JURNAL
Disusun Oleh:
Nur Faizah Rahmawati
12416241021
Oleh: Nur Faizah R, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta,
Faiizfaiiza24@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa SMP Siaga
Bencana (SMP Negeri 2 Imogiri) dalam menghadapi bencana gempa bumi, (2) mengetahui
upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi
bencana gempa bumi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi
penelitian terdiri dari 593 siswa SMP Negeri 2 Imogiri. Berdasarkan populasi, diambil sampel
sebanyak 186 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random
sampling dan pengambilan besaran sampel menggunakan rumus Isaac dan Michael. Validitas
dan reliabilitas instrumen menggunakan rumus Crombachs Alpha dengan bantuan SPSS 20.00
for windows. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) Kesiapsiagaan siswa SMP Negeri 2 Imogiri dalam menghadapi bencana gempa bumi
masuk pada kategori Siap. Berdasarkan empat parameter kesiapsiagaan bencana, siswa
memiliki nilai tertinggi pada parameter sistem peringatan bencana. Siswa memiliki nilai terendah
pada parameter kemampuan mobilisasi sumber daya. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kesiapsiagaan siswa kelas VII, VIII, dan IX. (2) Upaya sekolah meningkatan kesiapsiagaan siswa
dilaksanakan melalui berbagai program. Program memasukkan materi kebencanaan pada RPP
pembelajaran, kegiatan PMR dan kepramukaaan sudah baik dalam pelaksanaannya. Program
sosialisasi dan simulasi yang melibatkan siswa, seluruh warga sekolah, pemerintah daerah dan
masyarakat, masih kurang rutin dalam pelaksanaannya. Fasilitas-fasilitas untuk mendukung
kesiapsiagaan siswa sudah cukup lengkap tetapi kurang digunakan dengan baik. Desain dan
struktur bangunan sekolah juga telah disesuaikan dengan analisis kebencanaan.
ABSTRACT
This study aims to investigate: (1) the levels of the preparedness of the students of SMP
Siaga Bencana (SMP Negeri 2 Imogiri) to face the earthquake disaster, and (2) the efforts that
the school makes to improve the students preparedness to face the earthquake disaster. The
study employed the quantitative descriptive method. The research population comprised 593
students of SMP Negeri 2 Imogiri. From the population, 186 students were selected as the
sample. The sample was selected by means of the proportionate stratified random sampling
technique and the sample size was determined by the formula by Isaac and Michael. The
instrument validity and reliability were assessed by the Cronbachs Alpha formula using the
program of SPSS 20.00 for windows. The data were collected by means of a questionnaire,
interviews, and documentation. They were analyzed by descriptive statistics. The results of the
study are as follows. (1) The preparedness of the students of SMP Negeri 2 Imogiri to face the
earthquake disaster is good. Based on the parameters of disaster preparedness, they attain the
highest score in the parameter of the disaster warning system. They attain the lowest score in the
parameter of the ability to mobilize resources. There is no significant difference in the
preparedness among the students of Grades VII, VIII, and IX. (2) The school efforts to improve
the students preparedness are made through a variety of programs. The programs comprise the
inclusion of disaster materials in lesson plans, Youth Red Cross activities, and scouting activities
which are well implemented. The socialization and simulation programs involving the students,
all school members, local government, and community are nor routinely implemented. The
facilities such as modules, evacuation maps, evacuation lines, sirens, and medicines to support
the students preparedness are fairly complete but are not well utilized. The design and structure
of the school building have been adjusted to the disaster analysis.
telah berbasis siaga bencana antara lain SMA 2010. Awal pembentukannya, SMP Negeri 2
Negeri 1 Kretek, SMP Negeri 2 Imogiri, SD Imogiri melaksanakan program-program
Parangtritis, dan SD-IT AR-Raihan. Di kesiapsiagaan bencana secara rutin. Program
Kabupaten Bantul baru terdapat empat sosialisasi, pelatihan dan simulasi
sekolah berbasis siaga bencana, artinya masih pengurangan risiko bencana dilakukan dua
banyak sekolah di Kabupaten Bantul yang kali dalam satu tahun. Akan tetapi setelah
kurang siap dan siaga dalam menghadapi tahun 2012, kegiatan simulasi hanya
bencana. dilakukan setiap satu tahun sekali. Pelatihan
SMP Negeri 2 Imogiri menjadi satu- dan pembelajaran kesiapsiagaan belum
satunya sekolah menengah pertama di dilakukan secara terus menerus dan
Kabupaten Bantul yang bekerja sama dengan berkesinambungan. Upaya kesiapsiagaan
UNY dan telah diresmikan Bupati Bantul yang tidak berkelanjutan atau hanya
sebagai Sekolah Siaga Bencana yang diatur dilakukan dalam satu periode saja akan
dalam MoU (Memorandum of mengakibatkan tingkat kesiapsiagaan di
Understanding) nomor: 02/LPM sekolah terus menurun. Berdasarkan latar
UNY/SSB/X/2010. Namun, program Sekolah belakang yang sudah dipaparkan, penelitian
Siaga Bencana ditingkat sekolah ini masih yang dilaksanakan berjudul Kesiapsiagaan
kurang dalam pelaksanaannya. Berdasarkan Bencana Gempa Bumi Pada Siswa SMP
observasi yang telah dilakukan, ditemukan Siaga Bencana di Kabupaten Bantul (SMP
fakta bahwa SMP Negeri 2 Imogiri memiliki Negeri 2 Imogiri)
aspek struktural dan non struktural yang METODE PENELITIAN
sudah memadai, akan tetapi tidak digunakan Desain Penelitian
dengan baik. Buku-buku modul pengurangan Desain penelitian yang digunakan
resiko bencana hanya diletakkan di dalam dalam penelitian ini adalah deskriptif
etalase sekolah dan hanya menjadi pajangan. kuantitatif. Suharsimi Arikunto (2010: 3)
Pelaksanaan simulasi untuk siswa juga tidak mengemukakan bahwa penelitian deskriptif
rutin dilakukan. adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
SMP Negeri 2 Imogiri dibentuk menggambarkan atau memaparkan sesuatu
menjadi Sekolah Siaga Bencana pada tahun hal, misal keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,
6 | Kesiapsiagaan Bencana.... (Nur Faizah R)
disisipkan pada pelatihan kepramukaan Siswa SMP Negeri 2 Imogiri sudah memiliki
dan PMR. peran dalam rencana tanggap darurat. Anak-
b. Pengadaan sosialisasi dan simulasi anak dilibatkan untuk menjadi tim pengelola
setiap tahun. UKS (Unit Kesehatan Sekolah) dan PMR.
c. Terdapat buku-buku modul tentang Parameter sistem peringatan bencana
penanggulangan bencana. masuk pada kategori sangat siap. Deni
d. Sekolah memiliki Standar Operasional Hidayati, dkk (2006: 9-10) menjelaskan
Pelaksanaan (SOP) untuk Sekolah bahwa peringatan dini merupakan faktor
Siaga Bencana. kunci yang menghubungkan antara tahap
e. Sekolah menyediakan fasilitas terkait kesiapsiagaan bencana dan tanggap darurat.
SSB yaitu sirine, kentongan, peta risiko Parameter kemampuan mobilisasi
bencana, jalur evakuasi, lapangan sumber daya masuk pada kategori siap. Deny
sebagai titik kumpul dan lain-lain. Hidayati, dkk (2006: 29) berpendapat bahwa
f. Struktur dan desain bangunan sekolah indikator mobilisasi sumber daya yang siap
dibuat sesuai standar untuk bangunan dan siaga dalam menghadapi bencana adalah
tahan bencana. adanya pembagian peran masing-masing
Pembahasan komponen sekolah seperti kepala sekolah,
Pada parameter pengetahuan dan sikap, guru, karyawan dan siswa.
siswa SMP Negeri 2 Imogiri masuk Parameter kesiapsiagaan bencana
dikategori siap. Deny Hidayati,dkk (2006: memiliki indikator yang berbeda-beda. Pada
48) mengemukakan bahwa parameter parameter pengetahuan dan sikap terdapat
pengetahuan dan sikap merupakan hal yang dua indikator yang memiliki nilai terendah
paling mendasar dalam membentuk yaitu pengetahuan tentang bangunan tahan
kesiapsiagaan siswa, sehingga perlu adanya gempa dan persiapan tas siaga bencana.
usaha peningkatan agar siswa tidak hanya Artinya siswa masih kurang mengetahui ciri-
siap tetapi sangat siap bila terjadi bencana ciri bangunan yang tahan terhadap gempa dan
gempa bumi. kurang peduli dalam mempersiapkan tas
Indeks parameter rencana tanggap siaga bencana. Banyak siswa yang tidak
darurat, siswa masuk pada kategori siap. mempersiapkan tas siaga bencana.
11 | Kesiapsiagaan Bencana.... (Nur Faizah R)
Parameter rencana tanggap darurat pada SMP Negeri 2 Imogiri memiliki nilai tingkat
indikator mengetahui alamat fasilitas-fasilitas kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa
penting memiliki nilai rata-rata terendah. bumi sebesar 75,64 yang masuk dalam
Artinya, masih banyak siswa yang kurang kategori siap.
dalam mengetahui alamat fasilitas-fasilitas Tingkat kesiapsiagaan siswa kelas IX
penting seperti, rumah sakit, kantor polisi, SMP Negeri 2 Imogiri masuk pada kategori
dan lain-lain. siap. Siswa kelas IX memiliki nilai rata-rata
Parameter sistem peringatan bencana, yang paling tinggi dibandingkan dengan
siswa mendapat nilai terendah untuk siswa kelas VII dan VIII yaitu 77,81.
indikator adanya peralatan yang dapat Hasil analisis data di atas menunjukkan
menangkap informasi peringatan bencana di bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
sekolah dan mengetahui tanda-tanda keadaan pada tingkat kesiapsiagaan antara siswa kelas
sudah aman. Artinya siswa kurang VII, VIII, dan kelas IX. Nilai tertinggi
mengetahui alat peringatan bencana yang kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi
dimiliki oleh sekolah dan juga kurang diperoleh siswa kelas IX, sedangkan nilai
mengetahui tanda-tanda ketika keadaan sudah terendah diperoleh siswa kelas VIII.
aman. Sebanyak 49,46% siswa SMP Negeri 2
Parameter kemampuan mobilisasi Imogiri memiliki tingkat kesiapsiagaan pada
sumber daya memiliki rata-rata terendah pada kategori siap, sedangkan 41,40% siswa
indikator frekuensi siswa dalam mengikuti memiliki kesiapsiagaan pada kategori sangat
latihan simulasi. Artinya frekuensi siswa siap. Pada kategori hampir siap terdapat
dalam mengikuti pelatihan simulasi perlu 7,53% siswa dan sisanya sebanyak 1,61%
ditingkatkan agar mereka memahami siswa memiliki kesiapsiagaan yang kurang
tindakan yang tepat ketika terjadi bencana. siap. Artinya masih ada siswa SMP Negeri 2
Siswa kelas VII SMP Negeri 2 Imogiri Imogiri yang memiliki tingkat kesiapsiagaan
memiliki nilai rata-rata kesiapsiagaan yang rendah.
terhadap bencana gempa bumi sebesar 76,93. Berdasarkan hasil analisis data, rata-
Artinya tingkat kesiapsiagaan siswa kelas VII rata tingkat kesiapsiagaan siswa berada pada
berada pada kategori siap. Siswa kelas VIII nilai 76,79. Artinya siswa SMP Negeri 2
12 | Kesiapsiagaan Bencana.... (Nur Faizah R)
dengan baik. Buku-buku modul hanya c. Tidak ada perbedaan yang signifikan
diletakkan di ruang showroom sebagai antara tingkat kesiapsiagaan siswa pada
pajangan di dalam etalase dan sudah berbedu. masing-masing tingkatan kelas. Siswa
Keempat, struktur dan desain bangunan kelas VII, VIII, dan kelas IX memiliki
sekolah dibuat sesuai standar untuk bangunan tingkat kesiapsiagaan yang siap.
tahan bencana. Di SMP Negeri 2 Imogiri d. Upaya sekolah dilaksanakan melalui
desain bangunan sudah dilengkapi dengan berbagai program. Materi kebencanaan
peta, jalur evakuasi, dan penunjuk arah yang yang dimasukkan ke dalam kurikulum
jelas. Bangunan dibuat satu lantai, meskipun pembelajaran dan diterapkan juga pada
untuk ruang kelas hanya memiliki satu pintu kegiatan PMR serta kepramukaaan sudah
saja, tetapi jendela dibuat lebih rendah dan terlaksana dengan cukup baik. Terdapat
lebih lebar sehingga dapat digunakan sebagai program yang masih kurang rutin
jalur evakuasi darurat. dilakukan yaitu sosialisasi dan simulasi.
Secara keseluruhan upaya-upaya yang Terdapat fasilitas untuk mendukung
sudah dilakukan SMP Negeri 2 Imogiri untuk kesiapsiagaan siswa tetapi kurang
meningkatkan kesiapsiagaan siswa sudah digunakan dengan baik. Desain dan
cukup baik dalam pelaksanaannya. struktur bangunan sekolah disesuaikan
Kesimpulan dengan analisis kebencanaan yang ada di
a. Siswa SMP Negeri 2 Imogiri memiliki SMP Negeri 2 Imogiri.
tingkat kesiapsiagaan terhadap bencana Saran
gempa bumi berada pada kategori siap. a. Tingkat kesiapsiagaan siswa SMP Negeri
b. Pada parameter pengetahuan dan sikap, 2 Imogiri telah berada pada kategori
rencana tanggap darurat serta kemampuan siap. Oleh karena itu pihak sekolah
mobilisasi sumber daya, siswa SMP sebaiknya terus konsisten dalam
Negeri 2 Imogiri masuk dalam kategori mengimplementasikan program-program
siap. Pada parameter sistem peringatan Sekolah Siaga Bencana.
bencana, siswa SMP Negeri 2 Imogiri b. Kegiatan sosialisasi dan simulasi
masuk dalam kategori sangat siap. kebencanaan sebaiknya ditambah jadwal
pelaksanaannya.
14 | Kesiapsiagaan Bencana.... (Nur Faizah R)