Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN BENCANA TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN EVAKUASI DIRI SAAT GEMPA BUMI SISWA SD


ADVENT PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

Richard Tande1, Untung Sudharmono2


Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Advent Indonesia
usudharmono@unai.edu

ABSTRAK

Gempa bumi merupakan gejala alam berupa goncangan atau getaran tanah yang timbul
akibat terjadinya patahan atau sesar karena aktivitas tektonik. Daerah Parongpong
mempunyaii potensi gempa bumi yang mungkin timbul dari pergerakan sesar Lembang
sebesar 6,8 Skala Richter. Tujuan penelitian ini untuk melihat efektifitas pendidikan
bencana terhadap tingkat pengetahuan evakuasi diri saat gempa bumi siswa SD Advent
Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Metode yang digunakan kuantitatif dengan
desain penelitian pre experimental one group pretest- posttest. Responden dalam
penelitian ini 34 orang. Instrumen penelitian menggunakan tes yang terdiri dari 10
pertanyaan benar atau salah mengacu pada panduan latihan evakuasi diri dari ruangan
saat gempa yang dibuat oleh BNPB. Hasil uji wilcoxon menunjukan p < 0,05 ini mempunyai
arti pendidikan bencana efektif dalam peningkatan pengetahuan siswa SD. Saran agar
materi pendidikan bencana dapat diberikan dalam proses belajar di sekolah sebagai suatu
langkah mitigasi bencana.

Kata Kunci: Gempa Bumi, Pendidikan Bencana, Evakuasi Diri

ABSTRACT
Earthquakes are natural phenomena in the form of shocks or ground vibrations arising from
faults or faults due to tectonic activity. The Parongpong area has the potential for
earthquakes that may arise from the Lembang fault movement of 6.8 on the Richter Scale.
The purpose of this study was to look at the effectiveness of disaster education on the level
of self-evacuation knowledge during an earthquake at Adventist Elementary School students
in Parongpong, West Bandung Regency. The method used is quantitative with pre
experimental one group pretest-posttest research design. Respondents in this study were
34 people. The research instrument used a test consisting of 10 true or false questions
referring to the self-evacuation practice guide from the room during an earthquake created
by BNPB. Wilcoxon test results show that p <0.05 means that disaster education is effective
in increasing the knowledge of elementary school students. Suggestions that disaster
education materials can be given in the learning process at school as a disaster mitigation
measure.

Keywords: Earthquakes, Disaster Education, Self Evacuation

27
Pendahuluan Yudo Prasetyo, Moehammad Awaluddin, 2018).
Gambaran keadaan tersebut dapat dilihat dari

Indonesia merupakan negara kejadian gempa bumi yang terjadi di Indonesia

kepulauan yang secara geofrafis terletak di di masa lampau seperti gempa bumi yang terjadi

tempat pertemuan 3 lempeng besar dunia. di dareah Sumatera pada tahun 2004 dan di

Ketiga lempeng tersebut adalah daerah Yogyakarta ( Lilik Kurniawan,

lempeng India-Australia di bagian selatan, dkk.2011). Gempa di daerah istimewa

lempeng Eurasia di bagian barat dan utara Yogyakarta pada tahun 2006 dengan magnitudo

dan lempeng pasifik di bagian timur. Letak 6,3 SR menyebabkan 6.000 orang korban jiwa,

geografis ini menjadikan Indonesia 38.000 orang mengalami luka ringan hingga

sebagai salah satu negara yang rawan berat dan 190.000 lebih rumah hancur (Romi

terjadi gempa ( Subagia & Wiratma, 2013). Marsell, 2013).

Gempa bumi merupakan gejala alam Bidang lemah atau sesar yang melintas di

berupa goncangan atau getaran tanah yang daerah Jawa barat adalah sesar lembang. Sesar

timbul akibat terjadinya patahan atau sesar terbentuk oleh aktifitas tektonik ekstensional

karena aktivitas tektonik. Selain itu, gempa yang membuat sebagian bebatuan mengalami

bumi juga disebabkan aktivitas vulkanik, patahan sebagai sesar yang normal. Berdasarkan

hantaman benda langit (misalnya, meteor peta geologi yang telah dipublikasikan, sesar

dan asteroid), atau ledakan bom (BNPB, lembang ini membentang dari selatan tangkuban

2017). Definisi lain dari gempa bumi prahu sampai ke lereng bagian barat Gunung

adalah suatu peristiwa yang pada dasarnya Manglayang ( Agung Muljo & Faisal Helmi ,

terbentuk akibat adanya aktifitas tektonik, 2007). Hasil kajian memperlihatkan laju

yang dimana peristiwa tersebut terjadi pergeseran sesar lembang dapat mencapai 5,0

apabila adanya gerakan batuan yang ada mm/tahunnya. Potensi terjadinya gempa bumi di

pada kulit bumi. Gerak bebatuan ini yang wilayah sesar lembang dengan magtido

menyebabkan adanya gesekan dan adanya maksimum adalah M=6,8 Skala Richter (Rifki

getaran yang disebarkan melalui batuan Permana Aji , Yudo Prasetyo, Moehammad

(Agung Muljo, Faisal Helmi, 2007). Awaluddin, 2018). Ada 5 Kecamatan di

Data menunjukan sejak tahun 1833 kabupaten Bandung Barat yang dilaluli sesar

sampai saat ini tidak kurang dari 31 lembang. Kecamatan Lembang, Parongpong,

gempa bumi dengan magnitude kuat Cisarua, Ngamprah dan padalarang. Daerah ini

yang terjadi dan berdampak terhadap sangat rawan terjadi gempa bumi.

kerugian materi yang besar serta menelan Penyelenggaraan penanggulangan bencana

banyak korban jiwa ( Rifki Permana Aji , di Indonesia diatur oleh undang- undang dimana
28
setiap upaya yang meliputi penetapan Panduan tersebut adalah sebagai berikut:
kebijakan pembangungan yang beresiko 1. Hindari kepanikan yang bisa
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan mengakibatkan korban,
bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi. berjongkok dan ikuti petunjuk petugas yang
Pencegahan bencana adalah serangkaian berwenang (safety officer/captain floor/).
kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi 2. Mengindari benda-benda yang bisa kapan
atau menghilangkan risiko bencana, baik saja jatuh menimpa badan dan melipat
melalui pengurangan ancaman bencana tangan seperti segitiga untuk menutup
maupun kerentanan pihak yang terancam kepala (segitiga aman).
bencana(Pasal 1, UU No 24/2007) 3. Jika memungkinkan, saat berada di lantai
Anak-anak termasuk kedalam satu atau dasar, sesegera mungkin keluar
kelompok yang paling rentan menghadapi dari bangunan menuju tempat yang terbuka
situasi bencana. Kemampuan dan sumber sembari lindungi kepala menggunakan
daya yang terbatas dari anak untuk segitiga aman.
mempersiapkan dirinya ketika mereka 4. Jika tengah berada di lantai dua atau yang
merasa takut adalah salah satu alasannya. lebih tinggi, segera berlindung di bawah
Salah satu kejadian gempa bumi yang terjadi meja yang kokoh/kuat sambil memegang
saat aktivitas sekolah adalah gempa bumi kaki meja.
yang terjadi di Sichuan, China pada tanggal 5. Mendekat ke dinding (dekat pondasi)
12 Mei 2008. Gempa tersebut sedikitnya dengan merunduk sembari melindungi
menewaskan 5.335 siswa. kepala.
Pendidikan kebencanaan diharapkan 6. Konstruksi yang paling kuat di gedung
dapat meningkatkan pengetahuan dan bertingkat berada di dinding dekat elevator.
meningkatkan kapasitas sehingga korban Jika memungkinkan, segera merapat ke
jiwa saat bencanan dapat dicegah atau sana.
diminimalisir. Salah satu strategi yang 7. Jika tengah berada di dalam elevator, tekan
efektif untuk menyebarluaskan pendidikan tombol semua lantai, dan segera keluar saat
kebencanaan dengan melakukan pendidikan pintu terbuka di lantai berapa pun. Jika
kebencanaan di sekolah. (Riedel, Lucky, pintu tak kunjung terbuka, tekan tombol
Reginus, 2015). darurat untuk meminta bantuan.
Badan Nasional Penanggulangan 8. Jika tengah berada di tangga, berpeganglah
Bencana (BNPB,2017) memberikan pada pegangan tanga untuk menjaga
panduan dalam latihan evakuasi diri dari kesimbangan agar tidak jatuh.
dalam ruangan saat terjadi gempa. 9. Jangan sekali-kali menyalakan korek api
29
sebab adanya gas yang bisa yang disampaikan melalui laptop dan LCD.
mengakibatkan ledakan. Setelah selesai pemaparan materi, subjek
10. Jika terjebak dalam suatu ruangan atau penelitian diberikan waktu 30 menit untuk
tertimpa benda sehingga tidak dapat istirahat dan bermain. Setelah waktu istirahat dan
bergerak, jangan menghabiskan energi bermain habis subjek kembali dikumpulkan
dengan terus-menerus berteriak. Lebih dalam ruang kelas untuk menjawab pertanyaan
baik ketuk benda yang ada di sekitar postest.
untuk bisa mendapatkan pertolongan. Untuk menentukan tingkat pengetahuan, nilai
mean dari pre dan post test akan diinterpretasikan
Metode sesuai tabel 1.

Penelitian ini adalah penelitian Tabel 1. Tingkat pengetahuan Siswa


kuantitatif. Desain penelitian adalah pre No Nilai Tingkat
Mean Pengetahuan
experimental dengan rancangan the one 1 0 S/D 20 SANGAT
RENDAH
group pretest- posttest. Penelitiian ini
2 21 S/D 40 RENDAH
dilaksanakan pada tanggal 7 februari 3 41 S/D 60 CUKUP
4 61 S/D 80 TINGGI
2020. Responden dalam penelitian ini 5 81 S/D 100 SANGAT TINGGI
adalah 34 siswa siswi kelas 5 dan 6 SD
Advent Parongpong Kabupaten Bandung
Hasil dan Pembahasan
Barat. Instrumen penelitian menggunakan
tes yang terdiri dari 10 pertanyaan benar
Setelah data terkumpul, data
atau salah yang dirancang oleh peneliti
dianalisa untuk menentukan tingkat
mengacu pada panduan latihan evakuasi
pengetahuan dan pengaruh pendidikan
diri dari ruangan saat gempa yang dibuat
bencana terhadap pengetahuan tentang
oleh BNPB tahun 2017.
evakuasi diri dari saat terjadi gempa bumi
Proses pengumpulan data dalam
siswa SD Advent Parongpong Kabupaten
penelitian ini dimulai dengan memberikan
Bandung Barat.
pretest kepada subjek penelitian untuk
Tabel 2.
menjawab 10 pertanyaan benar atau salah.
Nilai Mean Pengetahuan Siswa
Setelah pretest peneliti menyampaikan
Pengetahuan Mean SD
materi pendidikan kebencanaan tentang
evakuasi diri dari dalam ruangan saat Pre 50.29 1.9
Post 83.83 1.7
gempa dengan metode ceramah dan tanya
jawab dengan media slide power point
30
Tabel 4. Efeketivitas Pendidikan Bencana
Melihat nilai mean pada tabel 2
Pengetahuan Nilai p z
adalah 50,29 dan berdasarkan tabel 1, maka
nilai pre test menunjukan tingkat
Pre 0.000 -5.108
pengetahuan evakuasi diri saat gempa bumi Post
siswa SD Advent Parongpong Kabupaten
Bandung Barat dalam kategori cukup. Melihat tabel diatas p < 0,05 ini berarti
Nilai post test pada tabel 2 adalah pendidikan bencana efektif dalam peningkatan
83,82 dan berdasarkan tabel 1, maka dapat pengetahuan evakuasi diri saat gempa bumi
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa SD Advent Parongpong Kabupaten
evakuasi diri saat gempa bumi siswa SD Bandung Barat. Slameto, (2008) hasil
Advent Parongpong Kabupaten Bandung belajar adalah sesuatu pengetahuan yang
Barat dalam kategori sangat tinggi. diperoleh dari suatu proses usaha setelah
Untuk menganalisa secara statistik melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur
efektivitas pendidikan bencana terhadap dengan menggunakan tes guna melihat
tingkat pengetahuan evakuasi diri saat kemajuan siswa.
gempa bumi siswa SD Advent Parongpong Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah
Kabupaten Bandung Barat, data terlebih merupakan hasil tahu. Hal ini terjadi setelah
dahulu dilakukan uji normalitas. Hasil uji individu melakukan penginderaan terhadap suatu
normalitas dapat dilihat pada tabel 3. objek tertentu dengan menggunakan organ
Tabel 3. Uji Normalitas Data pancaindera. Tindakan atau keputusan yang
Shapiro Wilk diambil oleh individu sangat dipengaruhi oleh
Pre 0.012 pengetahuannya.
Post 0.001 Pendidikan bencana evakuasi diri dari saat
gempa bumi pada siswa SD Advent Parongpong
Kabupaten Bandung Barat dilakukan dengan
menggunakan media berupa power point.
Melihat tabel 3 pada uji normalitas Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa kurang
Shapiro-Wilk data pre dan post didapati lebih 75% dari pengetahuan manusia diperoleh
< 0,05. Maka data dikategorikan tidak melalui mata, sedang sisanya melalui indera yang
normal, dengan demikian data diuji lain. Dengan menggunakan power point,
dengan metode Wilcoxon nonparametric informasi yang disampaikan melalui mata lebih
test 2 related samples seperti yang banyak, sehingga informasi akan lebih mudah
terlihat di tabel 4. diterima oleh siswa.
31
Pengetahuan merupakan unsur yang Agung Muljo, Faisal Helmi. (2007)., Sesar
sangat penting dalam kesiapsiagaan dan ini Lembang dan Resiko Kegempaan.
sangat dapat mempengaruhi sikap dan Universitas Padjadjaran.
kepedulian untuk siapsiaga dalam Badan Nasional Penanggulangan Bencana
mengantisipasi bencana. Pendidikan (2017).,Buku Pedoman Latihan Kesiap
bencana menjadi salah satu sarana yang siagaan Bencana / Membangun Kesadaran
efektif untuk mengurangi risiko bencana. Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Dalam
Materi kebencanaan wajib diberikan bagi Mengahadapi Bencana.
siswa siswi di sekolah-sekolah yang Desfandi, M. (2014). Urgensi Kurikulum
berada di daerah resiko bencana Pendidikan Kebencanaan Berbasis
(Desfandi, 2014). Kearifan Lokal Indonesia, dari
www.journal.uinjkt.ac.id/index.php/
Kesimpulan dan Saran SOSIO FITK/article/viewFile/1261/ 1127,
diunduh 26 Februari 2019.
Kesimpulan yang dapat Lilik Kurniawan, Ridwan Yunus, Mohd. Robi
diambil setelah melakukan Amri dan Narwawi Pramudiarta. (2011).,
penelitian terhadap 34 siswa SD Indek Rawan Bencana Indonesia. Badan
Advent Parongpong Kabupaten Nasional Penanggulangan
Bandung Barat adalah pendidikan Bencana (BNPB).
bencana evakuasi diri saat gempa Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku
bumi melalui metodo ceramah dan kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
tanya jawab dengan media power Notoatmodjo, S. (2010). Promosi kesehatan
point efektif dalam meningkatkan teori dan aplikasinya edisi revisi, Jakarta:
pengetahuan subjek penelitian. Rineka Cipta.
Saran untuk kepala sekolah Rifki Permana Aji, Yudo Prasetyo, Moehammad
agar memasukan materi Awaluddin. (2018)., Studi Sesar Lembang
kebencanaan dalam proses belajar Menggunakan Citra Sentinel-1A
dan mengajar di sekolah. Materi Untuk Pemantauan Potensi
bencana sangat efektif untuk Bencana Gempa Bumi. Departemen Teknik
meningkatkan pengetahuan siswa Geodesi Fakultas Teknik Universitas
dalam menghadapi resiko bencana Diponegoro.
yang mungkin terjadi.
Daftar Pustaka Riedel Jiemly Dien, Lucky T. Kumaat, Reginus
T. Malara. (2015)., Pengaruh Penyuluhan
32
Kesehatan Terhadap Kesiapsiagaan
Menghadapi Bencana Gempa Bumi
Pada Siswa SMP Kristen
Kakaskasen Kota Tomohon.
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Romi Marsell. (2013)., Zonasi Daerah
Rawan Gempabumi di Kecamatan
Pundong, Bantul Berdasarkan
Pendekatan Geomorfologi. Fakultas
Geografi UGM dan Ikatan Geograf
Indonesia.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya
(Edisi Keempat).Jakarta: Rineka
Cipta.
Subagia, I Wayan dan I G.L Wiratma.
(2013)., Mitigasi Bencana Alam
Gempa Bumi Makalah.
Disampaikan dalan Seminar
Nasional Research
Inovatif(Seminar-1) yang
dilaksanakan oleh Lembaga
Penelitian UNDIKSHA.
Undang Undang No 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana

33

Anda mungkin juga menyukai