjadinya bencana, baik yang Selatan yang hingga saat ini sering
disebabkan oleh faktor alam, faktor non menunjukkan aktivitas dengan ditandai
alam maupun faktor manusia yang adanya gempa-gempa di sekitar zona
menyebabkan timbulnya korban jiwa tersebut (Haifani, 2008).
manusia, kerusakan lingkungan, Gempa tektonik melanda
kerugian harta benda, dan dampak Yogyakarta sekitar pukul 05.55 WIB
psikologis yang dalam keadaan tertentu pada tanggal 27 Mei 2006. Gempa
dapat menghambat pembangunan dengan kekuatan 6,9 skala richter
nasional (Undang-Undang Republik berlangsung selama 57 detik tersebut
Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 menarik perhatian dunia karena bukan
Tentang Penanggulangan Bencana). hanya mengalami kerugian material saja
Salah satu bencana besar yang tetapi juga korban jiwa. Menurut data
sering terjadi di Indonesia adalah gempa dari United State Geological Survey
bumi. Gempa bumi merupakan salah lebih dari 6.000 orang tewas serta lebih
satu di antara bencana yang tidak dapat dari 300.000 keluarga kehilangan tempat
diprediksi. tinggal (BNPB, 2014). Akibat dari
Daerah Istimewa Yogyakarta adanya gempa tersebut menyebabkan
(DIY) merupakan salah satu provinsi di banyak korban jiwa, salah satunya
Indonesia yang rawan terjadi bencana adalah anak-anak dengan berkebutuhan
gempa bumi, hal ini karena Yogyakarta khusus (difabel).
secara geologis terletak pada cekungan Anak berkebutuhan khusus apabila
yang sudah terisi oleh material vulkanik dihadapi dengan suatu bencana maka
gunung api, pada bagian Utara dibatasi akan memilih dua alternatif, yaitu tetap
oleh Gunung Merapi yang terkadang berdiam diri atau mencoba
menunjukan aktivitas sebagai akibat dari menghilangkan ketegangan (Rinanda,
munculnya magma melalui lubang 2013:165). Anak berkebutuhan khusus
kepundan, sedangkan pada bagian juga memiliki hak untuk mendapatkan
2
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

edukasi mitigasi bencana seperti anak- kurangnya kemampuan dalam


anak normal lainnya. menghadapi bencana sering
Salah satu program yang menyebabkan anak dengan autisme
diupayakan untuk menolong anak menjadi pasif dan pasrah terhadap orang,
berkeutuhan khusus agar mereka masalah tersebut yang menyebabkan
terhindar dari bencana adalah Program mereka rentan menjadi korban
Pendidikan Pengembangan Kemandirian (Indriasari dkk, 2018).
atau Pendidikan Menolong Diri Sendiri Anak dengan autisme merupakan
(PMDS) yang dimasukkan kedalam kelompok yang rentan terhadap bencana
materi Bina Diri. Akan tetapi program terlebih lagi apabila mereka tinggal di
tersebut belum diterapkan secara daerah yang rawan bencana, tentunya
maksimal di Sekolah Luar Biasa (SLB) sangatlah penting untuk mengetahui
yang termasuk kedalam daerah rawan bagaimana upaya dalam menyelamatkan
bencana gempa bumi. diri dari bencana gempa bumi mengingat
Kecamatan Giwangan terletak di wilayah Yogyakarta merupakan wilayah
Selatan Kota Yogyakarta, berbatasan sangat rawan dengan bencana gempa
dengan wilayah Kabupaten Bantul. bumi. Meskipun di SLB Negeri Pembina
Kabupaten Bantul merupakan daerah Yogyakarta telah menerapkan pelatihan
yang rentan terhadap gempa bumi. Salah mitigasi bencana gempa bumi kepada
satu Sekolah Luar Biasa di Kecamatan siswa berkebutuhan khusus. Namun, hal
Giwangan adalah SLB Negeri Pembina. itu belumlah cukup dikarenakan
SLB Negeri Pembina memiliki siswa pelatihan mitigasi bencana di SLB
berkebutuhan khusus dengan jumlah 230 Negeri Pembina belumlah maksimal
siswa yang didalamnya terdapat 17 siswa dikarenakan siswa hanya diberikan
dengan berkebutuhan khusus autisme. materi bina diri tanpa menggunakan
Beberapa dari mereka memiliki kesulitan media yang membantu anak didalam
dalam upaya penyelamatan diri dari pembelajaran, masalah tersebut yang
bencana gempa bumi, karena pada menyebabkan anak kurang mengetahui
dasarnya anak dengan autisme bagaimana upaya penyelamatan diri
cenderung lebih bergantung pada orang yang baik dari bencana gempa bumi
lain dalam keadaan darurat, karena bagi anak dengan berkebutuhan
ketergantungan terhadap orang lain dan khusus autisme melakukan mitigasi di

3
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

dalam kelas ketika terjadi gempa bumi diperkuat juga dalam penelitian
bukanah hal yang mudah, terlebih lagi Kurnanto (2007) terapi permainan
anak dengan autisme cenderung lebih adalah penggunaan sistematis model
memiliki gangguan komunikasi dan teoritis untuk membangun proses
interaksi sosial seperti kebanyakan anak interpersonal yang mana di terapis
normal lainnya. bermain dilatih menggunaan kekuatan
Anak autis lebih senang bermain terapi bermain untuk membantu klien
karena pada dasarnya mereka memiliki mencegah atau mengatasi kesulitan
permasalahan yang seolah-olah anak psikososial dan mencapai pertumbuhan
hidup dan memiliki dunia bermain dan perkembangan yang optimal.
sendiri. Anak dengan autis lebih senang Terapi permainan simulasi bencana
bermain dan cepat menangkap hal gempa bumi merupakan permainan
maupun intruksi yang didapat karena dimana peserta diharapkan dapat
dalam proses terapi bermain mereka menirukan gerakan seseorang dalam
tidak merasa bahwa dirinya sedang video. Terapi permainan simulasi
diterapi melainkan merasa sedang bencana gempa bumi diciptakan seolah-
bermain, hal ini diperkuat dengan olah siswa dihadapkan dengan bencana,
penelitian dari Indriyani (2011:19) yang dalam permainan tersebut siswa akan
menyatakan bahwa menggunakan mempraktikkan hal-hal apa saja yang
metode terapi bermain anak tidak harus dilakukan pada saat terjadi
memiliki beban dalam mempelajari bencana gempa bumi.
suatu hal karena metode ini menekankan Permainan simulasi bencana
permainan pada setiap materi gempa bumi merupakan permainan yang
pembelajarannya sehingga materi yang dapat membantu meningkatkan
diajarkan pada anak akan lebih mudah kemampuan siswa autis dalam
mereka tangkap. melakukan teknik penyelamatan diri dari
Indriyani (2011) menyatakan bencana gempa bumi.
bahwa siswa autisme memerlukan Berdasarkan hal tersebut peneliti
perlakuan yang khusus didalam ingin mengkaji satu masalah yaitu
pembelajaran. Salah satu metode yang seberapakah kemampuan siswa autis
dapat digunakan adalah metode play dalam melakukan teknik penyelamatan
therapy (terapi permainan), hal tersebut diri dari bencana gempa bumi melalui

4
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

terapi permainan simulasi bencana dan 10 siswa autis di jurusan khusus.


gempa bumi dilihat dari tujuan Jurusan Khusus adalah jurusan untuk
kemampuan siswa dalam melakukan siswa autis yang masih mengalami
teknik menyelamatkan diri dari bencan gangguan komunikasi dan gangguan
gempa bumi. Kemampuan siswa dilihat interaksi sosial atau belum dapat
dari terlaksananya indikator-indikator berkontak langsung dengan orang
dalam aktivitas siswa dalam melakukan sekitar, sedangkan di jurusan klasik
teknik menyelamatkan diri dari bencana adalah jurusan untuk siswa autis yang
gempa bumi. Adapun kemampuan siswa sudah dapat berinteraksi atau berkontak
dapat dilihat dari hasil tes berupa langsung dengan orang sekitar dan
kognitif dan psikomotorik dan biasanya untuk jurusan klasik anak autis
bagaimana sikap peserta didik mampu bergabung dengan kelas tunagrahita.
menerima permainan simulasi bencan Pengambilan sampel pada
gempa bumi baik sebelum maupun penelitian model ini adalah
setelah diberikan perlakuan berupa menggunakan teknik purposive sampling
permainan simulasi bencana gempa atau sampel degan tujuan tertentu yaitu
bumi. sampel yang memiliki gangguan autis
METODE PENELITIAN dengan kriteria sudah dapat membaca,
Penelitian ini merupakan penelitian menulis, dan sudah mengerti perintah
eksprimen atau disebut sebagai dasar. Sehingga dalam pelitian ini
eksperimen yang tidak sebenernya diperoleh sampel yaitu 7 siswa autis di
(Sugiyono, 2012) dengan desain jurusan klasik (Arikunto 2010:174).
penelitian One Group PreTest-PostTest Lokasi penelitian ditetapkan di
desaign. Paradigma dalam penelitian Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina
eksperimen model ini yaitu terdapat Yogyakarta yang beralamat di Jl. Imogiri
suatu kelompok diberi perlakuan atau Timur, Giwangan, Umbulharjo, Kota
treatment dan selanjutnya diobservasi Yogyakarta. Lokasi ini dipilih karena
hasilnya. Populasi dalam penelitian ini SLBN Pembina Yogyakarta merupakan
adalah seluruh siswa autis di SLBN sekolah ngeri yang melayani pendidikan
Pembina Yogyakarta yang berjumlah 17 khusus bagi anak autis dan telah
siswa, berdasarkan 17 siswa tersebut menerapkan materi penyelamatan diri
terdapat 7 siswa autis di jurusan klasik dari bahaya bencana, selain itu, di SLBN

5
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

Pembina Yogyakarta telah di fasilitasi HASIL DAN PEMBAHASAN


dengan sirine gempa bumi dan jalur
Akivitas Siswa Autis dalam
evakuasi sehingga membantu peneliti
Permainan Simulasi Bencana Gempa
lebih mudah dalam memperoleh data
Bumi
yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini
terdiri dari satu variabel yaitu Aktivitas siswa yang akan dinilai
kemampuan siswa dalam melakukan dalam penelitan ini memiliki dua aspek
upaya menyelamatkan diri dari bencana pengamatan yaitu aktivitas visual dan
gempa bumi. aktivitas motorik siswa ketika bermain
Metode pengumpulan data dalam simulasi bencana gempa bumi yang akan
penelitian ini adalah dengan diobservasi oleh peneliti sendiri dengan
menggunakan teknik observasi. Teknik menggunakan lembar pengamatan
observasi yang digunakan unuk dengan melihat beberapa aspek
mengetahui aktivitas serta keterampilan pegamatan yang nantinya akan diukur
siswa dalam melakukan simulasi dengan menggunakan skor untuk melihat
bencana gempa bumi. Observer dalam bagaimana aktivitas siswa autis dalam
penelitian ini adalah peneliti sendiri melakukan permainan simulasi bencana
(Sugiyono, 2010:205). gempa bumi dalam setiap pertemuan.
Teknis analisis data yang
Pertemuan Pertama, didapatkan
digunakan dalam penelitian
hasil keseluruhan aktivitas siswa selama
menggunakan analisis deskriptif
proses permainan simulasi bencana
persentase untuk mendeskripsikan
gempa bumi dikategorikan kurang aktif
aktivitas siswa autis dalam melakukan
dengan rentang presentase (56-77)
permainan simulasi bencana gempa
dengan rincian jumlah siswa yang
bumi dan analisis komparatif untuk
dikategorikan kurang aktif selama proses
mendeskripsikan variabel pengetahuan
pembelajaran berjumlah 3 siswa dengan
dan keterampilan siswa dalam
presentase 42,9% dari jumlah siswa
menyelamatkan diri dari bencana gempa
keseluruhan. Kemudian terdapat pula 3
bumi.
siswa yang termasuk kedalam kategori
Tidak Aktif dalam proses pembelajaran
menyelamatkan diri dari bencana gempa
bumi berjumlah 3 siswa dengan
6
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

presentase 42,9% dari jumlah siswa bencana gempa bumi, itu saja mereka
keseluruhan. Sedangkan siswa yang dalam melakukan permainan harus
termasuk aktif dalam pembelajaran dibantu oleh peneliti dan masih melihat
hanya terdapat 1 siswa dengan rentang catatan lagu yang mereka tulis, namun
(78-100) dengan presentase 14,2% dari terdapat beberapa siswa yaitu 1 diantara
jumlah siswa keseluruhan. 7 siswa lainnya yang sudah dapat
melakukan permainan simulasi bencana
Berdasarkan hasil penelitian,
gempa bumi dengan benar yaitu Geral.
didapatkan hasil aktivitas visual siswa
Geral tergolong telah aktif dalam
dalam melihat dan mencermati tayangan
melakukan permainan simulasi bencana
video simulasi bencana gempa bumi
gempa bumi. Hasil aktivitas siswa dalam
rata-rata siswa melihat tayangan video
permainan simulasi bencana gempa
simulasi bencana gempa bumi dengan
bumi pertemuan 1 dapat dilihat pada
dorongan peneliti, dan terdapat pula
Tabel 1.
beberapa siswa diantaranya yaitu Reza,
Dimas, Santosa, dan Afif mereka tidak Tabel 1 Aktivitas Siswa Pertemuan 1
mencermati tayangan video simulasi Nilai Kategori Jumlah %
bencana gempa bumi, mereka hanya >78 – 100 Aktif 1 14,2
56 – 77 Cukup Aktif 3 42,9
sekilas melihat tayangan video tanpa
33 – 55 Tidak Aktif 3 42,9
mencermati bagaimana isi yang Jumlah 7 100
terkandung dalam video tersebut, untuk Sumber: Data Penelitian, 2018.
menentukan aspek pengamatan
Pertemuan Kedua, didapatkan
“mencermati tayangan video”.
hasil keseluruhan aktivitas siswa dalam
Kemudian pada aspek aktivitas melakukan permainan simulasi bencana
motorik siswa dalam melakukan gempa bumi dengan kategori Kurang
permainan simulasi bencana gempa Aktif dengan rentang (56-77) dengan
bumi pada pertemuan pertama jumlah 3 siswa dengan presentase 42,8%
didapatkan hasil aktivitas siswa dalam dari jumlah seluruh siswa, dimana dalam
melakukan permainan simulasi bencana permainan rata-rata siswa melakukannya
gempa bumi rata-rata siswa hanya dengan dorongan peneliti dan siswa
bernyanyi lagu “Saat Ada Gempa” tanpa hanya dapat bernyanyi lagu “Saat Ada
melakukan gerakan mitigasi saat terjadi Gempa” tanpa melakukan gerakan

7
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

mitigasi saat terjadi bencana gempa Hasil akivitas siswa dalam


bumi ataupun siswa hanya dapat permainan simulasi bencana gempa
melakukan mitigasi saat terjadi bencana bumi pada pertemuan kedua dapat dilihat
gempa bumi tanpa bernyanyi lagu “Saat melalui Tabel 2.
Ada Gempa” sedangkan siswa yang
tidak aktif dalam melakukan permainan
simulasi bencana gempa bumi berjumlah Tabel 2 Aktivitas Siswa Pertemuan 2
Nilai Kategori Jumlah %
2 siswa dengan rentang (33-55) dengan
>78 – 100 Aktif 2 28,6
presentase 28,6% dari jumlah siswa 56 – 77 KurangAktif 3 42,8
keseluruhan, 2 siswa itu adalah Reza dan 33 – 55 Tidak Aktif 2 28,6
Jumlah 7 100
Santosa. Mereka dalam melakukan
Sumber: Data Penelitian, 2018.
permainan simulasi bencana gempa
bumi masih harus didorong dan dibantu Pertemuan Ketiga, setelah

oleh peneliti, dan mereka dalam siswa melaksanakan permainan simulasi

melakukan permainan simulasi bencana bencana gempa bumi pada pertemuan

gempa bumi tidak sampai pada tahap ketiga, didapatkan hasil keseluruhan

terakhir, mereka hanya melakukan aktivitas siswa dalam melakukan

sampai pada tahap masuk kedalam permainan simulasi bencana gempa

kolong meja. bumi dengan kategori Kurang Aktif


dengan rentang (56-77) dengan jumlah 4
Kemudian. Terdapat 2 siswa
siswa dengan presentase 57,1% dari
yang aktif dalam permainan simulasi
jumlah seluruh siswa, dan terdapat 2
bencana gempa bumi diantaranya yaitu
siswa yang masuk dalam kategori aktif
Dyah dengan Geral dengan rentang
dengan presentase 43% dari jumlah
presentase (78-100) dengan presentase
siswa keseluruhan, dan masih terdapat
28,6% dari keseluruhan siswa, mereka
satu siswa yang tidak aktif dalam
dikatakan aktif karena mereka sudah
melakukan permainan simulasi bencana
dapat melakukan permainan simulasi
gempa bumi dengan rentang (33-55)
bencana gempa sesuai dengan aturan
dengan presentase 14,28% dari total
main tanpa dorongan penliti ataupun
keseluruhan siswa.
dibantu dengan peneliti.
Aspek yang pertama yaitu
melihat tayangan video simulasi bencana
8
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

gempa bumi, rata-rata siswa Tabel 3 Aktivtitas Siswa Pertemuan 3


mendapatkan skor 3 yaitu siswa dalam Nilai Kategori Jumlah %
>78 – 100 Aktif 2 28,6
melihat tayangan video simulasi bencana 56 – 77 KurangAktif 4 57,1
gempa bumi dengan kemauan sendiri 33 – 55 Tidak Aktif 1 14,28
Jumlah 7 100
dengan presentase 57,10% siswa
Sumber: Data Penelitian, 2018.
mendapatkan skor 3 dari total
keseluruhan siswa, dan pada aspek Pertemuan keempat, Setelah

kedua yaitu mencermati langkah-langkah siswa melaksanakan permainan simulasi

simulasi dalam video simulasi bencana bencana gempa bumi pada pertemuan

gempa bumi rata-rata siswa keempat, didapatkan hasil keseluruhan

mendapatkan skor 2 yaitu dalam aktivitas siswa dalam melakukan

mencermati tayangan video simulasi permainan simulasi bencana gempa

bencana gempa bumi siswa masih harus bumi dengan kategori aktif dengan

didorong oleh peneliti dengan presentase rentang (>78-100) dengan jumlah 4

57,10% siswa mendapatkan skor 2 dari siswa dengan presentase 57,1% dari total

total keseluruhan siswa. seluruh siswa, namun masih terdapat


siswa Kurang Aktif dalam melakukan
Kemudian untuk aspek yang ke-3 permainan simulasi bencana gempa
sampai dengan aspek yang ke-10 pada bumi dengan rentang presentase (33-55)
aktivitas motorik rata-rata siswa dengan jumlah 3 siswa dengan
mendapatkan skor 2 yaitu dalam presentase 42,8% dari jumlah seluruh
melakukan permainan simulasi bencana siswa. Hasil aktivitas siswa dalam
gempa bumi siswa belum mampu melakukan permainan simulasi bencana
melakukan permainan sesuai dengan gempa bumi dapat dilihat pada Tabel 4.
aturan main, dimana siswa hanya dapat
bernyanyi lagu “Saat Saat Gempa” tanpa Tabel 4 Aktivitas Siswa Pertemuan 4
Nilai Kategori Jumlah %
melakuka gerakan mitigasi saat terjadi >78 – 100 Aktif 4 57,1
bencana sesuai dengan video simulasi 56 – 77 KurangAktif 3 42,9
33 – 55 Tidak Aktif 0 0
bencana gempa bumi. Hasil aktivitas
Jumlah 7 100
siswa dalam melakukan permainan Sumber: Data Penelitian, 2018.
simulasi bencana gempa bumi dapat Pengetahuan Siswa Autis Dalam
Pembelajaran Menyelamatkan Diri
dilihat pada Tabel 3.
Dari Bencana Gempa Bumi

9
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

Berdasarkan hasil penelitian yang gempa bumi, dilihat pada hasil


didapatkan menunjukkan bahwa terdapat komparasi antara pengetahuan awal
peningkatan pengetahuan siswa autis dengan pengetahuan akhir yang
dalam menyelamatkan diri dari bencana didapatkan siswa terdapat suatu
gempa bumi, hal ini dapat dilihat dari kecenderungan ada didalam kondisi
peningkatan skor pengetahuan yang yang cukup. Sehingga, permainan
didapatkan seluruh siswa yaitu sebesar 3. simulasi bencana gempa bumi dapat
Untuk lebih jelasnya berikut tabel meningkatkan pengetahuan siswa autis
peningkatan pengetahuan siswa dalam terkait materi bencana gempa bumi,
pembelajaran menyelamatkan diri dari hanya saja dalam peningkatannya masuk
bencana gempa bumi: kedalam kategori cukup baik.
Tabel 5 Hasil Komparasi Pengetahuan Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat
Awal dan Pengetahuan Akhir
dalam aspek kriteria ketuntasan minimal
Pening
Peng Kriteri
Penget katan/ pada materi menyelamatkan diri dari
etahu a
Nama ahuan Penrur
an Ketunt bencana gempa bumi dapat disimpulkan
Akhir unan/T
Awal asan
etap *) berdasarkan cara berfikir yang siswa
Reza 6 9 +3 Tidak
Tuntas lakukan sudah dapat dikatakan bisa
Cristian 10 12 +2 Tuntas
Dimas 11 14 +3 Tuntas
diarahkan pada suatu penyelamatan diri
Santosa 9 14 +5 Tuntas dari bencana gempa bumi karena pada
Afif 7 11 +4 Tuntas
Dyah 11 15 +4 Tuntas hasil ketuntasan aspek pengetahuan
Geral 10 13 +3 Tuntas hampir seluruh siswa berada diatas
Rerata
9 12 ketuntasan, dan hanya terdapat satu
skor
Peningk
3 siswa yang belum mencapai skor
atan
Sumber: Data Penelitian, 2018. pengetahuan diatas kriteria ketuntasan
minimal, sehingga masih terdapat satu
Berdasarkan tabel komparasi
siswa yang belum dapat dikatakan dapat
antara pengetahuan akhir dan
menyelamatkan diri meskipun telah
pengetahuan awal siswa autis dalam
mengalami peningkatan, karena
pembelajaran menyelamatkan diri dari
peningkatan yang dihasilkan tidak sesuai
bencana gempa bumi dapat disimpulkan
yang diharapkan.
bahwa seluruh siswa autis mengalami
peningkatan pada pengetahuan terkait
materi menyelamatkan diri dari bencana
10
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

gempa bumi dapat disimpulkan seluruh


Keterampilan Siswa Autis Dalam siswa autis mengalami peningkatan
Pembelajaran Menyelamatkan Diri
Dari Bencana Gempa Bumi dalam aspek keterampilan dilihat pada
hasil komparasi antara keterampilan
Berdasarkan hasil penelitian yang
awal dengan keterampilan akhir yang
didapatkan menunjukkan bahwa terdapat
didapatkan siswa terdapat suatu
peningkatan keterampilan siswa autis
kecenderungan ada didalam kondisi
dalam menyelamatkan diri dari bencana
yang cukup. Sehingga, permainan
gempa bumi, hal ini dapat dilihat dari
simulasi bencana gempa bumi dapat
peningkatan skor keterampilan yang
meningkatkan keterampilan siswa autis
didapatkan seluruh siswa yaitu sebesar
terkait materi bencana gempa bumi,
20. Untuk lebih jelasnya berikut tabel
hanya saja dalam peningkatannya masuk
peningkatan keterampilan siswa dalam
kedalam kategori cukup baik.
pembelajaran menyelamatkan diri dari
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat
bencana gempa bumi:
dalam aspek kriteria ketuntasan minimal
Tabel 6 Hasil Komparasi Keterampilan
Awal dan Keterampilan Akhir pada materi menyelamatkan diri dari
Pening bencana gempa bumi dapat disimpulkan
Keter Kriteri
Ketera katan/
ampi a berdasarkan motorik yang siswa lakukan
Nama mpilan Penrur
lan Ketunt
Akhir unan/T sudah dapat dikatakan bisa diarahkan
Awal asan
etap *)
Reza 10 18 +8 Tidak pada suatu penyelamatan diri dari
Tuntas
Cristian 11 20 + 9 Tuntas bencana gempa bumi dengan kategori
Dimas 15 26 + 11 Tuntas cukup, karena masih terdapat dua siswa
Santosa 8 16 + 8 Tidak
Tuntas yang mengalami peningkatan namun
Afif 12 24 + 12 Tuntas belum dapat dikategorikan tuntas karena
Dyah 14 28 + 14 Tuntas
Geral 13 26 + 13 Tuntas belum mencapai kriteria ketuntasan
Rerata 12 27
skor minimal. Sehingga dapat disimpulkan,
Peningk 11 permainan simulasi bencana gempa
atan
Sumber: Data Penelitian, 2018. bumi dapat meningkatkan keterampilan
siswa autis dalam teknik menyelamatkan
Berdasarkan tabel komparasi
diri dari bencana gempa bumi dengan
antara keterampilan awal dan
kategori cukup baik.
keterampilan akhir siswa autis dalam
teknik menyelamatkan diri dari becana
11
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

Pembahasan guru/peneliti kemudian selama


dilakukannya beberapa kali perlakuan
Aktivitas dalam proses
sampai pada akhirnya hampir seluruh
pembelajaran merupakan suatu kegiatan
siswa mampu melakukannya dengan
yang dilakukan untuk menghasilkan
sendiri tanpa harus dibantu oleh peneliti
perubahan pengetahuan-pengetahuan,
meskipun juga masih terdapat beberapa
nilai sikap dan keterampilan yang akan
siswa yang harus dibantu, didorong
mengarah pada peningkatan prestasi.
peneliti dan telah mampu melakukan
Aktivitas dalam proses pembelajran
permainan simulasi bencana gempa
tentunya akan sangat diperlukan untuk
bumi sesuai aturan main. Dengan
diterapkan pada Sekolah Luar Biasa
demikian, terapi permainan simulasi
(SLB) dengan siswa-siswa yang
bencana gempa bumi mampu
memiliki berkebutuhan khusus. Karena
meningkatkan perkembangan aktivitas
pada dasarnya anak dengan
siswa autis didalam pembelajaran
berkebutuhan khusus merupakan anak-
menyelamatkan diri dari bencana gempa
anak yang sangat membutuhkan banyak
bumi. Pernyataan tersebut didukung oleh
sekali perhatian dalam pembelajaran.
penelitian (Hania, 2016) yang
Berdasarkan hasil penelitian
menyatakan bahwa penggunaan media
selama empat kali perlakuan mengenai
yang berupa terapi permainan dapat
aktivitas siswa dalam proses permainan
menjadi salah satu alternatif media yang
simulasi bencana gempa bumi semua
bisa digunakan mestimulus
siswa mengalami perkembangan,
perkembangan aktivitas siswa baik itu
meskipun terdapat beberapa siswa yang
aktivitas visual, motorik halus bahkan
mengalami perkembangan yang tidak
motorik kasar.
banyak. Namun, perkembangan aktivitas
Berdasarkan hasil pengolahan
dalam proses permainan simulasi
data, seluruh siswa autis mengalami
bencana gempa bumi menjadi sangat
peningkatan pengetahuan dan
penting meskipun itu hanya sedikit
keterampilan, namun tidak semua siswa
karena sangat membantu dalam
mengalami ketuntasan di dalam
meningkatkan kemampuan siswa autis.
pembelajaran menyelamatkan diri dari
Hal tersebut dilihat pada hasil
bencana gempa bumi. Siswa yang
penelitian, dari yang mulanya siswa
mendapatkan skor dibawah kriteria
harus dibantu dan didorong oleh
12
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

ketuntasan minimal adalah Reza dan bencana gempa bumi digabungkan


Santosa. Menurut guru kelas yang dengan lagu didalamnya. Lagu didalam
menangani ketujuh siswa, Reza dan permainan ini berupa lagu yang berjudul
Santosa merupakan siswa yang lambat “Saat Ada Gempa”. Penambahan lagu
berpikir, sehingga informasi yang dalam metode simulasi bertujuan agar
diperoleh di sekolah sulit dipahami peserta didik dapat dengan mudah
olehnya, tidak jarang saat pembelajaran melakukan kegiatan simulasi bencana
masih menunjukkan sikap seperti gempa bumi yang baik karena melalui
berbicara sendiri dan berlari didalam lagu tersebut dapat dengan mudah
kelas. menyerap dan mengingat materi.
Masalah tersebut yang Berdasarkan hasil pengolahan data
menyebabkan mengalami kesulitan mengenai peningkatan pengetahuan dan
dalam melakukan pembelajaran keterampilan siswa autis, peningkatan
menyelamatkan diri dari bencana gempa yang diperoleh siswa autis lebih tinggi
bumi sehingga mengalami kekurangan keterampilan dibandingkan dengan
perhatian dan menyebabkan ketidak pengetahuan siswa. Hal tersebut
tuntasan didalam pembelajaran. Hal dikarenakan suatu permainan yang
tersebut sesuai dengan penelitian yang diajarkan kepada peserta didik akan
dilakukan oleh Iswinarti (2017) yang lebih membentuk keterampilan siswa
menyatakan bahwa kekurangan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
perhatian menjadikan hambatan dalam pengetahuan. Hal tersebut sesuai dengan
menangkap pelajaran maupun informasi pendapat oleh ahli yaitu Rinanda (2013)
yang ada disekitar, anak akan menjadi mengungkapkan bahwa terbukti
kurang fokus, tidak mampu permainan simulasi tanggap bencana
menyelesaikan tugas, kurang teratur, dan gempa bumi dapat meningkatkan
ketekunan yang dimiliki tergolong keterampilan mitigasi bencana gempa
rendah dikarenakan anak memiliki bumi anak berkebutuhan khusus di kelas
tingkat perhatian yang kurang dalam VI SLB Perwari Padang dengan tingkat
menangkap pembelajaran. kepercayaan 95%.
Permainan simulasi bencana Pengetahuan dan keterampilan
gempa merupakan media pembelajaran yang dialami oleh anak autis merupakan
yang berbentuk permainan simulasi penurunan satu tahun lebih lambat dari

13
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

usia sebenarnya, untuk itu perlu diasah dengan permainan adalah hal yang
khususnya untuk anak berkebutuhan sangat menarik dan mengesankan bagi
khusus. Apabila anak dengan anak-anak karena mudah diingat,
berkebutuhan khusus memiliki dipahami apa yang harus dilakukan pada
kemampuan yang rendah, maka anak saat bencana datang. Didalam permainan
tersebut termasuk kedalam rawan simulasi bencana gempa bumi anak akan
terhadap bahaya yang mengintai. diberikan pendidikan menolong diri
Terlebih lagi apabila anak tersebut sendiri dalam melakukan simulasi
tinggal di daerah yang rawan terjadi bencana gempa bumi di dalam kelas
bencana. Permainan simulasi merupakan maupun di luar kelas.Terapi permainan
permainan yang menirukan tingkah laku simulasi bencana gempa bumi termasuk
seperti orang yang dimaksud, dalam kedalam model pembelajaran play
kasus ini yaitu anak autis akan therapy. Play therapy merupakan model
melakukan simulasi bencana gempa pembelajaran yang diterapkan di
bumi dengan menirukan gerakan sekolah-sekolah khusus anak
didalam video pembelajaran yang di berkebutuhan (Sekolah Luar Biasa)
dalam video tersebut berisi lagu “Saat dengan tujuan untuk memudahkan siswa
Ada Gempa” dan gerakan penyelamatan dalam memahami pelajaran yang
diri (mitigasi) bencana gempa bumi disampaikan guru dengan tanpa siswa
dengan tujuan untuk membantu siswa merasa beban dalam belajar, karena
memahami maksud pembelajaran yang siswa lebih merasa bahwa dirinya tidak
akan disampaikan, karena pada dasarnya dalam masa pembelajaran melainkan
anak berkebutuhan khusus dengan bermain.
autisme memiliki gangguan terutama Adanya peningkatan pengetahuan
dalam bidang komunikasi sehingga perlu dan keterampilan siswa autis dalam
media yang benar dalam menyampaikan menyelamatkan diri dari bencana gempa
materi. Pernyataan tersebut sesuai bumi dikarenakan adanya
dengan pendapat penelitian yang perlakuan/treatment yaitu penyampaian
dilakukan oleh Setyaningrum (2011) materi mitigasi bencana gempa bumi
menyebutkan bahwa cara mengajarkan dengan model simulasi bermain, artinya
dengan menggunakan lagu bermain model simulasi bermain bencana gempa
merupakan pesan dan peringatan dini bumi menuntut siswa untuk

14
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

mengimajinasikan seolah-olah siswa pembahasan diatas dapat


sedang dalam meghadapi bencana disimpulkanbahwa permainan simulasi
gempa bumi dan bagaimana upaya bencana gempa bumi mampu
mereka dalam proses menyelamatkan meningkatkan pengetahuan dan
diri sehingga membentuk pemahamn dan keterampilan siswa autis dalam
keterampilan mereka terkait upaya menyelamatkan diri dari bencana gempa
penyalamatan diri dalam menghadapi bumi.
bencana gempa bumi. Adanya proses Simpulan
pembelajaran yang memberikan Berdasarkan hasil penelitan dan
pengalaman belajar yang menarik pembahasan mengenai peningkatan
mendorong siswa untuk lebih aktif pengetahuan dan keterampilan siswa
berfikir. Tujuan pembelajaran melalui autis dalam menyelamatkan diri dari
permainan simulasi bencana gempa bencana gempa bumi melalui terapi
bumi itu sendiri yaitu untuk membantu permainan simulasi, dapat disimpulkan
siswa dalam meningkatkan pemahaman bahwa seluruh siswa mengalami
khususnya pengetahuan dan peningkatan pada aspek pengetahuan
keterampilan siswa autis dalam dan keterampilan dalam pembelajaran
menyelematkan diri dari benccana gmpa menyelamatkan diri dari bencana gempa
bumi agar mereka dapat mandiri dalam bumi setelah dilakukan
keadaan darurat bencana. treatment/perlakuan.
Tujuan permanan simulasi bencana Artinya pembelajaran
gempa bumi ini sesuai dengan tujuan menyelamatkan diri dari bencana gempa
terapi permainan (play therapy) yang bumi dapat memberikan pengetahuan
dikemukakan oleh Indriyani (2011) yaitu dan mengasah keterampilan siswa dalam
adapun tujuan terapi bermain adalah melakukan teknik penyelamatan diri
untuk menunjang beberapa aspek secara mandiri.
diataranya keterampilan mengurus diri DAFTAR PUSTAKA
sendiri, kemampuan sensorik kasar dan Haifani, Ahmad Muktaf. 2008. Manajemen
Resiko Bencana Gempa Bumi
halus, meningkatkan kemampuan (Studi Kasus Gempa Bumi
berfikir, meningkatkan kemampuan Yogyakarta 27 Mei 2006). No.
25-26. Hal. 285-284.
berkomunikasi, dan meningkatkan
konsentrasi. Berdasarkan pada

15
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

Hartuti, Evi Rine. 2009. Buku Pintar Play Therapy in Childhood


Gempa. Yogyakarta: DIVA Schizophernia. No. 1-3. Hal.
Press. 337-349.

Haryanto, Hanny, Rahmatsyam Lakoro. Rinanda, Suci. 2013. Pengaruh Metode


2012. Game Edukasi Simulasi Tanggap Bencana Alam
“Evakuator” Bergenre Puzzle Terhadap Kemampuan Mitigasi
Dengan Gameplay Berbasis Pada Anak Tunagrahita Ringan
Klasifikasi Sebagai Sarana Di Kelas C/D VI SLB Perwari
Pendidikan Dalam Mitigasi Padang. No. 1. Hal. 164-173.
Bencana. No. 1. Hal. 42-49.
Riyadi, Sugeng, Dewi Liesnoor S. 2015.
Hatiningsih, Nuligar. 2013. Play Therapy Peningkatan Pengetahuan Siswa
untuk Meningkatkan Konsentrasi Melalui Media Buklet Untuk
Pada Anak Attention Deficit Kesiapsiagaan Bencana Gempa
Hyperactive Disorder (ADHD). Bumi Di SMA Negeri 1
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Kedungreja Tahun 2014. No. 3
Vol. 01 No. 2, Agustus 2013 Hal (8). Hal. 66-71.
324-342 ISSN: 2301-8261.
Setyowati, Dewi Liesnoor, Isti Hidayah,
Indriyani, Iin. 2011. Play Therapy: Juhadi, Tjaturahono Budi
Pembelajaran Mitigasi Bencana Sanjoto, Ananto Aji, Aryono
Tanah Longsor untuk ABK. Adhi, Arif Widyatmoko, Satya
Bulletin Vulkanologi dan Budi Nugraha. 2016. Panduan
Bencana Geologi. Jurnal Imliah Pengurangan Risiko Bencana
Vol. 06 No. 03, Desember 2011: (PRB) Sekolah. Universitas
7-15. Negeri Semarang: CV Swadaya
Manunggal.
Iswinarti, Astrie Cahyasari. 2017.
Meningkatkan Konsentrasi Anak Setyowati, Dewi Liesnoor. 2017. Pendidikan
Attention Defici Hyperactivity Kebencanaan (Bencana Banjir,
Disorder Melalui Permainan Longsor, Gempa dan Tsunami).
Tradisional Engklek. No. 22-24. Semarang: CV Sanggar Krida
Hal. 126-138. Aditama.

Kurniawan, Rahardian, Affan Mahtaram, Susmayadi, I Made, Sudibyakto, Hidehiko


Restu Rakhmawati. 2017. Kanagea, Wignyo Adiyoso, Emi
GEMPA: Game Edukasi sebagai Dwi Suryanti. 2014. Sustainable
Media Sosialisasi Mitigasi Disaster Risk Reduction Through
Bencana Gempa Bumi bagi Anak Effective Risk Communication
Autis. No. 2. Hal. 174-183. Media In Parangtritis Tourism
Area, Yogyakarta. No. 20. Hal.
L, Barzegary, Zamini. 2011. The Effect of 684-692.
Play Therapy on Children With
ADHD. No. 30. Hal. 2216-2218. Zahroh, dkk. 2016. Sekolah Siaga Bencana:
Mulyadi, Kresno. 2014. Autism is Curable. Kajian Evaluatif Kesiapsiagaan
Jakarta: PT Alex Media Sekolah Mengahadapi Bencana.
Komputindo. Hal 511-519.

Ney, Philip G, Audrey E. Palvesky, John Zellawati, Alice. 2011. Terapi Bermain
Markely. 1971. Relative Untuk Mengatasi Permasalahan
Effectiveness of Operant and Pada Anak. No. 3 . Hal 164-175.

16
Hani Nur Islami, dkk / Edu Geography

17

Anda mungkin juga menyukai